Perekonomian Indonesia
Disusun oleh :
Isti a’nah nur janah
Kelas mjd
Matakuliah Perekonomian Indonesia
Dosen bapak H. Subrna Tirta Kusuma, SE, MM
Fakultas ekonomi jurusan manajemen
Universitas pasundan bandung
2016
Kata pengantar
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan. Makalah ini ditujukan memahami lebih detail tentang penduduk dan
ketenaga kerjaan provinisi banten, diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah ini.
Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak H. Subarna Tirta kususma, SE,
MM selaku dosen matakuliah perekonomian indonesiayang telah membimbing kami. saya juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang penduduk dan ketenaga kerjaan provinsi Banten.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas individu. Saya hanya tempat dimana ada
kesalahan-kesalahan, maka saya mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan
dalam makalah yang saya buat ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, saya mohon kritika
dan saran dari teman-teman yang membaca nya.
1. Latar belakang
Provinsi banten memiliki potensi yang besar di bidang ketenagakerjaannya oleh sebab itu kita
perlu mengetahui perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi dengan mengetahui serta
menganalisis data-data ketenagakerjaan yang ada di provinsi banten agar mampu
mengembangan tenaga kerja di provinsi banten supaya ampu bersaing dengan daerah lain.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada
banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17
tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7
tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
2. Rumusan masalah :
Bagaimana keadaan ketenagakerjaan banten agustus 2016 ?
Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran ?
Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama stuktur penduduk?
3. Tujuan penelitian
Supaya mahasiswa dapat lebih memahami keadaan ketenagakerjaan diprovinsi
banten .Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam
mempelajari ketenagakerjaan disuatu wilayah
Bab 2 teori penduduk dan tenaga kerja
Bab 3 pembahasan
Jumlah angkatan kerja pada agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang naik sekitar 235 ribu orang
jika dibanding dengan keadaan agustus 2015. Sementara jika dibanding dengan keadaan
februari 2016, jumlah angkatan kerja turun sekitar 99 ribu orang jumlah penduduk yang bekerja
pada agustus 2016 sebesar 5,1 juta orang, naik sebesar 236 orang jika dibandingkan keadaan
agustus 2015 dan turun sekitar 146 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan februari 2016.
Dalam periode satu tahun juga tercatat penurunan jumlah penggangguran terbuka sebesar 11
ribu orang. menyebabkan tingkat penggguran terbuka turyn dari 9,55 % menjadi 8,92%
Penduduk bekerja di Provinsi Banten masih didominasi oleh penduduk bekerja dengan
pendidikan rendah (SD ke bawah), yaitu sebesar 34,45 persen pada Agustus 2016.
TPT penduduk berpendidikan SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,14 persen pada
Agustus 2016. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Banten adalah
sektor perdagangan dan sektor industri, masing-masing sebesar 23,73 persen dan 21,95
persen.Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus
buruh/karyawan (2,9 juta orang). Jumlah pekerja formal di Banten lebih tinggi dibandin pekerja
informal. Persentase pekerja formal mengalami peningkatan dari 61,47persen pada Agustus
2015 menjadi 61,52 persen pada Agustus 2016. Begitu juga jika dibandingkan dengan keadaan
Februari 2016 (59,73 persen)
Peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang berarti mengurangi suplai
tenaga kerja perlu dicermati lebih lanjut apakah dikarenakan lapangan pekerjaan yang terbatas
sehingga mereka terpaksa beralih ke aktivitas rumahtangga. Dari dekomposisi angkatan kerja
seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas dapat dilihat peningkatan jumlah penduduk Bukan
Angkatan Kerja terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga
sebanyak 318 ribu orang dan peningkatan penduduk yang melakukan kegiatan lainnya
sebanyak 36 ribu orang. Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah
jumlah setengah pengangguran atau pekerja tidak penuh. Pekerja tidak penuh ialah mereka
yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (di bawah 35 jam
seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja
ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi, sebagian dari mereka memiliki jam
kerja rendah. Ada dua kelompok setengah pengangguran: yang masih mencari kerja (setengah
pengangguran terpaksa) dan tidak mencari kerja lagi (setengah pengangguran sukarela atau
pekerja paruh waktu). Pada Agustus 2016, setengah pengangguran berjumlah 936 ribu atau
18,39 persen dari penduduk bekerja. Menurun dibanding Februari 2016 yang sebanyak 1.089
ribu (20,81 persen). Ini merupakan indikasi yang merepresentasikan naiknya produktivitas.
Dari dua jenis setengah pengangguran, Setengah Pengangguran Terpaksa menurun selama satu
semester dari 407 ribu pekerja menjadi 398 ribu pekerja.
Secara relatif angka pengangguran menunjukan kenaikan dari 7,95 persen pada Februari 2016
menjadi 8,92 persen pada bulan Agustus 2016. Angka pengangguran Provinsi Banten selama
beberapa periode tercatat lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional. Di Provinsi
Banten banyak terdapat lapangan pekerjaan yang menarik migran untuk masuk ke Banten.
Banyaknya migran masuk yang mencari pekerjaan ini tidak semuanya terserap oleh pasar kerja
sehingga menambah jumlah pengangguran di Banten. Migran masuk yang berpendidikan
tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di Banten
Penyerapan tenaga kerja selama periode Februari – Agustus 2016 masih didominasi
oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD kebawah. Namun demikian, dalam satu
semester terjadi sedikit penurunan persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah dari
34,73 persen menjadi 34,45 persen.
Bab 4 penutup
Simpulan.................................................................................................