Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Perekonomian Indonesia

Penduduk Dan Ketenaga Kerjaan Provinsi Banten

Disusun oleh :
Isti a’nah nur janah
Kelas mjd
Matakuliah Perekonomian Indonesia
Dosen bapak H. Subrna Tirta Kusuma, SE, MM
Fakultas ekonomi jurusan manajemen
Universitas pasundan bandung
2016
Kata pengantar

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan. Makalah ini ditujukan memahami lebih detail tentang penduduk dan
ketenaga kerjaan provinisi banten, diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah ini.

Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak H. Subarna Tirta kususma, SE,
MM selaku dosen matakuliah perekonomian indonesiayang telah membimbing kami. saya juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang penduduk dan ketenaga kerjaan provinsi Banten.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas individu. Saya hanya tempat dimana ada
kesalahan-kesalahan, maka saya mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan
dalam makalah yang saya buat ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, saya mohon kritika
dan saran dari teman-teman yang membaca nya.

Bandung, 26 November 2017


Bab 1 pendahuluan

1. Latar belakang
Provinsi banten memiliki potensi yang besar di bidang ketenagakerjaannya oleh sebab itu kita
perlu mengetahui perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi dengan mengetahui serta
menganalisis data-data ketenagakerjaan yang ada di provinsi banten agar mampu
mengembangan tenaga kerja di provinsi banten supaya ampu bersaing dengan daerah lain.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada
banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17
tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7
tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

2. Rumusan masalah :
 Bagaimana keadaan ketenagakerjaan banten agustus 2016 ?
 Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran ?
 Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama stuktur penduduk?
3. Tujuan penelitian
 Supaya mahasiswa dapat lebih memahami keadaan ketenagakerjaan diprovinsi
banten .Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam
mempelajari ketenagakerjaan disuatu wilayah
Bab 2 teori penduduk dan tenaga kerja

PENGERTIAN PENDUDUK DAN TENAGA KERJA


1. Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau
menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis
yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk
adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.
a. Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Ø Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting
dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara dan
memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.
Ø Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian
dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
Ø Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang dapat
diproduksi oleh tanah.
Ø Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup
banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.
Pertumbunhan penduduk (populatin growth) di suatu negara adalah peristiwa
berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi
neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari
selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration) adalah
pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran.
b. Factor mendorong terjadinya kependudukan
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, antara lain:
Ø Kemajuan IPTEK.
Ø Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
Ø Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.
2. Pengertian Tenaga kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk
suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena
mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk
dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia
kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini,
setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai
usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak
jalanan sudah termasuk tenaga kerja.
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
Ø Berdasarkan penduduknya
· Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup
bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang
dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan
64 tahun.
· Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003,
mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia
di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-
anak.

Bab 3 pembahasan

 KEADAAN KETENAGA KERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

Jumlah angkatan kerja pada agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang naik sekitar 235 ribu orang
jika dibanding dengan keadaan agustus 2015. Sementara jika dibanding dengan keadaan
februari 2016, jumlah angkatan kerja turun sekitar 99 ribu orang jumlah penduduk yang bekerja
pada agustus 2016 sebesar 5,1 juta orang, naik sebesar 236 orang jika dibandingkan keadaan
agustus 2015 dan turun sekitar 146 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan februari 2016.
Dalam periode satu tahun juga tercatat penurunan jumlah penggangguran terbuka sebesar 11
ribu orang. menyebabkan tingkat penggguran terbuka turyn dari 9,55 % menjadi 8,92%
Penduduk bekerja di Provinsi Banten masih didominasi oleh penduduk bekerja dengan
pendidikan rendah (SD ke bawah), yaitu sebesar 34,45 persen pada Agustus 2016.
TPT penduduk berpendidikan SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,14 persen pada
Agustus 2016. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Banten adalah
sektor perdagangan dan sektor industri, masing-masing sebesar 23,73 persen dan 21,95
persen.Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus
buruh/karyawan (2,9 juta orang). Jumlah pekerja formal di Banten lebih tinggi dibandin pekerja
informal. Persentase pekerja formal mengalami peningkatan dari 61,47persen pada Agustus
2015 menjadi 61,52 persen pada Agustus 2016. Begitu juga jika dibandingkan dengan keadaan
Februari 2016 (59,73 persen)

 ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PENGANGGURAN


Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Banten periode Februari – Agustus 2016 menunjukkan
penurunan jumlah angkatan kerja dari 5,69 juta orang menjadi 5,59 juta orang atau ada sekitar
99 ribu orang angkatan kerja berubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus
rumah tangga, dan melakukan kegiatan lainnya). Sejalan dengan penurunan jumlah angkatan
kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mengalami penurunan dari 65,56 persen menjadi
63,66 persen. Penurunan TPAK ini merupakan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi
dari sisi suplai tenaga kerja. Penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 99 ribu orang selama
periode Februari - Agustus 2016 terjadi karena adanya drop out penduduk bekerja secara relatif
sebanyak 146 ribu orang serta bertambahnya pencari kerja sebanyak 46 ribu.

Peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang berarti mengurangi suplai
tenaga kerja perlu dicermati lebih lanjut apakah dikarenakan lapangan pekerjaan yang terbatas
sehingga mereka terpaksa beralih ke aktivitas rumahtangga. Dari dekomposisi angkatan kerja
seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas dapat dilihat peningkatan jumlah penduduk Bukan
Angkatan Kerja terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga
sebanyak 318 ribu orang dan peningkatan penduduk yang melakukan kegiatan lainnya
sebanyak 36 ribu orang. Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah
jumlah setengah pengangguran atau pekerja tidak penuh. Pekerja tidak penuh ialah mereka
yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (di bawah 35 jam
seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja
ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi, sebagian dari mereka memiliki jam
kerja rendah. Ada dua kelompok setengah pengangguran: yang masih mencari kerja (setengah
pengangguran terpaksa) dan tidak mencari kerja lagi (setengah pengangguran sukarela atau
pekerja paruh waktu). Pada Agustus 2016, setengah pengangguran berjumlah 936 ribu atau
18,39 persen dari penduduk bekerja. Menurun dibanding Februari 2016 yang sebanyak 1.089
ribu (20,81 persen). Ini merupakan indikasi yang merepresentasikan naiknya produktivitas.
Dari dua jenis setengah pengangguran, Setengah Pengangguran Terpaksa menurun selama satu
semester dari 407 ribu pekerja menjadi 398 ribu pekerja.
Secara relatif angka pengangguran menunjukan kenaikan dari 7,95 persen pada Februari 2016
menjadi 8,92 persen pada bulan Agustus 2016. Angka pengangguran Provinsi Banten selama
beberapa periode tercatat lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional. Di Provinsi
Banten banyak terdapat lapangan pekerjaan yang menarik migran untuk masuk ke Banten.
Banyaknya migran masuk yang mencari pekerjaan ini tidak semuanya terserap oleh pasar kerja
sehingga menambah jumlah pengangguran di Banten. Migran masuk yang berpendidikan
tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di Banten
Penyerapan tenaga kerja selama periode Februari – Agustus 2016 masih didominasi
oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD kebawah. Namun demikian, dalam satu
semester terjadi sedikit penurunan persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah dari
34,73 persen menjadi 34,45 persen.

Perbaikan kualitas pekerja ditunjukkan oleh kecenderungan meningkatnya penduduk


bekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Penduduk bekerja berpendidikan
tinggi meningkat dari 15,93 persen menjadi 17,72 persen. Pergeseran komposisi angkatan kerja
menurut pendidikan juga terjadi pada pencari kerja. Persentase pencari kerja yang
berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana) turun dari 7,86 persen menjadi 6,77 persen.
Sebaliknya, persentase pengangguran yang mengenyam pendidikan menengah (SMA/SMK)
mengalami kenaikan dari 40,73 persen menjadi 44,68 persen. Selama periode Februari –
Agustus 2016, TPT SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,54 persenpada Februari
dan turun menjadi 13,14 persen pada Agustus. TPT penduduk berpendidikan SMK yang cukup
tinggi memberikan gambaran bahwa tujuan dari pendirian SMK untuk menciptakan siswa yang
siap bekerja belum dapat tercapai. TPT universitas menempati urutan paling rendah, yaitu
sebesar 3,99 persen pada Februari 2016 dan turun menjadi 3,47 persen pada Agustus 2016.
Keadaan ini dapat memberikan indikasi bahwa angkatan kerja berpendidikan tinggi memiliki
daya saing yang tinggi dalam memperoleh pekerjaan.
 PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
STUKTUR PENDUDUK
Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama selama periode Februari –
Agustus 2016 tidak mengalami perubahan. Penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh
sektor Perdagangan dan sektor Industri. Kedua sektor ini masing-masing menyerap sekitar
seperempat penduduk bekerja di Banten. Pada Agustus 2016, sektor perdagangan menyerap
sebanyak 1.207 ribu pekerja dan sektor Industri menyerap sebanyak 1.117 ribu pekerja.
Penduduk bekerja di kedua sektor ini mengalami penurunan dibanding Februari 2016.
Dilihat berdasar tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten
naik atau turun kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga
kerja bergerak fluktuatif antar semesternya. Dalam satu semester terakhir, penurunan jumlah
pekerja yang terbesar terjadi pada sektor Industri sebanyak 139 ribu orang atau sebesar 2,06
persen. Namun demikian, kontribusi sektor ini dalam penyerapan tenaga kerja di Banten tetap
tinggi. Sektor lain yang mengalami penurunan jumlah pekerja antara lain sektor
Pertambangan, sektor Perdagangan, sektor Lembaga Keuangan, dan Sektor Jasa
Kemasyarakatan.
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA
Berdasarkan Tabel 5 tampak bahwa sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus
buruh/karyawan yaitu sebesar 2,9 juta. Angka ini meningkat sekitar 4 ribu orang dalam satu
semester terakhir. Peningkatan jumlah pekerja juga terjadi pada pekerja bebas dan pekerja
keluarga. Penurunan jumlah tenaga kerja disebabkan oleh penurunan pekerja dengan status
berusaha sendiri dan berusaha dibantu buruh tidak tetap.
Dari enam jenis status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas), dapat diidentifikasi 2 kelompok utama terkait kegiatan ekonomi formal dan
informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan mereka
yang berstatus buruh/karyawan. Sementara sisanya digolongkan ke dalam kegiatan informal.
Persentase pekerja formal di Provinsi Banten lebih tinggi dibanding pekerja informal. Pada
Agustus 2016, pekerja formal tercatat sebanyak 3,1 juta orang atau sebesar 61,52 persen.
Angka ini mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yang sebesar 59,73
persen.
Bab 4 kesimpulan
berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan : Bahwa Provinsi banten memiliki potensi yang besar di bidang
ketenagakerjaannya oleh sebab itu kita perlu mengetahui perkembangan ketenagakerjaan di
Provinsi dengan mengetahui serta menganalisis data-data ketenagakerjaan yang ada di provinsi
banten agar mampu mengembangan tenaga kerja di Provinsi Banten supaya mampu bersaing
dengan daerah lain.
Daftar pustaka :
http://silviatofanie.blogspot.co.id/2015/02/makalah-analisis-
ketenagakerjaan-tidak.html
https://banten.bps.go.id/backend/brs_ind/brsInd-
20170505161507.pdf
Daftar isi
Kata pengantar.............................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................ii
bab 1 pendahuluan ...................................................................................
latar belakang..............................................................................................
rumusan masalah.......................................................................................
tujuan penelitian........................................................................................
bab 2 teori penduduk dan tenaga kerja.................................................
pengertian pendudu..................................................................................
pengertian tenaga kerja............................................................................
bab 3 pembahasan..................................................................................
Bagaimana keadaan ketenagakerjaan banten agustus 2016 ?....................................
Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran ?................................
Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama stuktur penduduk........

Bab 4 penutup
Simpulan.................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai