Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

Analisis Prinsip 5 & 6 OECD di PT Satyam Computer Service LTD


(Mahindra Satyam)

Oleh :

Ida Ayu Eka Purnama Yuni (1607611016)

PROGRAM PROFESI AKUNTAN (PPAk)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)

Latar Belakang

OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) berupaya untuk memahami
dan membantu pemerintahan-pemerintahan dalam menanggapi perkembangan dan persoalan
baru, seperti tata kelola perusahaan, ekonomi informasi dan tantangantantangan dari populasi
yang bartambah tua. OECD menyediakan tempat di mana pemerintah dapat membandingkan
pengalaman yang berkaitan dengan kebijakan, mencari jawaban untuk masalah bersama,
mengidentifikasi praktik yang baik dan berupaya untuk mengkoordinasikan kebijakan dalam
negeri dan internasional.

Misi dan Tujuan OECD

Mempromosikan kebijakan-kebijakan yang akan memperbaiki ekonomi, social, dan


kesejahteraan masyasyarakat diseluruh dunia. OECD Bertujuan untuk membandingkan
pengalaman kebijakan, mencari jawaban untuk masalah umum, mengidentifikasi praktekpraktek
yang baik, dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan domestik dan internasional.

Prinsip-prinsip OECD

Terdapat empat prinsip utama Corporate Governance secara umum yaitu:


1. Fairness (Kewajaran)
Kewajaran (fairness) merupakan suatu bentuk perlakuan yang adil dan setara didalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian sertaperaturan
perundangan yang berlaku.
2. Transparency (Keterbukaan Informasi)
Transparansi merupakan keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilankeputusan
maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenaiperusahaan.
3. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban
organperusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam pengelolaanperusahaan
terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yangberlaku.
Dalam setiap kegiatan operasional perusahaan seringkali menghasilkan eksternalitas (dampak
luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat. Oleh karena itu, ke
empat prinsip tersebut diharapkan dapat membantu untuk mengurangi kesenjangan pendapatan
dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari
mekanisme pasar. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar GCG diatas, Terdapat 5 aspek yang
dijabarkan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) adalah:
1) Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan
Hak-hak Pemegang Saham yang dimaksudkan adalah hak untuk (1) menjaminkeamanan
metode pendaftaran kepemilikan, (2) mengalihkan atau memindahkansaham yang
dimilikinya, (3) memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaansecara berkala dan
teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam rapat umumpemegang saham, dan (5)
memilih anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta (6)memperoleh pembagian keuntungan
perusahaan. Ke 5 hak pemegang saham tersebutharus dilindungi dan difasilitasi.
2) Perlakuan setara terhadap seluruh pemegang sahamSeluruh pemegang saham termasuk
pemegang saham minoritas dan pemegang sahamasing harus diperlakukan setara. Seluruh
pemegang saham harus diberikankesempatan yang sama untuk mendapatkan perhatian bila
hak-haknya dilanggar.
3) Peran stakeholders dalam corporate governanceHak-hak para pemangku kepentingan
(stakeholders) harus diakui sesuai peraturanperundangan yang berlaku, dan kerjasama aktif
antara perusahaan dan parastakeholders harus dikembangkan dalam upaya bersama
menciptakan kekayaan,pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan.
4) Disklosur dan transparansi Disklosur atau pengungkapan yang tepat waktu dan akurat
mengenai segala aspekmaterial perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan,
dangovernance perusahaan.
5) Tanggung jawab Pengurus Perusahaan (Corporate Boards)Pengawasan Komisaris terhadap
pengelolaan perusahaan oleh Direksi harus berjalanefektif, disertai adanya tuntutan strategik
terhadap manajemen, serta akuntabilitas danloyalitas Direksi dan Komisaris terhadap
perusahaan dan pemegang saham.
Profil Perusahaan
PT Satyam Computer Service LTD (Mahindra Satyam)

Satyam atau Mahindra Satyam merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
informasi teknologi. Perusahaan ini didirikan oleh B. Ramalinga Raju atau disebut Raju pada
tahun 1987 di India. Spesialisasi jasa Satyam meliputi teknologi informasi, business service,
peranti lunak komputer, dan menjadikan Satyam perusahaan outsourcing yang terdepan di India.
Satyam melakukan penawaran pertamanya (IPO) di Bombay Stock Exchange pada tahun 1991
dan sejak itu perusahaan berkembang pesat selama tahun 1990 hingga 2000an. Perusahaan-
perusahaan di seluruh dunia pun mulai melirik India untuk mencari solusi teknologi informasi.
Hal tersebut menjadikan Satyam perusahaan outsourcing ke--‐4 terbesar di India. Satyam
memperkerjakan 50,000 karyawan dan beroperasi di 67 negara. Satyam adalah salah satu
perusahaan IT terbesar di India yang telah mencatatkan perkembangan di bidang keuangan yang
cukup pesat pada periode 2008. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan global, termasuk General
Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu, dan 185 perusahaan lainnya. Sahamnya listed di
India’s National Stock Exchange, The New York Stock Exchange dan Euronext di Eropa.
Didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio University dan alumnus
Harvard University.

Satyam mungkin dikenal karena kasusnya pada tahun 2009 mengenai pengakuan Raju atas
tindakan manipulasi laporan keuangan yang ia lakukan yaitu dengan menggelembungkan laporan
posisi keuangan dan laba rugi. Pada keseempatan kali ini, kami mengangkat kasus lain dari
Satyam yaitu indikasi adanya transaksi hubungan istimewa yang dianggap merugikan beberapa
pihak tertentu dan mengarah ke pengakuan Raju yang terjadi pada awal 2009.

Pada 16 Desember 2008, Satyam mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi


controlling interest di Maytas Infrastucture dan Maytas Properties senilai $1,6juta. Keluarga dari
Ramalinga Raju, yaitu pemilik Satyam, menguasai saham yang besar di dua perusahaan Maytas
tersebut.. Kekhawatiran terhadap valuasi dari dua entitas tersebut, timing, metode pembayaran
dari para direktur independen menimbulkan penyelidikan yang lebih mendalam oleh investor
Satyam dan akhirnya terjadi pembatalan rencana akuisisi tersebut. Kejadian tersebut kemudian
diikuti dengan empat direktur independen mengundurkan diri dan Raju mengakui atas tindakan
manipulasi laporan keuangan sebesar $1juta selama beberapa tahun terakhir.

Rencana awalnya adalah mentransfer uang kas sebesar 60 juta rupee dari pemegang saham
Satyam ke keluarga Raju (yang merupakan pemegang saham defacto dengan kepemilikan
sebeasr 8%) dan kedua perusahaan Maytas. Hal tersebut mengagetkan reksa dana dan investor
institusi di India dan mereka mengancam adanya tindakan hukum. Rencana akuisisi tersebut
diumumkan oleh Satyam setelah pasar India telah ditutup pada 16 Desember, tetapi harga saham
Satyam di Amerika turun 50% pada pembukaan. Kesepakatan tersebut-pun dibatalkan keesokan
harinya. Meskipun telah dibatalkan, harga sahamnya tetap turun 30% dan terus turun. Kejadian
tersebut diikuti dengan pengakuan dari Raju.

Dalam suratnya, Raju mengaku telah menggelembungkan dana yang sebenarnya tidak
terjadi di akun kas sebesar 3juta rupee, piutang bunga 3,7juta rupee, dan menurunkan hutang
sebesar 12juta rupee.

Transaksi Pihak Terkait dengan PT Satyam Computer Service LTD (Mahindra Satyam)
Akuisisi yang dilakukan Satyam adalah transaksi berelasi yang salah. Transaksi berelasi ini
memiliki dugaan adanya skenario di baliknya.

Keputusan untuk mengakuisisi dua perusahaan yang jelas berbeda core bisnisnya dengan
Satyam adalah keanehan pertama. Maytas Infra bergerak di bidang konstruksi, sedangkan
Maytas Properties bergerak di bidang property. Dengan nilai akuisisi senilai 1,6 billion rupee, di
mana Satyam akan mengakuisi Maytas Infra sebanyak 100% dan Maytas Properties sebanyak
51%, transaksi ini terlihat seperti transaksi yang merugikan, karena banyaknya uang yang
diinvestasikan kepada core bisnis yang tidak berhubungan, atau keputusan melakukan unrelated
diversification yang cukup aneh.

Maytas Infra dan Maytas Properties diketahui adalah milik keluarga Ramalangga Raju,
selaku CEO dari Satyam. Dengan begitu, controlling shareholders Satyam dan Maytas adalah
orang yang sama. Dengan transaksi ini, keluarga Raju akan mendapatkan uang sebanyak 570 juta
dollar. Karena mereka memiliki 35% saham mereka di Maytas Infra, dan 36% saham mereka di
Maytas Properties.

Keputusan pengakuisisian ini dengan anehnya dapat melewati persetujuan dari board
Satyam. Keputusan ini juga diambil tanpa mengambil suara dari pemilik
saham minoritas, dengan alasan karena hal ini tidak terdapat dalam peraturan. Hal ini dapat
mengindikasi adanya transaksi berelasi yang disalah gunakan. Hal ini dapat disimpulkan dari
sifat-sifat transaksi berikut ini :

a Tidak memberikan pemberitahuan kepada pemilik saham minoritas


b Transaksi berjumlah material
c Transaksi beresiko tinggi karena mengakuisisi perusahaan yang berbeda core bisnsisnya
dengan Satyam

Pemberitahuan kepada pemilik saham minoritas merupakan suatu kewajiban, agar pemilik
saham dapat mengetahui apakah transaksi berelasi ini sudah benar atau belum. Transaksi berelasi
ini pada kenyataanya memiliki nilai yang sangat tinggi, valuasi terhadap saham Maytas jauh
lebih tinggi dibandingkan nilai saham Maytas yang sebenarnya.

Pengumuman akan pengakusisian saham oleh Satyam ini mengakibatkan nilai saham
Satyam turun 55% dari nilai yang sebelumnya. Hal ini yang mengakibatkan pembatalan
pengakusisian sehari berikutnya.

Pengakuisisian ini ternyata adalah satu kejadian di balik kecurangan yang dilakukan
Satyam. Dugaan ini dapat dibilang benar, mengingat bahwa setelah pengakuan, ternyata Satyam
memiliki gap besar yaitu 1,6 billion rupee, antara laporan keuangan dan kondisi keuangan
Satyam yang sebenarnya. Penyalahgunaan transaksi berelasi ini ternyata untuk menutupi dan
mengalihkan kas sebanyak 1,6 billion rupee dari buku Satyam ke Maytas, sehingga perbedaan
nilai buku yang telah ditutupi selama bertahun--‐tahun dapat ditutupi sekali lagi.

Satyam mengakui bahwa aksi pengakuisisian ini adalah aksinya yang terakhir untuk
menutupi fraud yang sudah ia lakukan selama hampir 6 tahun.
Kronologi Kasus/Skandal PT Satyam Computer Service LTD (Mahindra Satyam)
1. Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1
milyar dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat
sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009. Melihat semua
reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT terbesar keempat di
India.
2. Pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar
saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah itu setara dengan 94% nilai kas & bank
Satyam di akhir September 2008). Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi
Satyam, Ramalinga Raju juga mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga
diterima di muka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya
(understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated debtors).Pada
awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan.
Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar.
3. Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir – Price Waterhouse India
mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena
dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di
India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.
4. Satyam selama enam tahun terakhir melakukan pelaporan yang salah. Hal ini bermula dari
keinginan Ramalingga Raju untuk mendapatkan ijin perolehan dana dari bank untuk
melakukan ekspansi Satyam. Sehingga Raju melakukan beberapa manipulasi, seperti
dijelaskan di bawah ini:
a Saldo kas dan bank sebesar 50,40 miliar adalah fiktif jika dibandingkan dengan RS
53,61 milyar dalam pembukuan
b Piutang bunga fiktif sebesar RS 3,67 miliar
c Utang yang understated senilai RS 12,3 miliar
d Piutang yang terlalu tinggi(overstated) senilai RS 4,90 miliar.
e Untuk Q2 September, pendapatan lebih besar RS 5,88 milyar dan operating margin
yang dilaporkan senilai Rs 6,49 miliar seharusnya bernilai Rs 610 juta. Hal ini
mengakibatkan adanya saldo kas fiktif senilai Rs 5,88 miliar.
Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009 harga saham
Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga saham tertingginya di tahun
2008 sebesar 544 rupees.

Penerapan GCG pada PT Satyam Computer Service LTD (Mahindra Satyam)


Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Kerangka kerja corporate governance harus memastikan pedoman strategis perusahaan,
monitoring yang efektif terhadap manajemen oleh dewan, serta akuntabilitas dewan terhadap
perusahaan dan pemegang saham.Setahun sebelum munculnya skandal tersebut, Satyam
memenangkan penghargaan Golden Peacock untuk kesempurnaan dalam corporate governance
dari World Council for Corporate Governance. Dewan tersebut kemudian membatalkan
penghargaan dan mengeluhkan kegagalan perusahaan Satyam untuk mengungkap fakta-fakta
materi sebenarnya. Namun, reporter Business Week Beverly Behan menulis bahwa dewan
Satyam jelas-jelas mencemooh praktik-praktik corporate governance yang baik. Para wartawan
dapat mengetahui dengan menelaah komposisi dewan bahwa dewan direksi Satyam kurang
memiliki keahlian ekonomi, hampir sama sekali tidak independen dan gagal untuk memenuhi
syarat manajemen yang independen dimana hal ini berlawanan dengan praktik-praktik corporate
governance yang baik. Seperti yang diperlihatkan kasus Satyam, penghargaan bisnis yang
mengesankan dan laporan tahunan yang mengkilap bukanlah jaminan bahwa perusahaan-
perusahaan tersebut beroperasi secara legal dan penuh etika.
Banyak bisnis keluarga yang menunjuk dewan keluarga untuk menyelaraskan
kepentingan mereka dan bertindak sebagai penghubung utama antara keluarga, dewan dan
manajemen senior. Dewan juga mengajukan kandidat untuk keanggotaan dewan dan membuat
rancangan kebijakan atas hal-hal seperti mempekerjakan keluarga, kompensasi dan kepemilikan
saham. Kemandirian Dewan merupakan isu utama dalam kelanjutan skandal Satyam Computer
Systems Ltd. di India.

Laporan Business Week menghitung sinyal-sinyal masalah yang tidak terdeteksi pada
kasus Satyam sebagai berikut:
1. Dewan di Satyam memiliki enam direktur non-manajemen, tetapi empat diantaranya
akademisi dan satu adalah seorang mantan sekretaris kabinet pada pemerintahan. Hanya satu
anggota dewan yang sebelumnya pernah menjabat eksekutif puncak di suatu perusahaan
teknologi.
2. Perusahaan tersebut tidak memiliki pakar keuangan pada komite auditnya.
3. Meskipun Satyam membedakan posisi CEO dan kepala dewan, dua posisi tersebut diduduki
oleh bersaudara yang memiliki kepentingan utama dalam perusahaan dan anggota
manajemen.
4. Dewan tidak memiliki kepemimpinan dewan independen.

Analisis OECD Prinsip 5 (tahun 2014 - 2015)


1. Informasi harus disajikan dan diungkapkan sesuai dengan standar kualitas akuntansi dan
pengungkapan keuangan dan non-keuangan;
Dari prinsip kelima menerangkan bahwa keterbukaan harus meliputi, namun tidak terbatas pada,
informasi material atas: keuangan dan hasil operasi perusahaan; tujuan perusahaan; kepemilikan
saham mayoritas dan hak suara; kebijakan renumerasi untuk dewan komisaris dan direksi, dan
informasi tentang anggota dewan komisaris, termasuk kualifikasi, proses seleksi, perangkapan
jabatan dan independensinya; transaksi dengan pihak terkait (afiliasi); faktor-faktor risiko yang
dapat diperkirakan; hal-hal penting berkaitan dengan karyawan dan para pemangku kepentingan
( steakholder ) lainnya; serta struktur dan kebijakan tata kelola khususnya berkaitan dengan isi
dari pedoman atau kebijakan tata kelola perusahaan dan penerapannya.
Dalam laporan keuangan tahunan (Annual Report) Mahindra Satyam sudah mengungkapkan
laporan keuangan dan non keuangan. Dengan dilampirkannya laporan keuangan dan non
keuangan sebagai berikut :
Analisis OECD Prinsip 6 PT Satyam Computer Service (Mahindra Satyam)
Merger Mahindra Satyam dengan Tech Mahindra mungkin tertunda semua karena
masalah hukum, dan ambiguitas lebih yurisdiksi antara menyelidiki lembaga dan pemerintah.
Merger telah tertunda karena dua kasus pajak yang tertunda dengan Pajak Penghasilan
mengklaim lebih 27 miliar untuk keduanya. Tech Mahindra mengumumkan merger dengan
Mahindra Satyam pada 21 Maret 2012, setelah dewan kedua perusahaan memberi persetujuan.
Kedua perusahaan telah menerima lampu hijau untuk merger dari Bursa Efek Bombay dan Bursa
Efek Nasional. Komisi Persaingan India (CCI) menyetujui merger dari Mahindra Satyam dan
perusahaan lain dengan Tech Mahindra. Mahindra Satyam akan mengadakan pertemuan tahunan
umum (RUPS) pada tanggal 8 Juni 2012 untuk mempertimbangkan usulan untuk
menggabungkan perusahaan dengan Tech Mahindra. Ini adalah wajib bagi perusahaan untuk
mendapatkan anggukan RUPS untuk pergi ke depan dengan merger. Kedua perusahaan telah
menerima lampu hijau untuk merger dari Bursa Efek Bombay dan Bursa Efek Nasional.

Pada 11 Juni 2013, Pengadilan Tinggi Andhra Pradesh memberikan persetujuan untuk
penggabungan Mahindra Satyam dengan Tech Mahindra, setelah Bombay pengadilan tinggi
sudah memberikan persetujuannya. Vineet Nayyar mengatakan bahwa persetujuan teknis dari
Panitera Perusahaan (RoC) di Andhra Pradesh dan Maharashtra yang diperlukan yang akan
dilakukan dalam dua sampai empat minggu, dan dalam waktu 8 minggu, badan yang baru
bergabung akan berada di tempat. Sebuah bagan organisasi baru ini juga akan berlaku dipimpin
oleh Anand Mahindra sebagai Ketua, Vineet Nayyar sebagai Wakil Ketua dan C. P. Gurnani
sebagai CEO dan Managing Director. Tech Mahindra pada 25 Juni 2013 mengumumkan
selesainya merger Mahindra Satyam dengan dirinya sendiri untuk menciptakan terbesar kelima
perusahaan jasa software bangsa dengan omset Rp 2,7 miliar. Tech Mahindra mendapat
persetujuan dari registrasi perusahaan untuk merger di akhir malam pukul 11.45 (WIB) pada 24
Juni 2013. 5 Juli 2013 telah tanggal saham Satyam akan ditukarkan saham Tech Mahindra yang
ditentukan disetujui oleh kedua papan. Mahindra Satyam (Satyam Computer Services), diskors
dari perdagangan dengan efek dari 4 Juli 2013, setelah penggabungan usaha dengan Tech
Mahindra. Tech Mahindra selesai share swap dan dialokasikan sahamnya kepada pemegang
saham Satyam Computer Services pada 12 Juli 2013. Bursa saham telah diberikan persetujuan
mereka untuk perdagangan saham baru berlaku 12 Juli 2013. Pada tanggal 24 Juli 2013, bangku
divisi dari Pengadilan Tinggi Andhra Pradesh mengakui petisi yang diajukan oleh Ekadanta
Greenfields dan Saptaswara Agro Pertanian swasta terbatas menantang Mahindra Satyam-Tech
Mahindra rangka merger. Dengan diberikan oleh hakim tunggal dari pengadilan pada bulan Juni,
memungkinkan merger dan menolak keberatan yang diajukan oleh beberapa parties. Setelah
mengakui permohonan, bangku terdiri NV Ramana dan Vilas V. Afzulpurkar diposting soal
untuk 26 Agustus 2013.
Secara lebih rinci, prinsip tanggung jawab dewan ini dapat diuraikan menjadi enam sub
prinsip, sebagai berikut:
a) Anggota dewan harus bertindak berdasarkan informasi yang jelas, dengan itikad yang
baik, berdasarkan due diligence dan kehati-hatian, serta demi kepentingan perusahaan
dan pemegang saham.
Perusahaan memiliki 114.783 pemegang saham pada tanggal 31 Maret 2013. saluran
utama komunikasi kepada pemegang saham adalah melalui laporan tahunan yang
meliputi antara lain, laporan Direksi, laporan Corporate Governance dan triwulanan dan
tahunan hasil keuangan yang telah diaudit.
b) Keputusan dewan dapat mempengaruhi suatu kelompok pemegang saham secara berbeda
dengan kelompok pemegang saham lain, maka dewan harus memperlakukan seluruh
pemegang saham secara adil.
Para pemegang saham dari kedua Tech Mahindra dan Mahindra Satyam telah dengan
suara bulat menyetujui skema penggabungan dan penggabungan Satyam Computer
Services Ltd, Venturbay Konsultan, C & S Sistem Teknologi, Canvas M Technologies
dan Mahindra Logisoft Solusi Bisnis dengan Tech Mahindra. Ketua Mahindra Satyam,
Vineet Nayyar mengatakan pada tanggal 2 Agustus 2012, bahwa merger dengan Tech
Mahindra berada di tahap akhir mendapatkan persetujuan dari Andhra Pradesh dan
Maharashtra Pengadilan Tinggi.
c) Dewan harus menerapkan standar etika yang tinggi dan memperhatikan kepentingan para
pemangku kepentingan.
Pada annual report Tech Mahindra 2012-2013 dinyatakan bahwa Tata Kelola Perusahaan
merupakan seperangkat pedoman untuk membantu seluruh tanggung jawab untuk semua
pemangku kepentingan. Ini adalah kode sukarela disiplin diri untuk memastikan bahwa
Perseroan mematuhi standar etika tertinggi. Sejalan dengan filosofi ini, Perusahaan ini
telah mengikuti praktik Tata Kelola Perusahaan yang sehat dan telah melaporkan hal
yang sama dalam laporan tahunan bahkan sebelum Perusahaan tercatat di Bursa Efek
pada bulan Agustus.
d) Dewan harus memenuhi fungsi kunci tertentu sebagai berikut:
1. Menelaah dan mengarahkan strategi perusahaan, rencana utama, kebijakan mengenai
resiko, anggaran tahunan, dan rencana usaha, menetapkan sasaran kinerja, memonitor
penerapan dan kinerja perusahaan serta memantau belanja modal yang besar, akuisisi
dan divestasi.
2. Memonitor efektifitas praktik tata kelola perusahaan serta membuat perubahan-
perubahan yang diperlukan.
3. Menyeleksi, memberikan kompensasi, memonitor serta bila perlu mengganti pejabat
eksekutif serta mengawasi perencanaan penggantian pejabat.
4. Menyesuaikan remunerasi eksekutif kunci dan dewan dengan kepentingan jangka
panjang dari perusahaan dan pemegang saham.
5. Memastikan proses nominasi dan pemilihan dewan secara transparan dan formal.
6. Memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, anggota
Dewan serta pemegang saham, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan
penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
7. Memastikan integritas sistem pelaporan akuntasi dan keuangan perusahaan, termasuk
audit independen, serta memastikan bahwa sistem pengendalian yang tepat telah
diterapkan, khususnya mengenai sistem manajemen resiko, pengendalian keuangan
dan operasional, serta kesesuaian dengan peraturan perundangan serta standard-
standard yang berlaku.
8. Mengawasi proses keterbukaan dan komunikasi.
Terkait pada sub prinsip (d) bahwa Dewan sudah memenuhi beberapa fungsi-fungsi yang
ada, dimana pada:
Remunerasi untuk Direktur Non-Eksekutif: Direktur Non-Eksekutif Perusahaan berhak
untuk komisi dan biaya sebenarnya untuk menghadiri Dewan / pertemuan komite.
Direktur Non-Eksekutif layak dibayar komisi upto maksimum 1% dari ts profi bersih
Perusahaan, Cally sebagai spesifik dihitung untuk tujuan ini. Sebuah komisi dari 19,63
Juta telah disediakan sebagai hutang dengan Direktur Non-Eksekutif memenuhi syarat
dalam rekening tahun yang dilaporkan. Komisi mengatakan akan dibayar setelah
persetujuan dari para anggota dalam Rapat Umum Tahunan. Rincian opsi saham tersebut
sampai tanggal dengan Direktur Non-Eksekutif dan komisi dari `22 Juta (tersedia dalam
rekening untuk tahun yang berakhir. Remunerasi yang dibayarkan kepada Direktur
Executive Vice Chairman & Managing untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2013:
Remunerasi untuk Executive Vice Chairman & Managing Director adalah fi xed oleh
Komite Kompensasi & Nominasi.
e) Dewan harus dapat melaksanakan penilaian yang obyektif dan independen dalam
melakukan pengurusan perusahaan.
1. Direksi harus mempertimbangkan menepatkn dalam jumlah yang memadai non
eksekutif mampu melakukan penilaian independen untuk tugas-tugas dimana ada
anggot berpotensi konflik kepentingan
2. Ketika komite dewan diterapkan, mandate mereka, komposisi dan prosedur kerja
harus didefinisikan dengan baik dan diungkapkan oleh pengurus
3. Anggota dewan harus mampu berkomitmen efektif terhadap tanggung jawab mereka.
Dalam melaksanakan penilaian yang obyektif dan Independen, anggota dewan
melakukan Agenda Rapat Dewan yang berisi semua informasi yang diperlukan /
dokumen yang tersedia untuk Dewan di maju untuk membantu Dewan menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif dan mengambil keputusan yang tepat. Dalam beberapa
kasus, dokumen diajukan pada pertemuan dan manajer yang bersangkutan juga membuat
presentasi kepada Dewan atau Komite. Dewan memenuhi setidaknya empat kali dalam
setahun dan kesenjangan maksimum antara dua pertemuan tidak lebih dari empat bulan.
Selama tahun 2012-13, lima pertemuan Dewan Direksi diadakan pada tanggal 23 Juni
2012, 9 Agustus 2012, 10 Agustus 2012, 5 November 2012 dan 6 Februari 2013.
f) Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya, anggota dewan komisaris harus memiliki
akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
Perusahaan ini memiliki Kebijakan Whistle Blower di tempat. Dalam hal kebijakan ini,
semua karyawan didorong untuk melaporkan contoh perilaku yang tidak etis, penipuan,
pelanggaran Kode Perilaku Perusahaan atau perilaku setiap yang mungkin sebaliknya
pantas dan berbahaya bagi Perusahaan. Kebijakan ini menyediakan mekanisme bagi
karyawan untuk meningkatkan kekhawatiran bahwa berhubungan dengan pelanggaran
Kode Etik, Akuntansi, Pengendalian Internal, Audit Matters dan berlaku nasional dan
hukum internasional termasuk hukum aturan / regulasi dan peraturan. Kebijakan ini telah
dikomunikasikan kepada semua karyawan dan telah diposting di Intranet Perseroan untuk
akses siap. Fasilitas nomor telepon yang ditunjuk juga telah diberikan kepada karyawan
untuk menginformasikan keprihatinan mereka melalui telepon.
DAFTAR REFERENSI
IAI. 2015. Modul Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat. Jakarta : IAI.
http://www.techmahindra.com/
UU PT Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Anda mungkin juga menyukai