Tugas Ii
Tugas Ii
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan
mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan.
Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi
tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya
misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya. Sedangkan gangguan psikologis adalah
Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang
individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui
serangkaian aktifitas.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis
dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita
hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima
kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk
memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia
akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu
daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada
bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan
sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi,
termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil
dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi
seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan
apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
5. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian untuk cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru.
Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8. Libido menurun.
C. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
• Senantiasa berfikiran negatif.
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
• Tiba-tiba takut atau gugup.
• Tidak bisa memusatkan perhatian.
• Lebih sering lupa.
• Rasa bingung dan bersalah.
• Makan amat sedikit atau amat banyak.
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka
akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan
adanya pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
1. Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus
ditanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika
dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.
2. Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk
wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangi
keindahan penampilan.
3. Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang
merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi
psikologis seorang ibu hamil.
4. Keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi
berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung
emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki
trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa
menyesakkan.
Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan
drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah, sehubungan dengan
itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena sebab sebagai berikut :
• Stres
• Perubahan hormon
• Dihantui kecemasan
• Gangguan psikis
BAB III
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku
A. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi,
prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi
untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
5. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
6. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti
kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada
posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu
dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh
untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk
menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea
terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams
sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas
abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena,
yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada
tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas
akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,
keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko
melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum
konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya
yang berguna untuk persalinan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika
fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan
sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran
metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
4. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda
dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon
sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
7. Sistem Gatsrointestinal
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi,
gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang
menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke
dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang
memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu
untuk melakukan perawatan gigi.
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu
hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila
menderita diare.
8. Sistem Urinarius
a. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi
pada kehamilan.
b. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang
biasa terjadi pada ibu hamil.
9. Sistem reproduksi
a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu
dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari
eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah
kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
C. Perubahan dan adaptasi psikologis
Disfungsi -
seksual b.d
perubahan - Untuk mengurangi - Ansietas berkurang,
struktur atau - Kaji tingkat ansietas tingkat kecemasan. dibuktikan dengan
fungsi tubuh (ringan, sedang, berat, - Untuk mengurangi rasa menunjukan keterampilan
panik). khawatir klien. interaksi sosial yang efektif
- Beri kenyamanan dan - Agar klien menjadi - Menunjukkan kontrol
ketentraman hati pada lebih tenang. ansietas, seperti :
klien. mempertahankan penampilan
peran.
- Singkirkan stimulasi - Meneruskan aktivitas yang
yang berlebihan. dibuthkan meskipun ada
kecemasan.