Anda di halaman 1dari 27

BAB I

1. 1.
PERKEMBANGAN DAN PROGRAM PUSKESMAS
1. Batasan

1) Upaya Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan


No. 23 Tahun 1992 adalah setiap kegiatan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.

2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana


dimaksud, dilaksanakan melalui kegiatan : (1) kesehatan keluarga (2) perbaikan
gizi (3) pengamanan makanan dan minuman (4) kesehatan lingkungan (5) kesehatan
kerja (6) kesehatan jiwa (7) pemberantasan penyakit (8) penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan (9) penyuluhan kesehatan masyarakat (10) pengamanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan (11) pengamanan zat adiktif (12) kesehatan
sekolah (13) kesehatan olahraga (14) pengobatan tradisional (15) kesehatan
mantra. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud didukung oleh
sumber daya kesehatan.

3) Menurut buku “Pedoman


Kerja Puskesmas” Jilid I yang
diterbitkan oleh Depkes RI. (1990) Upaya Kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas dalam bentuk Usaha Pokok Puskesmas adalah (1) Kesejahteraan Ibu dan
Anak (2) Keluarga Berencana (3) Peningkatan Gizi (4) Kesehatan Lingkungan (5)
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (6) Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat
karena
Kecelakaan (7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (8) Kesehatan Sekolah (9)
Kesehatan Olahraga (10) Perawatan Kesehatan Masyarakat (11) Kesehatan Kerja (12)
Kesehatan Gigi dan Mulut (13) Kesehatan Jiwa (14) Kesehatan Mata (15)
Laboratorium Sederhana (16) Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem
Informasi Kesehatan (17) Kesehatan Lanjut Usia (18) Pembinaan Pengobatan
Tradisional.

4) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987,


urusan dan atau sarana kesehatan yang secara nyata telah dilaksanakan dan
dimiliki oleh daerah sebagai urusan rumah tangga sendiri dinyatakan telah
diserahkan menjadi urusan daerah. Kepala daerah diserahkan urusan upaya
pelayanan kesehatan dasar dan upaya pelayanan rujukan. Urusan yang diserahkan
sebagaimana dimaksud diselenggarakan melalui kegiatan yang meliputi: (1)
Kesejahteraan Ibu dan Anak serta
Keluarga Berencana (2) Perbaikan Gizi
(3) Hygiene dan Sanitasi (4) Penyehatan Lingkungan Pemukiman (5) Pencegahan
Penyakit dan Pemberantasan Penyakit (6) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (7)
Pengobatan termasuk pelayanan kesehatan karena kecelakaan (8) Kesehatan sekolah
(9) Perawatan kesehatan masyarakat (10) Kesehatan gigi dan mulut (11)
Laboratorium sederhana (12) Pengamatan penyakit (13) Pembinaan dan pengembangan
peran serta masyarakat (14) Pelayanan medik (15) Rehabilitasi medik (16)
Perawatan (17) Kesehatan rujukan (18) Pengadaan obat dan alat kesehatan.

1. Upaya Kesehatan menurut SKN 2004

Sub Sistem Upaya menurut SKN Tahun 2004

1) Pengertian

Subsistem
upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya.

2) Tujuan

Tujuan
subsistem upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai
(accessible), terjangkau (affordable), dan bermutu (quality) untuk menjamin terselnggaranya
pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

3) Unsur-Unsur Utama

Subsistem
upaya kesehatan terdiri dari dua utama, upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP).

a)
UKM adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, kesehatan jiwa, pengendalian tidak menular, penyehatan lingkungan, dan
penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan bahan zat adiktif dan bahan
berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
b)
UKP adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swast,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam
UKP juga termasuk pengobatan tradisionaldan alternatif serta pelayanan
kebugaran fisik dan kosmetika.

c)
Kedua upaya
kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya kesehatan
penunjuang. Upaya penunjang untuk UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium
kesehatan masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya. Sedangkan upaya penunjang untuk UKP antara lain
adalah layanan laboratorium klinik, apotek, optik, dan toko obat.

4) Prinsip

Penyelenggaraan
subsistem upaya kesehatan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a)
UKM terutama
diselenggarakan oleh pemerintah dengan perak aktif masyarakat dan swasta.

b)
UKP
diselenggarakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah.

c)
Penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh swasta harus memperhatikan fungsi sosial.

d) Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat


menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional, danbermutu.

e)
Penyelenggaraan
upaya kesehatan, termasuk pengobatan tradisional dan alternatif, harus tidak
bertentangan dengan kaidah ilmiah.

f)
Penyelenggaraan
upaya kesehatan harus sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya, moral, dan
etika profesi.

5) Bentuk Pokok

a
Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)

(1) UKM Strata Pertama

UKM Strata Pertama adalah UKM tingkat


dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada masyarakat.

Ujung tombak penyelenggara UKM adalah


Puskesmas yang didukung secara lintas sektor dan didirikan sekurang-kurangnya
satu di setiap kecamatan. Puskesmas bertanggung jawab atas masalah kesehatan di
wilayah kerjanya.

Terdapat tiga fungsi utama Puskesmas,


yaitu sebagai (1) Pusat Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan (2)
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan (3) pusat pelayanan kesehatan
tingkat dasar.

Sekurang-kurangnya ada enam jenis


pelayanan tingkat dasar yang harus dilakukan oleh Puskesmas, yakni (1) promosi
kesehatan (2) kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana (3) perbaikan gizi
(4) kesehatan lingkungan (5) pemberantasan penyakit menular (6) pengobatan
dasar.

(2)
UKM Strata
Kedua

UKM strata kedua adalah UKM tingkat


lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Penanggung jawab UKM strata kedua adalah


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi
manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
(3)
UKM Strata
Ketiga

UKM strata ketiga adalah UKM tingkat


unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Penanggung jawab UKM strata ketiga adalah


Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan Provinsi yang didukung oleh secara
lintas sektor. Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan Provinsi mempunyai dua
fungsi utama, yaitu fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.

b
Usaha
Kesehatan Perseorangan (UKP)

(1) UKP Strata


Pertama

UKP Strata Pertama adalah UKP tingkat


dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada perorangan.

Penyelenggara UKP strata pertama adalah


pemerintah, masyarakat, dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk
pelayanan profesional, seperti praktek bidan, balai pengobatan, praktek dokter,
praktek dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktek dokter/klinik 24
jam, praktek bersama dan rumas bersalin.

(2)
UKP Strata Kedua

UKP strata kedua adalah UKP tingkat


lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.

Penyelenggara UKP strata kedua adalah


pemerintah, masyarakat, dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktis dokter
spesialis, praktek dokter gigi spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan
penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai
kesehatan jiwa masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan
milik pemerintah, dan rumah sakit swasta.
(3)
UKP Strata Ketiga

UKP strata ketiga adalah UKP tingkat


unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.

Penyelenggara UKP strata ketiga adalah


pemerintah, swasta, dan masyarakat yang diwujudkan bentuk praktek dokter
spesialis konsultan, praktek dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis
konsultan, rumah sakit kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah, serta
rumah sakit khusus dan rumah sakit swasta.

c
Upaya
Kesehatan menurut SKN 1982

Upaya kesehatan dilaksanakan dan dikembangkan


berdasarkan suatu bentuk atau pola upaya kesehatan masyarakat, peran serta masyarakat
dan rujukan upaya kesehatan

1)
Upaya Kesehatan
Puskesmas

Upaya
kesehatan melalui Puskesmas di Kecamatan merupakan upaya menyeluruh dan
terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat. Upaya ini meliputi peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Di lapangan atau tingkat desa upaya ini
merupakan suatu jaringan yang saling berkaitan dengan upaya masyarakat dalam
berbagai bentuk dalam koordinasi lembaga ketahanan masyarakat desa.

Dalam
kaitan ini peranan Puskesmas adalah sebagai suatu unit organisasi kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Puskesmas harus dapat
mengkoordinasikan atau mengatur upaya swasta dan perorangan dalam bidang
kesehatan.

a)
Pelayanan
upaya kesehatan

Pelayanan
upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pokok,
yaitu kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana, peningkatan gizi,
kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, laboratorium
sederhana, pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

Kegiatan
pokok ini akan terus dikembangkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa Puskesmas tertentu sesuai dengan perkembangan akan dilengkapi dengan
sarana rawat tinggal sementara dan unit pertolongan pertama pada keadaan
darurat/gawat.

b)
Pembinaan
upaya kesehatan

Pelaksanaan
pelayanan upaya kesehatan di wilayahnya perlu dibina atau dikelola oleh
Puskesmas, termasuk pembinaan peran serta masyarakat. Puskesmas melakukan
koordinasi terhadap semua upaya dan sarana pelayanan yang ada di wilayah
kerjanya sesuai dengan kewenangannya. Dari segi rujukan, Puskesmas menerima
rujukan dari masyarakat di sekitarnya yang dapat memanfaatkannya secara
langsung atau melalui Puskesmas Pembantu.

c)
Pengembangan
upaya kesehatan

Di
samping pelayanan dan pembinaan, dilaksanakan pula pengembangan upaya
kesehatan.

Tabel Perbandingan Kegiatan Upaya Kesehatan

RP3JPK UU No. 23 Th. PP No. 7 Th. 18 Usaha Pokok


1992 1987 Puskesmas
1. 1. 1.
Peningkatan Peningkatan
kesejahteraan Kesejahteraan kesejahteraan
ibu dan anak Ibu dan anak ibu dan anak
(KIA) serta keluarga (KIA)
2. berencana 2.
Peningkatan 2. Peningkatan
upaya Perbaikan upaya
keluarga gizi keluarga
berencana 10. Pengamanan 3. berencana
(KB) sediaan farmasi dan Hygiene dan (KB)
3. alat kesehatan sanitasi 3.
Perbaikan 4. Upaya
gizi Penyehatan Perbaikan gizi
4. lingkungan 4.
Peningkatan pemukiman Kesehatan
kesehatan 11. Pengamanan zat 5. lingkungan
lingkungan adiktif Pencegahan 5.
5. penyakit dan Pencegahan
Pencegahan pemberantasa dan
dan n penyakit pemberantasa
pemberantasa 6. n penyakit
n penyakit 12. Kesehatan Penyuluhan menular
khususnya sekolah kesehatan 6.
melalui masyarakat Pengobatan
imunisasi dan 7. termasuk
pengamatan Pengobatan pelayanan
penyakit termasuk darurat karena
6. 13. Kesehatan pelayanan kecelakaan
Penyuluhan olahraga kesehatan 7.
kesehatan karena Penyuluhan
masyarakat kecelakaan kesehatan
7. 8. masyarakat
Pengobatan, Kesehatan 8.
termasuk 14. Pengobatan sekolah Kesehatan
penanggulang tradisional 9. sekolah
an kecelakaan Perawatan 9.
8. kesehatan Kesehatan
Perawatan masyarakat olahraga
kesehatan
masyarakat 15. Kesehatan
9. mantra
Peningkatan
usaha
kesehatan
sekolah
10.
Peningkatan
kesehatan gigi
dan mulut
11.
Peningkatan 10. Kesehatan gigi 10. Perawatan
kesehatan dan mulut kesehatan
jiwa masyarakat
12.
Pemeriksaan
laboratorium
sederhana 11. Laboratorium
13. sederhana 11. Kesehatan
Pencataan kerja
dan
pelaporan.
14.
Kesehatan 12. Pengamatan
keluarga penyakit 12. Kesehatan gigi
15. dan mulut
Perbaikan
gizi
16.
Pengamanan 13. Pembinaan dan
makanan dan pengembangan 13. Kesehatan jiwa
minuman peran serta
17. masyarakat
Kesehatan
lingkungan
18. 14. Kesehatan mata
Kesehatan
kerja 14. Pelayanan
19. medik
Kesehatan
jiwa 15. Laboratorium
20. sederhana

Pemberantasa 15. Rehabilitasi


n penyakit medik
21.
16. Pencatatan dan
Penyembuhan pelaporan dalam
penyakit dan rangka sistem
pemulihan informasi kesehatan
kesehatan 16. Perawatan
22.
Penyuluhan
kesehatan
masyarakat 17. Kesehatan
17. Kesehatan lanjut usia
rujukan

18. Pembinaan
18. Pengadaan obat pengobatan
dan alat kesehatan tradisional

Tabel Subsistem dan Pokok Upaya Kesehatan dalam


SKN 2004 dan SKN 1982 serta Pelayanan Kesehatan Dasar

SKN 2004 SKN 1982


Subsistem SKN: Upaya kesehatan yang diprioritraskan
menurut SKN
(Bagian RPJPK):

1. Subsistem upaya kesehatan


2. Subsistem pembiayaan kesehatan
3. Subsistem sumber daya manusia 1. Peran serta masyarakat dan
kesehatan kerjasama lintas
4. Subsistem obat dan perbekalan sektoral
kesehatan 2. Pendidikan masyarakat
5. Subsistem pemberdayaan 3. Kesakitan dan kematian yang tinggi
masyarakat 4. Pelaksanaan upaya kesehatan
6. Subsistem manajemen kesehatan 5. Manajemen upaya kesehatan
6. Sumberdaya kesehatan, terutama
tenaga dan biaya
kesehatan
7. Hal-hal yang dapat menyebabkan
cacat fisik dan
gangguan jiwa

Fungsi Puskesmas:

Terdapat tiga fungsi utama Puskesmas,


yaitu
sebagai: Pokok upaya kesehatan yang dilakasanakan
:

1. Sebagai pusat penggerak


pembangunan berwawasan 1. Peningkatan upaya kesehatan
kesehatan 2. Perbaikan gizi
2. Pusat pemberdayaan masyarakat di 3. Peningkatan kesehatan lingkungan
bidang 4. Pencegahan dan pemberantasan
kesehatan penyakit
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat 5. Peningkatan kesehatan kerja
dasar 6. Pengendalian pengadaan,
pengaturan dan
pengawasan obat, makanan dan
sebagainya
7. Peningkatan manajemen dan hukum
8. Pengembangan tenaga kesehatan
9. Penelitian dan pengembangan
kesehatan

Jenis pelayanan kesehatan tingkat dasar:

1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan ibu dan anak, serta
keluarga berencana
3. Perbaikan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan dasar

1. 2.
UPAYA DAN AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS

Menurut
SK Menteri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004
a Upaya

Untuk
tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya ketahanan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya
kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah :

a) Upaya promosi kesehatan

b) Upaya kesehatan lingkungan

c) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d) Upaya perbaikan gizi masyarakat

e) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f) Upaya pengobatan

2) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya
kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yaitu:

a) Upaya kesehatan sekolah


b) Upaya kesehatan olahraga

c) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d) Upaya kesehatan kerja

e) Upaya kesehatan gigi dan mulut

f) Upaya kesehatan jiwa

g) Upaya ksehatan mata

h) Upaya ksehatan lanjut usia

i) Upaya ksehatan
pengobatan tradisional

b Azas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azas
penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan.

Azas
penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:

1)
Azas
Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas
bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah
kerjanya.

2)
Azas
Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas
wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain:

a) Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes,


Bina Keluarga Balita (BKB)

b) Upaya pengobatan : posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c) Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti


Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)

d) Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan


guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)

e) Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air


(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

f) Upaya kesehatan lanjut usia: Posyandu Usila, PantiWerda

g) Upaya kesehatan kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja(Pos UKK)

h) Upaya kesehatan jiwa : Posyandu, Tim Pelaksana


Kesehatan Jiwa Masyarakat

i) Upaya pembinaan pengobatan tradisional : Taman


Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Batitra)

j) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif)


: dana sehat, Tabungan Ibu Bersalin, mobilisasi dana keagamaan.

3)
Azas
Keterpaduan

Untuk
mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu,
jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua keterpaduan yang
diperhatikan, yakni:
a) Keterpaduan Lintas Program

Upaya
memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas.

b) Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya
memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan berbagai program dari Kecamatan.

4)
Azas Rujukan

Untuk
membantu dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
upaya Puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatn yang
diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu
strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun horizontal dalam arti antar strata pelayanan kesehatan yang sama.

Sesuai
dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua macam
rujulan yang dikenal, yakni:

a) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

Rujukan
UKP dibedakan menjadi 3, yaitu :

(1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik,


pengobatan, tindakan medis dan lain-lain.

(2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk


pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

(3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan


tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.

b) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


Rujukan
UKM dibedakan atas tiga macam, antara lain:

(1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain


peminjaman alat fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan
makanan.

(2) Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli


untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

(3) Rujukan operasional adalah menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

1. 3. UPAYA
KESEHATAN WAJIB

A. UPAYA
PROMOSI KESEHATAN

B. UPAYA
KESEHATAN LINGKUNGAN

C. UPAYA
KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KELUARGA BERENCANA

1). Gambaran Kesehatan Ibu dan Anak

Angka
Kematian Ibu (AKI), sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini
masih tinggi di Indonesia dan jauh berada di atas AKI negara ASEAN lainnya.
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, AKI tersebut adalah 421 per
100.000 kelahiran hidup, yang berarti lebih dari 20.000 ibu meninggal per tahun
oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Diperkirakan
pula bahwa selama ini AKI belum turun secara bermakna.

Hasil
penelitian di 12 rumah sakit di Jawa Barat pada tahun 1981 menunjukkan bahwa:
a Sekitar 94,4% kematian
merupakan akibat langsung kehamilan, komplikasi kehamilan dan persalinan;
sedangkan 5,6% disebabkan oleh penyakit lain yang semakin memburuk dengan
terjadinya kehamilan atau persalinan.

b Penyebab uatama kematian ibu


adalah perdarahan (40%), infeksi (30%) dan toksemia (20%).

Menurut SKRT 1992, sekitar 60 % ibu hamil menderita anemia (Hb


kurang dari 11 gr %), yang akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu
jika dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia
(700 per 100.000 dibandingkan dengan 190 per 100.000). keadaan diatas
menuntut peningkatan pelayanan KIA, baik
dari segi jangkauan maupun mutu. Di
samping itu, komitmen yang tinggi telah ditunjukkan oleh pemerintah, antara
lain melalui ditetapkannya 10 Sasaran Kesejahteraan Anak yang akan dicapai pada
tahun 1995. Diantara sasaran tersebut adalah penurunan AKI menjadi 225 per
100.000 kelahiran hidup, penurunan prevalensi anemia pada ibu hamil menjadi 40%
dan eliminasi tetanus neonatorum. Di cantumkannya sasaran yang berkaitan dengan
kesehatan ibu menunujukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak
dimulai sejak dini, yaitu sejak dalam kandungan ibu.

2). PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA

Pengelolaan
program KIA pada prinsipnya bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA
dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok yaitu:

1. Peningkatan pelayanan antenatal


disemua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan
persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga
profesional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini risiko
tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader
dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal
(bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang
setinggi-tingginya.
1. D. BERBAGAI UPAYA KESEHATAN
IBU DAN ANAK
2. ANC (Antenatal Care),
3. PNC (Post Natal Care),
4. Pertolongan Persalinan,
5. Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi,
6. Pelayanan Neonatus,
7. Kemitraan Dukun Bersalin,
8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
9. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR),
10. Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin),

10. Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS),

11. Penyuluhan KB

1. E. PELAYANAN ANTENATAL.

Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan antenatal seperti yang
ditetapkan. Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup banyak hal yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
alboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko
yang ada).

Tujuan pelayanan antenatal:

Umum:
memelihara dan meningkatkan keadaan fisik dan mental ibu hamil sehingga dapat
menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.

Khusus:

1. Mendeteksi adanya patologi dan


menanggulangi sedini mungkin.
2. Menurunkan tingkat kesakitan
dan kematian ibu hamil.
3. Menurunkan tingkat kesakitan
dan kematian bayi perinatal.

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang diberikan pada ibu hamil sesuai
pedoman pelayanan KIA adalah:

1. Pemeriksaan antenatal minimal 4


kali selama kehamilan dangan ketentuan: sekali pada triwulan pertama, sekali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga.
2. Mendapat imunisasi TT dua kali selama kehamilan dengan
interval minimal 4 minggu.
3. Mendapat tablet besi/Fe, sedini
mungkin serta dilanjutkan selama kehamilan dan sampai dengan nifas (42 hari)
4. Penyuluhan kesehatan individu
terutama untuk penderitaan risiko tinggi.
5. Pemeriksaan laboratorium atas
indikasi.

Standar pelayanan di atas ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan


KIA sehingga tujuan pelayanan antenatal tersebut diatas dapat dicapai secara
bermakna. Hal ini berarti bahwa pelayanan antenatal yang tidak sesuai dengan
standart tersebut, belum dapat dihitung jangkauan pelayanan antenatal. Namun
dalam penerapan operasionalnya dikenal standart minimal “5T” untuk pelayanan
antenatal, yang terdiri atas:

1. Timbagan berat badan ukur berat


badan
2. (ukur) tekanan darah
3. (pemberian suntikan) tetanus
toksoid (TT) lengkap
4. (Ukur) tinggi fundus uteri
5. (Pemberian ) tablet zat besi
minimal 90 tabllet selama kehamilan.
6. Dengan demikian, maka secara
operasional, pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standart minimal “5T”
tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal. Selain itu, pelayanan
antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional, dan tidak dapat
dilakukan oleh dukun bayi.

1. F. PELAYANAN KESEHATAN
PERINATAL
2. 1. Pelayanan kesehatan
terhadap janin
1. a. Pelayanan kesehatan perinatal pada masa antenatal

Jenis-jenis pelayanan:

- Pemeriksaan kesehatan ibu

.- Pemeriksaan kandungan termassuk

- pemantauan tanda-tanda kehidupan janin.

- Pemantauan pertumbuhan janin


dengan mengukur tinggi fundus uteri.
- Pemberian imunisasi tetanus
toksoid 2 kali dengan interval waktu 4 minggu.

- Pemberian tablet besi minimal


90 tablet.

- Perawatan payudara bila ada


kelainan setelah usia kehamilan >37 minggu.
Pertolongan persalinan yang
terencana.

- Deteksi penyakit dan risiko


tinggi ibu hamil serta tindak lanjutnya.

- Pelaksanaan rujukan-
Penyuluhan kesehatan:

 Kebutuhan gizi hamil.


 Manfaat perawatan bayi baru
lahir termasuk perawatan tali pusat.
 Manfaat pelaksanaan rawat
gabung.
 Manfaat ASI termasuk kolostrum.
 Higieni ibu hamil termasuk
kebersihan alat kelamin dan payudara.
 Mengenali tanda-tanda kehamilan
risiko tinggi.
 Mengenali tanda-tanda
kesejahteraan janin.

1. b. Pelayanan kesehatan perinatal pada masa natal

Jenis pelayanan:

- Persiapan pertolongan persalinan,


tempat persalinan yang bersih, peralatan pertolongan persalinan yang steril dan
peralatan penanganan gawat darurat obstetrik atau perinatal.

- Persiapan ibu baik fisik


ataupun mental menghadapi persalinan.

- Pemantauan kesejahteraan janin


melalui pemantauan gerakan janin.
- Pertolongan peralinan yang
bersih dan aman, yang dipantau dengan partogram.

- Penanganan kegawatdaruratan.

- Kontak dini ibu dengam bayi


baru lahir.

- Pelaksanaan rujukan.

1. c.
Pelayanan kesehatan perinatal pada masa post-natal

Jenis pelayanan:

- Pemeriksaan kesehatan dan


pemantauan tanda-tanda vital bayi baru lahir.

- Pemberian ASI dalam waktu 30


menit setelah lahir.

- Pelaksanaan rawat gabung dan


pemberian ASI termasuk kolostrum tanpa jadwal.

- Pelaksanaan rujukan.

- Penyuluhan kesehatan

 Kebutuhan gizi ibu menyusui.


 Hanya memberikan ASI saja
sampai usia bayi mencapai 4 bulan.
 Perawatan payudara.
 Perawatan bayi termasuk
perawatan luka tali pusat.
 Higiene bayi baru lahir.
 Mengenali tanda bayi tidak
sehat.
 Keluarga berencana yang
mengarah kepada metode efektif terpilih.

1. 2. Pelayanan kesehatan bayi


baru lahir.
Jenis
pelayanan:

1. Pemeriksaan kesehatan bayi baru


lahir.
2. Pemantauan pemeriksaaan bayi
baru lahir.
3. Pengenala bayi tidak sehat.
4. Penanganan gawat darurat bayi
baru lahir.
5. Pemberian kolostrum dan ASI
eksklusif.
6. Pengaturan sushu tubuh bayi
baru lahir.
7. Perawatan luka tali pusat.
8. Pelaksanaan rawat gabung.
9. Pelaksanaan rujukan.

1. G. PELAYANAN KESEHATAN
NEONATAL

Dewasa
ini 45% kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu bulan. Penyebab utama
kematian neonatal adalah tetanus neonatorum, ganggguan yang timbul pada bayi
berat lahir rendah (BBLR) dan asfiksia. Upaya yang dilakukan untuk mencegah
kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan persalinan “3 Bersih” (bersih tangan
penolong, alat pemotong tali pusat dan alas tempat
tidur ibu) dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan
tali pusat yang higienis.

Selain
hal tersebut di atas, dilakukan pula upaya deteksi dini neonatal risiko tinggi
agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperluakan.

Risiko tinggi pada neonatal


meliputi:

1. BBLR (berat lahir kurang dari


2500 gram)
2.
Bayi dengan tetanus neonatorum
3. Bayi baru lahir dengan afiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum
(ikterus > 10 hari setelah lahir)
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
6. Bayi lahir dengan berat > 4000
gram
7. Bayi preterm dan postterm
8. Bayi lahir dengan cacat bawaan
sedang
9. Bayi lahir dengan persalinan
dengan tindakan

1. H. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


2. I. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
3. J. UPAYA PENGOBATAN

Manajemen
Kesehatan Lingkungan Puskesmas

1.1 Penyehatan Lingkungan Puskesmas

Perbaikan kesehatan lingkungan merupakan


salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu
faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan masyarakat. Lingkungan
mempengaruhi proses perkembangan penyakit. Mutu lingkungan sarana pelayanan
kesehatan Puskesmas sangat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien dan
sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi mutu lingkungan Puskesmas.
Lingkungan puskesmas merupakan bagian dari lingkungan masyarakat sekitar.

Pada prinsipnya masalah kesehatan lingkungan


Puskesmas tidak jauh beda dengan Rumah Sakit. Dalam hal ini upaya kesehatan
lingkungan Puskesmas yang meliputi segala upaya untuk menyehatkan dan
memelihara lingkungan Puskesmas dan pengaruhnya terhadap manusia serta upaya
penyehatan lingkungan Puskesmas yang diantaranya penyuluhan kesehatan
lingkungan, sterilisasi/desinfeksi, penanganan sampah dan limbah, dll.
Masyarakat akan mudah terinfeksi dan tertuar penyakit apabila lingkungan
Puskesmas tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu ada persyaratan kesehatan
lingkungan, ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi yang tidak jauh beda
dengan persyaratak untuk Rumah Sakit.

1.2 Pengelolaan Limbah Klinis

Limbah klinis adalah limbah yang bersalal


dari pelayanan medis, perawatan, pengobatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya tau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Terhadap limbah tersebut
perlu perlu pengelolaan terlebih dahulu sebelum diangkut ketempat pembuangan
atau dimusnahkan dengan unit pemusnah setempat.
Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung
dalam limbah klinis, maka jenis limbah dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Limbah benda tajam


2. Limbah infeksius
3. Limbah jaringan tubuh
4. Limbah citotoksik
5. Limbah farmasi
6. Limbah kimia
7. Limbah radioaktif

Limbah klinis Puskesmas dapat membahayakan dan


menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung terutama petugas yang menangani
limbah tersebut serta masyarakat sekitar Puskesmas.

1.3 Audit Lingkungan Puskesmas

Audit lingkungan puskesmas menjadi penting


karena berkaitan dengan kesehatan penghuninya seperti pasien, pegawai, dan
mereka yang berkepentingan daan masyarakat sekitarnya. Audit Puskesmas
merupakan pemeriksaan kesehatan dilingkungan puskesmas dari aspek lingkungan.
Cara yang paling baik untuk mengidentifikasi permasalahan dan mengkaji resiko
yang ditimbulkan sebelum terjadi kecelakaan/insiden lingkungan adalah melalui
inspeksi. Ada dua kategori inspeksi, yaitu:

1. Inspeksi informal inspeksi


mendadak (sidak)

Inspeksi informal
adalah sekedar memeriksa kesadaran dari tiap pelaksana waktu melakukan tugas
rutinya. Bila dilakukan dan dipakai lebih luas dan benar maka cara pemeriksaan
seperti ini akan dapat “menangkap” atau melihat lebih banyak masalah potensial
ketika terjadi suatu perubahan dan pekerjaan sedang dilakukan.

1. Inspeksi yang terencana

Inspeksi terencana
lebih formal dan komprehensif.

1.4 Upaya Kesehatan Lingkungan


1. Upaya pengawasan kesehatan
lingkungan

1) Penyehatan Air

Secara umum Program


Penyehatan Air bertujuan untuk meningkatkan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik yang berada di
pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam memakai air. Kegiatan upaya penyehatan air meliputi :
Surveilans kualitas air; Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih; Pemeriksaan
kualitas air; Pembinaan kelompok pemakai air. Kegiatan dilaksanakan dengan
strategi terpadu pengawasan, perbaikan dan pembinaan pemakai air.

2) Penyehatan lingkungan pemukiman

Penyelenggaraan
upaya penyehatan lingkungan permukiman, dilaksanakan dengan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan
kualitas lingkungan permukiman yang bebas dari risiko yang membahayakan
kesehatan pada berbagai substansi dan komponen lingkungan, yaitu meliputi
jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan pengelolaan sampah.

3) Penyehatan tempat-tempat umum(TTU)

Program Penyehatan
Tempat-Tempat Umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
tenpat-tempat umum dan sarana kemasyarakatan lainnya yang memenuhi persyaratan
kesehatan, sehingga dapat melindungi masyarakat dari penularan penyakit,
keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan lainnya.

1. Penyediaan sarana air bersih


dan sanitasi dasar

Program yang dicanangkan untuk mencapai arah kebijakan


tersebut diantaranya peningkatan lingkungan sehat. Dilakukan dengan cara
penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pengawasan kualitas lingkungan
serta pengendalian dampak resiko lingkungan. Meningkatnya proporsi keluarga
yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar, menurunnya faktor resiko
lingkungan penyebab penyakit dan gangguan kesehatan. Serta meningkatnya jumlah
kawasan/wilayah sehat. Program berikutnya pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
Melalui Klinik Sanitasi diharapkan upaya pelayanan
kesehatan promotif, preventif dan kuratif dilaksanakan secara terintegrasi
melalui pelayanan kesehatan pemberantasan penyakit berbasis lingkungan di luar
maupun di dalam gedung Puskesmas. Puskesmas memiliki misi untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata, dan terjangkau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. Untuk itu dilakukan dengan cara membina peran serta, upaya kesehatan
inovatif, dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

1. Pemeliharaan dan pengawasan


kualitas lingkungan

Perkembangan berbagai
kawasan seperti kawasan industri, kawasan perumahan, kawasan transportasi,
kawasan wisata atau tempat-tempat umum, maka menuntut pula perkembangan wilayah disertai
dengan
tuntutan pengadaan infrastruktur, disertai dengan upaya rekayasa penanggulangan
kerusakan lingkungan yang terjadi setelah fase konstruksi. Hal ini menunjukkan
belum berjalannya perencanaan pembangunan berwawasan lingkungan. Mencermati hal ini,
maka
prospek keberadaan tenaga kesehatan lingkungan yang berkualitas dengan jenjang
yang lebih baik akan dapat menyelesaikan permasalahan seperti yang terjadi saat
ini.

Prospek pendidikan
tenaga kesehatan lingkungan dan lulusannya pada masa mendatang yang penuh
tantangan dan peluang, akan lebih kompetitif dan lebih profesional terutama
dalam menghadapi upaya pemerintah yang lebih fokus pada pembangunan dibidang
industri yang dikenal dengan indutrialisasi.

Anda mungkin juga menyukai