Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi

Puskesmas Doplang tahun anggaran 2016


Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Program : Upaya Kesehatan Mayarakat
Kegiaatan : Imunisasi
Capaian Program : Menurunnya angka kematian dan kecacatan pada bayi
Input (Masukan) : Data kohort bayi,
Output : Mengetahui kinerja jegiatan imunisasi di wilayah puskesmas Doplang
Outcome (Hasil) : Meningkatnya kwalitas dan kwantitas pelayanan Imunisasi

A. Pendahuluan
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
3. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
4. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Pemantauan dan
Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
5. (KIPI)Himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di Negara berkembang;
6. Himbauan dari WHO bahwa negara dengan tingkat endemisitas tinggi > 8% pada tahun 1997
diharapkan telah melaksanakan program imunisasi hepatitis B ke dalam program imunisasi rutin;
7. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4 : tentang reduce
child mortality, goal 5: tentang improve maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS, malaria
and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari UNICEF);
8. Resolusi WHA 56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global Measles Mortality, mendesak negara-
negara anggota untuk melaksanakan The WHO-UNICEF Strategic Plan for Measles Mortality
Reduction 2001-2005 di negara-negara dengan angka kematian campak tinggi sebagai bagian EPI;UU
No.36 Tahun 2009 pasal 126 dan pasal 131 tentang kesehatan Ibu dan Anak
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4355);
11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran of 10

B. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling mendekati
kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk
bayi yaitu pemberian imunisasi. Program imunisasi di Indonesia diperbaharui dan dikembangkan
semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit: TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio, Campak,
Hepatitis B dan TT. Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok
umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh
unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan
imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan,

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum:
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat di cegah
dengan iunisasi (PD3I)
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/ kelurahan pada tahun 2010
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000
kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. ERAPO (Eradikasi polio) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio di Indonesi pada
tahun 2014.
4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan campak turun sampai
95% disbanding sebelum ada program imunisasi.
5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO.
6. Pemeratan pelayanan sampai kedesa-desa.
7. Tercapainya komitmen global.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Penyelenggaran Imunisasi dilaksanakan di Puskesmas Doplang
1. Fungsi dan Peran Puskesmas
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan Imunisasi di
Wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan Imunisasi
(identifikasi balita yang akan di imunisasi, mengkoordinasi dengan stakeholder, fasilitasi
pertemuan)
2. Fasilitator dan Pelaksana
Fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
imunisasi
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Imunisasi adalah:
a. Ruang imunisasi kira kira 4mx5m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
b. Alat tulis menulis
c. Buku KIA
d. Buku pegangan fasilitator,
e. Vaksin, spuit, kapas, alcohol, tempat sampah.
4. Tahapan Pelaksanaan Imunisasi
a. Imunjisasi bayi di puskesmas.
Mendaftar di bagian loket
b. Imunisasi ibu hamil di puskesmas
c. Imunisasi Catin di puskesmas
d. Imunisasi bayi di posyandu
e. Imunisasi ibu hamil di posyandu
f. Imunisasi BIAS Campak, DT/Td.
g. Imunisasi PIN Polio
a. Fasilitator atau pelaksana dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu balita, fasilitator imunisasi
adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan imunisasi. b. Sosialisasi kelas
imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder sebelum imunisasi dilaksanakan.

5. Persiapan pelaksanaan Imunisasi


Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi: a. Melakukan identifikasi /
mendaftar semua balita yang akan dilakukan imunisasi ada diwilayah kerja. b. Mempersiapkan
tempat dan sarana pelaksanaan imunisasi, misalnya tempat di Puskesmas , Poskesdes, Posyandu,
atau dirumah salah satu warga masyarakat. c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan, dan
jadwal pelaksanaan imunisasi . d. Persiapan peserta balita yang akan diimunisasi mengundang ibu
balita.
6. Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksanaan imunisasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan
dengan peserta /ibu balita dengan tahapan pelaksanaan.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kebutuhan dalam masyarakat di tempat Memilih materi yang dibutuhkan Pertemuan Persiapan
Bentuk Ti m Sosialisasi Imunisasi Persiapan Pelaksanaan Imunisasi dan Pelaporan Monitoring
Evaluasi

F. Sasaran
a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
c. Catin (calon pengantin wanita)
d. Anak sekolah dasar (kelas I- III)

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi Th 2016


No Jenis Kegiatan Target Waktu Pelaksaan
1 Membuat target sasaran pada bayi, 7 desa Januari Mg 1,II
Bumil,
2 Merencanakan Penggunaan Vaksin, ADS. Kebutuhan logistik 1 th Januari Mgg III,IV
3 Pendataan sasaran PIN Polio Data sasaran 1 Puskesmas Januari
4 Sosialisasi PIN Polio Linpro,linsek, Kader kes Februari
5 Sosialisasi Vaksin Polio Bivalen Linpro Februari
6 Pengambilan Vaksin rutin ke Dinkes Kab. Permintaan terpenuhi Setiap bulan 1 kali
7 Membuat laporan imunisasi bulanan 7 desa Sebelum tgl 8
8 Laporan hasi imunisasi ke Dinkes Kab. Maksimal tgl 8 Sebelum tgl 8
9 Analisa desa UCI dan Non Uci Mengetahui desa UCI dan Setiap bulan Mgg III
non UCI
10 Sweeping desa non UCI Desa non UCI Maret, Juni, Sept.
Desember
11 Supervisi Supportive 7 desa Bulan Juli
12 Pendataan sasaran BIAS Campak SD/MI kls 1 wilayah Bulan Juli
Puskesmas doplang
13 Pemberitahuan Jadwal kegiatan BIAS SD/MI wilayah Puskesmas 1mgg sebelum
Caampak Doplang pelaksanaan
14 Pengambilan logistik BIAS Campak Permintaan Vak terpenuhi Bulan Agustus
15 Sweeping BIAS Campak Sasaran yang blm I mgg setelah
diimunisasi kegiatan
16 Laporan kegiatan BIAS Campak Laporan ke Dinkes Kab. 2 Mgg setelah
Kegiatan
17 Pendataan sasaran BIAS DT/Td SD/MI kls 1 wilayah Bulan Oktober
Puskesmas doplang
18 Pemberitahuan Jadwal kegiatan BIAS SD/MI wilayah Puskesmas 1 mgg sebelum
DT/TD Doplang palaksanaan
19 Pengambilan logistik Bias campak Permintaan Vak terpenuhi Bulan November
20 Sweeping BIAS DT/Td Sasaran yang blm 1 mgg setelah
diimunisasi kegiatan
21 Laporan kegiatan BIAS DT/Td Laporan ke Dinkes Kab. 2 mgg setelah
pelaksanaan

H. Rencana Pembiayaan Program


Rencana pembiayaan Pengambilan vaksin ke Dinkes Kabupaten dianggarkan 12 X RP 75 ribu,
Transport sosialisasi PIN 25 x 1 x RP 75.000. Transport petugas pelaksanan 53 x 1x RP. 50.000,
transport petugas supervisor PIN Polio 7 x 1 x Rp. 100.000, transport kader pelakasana PIN 3 x 53 x
Rp. 30.000, transport sweeping PIN 2 or x 7 x 1 Rp. 50.000, Transport sweeping desa non UCI 1 or x
7 ds x 2 kl x Rp. 50.000, transport pengambilan vaksin BIAS dan PIN 1 x 3 kl x RP. 75.000, transport
Suervisi suportive 1 x 7ds x 1 kl x Rp. 50.000, transport petugas BIAS Campak 2 or x 24 x 1 klx RP.
50.000, transport supervisor BIAS Campak 1 x 7 ds x Rp. 100.000, transport sweeping BIAS Campak
1 x 7 ds x Rp. 50.000, transport BIAS DT/Td 3 or x 24 x 1 kil x Rp. 50.000, transport sepervisor
BIAS DT/Td 1 or x 7 ds x 1 kl x Rp. 100.00, Transort Sweeping BIAS DT/Td 1 or x 7 ds x 1 kl x Rp.
50.000.

I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan
imunisasi berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan imunisasi berikutnya. Evaluasi oleh
pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya
1 kali setahun.

J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


0. Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta
masalah dalam pelaksanaan imunisasi, hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan
dan pengembangan imunisasi selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali. Hal-hal yang perlu
dimonitor : a) Peserta(keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya) b) Sarana
prasarana (tempat, fasilitas belajar) c) Fasilitator d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif ) 0. Evaluasi
Cara melakukan evaluasi pelaksanaan imunisasi: 0. Evaluasi Kemampuan Fasilitator Pelaksanaan
imunisasi. 1) Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitas pelaksanaan imunisasi
dilakukan evaluasi harian/setiap kali pertemuan. 2) Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan 3)
Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau Dinas 4) Kesehatan Kabupaten atau Dinas
Kesehatan Provinsi. 1. Pelaporan Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan imunisasi. Isi laporan minimal memuat tentang :
1) Waktu pelaksanaan 2) Jumlah peserta 3) Proses pertemuan 4) Masalah dan hasil capaian
pelaksanaan 5) Hasil evaluasi Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga
kesehatan pelaksana imunisasi ke Puskesmas †“ Dinas Kesehatan Kabupaten †“ Dinas
Kesehatan Provinsi †“ Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan
imunisasi dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan imunisasi, Kabupaten
dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai