Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kecelakaan, Kesehatan Dan Keselamatan kerja (K3)

1. Pengertian K3

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja,

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan kerja merupakan

kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan baik kecelakaan akibat langsung

pekerjaan maupun kecelakaan yang terjadi pada saat pekerjaan (Buntarto, 2015)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

masyarakat adil dan makmur (Rejeki, 2015).

Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas

keselamatannya agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua

pekerja yang berada di tempat kerja menggunakan serta merawat sumber produksi

secara aman dan efisien (Menkes, 2009).

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas , Peneliti mengambil kesimpulan bahwa

pengertian kecelakaan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah tentang kesehatan

fisik pada pekerja, terlindunginya karyawan dari resiko kecelakaan dan bahaya saat

bekerja.
B. Konsep Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) , APD

didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau

penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazard) di tempat

kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, elektrik, mekanik dan lainnya.

Alat pelindung diri adalah kelengkapan wajib digunakan saat bekerja sesuai

bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

orang di sekelilingnya (Burtanto, 2015).

Alat pelindung diri (APD) berkemampuan untuk melindungi seseorang dalam

pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh dari bahaya ditempat kerja (Widarto,

2008).

2. Jenis-jenis APD dan Penggunaannya

a. Alat pelindung kepala

Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda

keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik, Tutup Kepala

berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin,

dan Hats/cap berfungsi untuk Melindungi kepala dari kotoran debu atau

tangkapan mesin-mesin berputar.

b. Alat pelindung muka dan mata

Berfungsi untuk melindungi muka dan mata dari Lemparan serpihan kecil,

Lemparan benda panas, Pengaruh cahaya, dan Pengaruh radiasi tertentu.


c. Alat pelindung telinga

Terdiri dari Sumbat telinga (ear plug) yang dapat mengurangi intensitas suara

10 sampai dengan 15 dB dan Tutup telinga (ear muff) yang dapat mengurangi

intensitas suara 20 sampai dengan 30 dB.

d. Alat pelindung pernafasan

Berfungsi Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:

kekurangan oksigen, Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)

dan pencemaran oleh gas atau uap.

e. Alat pelindung kaki

Dengan menggunakan sepatu pelindung (safety shoes) yang dapat terbuat dari

kulit, karet, sintetik atau plastik berfungsi untuk mencegah tergelincir, mencegah

tusukan.

f. Sabuk pelindung (Safety Belt)

Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya

digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup serta

harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg

3. Perkembangan Alat Pelindung Diri (APD)

Teknologi APD berkembang pesat pada APD terhadap bahaya fisik dan

kimia. Namun kurang berkembang pada APD terhadap bahaya biologi.

4. Kelemahan penggunaan alat pelindung diri (APD)

Mempunyai beberapa kekurangan yaitu: Kemampuan perlindungan yang tak

sempurna karena (memakai APD yang kurang tepat,cara pemakaian APD yang

salah, APD tak memenuhi persyaratan standar), APD yang sangat sensitive
terhadap perubahan tertentu. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti

kanister, filter dan penyerap (cartridge). APD dapat menularkan penyakit,bila

dipakai berganti-ganti.

5. Alat Pelindung Diri (APD) jarang digunakan

Jarang digunakan karena endahnya kesadaran pekerja terhadap Keselamatan

kerja, dianggap mengurangi feminitas, terbatasnya faktor stimulan pimpinan

Karena tidak enak /kurang nyaman

C. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”

dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behavior).

2. Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesidik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.


b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan datau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhab yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada (Notoatmojo, 2010)

3. Cara memperoleh pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara

tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni proses penelitian (Notoatmojo, 2010).

a. Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis adalah dengan cara nonilmiah tanpa melalui

penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain

meliputi:

1. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu seseorang apabila

menghadapi persoalan atau masaslah, upaya pemecahannya dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali

dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.
B. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi perawatan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Usia

Usia adalah waktu untuk hidup/ada sejak dilahirkan. Usia dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup usia tingkat

kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir.

b. Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangannya terhadap

diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang

berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah dalam

menyikapi proses dan berinteraksi.

c. Pekerjaan

Pekerjaan yang dimiliki seseorang akan memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan

perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit

untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang

mereka miliki jadi berkurang (Notoatmodjo, 2010).


d. Sosial Ekonomi

Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik dimungkinkan

lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya

dibandingkan dengan keluarga sosialnya ekonominya lebih rendah.

e. Sosial Budaya

Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap

perilaku seseorang.

f. Jenis kelamin

Jenis kelamin berkaitan dengan perilaku (Notoatmodjo, 2014).


D. Konsep Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi

adanya kesesuaina reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-

hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih bisa merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaks terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap

objek. (Notoatmojo,2005)

2. Tingkatan sikap

a. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek)

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha yang

menjawab pertanyaan atau menerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu

benar atau salah berarti orang menerima ide tersebut.


c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain

terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmojo, 2014)

Anda mungkin juga menyukai