Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI


ORGANISASI DALAM SUATU USAHA
PERTAMBANGAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Manajemen Tambang

Disusun Oleh :
Ayu Octaviani Kuleh Putri
12.11.108.701602.000727

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA

TENGGARONG

2013

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya,dan penyertaannya yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul ”Dasar-dasar Managemen
Tambang”
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak
disengaja, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna
dalam proses pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.

Palangkaraya, maret 2016

SINTAULI PASARIBU
DBD 114 025

ii
DAFTAR ISI

URAIAN HALAMAN

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
1.5 Metode Pembuatan Makalah ......................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Manajemen Tambang .................................................. 4
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang............................................... 4
2.3 Tingkatan Manajemen ................................................................... 5
2.4 Proses Manajemen ......................................................................... 6
2.4.1 Penetapan Tujuan ................................................................. 7
2.4.2 Perencanaan .......................................................................... 8
2.4.3 Staffing ................................................................................. 9
2.4.4 Pengaturan ............................................................................ 11
2.4.5 Pengawasan .......................................................................... 11
2.4.6 Pengendalian ........................................................................ 12
2.5 Sifat Manajemen Tambang ............................................................ 13
2.6 Fungsi Manajemen Tambang......................................................... 13
2.7 Tujuan Manajemen Tambang ........................................................ 13
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan............................... 14
2.8.1 Kebutuhan Personel .............................................................. 15
2.8.2 Job Description ..................................................................... 16
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan ................... 20

iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 22
3.2 Saran .............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Accredited Mining
Enterprise) menyangkut indikator keberhasilan manajemen usaha
pertambangan. Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat
meliputi dari kegiatan hulu (manajemen cadangan), manajemen kegiatan
produksi, sampai dengan kegiatan hilir (manajemen pasar) serta masalah yang
berhubungan dengan pengembangan wilayah dan lingkungan termasuk CSR
(corporate social responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan di
tandai oleh kemampuan internal dalam hal mengkoordinir tenaga kerja pada
suatu perusahaan, sehingga diperlukanlah manajemen dalam uasaha
pertambangan. Oleh sebagian orang manajemen dikatakan sebagai suatu seni
(art), ada pula yang mengatakan sebagai suatu ilmu (science), dan ada yang
menyatakan sebagai suatu profesi (profession). Kaitannya dengan
pertambangan atau biasa disebut dengan Manajemen Tambang adalah
penerapan prinsip – prinsip ekonomi/manajemen dalam masalah pengusahaan
mineral. Biasanya hal ini berkaitan dengan keterdapatan bahan galian; faktor
supply-demand regional, nasional & internasional; fungsi eksplorasi,
pengembangan, produksi dan pengolahan/ pemurnian; analisis komoditi
mineral; metode keuangan, struktur dan komponen kapital dari industri;
analisis kebijakan mineral, kebijakan pemerintah, peraturan & perundangan;
perumusan kebijakan mineral; pemasaran dan penggunaan komoditas
mineral; faktor-faktor bahan pengganti, sekunder, daur ulang, dan
saingannya; metode dan ongkos; dampak-dampak perubahan teknologi dan
ekonomi; kualitas lingkungan; dan sebagainya.
Pada dasarnya manajemen tambang diperlukan untuk mengatur sumber
daya mineral & sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat
terorganisir dengan sempurna dan mendapatkan hasil yang optimal.

v
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun akan menyusun
makalah dengan judul “Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi
dalam Suatu Usaha Pertambangan”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Manajemen Tambang
2. Unsur-unsur Manajemen Tambang
3. Tingkatan Manajemen
4. Proses Manajemen
5. Sifat Manajemen Tambang
6. Fungsi Manajemen Tambang
7. Tujuan Manajemen Tambang
8. Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
9. Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menginformasikan mengenai Manajemen Tambang secara lebih detail
2. Mengetahui unsur dan tingkatan pada Manajemen Tambang
3. Mengetahui proses serta sifat pada Manajemen Tambang
4. Mengetahui fungsi dan tujuan Manajemen Tambang
5. Mengetahui fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini di buat agar bermanfaat untuk:
1) Bagi Mahasiswa dan Penulis :
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi manajemen
tambang dan organisasi dalam suatu uasaha pertambangan secara lebih
terperinci
2) Bagi Tenaga pengajar :
Sebagai bahan referensi terhadap mata kuliah yang bersangkutan dan
materi yang di ajarkan

vi
3) Bagi Masyarakat dan Pembaca :
Agar masyarakat dapat mengetahui lebih detail mengenai batubara dan
dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kehidupan sehari-hari.

1.5 Metode Pembuatan Makalah


Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-
artikel terkait lainnya dan pemahaman yang dilihat dari sudut pandang
penulis.

vii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Tambang


Kata Manajemen berasaldari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Pengertian manajemen menurut para ahli, yaitu :
 Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
 Menurut Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya
manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai “suatu proses
merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi secara efisien dan
efektif”.
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya
yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien.

2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang


1. Manusia (man)
2. Bahan (materials)
3. Mesin (machines)
4. Metode/cara kerja (methods)
5. Modal uang (money)
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa
Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam

viii
industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti material dalam artian
mineral non-logam.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat
bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang
mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat
mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa
memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.

2.3 Tingkatan Manajemen


Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda
satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau
pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-operator
mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi inilah dapat dibedakan pula
tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen,
yaitu :
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management) yaitu tingkatan
manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini
manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional. Jika
dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka
jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka
waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
2. Manajemen tingkat menengah (middle management) adalah tingkatan
manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen
terbawah. Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya bersifat
menengah.
3. Manajemen tingkat atas (top management) adalah tingkatan paling tinggi
dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan
perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi kurun waktu
rencana jangka panjang.

ix
2.4 Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan
yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat di
dalam organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang akan dicapai di
masa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari
pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah
diperlukan serangkaian kegiatan seperti yang telah dikemukakan di atas yang
lebih dikenal sebagai proses manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2. Perencanaan (Planning)
3. Staffing
4. Pengaturan (Directing)
5. Pengawasan (Supervising)
6. Pengendalian (Controlling)
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat
dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu
tahapan-tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait
yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahapan proses yang
telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan
antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di atas, manajer
memerlukan prasarana dan sarana, di antaranya memerlukan kekuasaan,
tujuan orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan dibutuhkan
oleh seorang manager untuk mempengaruhi orang lain. Terdapat beberapa
jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di antaranya adalah :
1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu
(Legitimate).
2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power).
3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau
melakukan peniruan (Reference power).

x
5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan, dan keterampilan (Expert power).

2.4.1 Penetapan Tujuan


Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu
proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas
mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh
kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu
sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan.
3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan
keberhasilannya.
4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan
tersebut harus bisa dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak-bawah
(top-down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-puncak
(bottom-up) atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncak-bawah (top-
down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas.
Tujuan yan telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan
lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan
lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah
sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari
bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan
dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah.
Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada
lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan
tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan

xi
manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya
terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan
dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau
tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan
kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global.
Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga
bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan
bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi
mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan
lagi dalam bentuk sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah) tahun
mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan
tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus
dilakukan.

2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan
pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang
untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan
menjadi :
1. Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang menerangkan
keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang
menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran
uang dalam suatu kegiatan.

xii
6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian
sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-
kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut
jangkauan waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana
yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan
sebutan rencana janka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5
tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya
lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan
mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun
perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan
mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang
ada.
7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaannya.
8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang
diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

2.4.3 Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan
proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada

xiii
tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right
position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi
tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan
dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus
dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta
keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan (job
description) dan persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan
kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini
pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan
kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan
mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar
tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu
sendiri.
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan
posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari
proses pengerahan tenaga kerja.
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu
posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan
bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan
jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang
ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan
mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara
berkala).

xiv
2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumber-
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam
satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan
proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar
dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana
hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang
dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian
dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus
memperhatikan aspek motivasi tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah
koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih
dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya
makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi
yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan
dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut.
2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau
informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.
3. Adanya kesatuan komando.

2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi
langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk
mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu
kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok

xv
yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh
manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu.
Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda
dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang
kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga
bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa
mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini.
Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok
formal-informal harus dilakukan dengan baik.

2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,
yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat
kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan
pengendalian inilah dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat
dicapai atau tidak.
Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja
yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard
yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada
dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga
proses manajemen berulang kembali.

xvi
2.5 Sifat Manajemen Tambang
a. Seni
Perbedaan keahlian dan sifat para Manajer (keras, lemah lembut, ulet
santai, dan lain-lain).
b. Ilmu
Akumulasi pengetahuan organisasi untuk mencari / menguasai kebenaran
umum.

2.6 Fungsi Manajemen Tambang


a. Perencanaan
Langkah / tahapan awal untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian
Suatu tim / lelompok yang solid untuk capai tujuan.
c. Pengarahan
Seorang Manajer harus memberi arahan agar pekerjaan sesuai yang
direncanakan.
d. Pemotivasian
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan kinerja.
e. Pengendalian
Seluruh kegiatan harus diawasi dan dikontrol baik terhadap orang atau
mekanisme pekerjaan.

2.7 Tujuan Manajemen Tambang


Tujuan manajemen tambang adalah sesuatu yang ingin direalisasikan
dengan menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan
kepada usaha seorang Manajer.
a. Sasaran
Misalnya dalam pemasaran mencari negara dengan tingkat kebutuhan batu
bara yang tinggi.
b. Maksud
Maksud yang dicapai agar ditentukan misalnya untuk menjadikan bahan
jadi.

xvii
c. Misi
Komitmen untuk mencapai tujuan.
d. Batas Waktu
Waktu yang direncanalan dengan batas akhir agar pekerjaan tidak
terhambat.
e. Standard
Untuk mencapai tujuan disesuaikan kemampuan dan bidang masing –
masing.
f. Target
Agar tujuan terapai harus mempunyai target baik produksi / waktu.
g. Jatah
Batasan agar tujuan dapat terapai sesuai harapan.
Penggolongn Tujuan secara Umum :
1. Tujuan Organisasi Secara Macro
Berhubungan dengan nilai / value dari aktivitas organisasi tertentu
2 Tujuan Manajer pada Seluruh Hirarki / Lapisan Organisasi
Berhubungan dengan kwalitas & Kuantitas yang harus diralisasikan
3. Tujuan Individu
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan yang baik),
Psikologis (kejiwaan), Sosial (lebih dihormati)

2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan


Organisasi dalam dunia tambang tidak berbeda jauh proses
pembentukannya, akan tetapi yang membedakannya adalah strukturalnya,
yaitu dalam organisasi tambang lebih dominan pada bidang operasional
lapangan.
Keragaman jenis perusahaan di dunia pertambangan mengakibatkan
konsumsi terhadap sumberdaya manusia yang dibutuhkan beragam,
tergantung daripada jenis perusahaan yang ada. Pembagian jenis perusahaan
dari segi bidang usaha adalah :

xviii
a. Perusahaan jasa, suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan
jasa berupa pelayanan keahlian, kemudahan, hiburan, dll. Contoh : Radio,
video rental, biro perjalanan, dsb.
b. Perusahaan dagang, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembelian barang untuk kemudian dijual dalam bentuknya yang semula
tanpa diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut. Kalaupun
dilakukan perubahan, maka perubahan tersebut tidak cukup
berarti/terbatas. Contoh : Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
c. Perusahaan produksi barang (pabrik), perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengolah-an, produksi, atau pembuatan barang dengan
menggunakan bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses pembuatan barang
dalam perusahaan produksi barang, maka ada beberapa golongan jenis
kegiatan produksi antara lain :
 Pabrikasi (pengolahan dalam pabrik)
 Pertambangan
 Kerajinan (mis: sepatu, konveksi)
 Preservasi (pengawetan makanan)
 Perakitan (Assembling)

2.8.1 Kebutuhan Personel


Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personel perusahaan
dapat diurut mulai dari dewan komisaris, direksi, sekretaris, keuangan,
divisi / bagian beserta staff, superintenden / supervisor / seksi beserta
staff, pengawas / mandor / kepala lapangan, operator, dan lain-lain.
Sementara untuk tenaga staff, jumlah tenaga kerja cukup dengan
memeriksa jabatan-jabtan yang masih kosong, (belum ada pejabatnya).
Untuk tenaga operasional, perlu dihitung terlebih dahulu berdasarkan
beban kerja yang ada. Dengan memperhitungkan absensi dan
perputaran tenaga kerja yang ada (sebagai cadangan ) maka akan
diperoleh angka jumlah tenaga kerja operasional yang diperlukan.

xix
2.8.2 Job Description
Job description/deskripsi jabatan merupakan hasil dari analisis
jabatan. Manfaat deskripsi jabatan dalam organisasi tambang adalah
memberikan pedoman bagi setiap pejabat akan fungsi jabatannya,
perincian tugas, wewenang, tanggung jawab, maupun hubungan-
hubungan antar jabatan.
Pada sebuah perusahaan tambang besar biasanya sudah
menggunakan sistem management modern yang antara lain
strukturalnya (urutan dari paling bawah hingga keatas), adalah :
 Dewan Direksi
Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang pemegang saham
perusahaan yang biasanya di pimpin oleh seorang Presiden Direktur.
Dan mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang General
Manager untuk meminta laporan jalannya perusahaan.
 General Manager
General manager adalah merupakan pimpinan perusahaan yang
menentukan arah, strategi perusahaan, dan membawahi beberapa
Senior Manager.
 Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager.
Contoh :
1. Senior Manager Produksi
Membawahi :
a. Manajer Penambangan
b. Manajer Preparasi dan Pengolahan
c. Manajer Penunjang Tambang
d. Manajer Pemasaran
e. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
f. Manajer Geologi & Eksplorasi
2. Senior Manager Administrasi Perusahaan
Membawahi :
a. Manajer Keuangan

xx
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c. Manajer Hubungan Masyarakat
d. Manajer Sarana Prasarana Umum
e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f. Manajer Informasi dan Teknologi
 MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada
bidang-bidang tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun
rencana dalam pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi
tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten Manajer (Super
Intendent), yang diberi kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
1. Manajer Penambangan
Membawahi :
a. Ass.Man. PIT A
b. Ass.Man. PIT B
c. Ass.Man. Disposal
d. Ass.Man. Perencanaan
e. Ass.Man. Pusat Kendali Tambang
f. Dan seterusnya
2. Manajer Penunjang Tambang
Membawahi :
a. Ass.Man. Peledakan
b. Ass.Man. Dewatering
c. Ass.Man. Alat Berat
d. Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik
e. Dan seterusnya
3. Manajer Geologi dan Eksplorasi
Membawahi :
a. Ass.Man Geologi dan Topografi
b. Ass.Man Geotek

xxi
c. Ass.Man Explorasi
d. Dan seterusnya
 Assisten Manajer
Assisten Manajer adalah sebagai wakil dari manajer sehingga
tugasnya adalah menguraikan gagasan dan garis-garis dasar
kebijaksanaan dan teknik-teknik pengusahaan kedalam suatu rencana
kerja dan pelaksanaannya. Kemudian juga memberikan instruksi
kepada pengawas (supervisor) dan memantau operasional
penambangan secara tidak langsung. Sebagai bawahannya adalah
supervisor.
Contoh :
1. Ass.Man. PIT A
Membawahi :
a. Supervisor Bench 1,2,3: PIT. A
b. Supervisor Bench 4,5,6; PIT. A
c. Dan seterusnya
2. Ass.Man Perencanaan
Membawahi :
a. Tim Perencanaan Tambang
b. Tim Surveyor
c. Tim Gambar Teknik
d. Dan seterusnya
3. Ass. Man. Peledakan
Membawahi :
a. Supervisor Gudang Handak
b. Supervisor Pemboran Lubang Ledak
c. Supervisor Pelaksanaan Peledakan
d. Dan seterusnya
 Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas langsung atau inspeksi
pada jangka waktu berkala dan sebagai perantara antara pelaksana
dan pimpinan sehingga harus mampu secara rinci teknik

xxii
pelaksanaan. Bawahan dari pada Supervisor adalah para foreman
(mandor)
Contoh :
1. Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A
Membawahi :
a. Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan pemuatan
b. Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
c. Dan seterusnya
2. Tim Perencanaan
Membawahi :
a. Perencanaan operasi Mingguan
b. Perencanaan operasi bulanan
c. Perencanaan operasi Tahunan.
d. Dan seterusnya
 Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu berada di lapangan
untuk mengawasi operasi produksi.
Contoh :
Foreman backhoe
Membawahi :
a. Operator Backhoe 1
b. Operator Backhoe 2
 Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih yang mampu
mengoperasikan alat tertentu dengan efektif serta efisien. Biasanya
dari mulai assisten manajer hingga ke bagian direksi juga memiliki
jajaran staff pada masing-masing bagiannya yang terdiri dari
sekertaris, juru ketik, keuangan, pesuruh dan lain-lain.
Secara singkat manajemen organisasi tambang adalah seperti
diuraikan di atas namun pada setiap pembentukan struktur pelaksana
perusahaan tambang harus disesuaikan dengan besar kecilnya

xxiii
perusahaan itu sendiri, sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.

2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan


Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manajer tambang yang
bertanggung jawab kepada direksi. Manajer tambang atau kepala teknik
tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang
membawahi 5 divisi organisasi yaitu: divisi perencanaan, divisi operasi
tambang, divisi pengolahan, divisi perawatan dan lingkungan serta divisi
administrasi dan keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staff
untuk kelancaraan pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja pertama
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

xxiv
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut :
a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka
panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran
produksi dan kualitas produk.
b. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan
ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan
serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi
tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang,
anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

xxv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya
yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien.
Unsur-Unsur Manajemen Tambang
1. Manusia (man)
2. Bahan (materials)
3. Mesin (machines)
4. Metode/cara kerja (methods)
5. Modal uang (money)
Tingkatan Manajemen
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management)
2. Manajemen tingkat menengah (middle management)
3. Manajemen tingkat atas (top management)
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2. Perencanaan (Planning)
3. Staffing
4. Pengaturan (Directing)
5. Pengawasan (Supervising)
6. Pengendalian (Controlling)
Sifat Manajemen Tambang
a. Seni
b. Ilmu
Fungsi Manajemen Tambang
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan

xxvi
d. Pemotivasian
e. Pengendalian
Tujuan Manajemen Tambang
a. Sasaran
b. Maksud
c. Misi
d. Batas Waktu
e. Standard
f. Target
g. Jatah
Fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan :
a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka
panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran
produksi dan kualitas produk.
b. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan
ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan
serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
f. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
g. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi
tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
h. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
i. Sarana penerangan daerah tambang.
j. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan

xxvii
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang,
anatara lain:
g. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
h. Administrasi dan surat-menyurat
i. Personalia dan umum.
j. Security / satpam
k. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
l. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

3.2 Saran
Untuk makalah mengenai “fungsi manajemen tambang dan fungsi
organisasi dalam suatu usaha petambangan” saran saya adalah Dosen,
Tenaga Pengajar lainnya maupun Mahasiswa khusunya di jurusan Teknik
Pertambangan dapat mempelajari lebih detail lagi mengenai mata kuliah yang
bersangkutan, karena dalam materi dari fungsi manajemen tambang dan
fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan sendiri tersimpan ilmu-
ilmu yang tidak kalah pentingnya dari mata kuliah lainnya. Dan juga
pembahasan mengenai makalah ini mempunyai banyak manfaat terlebih
setelah memasuki lapangan kerja nantinya. Misalnya dapat mengetahui
susunan organisasi pada suatu perusahaan pertambangan. Saya berharap
materi untuk fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi dalam suatu
usaha petambangan dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran di
ruang perkuliahan.

xxviii
DAFTAR PUSTAKA

 http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-tambang_30.html
 http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-organisasi.html
 http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-tambang.html
 http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html
 http://www.slideshare.net/vestersaragih/manajemen-tambang-materi-1

xxix

Anda mungkin juga menyukai