LUKA TEMBAK
Oleh :
Tsaniatul Afifah 012085798
Tyas Anggraini 012085800
Zuhaida Anafisah 012085814
Pembimbing :
KEPANITERAAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RS BAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 20 OKTOBER – 24 NOVEMBER 2012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
LUKA TEMBAK
Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh program
Disusun oleh :
Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1 Jenis Senjata dan Amunisi ........................................................ 3
1. Senjata Api ....................................................................... 3
2. Amunisi ............................................................................ 6
2.2 Teori Luka ............................................................................... 9
2.3 Arti Klinis Luka Tembak ......................................................... 11
2.4 Mekanisme Luka Tembak ....................................................... 11
2.5 Deskripsi Luka Tembak .......................................................... 13
2.6 Identifikasi Luka Tembak ........................................................ 17
1. Luka Tembak Masuk ........................................................ 17
2. Luka Tembak Keluar ........................................................ 19
2.7 Klasifikasi Luka Tembak ........................................................ 21
1. Luka Tembak Masuk ....................................................... 21
2. Luka Tembak Keluar (Luka Tembus) .............................. 27
2.8 Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar ... 29
2.9 Efek Luka Tembak .................................................................. 30
2.10Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et Repertum ........... 34
2.11Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak ................................ 35
2.12Konsep-konsep yang salah dalam investigasi tembakan
senjata ...................................................................................... 39
BAB III Visum et Repetum Luka Tembak ................................................... 41
BAB IV Pembahasan .................................................................................... 49
BAB III Kesimpulan ..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar ............. 29
iv
DAFTAR GAMBAR
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan izin-Nya, maka tugas pembuatan referat dengan judul “Trauma
Kepala” dapat selesai pada waktunya. Pembuatan referat ini merupakan salah satu
tugas wajib yang harus dikerjakan dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap
agar apa yang disajikan dalam referat ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Dengan penyusunan referat ini kami berharap seorang dokter atau calon
dokter mampu mendeskripsikan luka tembak secara benar sehingga mampu
membuat Visum et Repertum yang baik dan benar sehingga dapat digunakan
sebagai alat bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk memutuskan suatu tindak
pidana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2) Laras panjang
Senjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000 m,
mempergunakan peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang dibagi
menjadi dua yaitu:
a) Senapan tabur: Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan
butir-butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang
untuk memuntahkan peluru tunggal lewat larasnya, moncong senapan
halus dan tidak terdapat rifling.
b) Senapan untuk menyerang: Senapan ini mengisi pelurunya sendiri,
mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya, mempunyai
kapasitas magasin yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru
senapan dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan sedang
antara peluru senapan standard dan peluru pistol)
2. Amunisi
Peluru mengandung Pb dan sebagian metal dengan dikelilingi nikel, detonator
berisi barium,bismuth mercury. Secara garis besar shot gun dan senapan sama
karena terbentuknya jumlah besar gas yang panas bertekanan tinggi2,7,8.
a. Amunisi senjata dengan putaran rotasi peluru dibagi dalam dua kategori
yaitu centerfire atau rimfire - tergantung lokasi primernya.
1) Pada peluru rimfire, komposisi primernya terletak pada bibir selongsong
peluru dengan mesiu yang berhubungan dengan yang primer.
a) Pada saat penembakan, pemantiknya menghancurkan bibir selongsong
peluru, meledakkan komposisi primernya, menyulut bubuknya.
b) Saat ini amunisi rimfire hanya terbagi dalam tiga kaliber - 22 Short,
22Long Rifle dan 22 Magnum.
c) Amunisi rimfire bisa digunakan baik pada pistol maupun senapan.
2) Umumnya amunisi adalah pusat ledakannya (centerfire). Pada pusat
peledakan selongsong, kesulitan pokok terletak pada bagian tengah dasar
selongsong. Ketika ditembakkan, pemantiknya menghantam tengah-tengah
dasar primer yang memantik komposisi primer yang selanjutnya memantik
mesiunya.
b. Selongsong peluru biasanya terbuat dari kuningan, meskipun ada yang
terbuat dari aluminium dan baja.
1) Ketika diledakkan, selongsong peluru mengandung gas dari hasil
pemantikan mesiu.
2) Kebanyakan peluru pistol bentuknya lurus sedang peluru senapan berbentuk
leher botol (bottle neck)
3) Pada amunisi komersial, kaliber dan nama pabrik pembuatnya dicap pada
dasar peluru.
7
4) Pada amunisi militer, nama pabrik dan tahun pembuatan amunisinya (baik
berbentuk tulisan maupun kode) dicap pada dasar peluru.
c. Mesiu yang digunakan dalam selongsong peluru adalah mesiu tidak
mengandung asap, campuran dari nitrocellulose, dimana nitroglycerin bisa
ditambahkan ataupun tidak ditambahkan. Wujud mesiu di Amerika Serikat
umumnya :
1) disk (flake atau serpihan) atau bola dalam pistol dan senapan tabor
2) silindrikal atau mesiu bola pada senapan laras panjang
d. Anak peluru (bullet) merupakan bagian dari peluru yang lepas dari
moncongnya ketika senjata ditembakkan.
1) Oleh karena velositasnya yang tinggi, pusat penembak anak peluru senjata
harus terbungkus metal baik secara penuh ataupun sebagian.
a) Pada umumnya pembungkusnya terbuat dari tembaga atau copper alloy
tetapi bisa juga dari baja
b) Matanya terbuat dari timah tetapi untuk peluru-peluru militer bisa dari
leburan baja atau gabungan keduanya.
2) Amunisi yang sepenuhnya terbungkus metal-pembungkusannya
menyelubungi pucuk dan sisi-sisi pelurunya.
3) Semua amunisi militer, termasuk amunisi pistol, haruslah berbungkus metal
secara penuh.
4) Pada amunisi semi-jacket, ada mata timah dengan bungkus tembaga
menutupi sisi-sisinya dan biasanya dasar pelurunya dengan mata yang
menonjol pada ujungnya.
5) Sebagai kebiasaan, peluru timah digunakan pada revolver; peluru
berbungkus metal penuh digunakan pada pistol otomatis.
6) Saat ini amunisi pistol umunya menggunakan peluru semi-jacket, iasanya
dengan rancangan pucuk yang kosong, baik disengaja untuk dipasang pada
revolver maupun pistol otomatis.
7) Amunisi .22 Short dan Senapan Laras Panjang (long rifle) dipasang dengan
anak peluru timah; amunisi Magnum .22 beramunisi jacket metal penuh atau
semi-jacket.
8
4. Ujung yang kosong dan halus dari peluru senapan cenderung merobek tubuh
yang meninggalkan luka yang lebih parah dibanding dengan jika tidak sobek.
Sebaliknya peluru senjata militer cenderung untuk tidak merobek tubuh.
Kecuali dalam peluru M16 (5.56 x 45 mm).
adanya transfer energi dari luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka
tembak. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi
kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik
yang lainya8,10.
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru
dimodifikasi akan berhenti atau menurun kecepatanya sesampainya di tubuh.
Anak peluru yang lunak didesain akan segera menjadi pecahan kecil saat
ditembakkan. Peluru dumdum banyak digunakan pada muncung roket yang
mempunyai ruang udara pada ujungnya diperuntukkan agar pada saat benturan
akan terjadi pengurangan kecepatan dan terjadi transfer energi yang besar dan
kerusakan jaringan yamg hebat. Ledakan peluru ini juga pernah digunakan saat
usaha pembunuhan presiden Reagen. Lintasan peluru juga dapat menilai besar dan
kecepatan dari energi yang diberikan pada suatu target8,10.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa
dan kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk
pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang
tinggi sehingga menghasilkan energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan
jaringan.Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan
pada panah, senapan angin, serta revolver. Dari system mekanik ini akan
mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi,
kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur
lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika
kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan
akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan
seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya
zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk
rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan
dan diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan
mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ
dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang
13
berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan
harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi8,10.
1) Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan
dialihkan arah keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
2) Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar
dari permukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan
senjata api dengan “Sallow Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada
bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan
kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan
ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian sisi
dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika
terkena tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga
akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada
pleura dan paru dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak
dengan atau tanpa luka laserasi atau memar pada paru. Ketika bagian kepala
terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan
intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus kranium. Enapan juga dapat
menyebabkan luka tangensial.1,4
Beberapa penampilan luka yang berbeda disebabkan oleh shotguns dan
rifled firearms. Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan
peluru saat ditembakkan. Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan
diameter rata-rata 22 kaliber. Bentuk dan karakteristik luka juga sangat tergantung
dari jarak tembak. Pada jarak tembak yang dekat, tembakan berupa satu bentuk
peluru silinder yang besar. Pada jarak tembak sedang, bentuk lukanya tidak
beraturan dan punya penampakan moth eaten. Dengan adanya penambahan
diameter, pecahan dari tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan
berupa satelit yang awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar.
Pada tembakan jarak jauh, tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat
luka kecil tunggal. Deposit tembakan dan klim tato terjadi akibat luka tembak
pada jarak dekat dan sedang.
17
Ada tiga jenis tembakan yakni Birdshot, buckshot, dan rifled slugs.
Birdshot digunakan untuk membunuh ungsa dan hewan yang sangat kecil.
Tembakannya sangat kecil dengan diameter 0.05 sampai 0.150 inci. Buckshot
lebih besar dari Birdshot, dengan diameter 0,24 sampai 0,33 inci. Tipe foster dari
Rifled slugs digunakan di AS. Luka akibat Rifled slugs berupa defek soliter .
Karakteristik dari luka tembak tidak dapat dilihat kecuali pada Birdshot
yang kontak dengan lukanya dekat, buckshot yang lebih besar, dan rifled slugs.
Karakteristik luka lain dari luka tembak adalah wad mark. Wad mark dapat
ditemukan pada luka tembak dengan perbedaan berdasarkan jarak tembak.
Beberapa wad dibuat dari gabus atau partikel yang menyerupai gabus,
yang akan terbentuk pada tembakan dekat. Fragmen wad yang kecil akan
menghantam kulit dan menyebabkan luka yang kecil dan tidak beraturan.
dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang
eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari
abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai
tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat
mengenai kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki
sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru
kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan dalam
perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika menabrak
kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk
yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh
karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis
Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela
yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam
setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi
tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis
lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami
kontak langsung dengan kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang
tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan
menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar
peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas
tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak masuk
menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian
tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti
bintang. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru.
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit.
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
19
kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit
keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada
kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam
beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak
sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh
abrasi.
Teka-teki ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka
tembak keluar. Luka tembak masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan
apabila pada luka tembak luar terdapat penahan kulit, pada luka tembak masuk
terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang digunakan kaliber
kecil (kaliber 22), dan tulang tidak langsung berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian
pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat,
bagian ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra,
kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian tangan menahan
tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk, atau menempel
pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat
banyak tulang dan jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya peluru. Peluru
jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti
skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru
masuk ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah
penghalang kedua yang paling menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru
yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian
tetapi luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga,
cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.
21
Gambar 7. Luka tembak masuk di sebelah kiri dan luka tembak keluar di sebelah
kanan
berpengaruh terhadap efektifitas pelindung antara kulit dan anak peluru. Makin
efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal ditiupkan di sekitar
moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat ditemukan di jaringan
tubuh. Faktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di
bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang
masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam7.
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit, gambaran akan
tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke
permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit.
Gambaran akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan
kulit. Pada jaringan lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan
tampak kecil dan sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding
luka,. Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit
bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian menutupinya. Dalam
luka, pada jaringan akan ada beberapa bintilk-bintik kotoran dengan jelaga atau
partikel-partikel amunisi. Kebanyakan amunisi senjata tampak bersih,
dibandingkan dengan peluru senjata api sehingga jelaga bisa tidak
ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat disebelah luar cetakan diameter moncong
senjata, dan karbon monoksida akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin
disekitar kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada luka
memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris dan jarang.
Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit lebih keras melawan
ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin akan terbentuk. Jika luka tempel
di atas tulang terutama tulang tengkorak, terjadi fenomena yan sama dengan luka
senjata api. Tampak gambaran linier atau seperti bintang6.
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan
bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan:
1) Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat
penarik senjata.
2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan
tidak miring.
23
Sasarannya, yaitu :
- Daerah temporal
- Dahi sampai occiput
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju
otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan
cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang
disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas
masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak peluru. Desakan keluar ini
menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban menggunakan
senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit antara
ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit,
dapat dicari antara kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang
kepala dengan selaput otak keras (tabula interna).2,5,9
lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan
lebih halus.
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak tersebut,
makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum
dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan
transversal. Untuk kemudian dibuat luka percobaan, dengan menggunakan senjata
yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama dengan hasil luka
terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.2,5,9
pengecualian, yaitu (1) Senjata telah di set sedemikian rupa sehingga dapat di
tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan
karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak jarak jauh; (3)
Kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk
mesiu mencapai kulit; dan (4) Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal
tersebut terjadi bila tidak ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius
terhadap penyelidikan7.
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah
anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak
jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah
tembakan tegak lurus permukaan sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya
konsentris, bundar. Sedangkan pada tembakan miring bentuk contusio ringnya
oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan
outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk
mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat pakaian
yang ikut masuk kedalam luka.
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong
senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan
butir-butir mesiu.
a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau
terbakar sebagian.
b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat
dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau
kelim lemak.
Gambar 12. Tidak ditemukan kelim lecet pada luka tembak keluar
j. Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka bentuk
luka yang terjadi adalah bentuk bundar, bila jaringan di bawahnya
mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari peluru
disertai pula dengan gas yang terbentuk akan memantul dan mengangkat
kulit di atasnya, sehingga robekan yang tejadi menjadi tidak beraturan atau
berbentuk bintang
k. Perkiraan diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara diameter
lubang luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak lurus dengan arah
masuknya peluru
l. Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan menimbulkan robekan
dangkal, disebut bullet slap atau bullet graze
m. Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk bersatu
dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter wound
b. Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50%) nitrogen
35%, CO 10%, hydrogen sulfide 3%, hydrogen 2 % serta sedikit oksigen
dan methane
c. Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit
d. Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm
e. Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan kulit,
sehingga bila dihapus akan menghilang.
b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian
tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)
c. Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh tulang dan
mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara kulit dan
moncong senjata
d. Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong
senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang
terjadi
e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,
sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan tersebut
akan tampak sebagian sebagai garis lengkung
f. Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tato,
oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft contact jelaga
dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan
kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tato.
yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan
pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka
tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak masuk
memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud
adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan
radiologik.
1. Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu
akibat trauma mekanis dan termis1,9.
Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat1,9 :
a. Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal
serta elongasi dari inti sel,
b. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-
butir mesiu.
c. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi sel-sel
basal,
d. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih
banyak mengambil warna biru (basofilik staining)
e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling
dominan), dan adanyabutir-butir mesiu
f. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
g. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam
atau hitam kecoklatan
1) Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka
tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir
mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya
disepanjang tepi saluran luka
2) Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat
pada kulit dan jaringan dibawah kulit.
37
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,
sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada “smokeles gun powder”
dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur
kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.Unsur-
unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di
temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium.
Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam
atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat
dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata1.
PRO JUSTICIA
VISUM ET REPERTUM
NO.POL: / /VER/IV/2012/Bid DOKKES
HASIL PEMERIKSAAN
Dari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut ditemukan fakta-
fakta sebagai berikut :
A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH :
1. Identitas Umum Jenazah : --------------------------------------------------------
a. Jenis kelamin : laki-laki -------------------------------------------------
b. Umur : kurang lebih lima belas tahun ------------------------
c. Panjang Badan : seratus tujuh puluh sentimeter, berat badan : tidak
diukur----------------------------------------------------
d. Warna kulit : sawo matang, warna pelangi mata : hitam ---------
41
42
h. Dubur : -------------------------------------------------------------------------
- Lingkaran dubur : Tidak ada kelainan --------------------------
- Liang dubur : Tidak ada kelainan --------------------------
i. Anggota gerak : ---------------------------------------------------------------
Anggota gerak atas : ---------------------------------------------------------
- Kanan : tidak ada kelainan ---------------------------
- Kiri : tidak ada kelainan ---------------------------
Anggota gerak bawah : ---------------------------------------------------------
- Kanan : tidak ada kelainan ---------------------------
- Kiri : tidak ada kelainan --------------------------
2. Bagian Tubuh Tertentu ------------------------------------------------------------
a. Mata-----------------------------------------------------------------------------
- Alis mata : panjang enam sentimeter ---------------
- Bulu mata : panjang satu sentimeter -----------------
- Kelopak mata : tidak ada kelainan -----------------------
- Selaput kelopak mata : pucat ---------------------------------------
- Selaput biji mata : tidak ada kelainan -----------------------
- Selaput beninng mata : keruh --------------------------------------
- Pupil mata : diameter pupil mata kanan enam
milimeter, diameter pupil mata kiri
enam milimeter --------------------------
- Pelangi mata : hitam --------------------------------------
- Lain-lain : - ---------------------------------------------
b. Hidung -------------------------------------------------------------------------
- Bentuk hidung : tidak ada kelainan. ------------------------
- Permukaan kulit hidung : tidak ada kelainan. ------------------------
- Lubang hidung : terdapat cairan darah. ---------------------
c. Telinga : ------------------------------------------------------------------------
- Bentuk telinga : tidak ada kelainan -------------------------
- Permukaan daun telinga : tidak ada kelainan -------------------------
- Lubang telinga : tidak ada kelainan -------------------------
45
d. Mulut ---------------------------------------------------------------------------
- Bibir atas : pucat ----------------------------------------
- Bibir bawah : pucat -----------------------------------------
- Selaput lendir mulut : pucat -----------------------------------------
- Lidah : tidak dapat dinilai -------------------------
- Gigi geligi ------------------------------------------------------------------
Gigi rahang atas : tidak dapat dinilai -------------------------
Gigi rahang bawah : tidak dapat dinilai -------------------------
Langit-langit mulut : tidak dapat dinilai -------------------------
Lain-lain : tidak dapat dinilai -------------------------
e. Alat Kelamin ------------------------------------------------------------------
- Alat kelamin laki-laki ----------------------------------------------------
Pelir : sudah dikhitan -----------------------------
Kantong buah pelir : tidak ada kelainan -------------------------
Lain-lain : - ----------------------------------------------
- Alat kelamin wanita -------------------------------------------------------
Bibir besar : - ----------------------------------------------
Bibir kecil : - ----------------------------------------------
Kelentit : - ----------------------------------------------
Selaput dara : - ----------------------------------------------
Dinding vagina : - ----------------------------------------------
Lain-lain : - ----------------------------------------------
3. Tulang-tulang : ( retak, patah tulang, kelainan lain )--------------------------
a. Tulang tengkorak : tidak ada kelainan -------------------------
b. Tulang belakang : tidak ada kelainan -------------------------
c. Tulang-tulang dada : tidak ada kelainan -------------------------
d. Tulang-tulang punggung : terdapat patah tulang iga ke empat
bagian belakang sebelah kanan ---------
e. Tulang-tulang panggul : tidak ada kelainan -------------------------
f. Tulang-tulang gerak : tidak ada kelainan -------------------------
46
Diameter katub kiri dua koma lima sentimeter dan tebal dinding
satu sentimeter. Jumlah katub ada dua buah, dan tidak ditemukan
adanya kelainan pada katub. Arteri koroner tidak ada kelainan -----
3. Rongga Perut : tidak ada kelainan ---------------------------------------
- Hati : berwarna merah muda, permukaan licin, tepi tajam pada
perabaan kenyal. ----------------------------------------------------------------
- Dimensi : -------------------------------------------------------------------------
Berat : seribu empat ratus gram --------------------------------------
Panjang : dua puluh sembilan sentimeter ------------------------------
Lebar : delapan belas sentimeter -------------------------------------
Tebal : lima sentimeter ------------------------------------------------
Tidak ditemukan kelainan pada hati ------------------------------------------
- Limpa : berwarna merah kebiruan, permukaan licin, pada perabaan
kenyal. ----------------------------------------------------------------------------
Dimensi : -------------------------------------------------------------------------
Berat : seratus lima puluh gram ------------------------------------
Panjang : empat belas sentimeter --------------------------------------
Lebar : tujuh sentimeter ---------------------------------------------
Tebal : tiga sentimeter -----------------------------------------------
Tidak ditemukan kelainan pada limpa ---------------------------------------
- Ginjal : ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis, simpai rata dan
lemak mudah dilepas. -----------------------------------------------------------
Dimensi Ginjal kanan : --------------------------------------------------------
Berat : seratus gram ---------------------------------------------------
Panjang : sembilan sentimeter ------------------------------------------
Lebar : lima sentimeter ------------------------------------------------
Tebal : tiga sentimeter -------------------------------------------------
Dimensi Ginjal kiri : ------------------------------------------------------------
Berat : seratus gram ---------------------------------------------------
Panjang : sepuluh sentimeter -------------------------------------------
48
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang kami temukan sendiri dari pemeriksaan atas jenazah
tersebut maka kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki
berusia kurang lebih lima belas tahun, kulit sawo matang, kesan gizi cukup, suku
Jawa, bangsa Indonesia. Pada pemeriksaan didapatkan dua buah luka tembak
masuk jarak jauh dengan kaliber sembilan milimeter pada punggung akibat
senjata api. Ditembakkan dengan arah lurus terhadap permukaan tubuh dari
belakang ke depan, menembus punggung kanan, sela iga keempat, dan paru kanan
keluar melalui dada kanan atas. Sebuah luka tembak tersebut mengakibatkan
perdarahan hebat. Hal ini dapat menyebabkan kematian.
BAB IV
PEMBAHASAN
49
50
tidak rata, berbentuk corong, dan terdiri dari jaringan kulit, jaringan ikat
serta otot. Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat sedangkan dasar lubang
tidak dapat ditentukan karena menembus rongga dada. Pada lubang terdapat
darah. Ditemukan jelaga dan tatoase disekitar cincin lecet.
Dari hasil pemeriksaan dada dan punggung, dapat dipastikan telah terjadi
luka karena tembakan (luka tembak).
darah keluar dari lubang luka. Di sekitar lubang terdapat memar berukuran
dua koma delapan kali satu koma enam sentimeter. Tidak ditemukan cincin
lecet, jelaga maupun tatoase.
Pada punggung kanan bawah terdapat sebuah luka terbuka, nol koma
delapan sentimeter di sebelah kanan garis tengah tubuh dan setinggi seratus
sembilan belas sentimeter dari garis mendatar yang melewati tumit. Terdiri
atas dua bagian yaitu bagian luar berupa cincin lecet dan bagian dalamnya
berupa lubang. Posisi lubang terhadap cincin lecet konsentris. Diameter
cincin lecet sembilan milimeter, dan diameter lubang tujuh milimeter. Garis
batas lubang bentuknya juga teratur serta tepinya tidak rata. Tebing luka
tidak rata, berbentuk corong, dan terdiri dari jaringan kulit, jaringan ikat
serta otot. Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat sedangkan dasar lubang
tidak dapat ditentukan karena menembus rongga dada. Pada lubang terdapat
darah. Ditemukan jelaga dan tatoase disekitar cincin lecet.
Pada pemeriksaan otopsi rongga dada: Terdapat darah dan jendalan
darah pada rongga dada kanan sebanyak seribu seratus lima puluh sentimeter
kubik.
Dari hasil pemeriksaan dada serta punggung dan otopsi rongga dada,
dapat dipastikan bahwa telah terjadi luka tembak terbuka dikarenakan
gaya kinetik anak peluru, suhu panas anak peluru, semburan api serta
percikan mesiu yang terbakar dengan kekuatan yang mampu merobek
seluruh lapisan kulit hingga jaringan di bawahnya dan menimbulkan
luka tembak keluar serta perdarahan masif di dalam rongga dada.
53
DAFTAR PUSTAKA
5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online).
(http://www.freewebs.com/ gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm,,
diakses tanggal 18 April 2011).
11. Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V.
Jakarta : Widya Medika. Hal. 75-81
54