Anda di halaman 1dari 58

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah kependudukan di Indonesia antara lain jumlah dan

pertumbuhan penduduk serta penyebaran dan kepadatan penduduk.

Peningkatan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat

mengkhawatirkan. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar 2,15%

sampai 2,49% pertahun, tanpa adanya usaha pencegahan perkembangan laju

peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang

pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan

maksimal tidak akan berfaedah (Handayani, 2010). Program Keluarga

Berencana (KB) dinilai belum maksimal khususnya dalam hal partisipasi

pria (suami). Meningkatkan kesertaan KB pria berarti merubah

pengetahuan, sikap dan perilaku dari sebelumnya tidak atau belum

mendukung KB pria menjadi mendukung dan mempraktekkan menjadi

peserta. Partisipasi suami dalam program KB dan kesehatan reproduksi

merupakan salah satu perwujudan kesetaraan gender, dianggap sebagai

bagian dari tanggung jawab untuk membina keluarga yang berkualitas

(BKKBN Jatim, 2008).

Data SDKI tahun 2002/2003 pemakaian kontrasepsi wanita sebesar

98,7% dari total prevalensi 55,8%, dan pemakaian kontrasepsi pria sebesar

1,3%. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan kesetaraan gender

antara pria dan wanita dalam hal partisipasi kontrasepsi (BKKBN Jatim,

2008). Data yang diperoleh dari Badan Keluarga Berencana (BKB) periode

1
2

Januari sampai Mei 2011, pencapaian KB baru sebanyak 197.830 pasangan

usia subur meliputi keikutsertaan wanita yaitu IUD 14.652 (7,4%), MOW

13.677 (6,91%), implantt 13.542 (6,842%), suntik 110.544 (55.88%), pil

41.882 (21,17%), sedangkan keikutsertaan pria berKB meliputi kondom

2.321 (1,17%), dan MOP 1.212 (0,61%). Angka cakupan kontrasepsi

kondom di Kabupaten Jombang lebih rendah dari pencapaian nasional

sebesar 2%. Data dari Kecamatan Diwek jumlah pria pemakaian kontrasepsi

kondom sebanyak 148 orang (1,06%), dan pemakain Metode Operasi Pria

sebanyak 66 orang (0,47%), sedangkan keikutsertaan wanita dalam

kontrasepsi sebanyak 13.750 orang (98,47%) meliputi IUD 647 (4,63%),

MOW 1127 (8,07%), implantt 416 (2,98%), suntik 8953 (64,11%), pil 216

(1,55%). Data dari Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

jumlah keikutsertaan pria dalam berKB Metode Operasi Pria sebanyak 0

(0,5%), kontrasepsi kondom sebanyak 26 (4,66%), sedangkan keikutsertaan

wanita dalam berKB IUD 50 (8,96%), MOW 52 (9,32%), implant 43

(7,71%), suntik 276 (49,46%), pil 119 (21,33%) (Laporan Desa Ceweng,

2010).

Pilihan kontrasepsi untuk wanita lebih banyak pilihan dibandingkan

dengan pria, sedikitnya pilihan kontrasepsi untuk laki-laki menyebabkan

mereka kurang berminat untuk ikut program Keluarga Berencana (KB) yang

sampai sekarang sekitar 2% dari Pasangan Usia Subur. Alat kontrasepsi

kaum laki-laki yang tersedia saat ini hanya kondom dan vasektomi,

sehingga mereka tidak punya pilihan. Faktor pengetahuan merupakan salah

satu aspek yang mempengaruhi minat laki-laki untuk ikut program KB

(BKKBN, 2009).
3

Program KB merupakan bagian integral yang terpadu dalam program

pembangunan nasional, untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual

dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan

yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Handayani, 2010). Guna

mengaktifkan peran serta laki-laki dalam ber-KB, hendaknya setiap daerah

mempunyai kebijakan sendiri tentang operasionalisasi program KB dan

Kesehatan Reproduksi termasuk dalam hal ini peningkatan partisipasi

pria.Sehingga dapat diharapkan akses informasi bagi pria / suami dalam KB

dan Kesehatan Reproduksi akan lebih mudah diperoleh (BKKBN Jatim,

2008).

Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dikaji lebih lanjut tentang

gambaran pengetahuan suami tentang kontrasepsi kondom di Desa Ceweng

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

1.2. Identifikasi Masalah

Program KB merupakan bagian integral yang terpadu dalam program

pembangunan nasional, sedikitnya pilihan kontrasepsi untuk laki-laki

menyebabkan mereka enggan untuk ikut program Keluarga Berencana (KB)

yang sampai sekarang sekitar 2% dari Pasangan Usia Subur. Faktor

pengetahuan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi minat laki-

laki untuk ikut program KB.


4

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada

pengetahuan suami tentang kontrasepsi kondom

1.4. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran pengetahuan suami tentang kontrasepsi

kondom di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang?

1.5. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran pengetahuan suami tentang kontrasepsi

kondom di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk mengembangkan keilmuan khususnya pengetahuan tentang

Keluarga Berencana.

1.6.2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait

dengan alat kontrasepsi kondom.

1.6.3. Bagi Pemegang Program

Sebagai bahan perencanaan dalam kegiatan pengembangan Usaha

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di wilayah kerja Puskesmas

Cukir sehingga petugas kesehatan mampu memberi acuan dalam upaya

pengembangan, dan berbagai bahan masukan dalam perencanaan

pelayanan Keluarga Berencana di masa mendatang.


5

1.6.4. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan untuk memberikan konseling atau melalui

penyuluhan tentang pentingnya Keluarga Berencana dalam upaya

peningkatan pengetahuan dan perilaku kesehatan.

1.6.5. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pola berpikir ilmiah sehingga peneliti

dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah

kebidanan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmojdo, 2007).

2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi

dua (Notoatmodjo, 2010) yakni: cara tradisional atau non ilmiah, yakni

tanpa penelitian, cara modern atau cara ilmiah, yakni melalui proses

penelitian.

a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan

pada periode ini antara lain meliputi:

6
7

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan

oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara

coba-coba atau dengan kata lain lebih dikenal trial and error. Cara

ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang

apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya

pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba

ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

generasi berikutnya.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab


8

itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

5) Cara akal sehat

Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau

kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang

tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang

tuanya atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik

bila anaknya berbuat salah.

6) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara tepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif

sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-

cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh

seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan

hati saja.

7) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui


9

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari

hubungannya sehingga dapat dibuat pernyataan-pernyataan

khusus kepada umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus.

8) Induksi

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah

proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan

khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

9) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke

khusus.

b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian.

2.1.3 Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan peneltian terbukti bahwa perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasai oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses berurutan (Notoatmodjo, 2007) yaitu:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam artinya

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus


10

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya)

d. Trial, orang telah mencoba perilaku baru

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.4 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif menurut

Notoatmodjo (2007) mempunyai 6 tingkat yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan, tingkat ini adalah

mengingat kembali (Recall) terhadap suat yang spesifik dari seluruh

badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab

itu tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

b. Paham (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar. Orang telah paham obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan makanan yang bergizi.


11

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya. Dalam konteks atau situasi yang lain.

Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-

perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) dia dalam pemecahan

masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu

obyek, keadaan komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi. Analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja:

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misal: dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

tumusan yang telah ada.


12

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian

berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat

membendingkan anak yang cukup gizi dan yang kekurangan gizi, dapat

menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut

(Wawan, 2010) yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan seseorangadalah

sebagai berikut:

1) Minat

Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat

merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri untuk menambah

pengetahuan.

2) Intelegensi

Pengetahuan yang dipengaruhi intelegensia adalah pengetahuan

intelegen dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat,

dan mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang yang

mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah laku lambat

dalam pengambilan keputusan.


13

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang (Wawan,

2010) adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan

juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu

pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

2) Media masa

Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam

mediamasa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru.

3) Pengalaman

Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang

meninggalkan kesan paling dalam akan menambah pengetahuan

seseorang.

4) Sosial budaya

Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat,

kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan berevolusi dimuka


14

bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta dari masyarakat.

Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui

beberapa tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari segi

kesehatan yang dimana hal ini tentunya berkaitan atau tidak

terlepas dari suatu pendidikan.

5) Lingkungan

Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang.

6) Penyuluhan

Meningkatkanpengetahuanmasyarakat juga dapat melalui metode

penyuluhan. Dengan pengetahuan bertambah seseorang akan

merubah perilakunya.

7) Informasi

Informasi merupakan pemberitahuan secara kognitif baru bagi

penambahanpengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk

menggugah kesadaran penderita kanker servikterhadap suatu

motivasi yang berpengaruh terhadap pengetahuan.

2.1.6 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).


15

Menurut Wawan (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil persentase 76%-100%

b. Cukup : Hasil persentase 56%-75%

c. Kurang : Hasil persentase < 56%

2.2 Konsep Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

2.2.1 Pengertian pelayanan KB

Pelayanan KB merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib yang

harus dilaksanakan oleh Puskesmas, dan merupakan bagian dari Upaya

Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Dinkes Prop Jatim,

2007).

2.2.2 Prinsip pengelolaan program KB

Pengelolaan program KB harus berprinsip sebagai berikut (Dinkes

Prop Jatim, 2007):

1. Pengelolaan program KB pada prinsipnya bertujuan memantapkan

dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KB secara efektif

dan efisien.

2. Peningkatan mutu pelayanan KB dengan memberikan pelayanan

sesuai standar yang telah ditetapkan, oleh tenaga yang trampil dan

kompeten.

3. Peningkatan manajemen dalam pelayanan KB dengan lebih

memperhatikan pencatatan dan pelaporan, dimaksudkan untuk


16

mendapatkan data yang dapat dianalisis untuk mengetahui kinerja

pelayanan KB.

4. Melaksanakan penyeliaan fasilitatif yaitu penyeliaan yang lebih

mengutamakan kajian terhadap sistem dalam menemukan masalah

atau penyebab rendahnya kinerja.

5. Mengintegrasikan pelayanan KB ke dalam sistem kesehatan setempat,

dengan menempatkan pelayanan KB sebagai salah satu prioritas

dalam kesehatan reproduksi.

2.2.3 Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah suatu program yang dimaksudkan untuk

membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan

reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan

mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan kematian,

membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima dan mudah

diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan, meningkatkan mutu

nasehat, komunikasi, informasi, edukasi, konseling dan pelayanan.

(BKKBN, 2006).

2.2.4 Macam-macam Kontrasepsi

1. Kontrasepsi Suntik

Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja

seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki

keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja

efektif selama 3 bulan, namun efek samping biasanya terjadi pada

wanita yang menderita diabetes atau hipertensi (Proverawati, 2010).


17

Suntik KB ini efektif bagi wanita yang tidak mempunyai

masalah penyakit metabolic seperti diabetes, hipertensi, thrombosis

atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke, serta tidak

cocok bagi wanita perokok oleh karena rokok dapat menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah (Proverawati, 2010).

2. Kontrasepsi Pil

Pil KB ini memberikan keuntungan yaitu tetap membuat menstruasi

teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan juga

dapat kembali pulih dengan cara menghentikan pemakaian pil ini. Pil

KB termasuk metode yang efektif saat ini. Cara kerja pil KB adalah

dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil ini mempunyai tingkat

keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan

secara teratur (Proverawati, 2010).

3. IUD (Intra Uterine Devices)

Intra Uterine Device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) mempunyai sejarah perkembangan yang sangat panjang

sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang

tidak terlalu besar (Proverawati, 2010:51).

IUD merupakan alat keluarga berencana metode efektif

mekanis. Beberapa bentuk IUD yang pernah dicoba di Indonesia

diantaranya spiral ciptaan Margulis, Delcon sield, Lippes loop,

M.IUCD dari metal, Cuper seven (bentuknya seperti angka tujuh),

Multi load (MICU), medusa sama dengan cuper T tetapi tangannya

dua (Manuaba, 2009).


18

IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbaik bagi sebagian

wanita. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari

seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui IUD juga tidak akan

mempengaruhi isi, kelancaran maupun kadar air susu ibu (ASI).

Karena itu setiap calon pemakai IUD perlu memperoleh informasi

yang lengkap tentang seluk beluk alat kontrasepsi ini (Proverawati,

2010:53).

4. Implant

Implant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa

digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Implant dipasang di bawah

kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari

enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet

silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel

sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB (Hartanto,

2010:179).

Implant sama artinya dengan norplant. Norplant adalah satu-

satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena

itu, sering juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa

daerah, implant biasa disebut dengan susuk (Varney, 2007:465).

5. MOW

MOW adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita yang

mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan

lagi. Jenis kontrasepsi ini bersifat permanen, karena dilakukan


19

penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan dengan cara

diikat, dipotong ataupun dibakar (Proverawati, 2010:63).

Tubektomi atau MOW adalah tindakan oklusi atau

pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah fertilitas.

Tindakan tersebut dapat dilakukan setelah persalinan atau masa

interval. Setelah tubektomi, fertilitas dari pasangan tersebut akan

terhenti secara permanen (Saifudin, 2006).

Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi

adalah sukarela dari akseptor. Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan

kepada wanita yang belum atau tidak menikah, pasangan yang tidak

harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam

perceraian, dn pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi.

Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri

(Proverawati, 2010:63).

6. MOP

MOP dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada

saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk

dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi merupakan

tindakan atau menutup jalan sperma melalui upaya bedah untuk

mencegah pembuahan.

Metode sterilisasi pada pria dilakukan dengan prinsip yang

sama dengan pengikatan tuba falopii. Pada vasektomi, vas deferens

diikat dan kemudian ditutup dengan tindakan eksisi, kauteri, atau


20

dengan menggunakan alat-alat mekanik. Prosedur ini dilakukan di

bawah pengaruh anesthesia lokal.

Vasektomi merupakan prosedur pembedahan yang lebih aman

daripada sterilisasi tuba falopii, dengan angka kesakitan dan kematian

yang lebih rendah. Pria yang telah menjalani vasektomi perlu

menggunakan metode kontrasepsi pendukung sampai jumlah sperma

mencapai angka nol (Varney 2007:468).

7. Kondom

Kondom adalah kontrasepsi berupa sarung karet sangat tipis,

ada yang berputing ada yang tidak, dan ada yang memakai jelly ada

yang tidak (BKKBN Jatim, 2008).

Cara kontrasepsi )KB) pria yang dikenal pada saat ini adalah

kondom. Kondom merupakan alat kontrasepsi pria yang paling mudah

dipakai dan diperoleh baik melalui apotik maupun toko obat dengan

berbagai merek dagang. Kondom terbuat dari karet/lateks, benbentuk

tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujungnya tertutup rapat

dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.

Kondom disamping sebagai alat KB juga berfungsi untuk

mencegah infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS,

tetapui infertilitas pada pasangan yang mengalami gangguan anti bodi

terhadap sperma (BKKBN, 2006)

2.3 Konsep Suami

Suami adalah pria yang menjadi pasangan istri (Tim Medika, 2006).

Partisipasi suami dalam KB dan kesehatan reproduksi adalah bentuk dari


21

kepedulian dan tanggung jawab suami dalam pelaksanaan KB dan Kesehatan

reproduksi (BKKBN, 2008).

2.4 Konsep Dasar Kontrasepsi Kondom

2.3.1 Pengertian Kontrasepsi Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah

IMS termasuk HIV/AIDS, efektif bila dipakai dengan baik dan benar,

dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS (Noviawati,

2010).

Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau berbagai

bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis (kondom pria)

atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual (Handayani,

2010).

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari

karet/lateks, benbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu

ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma

(BKKBN, 2008)

Penggunaan kondom ini akan efektif bila digunakan secara tepat

dan benar. Kegagalan penggunaan kondom dapat diperkecil dengan

menggunakan kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang

ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat kontyrasepsi ini paling

mudah didapat serta tidak merepotkan (Proverawati, 2010).

2.3.2 Tipe kondom

Tipe kondom terdiri (Noviawati, 2010) sebagai berikut:


22

1. Kondom biasa

2. Kondom berkontur (bergerigi)

3. Kondom beraroma

4. Kondom tidak beraroma

2.3.3 Macam-Macam Kondom

Kondom bermacam-macam, antara lain (Handayani, 2010) sebagai

berikut:

1. Kulit

a. Dibuat dari membrane usus biri-biri (caecum)

b. Tidak meregang atau mengkerut

c. Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi

sensitivitas selama senggama

d. Lebih mahal

e. Jumlahnya kurang dari 1% dari semua jenis kondom

1. Lateks

a. Paling banyak dipakai

b. Elastis

c. Murah

2. Plastik

a. Sangat tipis (0.025-0.035)

b. Juga menghantarkan panas tubuh

c. Lebih mahal dari kondom lateks

2.3.4 Cara Kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang


23

pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran

reproduksi perempuan (Noviawati, 2010).

Mencegah penularan kepada pasangan yang lain (khusus kondom

yang terbuat dari lateks dan vinil) (Noviawati, 2010).

2.3.5 Efektifitas

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali

berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak

efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan

hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100

perempuan per tahun (Noviawati, 2010).

Efektifitas kondom menurut BKKBN (2008) sebagai berikut:

1. Efektif sebagai kontrasepsi bila dipakaidengan baik dan benar

2. Secara ilmiah tingkat efektifitas penggunaan kondom 88-98%.

3. Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri dalam periode

menyusui ekksklusif selama 6 bulan (Metode Amenore Laktasi).

4. Akan efektif bila dikombinasikan dengan KB alamiah sistem

kalender.

2.3.6 Keuntungan kontrasepsi dan non kontrasepsi

Keuntungan kondom menurut Handayani (2010) sebagai berikut:

1. Memberi perlindungan terhadap PMS

2. Tidak mengganggu kesehatan klien

3. Murah dan dapat dibeli secara umum

4. Tidak perlu pemeriksaan medis

5. Tidak mengganggu produksi ASI

6. Mencegah ejakulasi dini


24

7. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks.

2.3.7 Kerugian

Kerugian kondom menurut Handayani (2010) sebagai berikut:

1. Angka kegagalan relatif tinggi

2. Perlu memperhatikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan

seks

3. Perlu dipakai secara konsisten

4. Harus tersedia setiap kali hubungan seks

5. Masalah pembuangan kondom bekas

2.3.8 Penggunaan Kondom

Petunjuk yang harus disampaikan pada pasangan tentang

penggunaan metode kondom (Handayani, 2010) sebagai berikut:

1. Untuk menghindari terjadinya kehamilan maka dapat digunakan setiap

berhubungan

2. Pemasangan kondom dilakukan sebelum penis berhubungan dengan

genitalia eksternal wanita atau sebelum dimasukkan ke dalam vagina

3. Setelah kondom dipasang pada penis, sisakan sedikit ruang bebas pada

ujung kondom

4. Simpan kondom di tempat yang kering dan sejuk

5. Jangan memakai vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak karet.

6. Periksa kondom setelah senggama selesai, untuk melihat adanya

kerusakan pada kondom atau apakah kondom masih utuh atau tidak

7. Jangan menggunakan kondom untuk kedua kalinya.


25

2.3.9 Penggunaan Kondom dengan Benar

Cara menggunakan kondom dengan baik (Handayani, 2010) sebagai

berikut:

1. Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan lalu dorong

kondom dengan jari anda ke posisi bawah. Tujuannya agar tidak

tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya sobek bagian atas

bungkus kondom

2. Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, keumdian

pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada

disebelah luar.

3. Pencet ujung kondom agar tidak ada udara yang masuk dan letakkan

pada kepala penis.

4. Baik pihak suami maupun istri dapat memasangkan kondom ke penis

pada saat kondom di pasang, penis harus selalu dalam keadaan tegang.

Pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk

mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis (jangan

menggunakan kuku karena kondom dapat robek.

5. Jika pelicin yang ada pada kondom dirasa kurang (terutama untuk

hubungan awal), gunakan pelicin kondom tambahan seperti jelly

khusus vagina yang dapat dibeli di apotik.

6. Jangan ada kontak penis dengan vagina sebelum penggunaan kondom


26

7. Segera setelah ejakulasi cabut penis dari vagina. Pegang pangkal penis

dan lepaskan kondom dengan hati-hati selagi masih tegang (jangan

sampai ada cairan sperma yang tercecer keluar)

8. Ikat kondom agar cairan sperma tidak dapat keluar dan buang di

tempat yang aman. Jangan buang kondom bekas pakai pada

kakus/WC karena dapat menyumbat.

9. Pilih kondom yang paling cocok dengan selera dan ukuran penis anda.

2.3.10 Keterbatasan

1. Efektifitas tidak terlalu tinggi

2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

3. Agak mengganggu hubungan seksual dan mengurangi sentuhan

langsung

4. Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan

ereksi

5. Harus tersedia setiap kali hubungan seksual

6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum

7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam

hal limbah

(Noviawati, 2010)

2.3.11 Hal yang Perlu Diperhatikan Penggunaan Kondom

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kondom (BKKBN,

2008) sebagai berikut:

1. Periksa tanggal kadaluarsa pada bungkus kondom


27

2. Periksalah kondisi bungkus kondom jangan menerima atau membeli

kondom yang bungkusnya sudah rusak, ada gelembung udara di

dalamnya dan berlubang

3. Gunakan kondom baru setiap kali bersenggama.

4. Simpanlah kondom di tempat yang sejuk dan kering.

5. Jauhkan kondom dari sinar lampu dan letakkan di tempat yang tdiak

terkena sinar matahari langsung atau di tempat yang panas.

6. Sebaiknya tidak meletakkan kondom di saku celana, karena suhu

tubuh dapat mempengaruhi pula kualitas kondom.

7. Sebaiknya memiliki persediaan kondom lebih dari satu dan jangan

sampai kehabisan.

8. Hati-hati dalam memasang dan melepaskan kondom bagi mereka yang

memiliki kuku panjang atau cincin dengan bagian yang tajam.

Kondom mudah sobek kalau diperlakukan kurang baik.

2.3.12 Tempat Mendapatkan Kondom

Kondom dapat diperoleh di beberapa tempat (BKKBN, 2008) antara

lain:

1. Apotik

2. Klinik KB

3. PPKBD/Sub PPKBD

4. Pos KB Desa

5. Toko obat

6. Pasar swalayan

7. Puskesmas
28

8. Puskesmas pembantu

9. Vending maching kondom


29

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penting (Sugiyono, 2011).

Pengetahuan suami tentang


Faktor yang kontrasepsi kondom: Baik: 76-100%
mempengaruhi
pengetahuan: a. Tahu (Know) Cukup: 56-76%
a. Faktor internal 1. Pengertian Kontrasepsi
1) Minat Kondom
Kurang:< 56%
2) Intelegensi 2. Macam-Macam Kondom
b. Faktor eksternal 3. Cara Kerja
1) Pendidikan 4. Efektifitas
2) Media masa 5. Keuntungan
3) Pengalaman 6. Kerugian
4) Sosial budaya 7. Penggunaan Kondom
5) Lingkungan 8. Penggunaan Kondom
6) Penyuluhan dengan Benar
7) Informasi 9. Keterbatasan
10. Hal yang Perlu
Diperhatikan Penggunaan
Kondom
11. Tempat Mendapatkan
Kondom
c. Paham (Comprehension)
b. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)

Keterangan:
Diteliti :
Tidak diteliti :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambaran Pengetahuan Suami Tentang


Kontrasepsi Kondom Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan

yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain

penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh

dalam penelitian (Nursalam, 2008).

Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh

peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan (Arikunto,

2010).

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survey yang memaparkan

apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, wilayah

tertentu (Notoatmodjo, 2010).

29
30

3.2. Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah: pentahapan atau langkah-langkah dalam

aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan awal

sampai akhir) (Nursalam, 2008).


Populasi
Seluruh suami PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi kondom di Dusun Ceweng Desa
Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sebanyak 287 orang

Sampling
Simple random sampling

Sampel
Sebagian suami PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi kondom di Dusun Ceweng Desa
Ceweng Kecamatan Diwek kabupaten Jombang sebanyak 72 responden

Desain Penelitian
Deskriptif survei

Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Transfering, Tabulating

Analisis Data: Univariat

Penyusunan Laporan Akhir

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Gambaran Pengetahuan Suami Tentang


Kontrasepsi Kondom Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang

3.3. Populasi, Sampel dan Sampling

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

akan diteliti (Arikunto, 2010). Definisi lain menyebutkan populasi adalah


31

sekelompok subyek atau karakteristik tertentu, yang terbagi menjadi 2

bagian yaitu populasi target dan populasi terjangkau (Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi kondom di Dusun Ceweng Desa Ceweng

Kecamatan Diwek kabupaten Jombang sebanyak 287 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut dan dapat diberlakukan untuk

populasi (dapat mewakili) (Sugiyono, 2011).

Besar sampel menggunakan rumus (Arikunto, 2008) sebagai

berikut: n  25%X 287 = 71.75 dibulatkan 72 responden yang memenuhi

kriteria sampel.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik populasi yang sesuai dengan

tujuan penelitian (Nursalam, 2008).

a. Bersedia menjadi responden

b. Berada di tempat pada saat penelitian

2. Kriteria eksklusi

Karakteristik populasi yang dikeluarkan dari sampel (Nursalam,

2008).

a. Responden yang sakit pada saat penelitian


32

3.3.3. Sampling

Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Setelah diketahui besar

sampel, untuk mempermudah peneliti mengambil sampel dari populasi

maka digunakan teknik pengambilan sampel atau yang lebih dikenal

teknik sampling (Sugiyono, 2011). Sampling dalam penelitian ini adalah

simple random sampling.

Simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak

sederhana (Nursalam, 2008), yaitu sampel yang diambil dari sebagian

suami PUS di Desa Ceweng Kecamatan Diwek kabupaten Jombang.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang mempunyai nilai beda

(Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan suami

tentang kontrasepsi kondom di Desa Ceweng Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008).


33

Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran Pengetahuan Suami Tentang


Kontrasepsi Kondom Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang

No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


operasional
1 Variabel Segala sesuatu 1 Pengertian Kuesioner Ordinal Skor:
Pengetahuan yang diketahui Kontrasepsi Benar: 1
suami tentang suami PUS Kondom Salah: 0
kontrasepsi tentang alat 2 Tipe kondom Kriteria:
kondom di kontrasepsi 3 Macam-Macam Baik: 76-
Desa Ceweng kondom Kondom 100%
Kecamatan 4 Cara Kerja Cukup: 56-
Diwek 5 Efektifitas 75%
Kabupaten 6 Keuntungan Kurang: <
Jombang 7 Kerugian 56%
8 Penggunaan (Wawan,
Kondom 2010)
9 Penggunaan
Kondom dengan
Benar
10 Keterbatasan
11 Hal yang Perlu
Diperhatikan
Penggunaan
Kondom
12 Tempat
Mendapatkan
Kondom

3.6. Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ceweng Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang tahun 2011

3.6.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011.


34

3.7. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Data

3.7.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek

dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2008).

Pengumpulan data pengetahuan tentang kontrasepsi kondom

menggunakan kuesioner dengan skala Guttman.

3.7.2 Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner

(Sugiyono, 2011). Kuesioner yang digunakan terdiri dari pengertian

kontrasepsi kondom sebanyak 3 soal, tipe kondom sebanyak 1 soal,

macam-macam kondom sebanyak 3 soal, cara kerja sebanyak 3 soal,

efektifitas sebanyak 3 soal, keuntungan sebanyak 2 soal, kerugian

sebanyak 2 soal, penggunaan kondom sebanyak 2 soal, penggunaan

kondom dengan benar sebanyak 3 soal, keterbatasan sebanyak 3 soal, hal

yang perlu diperhatikan penggunaan kondom sebanyak 3 soal, tempat

mendapatkan kondom sebanyak 2 soal.

Uji coba instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui tingkat

validitas dan realibilitasnya sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian validitas

kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti


35

dilakukan uji validitas dengan rumus r Product moment, yaitu dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan rumus:

N  x. y   x  y 
rxy 
N  x 2

  x  N  y 2   y 
2 2

Keterangan:

rxy : Korelasi

N : Jumlah sampel

Valid rxy > 0,632

Tidak valid rxy < 0,632

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.

Hasil uji validitas diperoleh koefisien rxy hitung > rxy tabel dengan

N=10, α=0.05, maka kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai

instrumen penelitian.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua

kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi

suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui

reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan pendekatan

pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan menghitung

koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai 1. Suatu


36

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,6.

Untuk mengetahui realibilitas digunakan rumus Alpha sebagai

berikut:

 k    b 
2

rxy    1 
 k  1   2t 

Keterangan:

rxy : Realibilitas

k : Jumlah butir soal

2b : Varian skor setiap butir

2t : varian total

Hasil uji realibilitas diperoleh nilai crombach alpha sebesar 0.981, hal

ini menunjukkan responden dalam menjawab pertanyaan konsisten.

3.8. Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data kemudian

dianalisis. Pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data

mentah menjadi bentuk data yang lebih ringkas, dan disajikan serta

dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan.


37

3.8.1. Pengolahan data

Pengolahan data terdiri dari 5 langkah yaitu (Nasir, 2009).

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk memeriksa kelengkapan jawaban yang

diberikan, jika ada jawaban yang belum diisi maka diminta untuk

melengkapinya.

2. Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasi data/jawaban menurut

kategorinya masing-masing. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa kode pada bagian-bagian tertentu untuk

mempermudah waktu pentabulasian dan analisa data.

a. Umur

Umur 21-35 tahun kode U1

Umur 35-45 tahun kode U2

Umur > 45 tahun kode U3

(Lubis, 2010)

b. Pendidikan

Pendidikan dasar (SD-SMP) kode P1

Pendidikan menengah (SMA) kode P2

Pendidikan tinggi (perguruan tinggi) kode P3

(Sisdiknas, 2000)

c. Pekerjaan

Swasta

Wiraswasta
38

Buruh tani

Tani

Polri/TNI/ PNS

d. Informasi

Petugas kesehatan kode I1

Media elektronika kode I2

Media cetak kode I3

Tetangga kode I4

Keluarga kode I5

3. Scoring

Scoring adalah kegiatan menyekor hasil jawaban responden. Skor

pengetahuan suami tentang kontrasepsi kondom sebagai berikut:

Benar skor 1

Salah skor 0

4. Transfering

Transfering adalah kegiatan memindahkan jawaban/kode jawaban ke

dalam master sheet (terlampir).

5. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang masuk

dalam bentuk tabel-tabel (dummy tabel atau tabel distribusi frekuensi

yang masih kosong terlampir). Pembacaan tabel menurut Arikunto

2009 yaitu:

a. Seluruhnya: 100%

b. Hampir seluruh: 76-99%


39

c. Sebagian besar: 51-75%

d. Setengahnya: 50%

e. Hampir setengah 26-49%

f. Sebagian kecil: 1-25%

g. Tidak satupun: 0%

3.8.2. Analisa data

Prosedur analisis data merupakan proses memilih dari beberapa

sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang

dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

1). Analisis Univariat

Analisis univariat tujuan untuk menjelaskan atau mendeskriptifkan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojdo, 2010). Semua

variabel berskala dikotomi, kecenderungan pemusatan data dianalisis

dengan cara menentukan proporsi (persentase) dari masing-masing

kategori pengamatan pada tiap variabel. Analisis univariat dengan

melihat distribusi dari variabel yang dikotomi menggunakan rumus

sebagai berikut:

a. Pengetahuan suami tentang kontrasepsi kondom

Skor yang digunakan yaitu:

Benar skor 1

Salah skor 0

Hasil jumlah skor dikonversi ke dalam persentase menggunakan

rumus:
40

f
P X 100
n

Keterangan:

Ρ : Persentase

f : Frekuensi

n : Jumlah sampel

3.9. Etika Penelitian

Penelitian menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan

dengan etika agar hak responden dapat terlindungi (Nursalam, 2008) sebagai

berikut:

3.9.1 Memberikan Informed Consent

Lembar persetujuan diedarkan kepada responden, sebelum penelitian

dilaksanakan responden diberi penjelasan maksud dan tujuan penelitian,

serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Responden

yang bersedia diteliti menandatangani lembar persetujuan, dan responden

yang tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-hak

responden.

3.9.2 Anonymity (tanpa nama)

Menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan cukup

memberikan kode.

3.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasiaan dari

responden dijamin peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanana Kontrasepsi.


Jakarta: YBPP Sarwono.

Atikah Proverawati. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Jogjakarta: Medical


Book.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta. Rineka Cipta.

BKKBN. 2006. Peran Suami dalam KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

---------. 2006. Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

BKKBN Propinsi Jawa Timur. 2008. Tanya Jawab tentang Peningkatan


Partisipasi Pria dalam KB dan KR. Surabaya.

Dinkes Prop Jatim. 2007. Pedoman Operasional Pelayanan KB dan Kesehatan


Reproduksi Lainnya bagi Petugas Kesehatan. Surabaya.

Hanafi Hartanto. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar


Harapan.

Helen Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Noviawati. 2010. Panduang Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta: Nuha


Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Siti Handayani. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Jogjakarta:


Pustaka Rihama.

Soekidjo Notoatmdjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:


Rineka Cipta.

---------------------------. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Jogjakarta: Medical Book.

41
Lampiran 1

JADWAL PROPOSAL

Bulan
Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
No 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Studi Pendahuluan
3 Penyusunan Proposal
4 Penyusunan instrumen
5 Ujian proposal
6 Revisi proposal
7 Persiapan lapangan
8 Pengumpulan data
9 Pengolahan data
10 Analisis data
11 Penyusunan laporan
12 Sidang Hasil Penelitian
13 Revisi
Jombang, Agustus 2011
Peneliti

JURIYAH

42
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth.............................

Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

Dengan hormat,

Saya Mahasiswa D-III Kebidanan STIKES Pemkab Jombang, akan

mengadakan penelitian sebagai persyaratan tugas akhir D-III Kebidanan di

STIKES Pemkab Jombang. Saya akan melakukan penelitian yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi Kondom Di Desa Ceweng

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”.

Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediaan sdr untuk menjadi

responden dengan mengisi lembar kuesioner yang telah saya sediakan. Jawaban

anda akan kami rahasiakan dan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

kuesioner pada saat pengisian, bila ada yang tidak jelas dapat ditanyakan

langsung.

Atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Jombang, 2011

Hormat saya

JURIYAH

43
Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Peneliti : Juriyah

NIM : KH. 0803009

Judul penelitian : Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Kontrasepsi

Kondom Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Setelah membaca dan memahami ini penjelasan pada surat permohonan

saudara, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa D-III Kebidanan

STIKES Pemkab Jombang.

Saya memahami bahwa penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan

tidak akan berakibat negatif serta merugikan saya, karena ini hanya digunakan

untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.

Dengan ini saya bersedia berpartisipasi untuk menjadi responden dalam

penelitian, saya setuju dan akan menandatangani tanpa ada pemaksaan dari

siapapun.

Jombang, .......................2011

(Responden)

44
Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

No Pertanyaan Nomor soal Kunci jawaban


1 Pengertian kondom 1 B
2 A
3 D
3 Tipe kondom 4 C
2 Macam-macam kondom 5 D
6 B
7 A
3 Cara kerja 8 A
9 C
10 D
4 Efektifitas 11 A
12 D
13 A
5 Keuntungan 14 D
15 A
6 Kerugian 16 B
17 A
7 Penggunaan kondom 18 C
19 A
8 Penggunaan kondom dengan benar 20 A
21 B
22 B
9 Keterbatasan 23 D
24 C
25 A
10 Hal yang perlu diperhatikan 26 C
penggunaan kondom 27 A
28 A
11 Tempat mendapatkan kondom 29 C
30 D

45
Lampiran 5

KUESIONER

A. DATA UMUM
Kode Responden

1. Umur
a. Umur 21-35 tahun
b. Umur 35-45 tahun
c. Umur > 45 tahun

2. Pendidikan
a. Pendidikan dasar (SD-SMP)
b. Pendidikan menengah (SMA)
c. Pendidikan tinggi (perguruan tinggi)

3. Pekerjaan
a. Swasta
b. Wiraswasta
c. Buruh tani
d. Tani
e. Polri/TNI/ PNS

4. Sumber informasi
a. Petugas kesehatan
b. Media elektronika
c. Media cetak
d. Tetangga
e. Keluarga

B. Pengetahuan
Suami Tentang Kontrasepsi Kondom
1. Kondom adalah…

a. Suatu cara dimana hubungan seksual diakhiri sebelum terjadi


pengeluuaran mani dalam alat kelamin wanita

b. Suatu alat yang merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada
alat kelamin laki-laki

c. Suatu alat berbentuk mangkuk yang dimasukkan ke dalam alat kelamin


wanita

d. Suatu alat yang berbentuk pil yang mengandung obat.

46
47

2. Selain untuk mencegah kehamilan kondom dapat……….….

a. Mencegah penularan penyakit kelamin

b. Digunakan berulang-ulang

c. Suatu alat kontrasepsi berupa hormon

d. Tidak menimbulkan efek samping

3. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan lateks adalah…..

a. Kontrasepsi IUD

b. Kontrasepsi Implant

c. Kontrasepsi suntik

d. Kondom

4. Tipe kondom yang banyak dijual di toko adalah sebagai berikut, kecuali…. ..

a. Kondom biasa

b. Kondom berkontur (bergerigi)

c. Kondom yang berbentuk mangkuk

d. Kondom beraroma

5. Dibawah ini adalah macam-macam kondom kecuali………

a. Kulit

b. Lateks

c. Plastik

d. Silikon

6. Kondom yang paling banyak dipakai adalah….…

a. Kulit

b. Lateks
48

c. Plastik

d. Silikon

7. Kondom yang memiliki ketebalan tipis terbuat dari …

a. Plastik

b. Kulit

c. Lateks

d. Silikon

8. Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan….

a. Menggunakan kondom yang terbuat dari vinil/lateks

b. Menggunakan kondom yang terbuat dari kulit

c. Menggunakan kondom yang terbuat dari plastik

d. Menggunakan kondom yang berbentuk mangkok

9. Cara kerja dari kondom adalah…

a. Alat kelamin pria dikeluarkan dari vagina sebelum mengeluarkan cairan

b. Pemakaian kondom praktis

c. Mencegah cairan sperma masuk ke alat kelamin istri

d. Membunuh sperma suami

10. Infeksi menular seksual yang dapat dicegah dengan kondom kecuali……

a. HIV/AIDS

b. Raja singa

c. Kencing nanah

d. Kencing darah

11. Kondom akan efektif bila digunakan ….


49

a. Kondom yang digunakan tidak rusak dan masih baru

b. Kondom yang digunakan kondom bekas

c. Kondom yang digunakan kondom yang sudah terbuka bungkusnya

d. Kondom yang digunakan kondom yang sudah digunakan beberapa kali

12. Efektifitas kondom adalah sebagai berikut, kecuali…

a. Efektif sebagai kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar

b. Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri dalam periode menyusui
eksklusif selama 6 bulan (MAL)

c. Akan efektif bila dikombinasikan dengan KB alamiah system kalender

d. Efektif bila penggunaannya tidak konsisten

13. Pemakaian kondom paling cocok dapat dikombinasikan dengan


kontrasepsi….

a. KB alamiah sistem kalender

b. Kontrasepsi implant

c. Kontrasepsi vasektomi

d. Kontrasepsi suntik

14. Keuntungan kondom sebagai kontrasepsi adalah……...

a. Mencegah keluarnya cairan sperma

b. Saling berkomunikasi sesama pasangan

c. Member dorongan kepada suami untuk ikut berKB

d. Mencegah kehamilan

15. Penyakit yang dapat dicegah dengan penggunaan kondom adalah….

a. Penyakit seksual menular (seperti spilis)

b. Penyakit kulit

c. Penyakit kandungan
50

d. Penyakit paru-paru

16. Kerugian dari kontrasepsi kondom adalah…..…

a. Mencegah penyakit menular kelamin

b. Perlu dipakau hati-hati dan terus menerus pada setiap berhubungan intim
dengan istri

c. Mudah didapat

d. Harganya murah

17. Pembuangan kondom aman adalah…

a. Dibakar

b. Dibuang di sungai

c. Dibuang di tempat sampah

d. Tetap disimpan di rumah

18. Pemakaian kondom harus…..…

a. Kadang-kadang

b. Bila ingin memakai saja

c. Dipakai setiap kali berhubungan intim

d. Dipakai bila ada persediaan

19. Apa yang akan dilakukan jika kondom yang akan digunakan dalam keadaan
rusak……..

a. Mengganti dengan kondom baru

b. Tetap memakai kondom yang sudah rusak

c. Memakai kondom yang sudah dipakai


51

d. Tidak menggunakan kondom

20. Cara penggunaan kondom adalah….

a. Bungkus kondom dipegang dengan kedua belah tangan lalu dorong


kondom dengan jari ke posisi bawah

b. Bungkus kondom dipegang dengan satu tangan lalu dorong kondom


dengan jari ke posisi atas.

c. Bungkus kondom dipegang dengan kedua belah tangan lalu dorong


kondom dengan jari ke posisi atas.

d. Bungkus kondom dipegang dengan sebelah tangan lalu dorong kondom


dengan jari ke posisi bawah

21. Saat yang paling tepat untuk memasang kondom adalah …..

a. Saat alat kelamin laki-laki lembek sebelum berhubungan intim

b. Saat alat kelamin laki-laki masih tegang sebelum berhubungan intim

c. Saat merasakan akan mengeluarkan cairan/mengeluarkan sperma

d. Saat sesudah melakukan hubungan intim

22. Saat yang paling tepat untuk melepas kondom adalah…

a. Saat alat kelamin laki-laki lembek sesudah berhubungan intim

b. Saat alat kelamin laki-laki masih tegang sesudah berhubungan intim

c. Saat merasakan akan mengeluarkan cairan/mengeluarkan sperma

d. Saat sesudah melakukan hubungan intim

23. Berikut ini keterbatasan dari penggunaan kontrasepsi kondom, kecuali….

a. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)

b. Malu membeli kondom di tempat umum

c. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam ham


limbah

d. Pemakaian yang sulit


52

24. Pemakaian kondom hanya dapat digunakan…

a. Berulang-ulang pemakaian

b. Dua kali pemakaian

c. Satu kali pemakaian

d. Empat kali

25. Pemakaian kondom dapat mengganggu ….…

a. Kenyamanan dalam melakukan hubungan seksual

b. Kenyamanan setelah melakukan hubungan seksual

c. Mengganggu pengeluaran sperma

d. Mengganggu keharmonisan rumah tangga

26. Apa yang harus diperhatikan dalam penggunaan kondom?

a. Tempat pembelian kondom

b. Tanggal pembelian kondom

c. Tanggal kadaluarsa kondom

d. Tanggal pendistribusian kondom

27. Kondom supaya tidak rusak harus disimpan ………

a. Kondom disimpan di tempat sejuk dan kering

b. Kondom disimpan di tempat yang panas

c. Kondom disimpan ditempat yang lembab

d. Kondom terkena panas matahari langsung

28. Kondom tidak dapat dipakai apabila …

a. Kondom yang ada gelembung udara

b. Kondom yang masih dalam keadaan baik

c. Kondom yang belum dipakai


53

d. Bungkus kondom dalam keadaan baik

29. Kondom dijual dengan….....

a. Dengan resep dokter

b. Dijual bebas

c. Dijual bebas dengan pengawasan dokter

d. Dijual terbatas

30. Kondom dapat dibeli di…


a. Klinik KB
b. Toko obat
c. Puskesmas
d. Semua benar
Lampiran 6

UJI VALIDITAS

Reliability Pengetahuan

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.981 30

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
x1 .70 .483 10
x2 .70 .483 10
x3 .60 .516 10
x4 .80 .422 10
x5 .70 .483 10
x6 .80 .422 10
x7 .60 .516 10
x8 .70 .483 10
x9 .50 .527 10
x10 .80 .422 10
x11 .70 .483 10
x12 .70 .483 10

51
52

x13 .60 .516 10


x14 .80 .422 10
x15 .80 .422 10
x16 .80 .422 10
x17 .80 .422 10
x18 .70 .483 10
x19 .80 .422 10
x20 .80 .422 10
x21 .80 .422 10
x22 .70 .483 10
x23 .90 .316 10
x24 .80 .422 10
x25 .80 .422 10
x26 .90 .316 10
x27 .80 .422 10
x28 .80 .422 10
x29 .90 .316 10
x30 .90 .316 10
53

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-
Deleted Item Deleted Total Correlation Kuesioner
x1 22.00 102.889 0.975 Valid
x2 22.00 102.889 0.975 Valid
x3 22.10 103.656 0.833 Valid
x4 21.90 105.211 0.843 Valid
x5 22.00 102.889 0.975 Valid
x6 21.90 105.211 0.843 Valid
x7 22.10 103.656 0.833 Valid
x8 22.00 106.000 0.648 Valid
x9 22.20 105.067 0.679 Valid
x10 21.90 105.211 0.843 Valid
x11 22.00 102.889 0.975 Valid
x12 22.00 102.889 0.975 Valid
x13 22.10 104.322 0.767 Valid
x14 21.90 105.211 0.843 Valid
x15 21.90 105.211 0.843 Valid
x16 21.90 105.211 0.843 Valid
x17 21.90 106.322 0.710 Valid
x18 22.00 102.889 0.975 Valid
x19 21.90 106.322 0.710 Valid
x20 21.90 106.322 0.710 Valid
x21 21.90 106.322 0.710 Valid
x22 22.00 102.889 0.975 Valid
x23 21.80 108.622 0.644 Valid
x24 21.90 106.989 0.632 Valid
x25 21.90 105.211 0.843 Valid
x26 21.80 110.400 0.728 Valid
x27 21.90 105.211 0.843 Valid
x28 21.90 106.989 0.632 Valid
x29 21.80 108.622 0.696 Valid
x30 21.80 109.289 0.897 Valid
54

Keterangan Uji Validitas dan Realibilitas

1. Validitas merupakan kehandalan dari item kuesioner yang akan digunakan

untuk penelitian, nilai validitas hasil perhitungan rxy seperti pada tabel

(Corrected item-total correlation). Item kuesioner dinyatakan valid jika

nilai rxy (Corrected item-total correlation) pada tabel tersebut > rxy r tabel

Product Moment (n=10, α:0,05, r tabel sebesar 0,632). Dari hasil

perhitungan tersebut terdapat 30 item kuesioner valid sehingga digunakan

kuesioner tersebut digunakan sebagai instrument penelitian.

2. Realibilitas merupakan kesahihan atau konsistensi jawaban responden

secara keseluruhan, hasil perhitungan diperoleh nilai Crombach Alpa

sebesar 0,981 (tabel realibility statistic). Konstruks item kuesioner

dinyatakan valid jika nilai Crombach Alpa > 0,6.

Anda mungkin juga menyukai