Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Oleh:
Kelompok III
1
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset atau liabilitas nonkeuangan, maka item
tersebut hanya dapat ditetapkan untuk dilindungi nilai atau risiko perubahan nilai tukar atau
atas seluruh risiko sekaligus. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan untuk memisahkan dan
mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan
oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
Item-item yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai adalah
derivatif, kecuali derivatif melekat yang tidak dapat dipisahkan dari kontrak
utamanya;
instrumen ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas, karena transaksi atas
instrumen ekuitas terbitan entitas sendiri akan langsung diakui pada ekuitas, bukan
laba rugi; dan
dividen
2
diatribusikan pada risiko tertentu pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba rugi.
Berikut ini perlakuan akuntansi untuk lindung nilai atas nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung
nilai pada nilai wajar harus diakui secara langsung dalam laporan laba rugi; dan
Keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan
pada risiko yang dilindung nilai harus menyesuaikan nilai tercatat item yang
dilindung nilai dan diakui secara langsung dalam laporan laba rugi.
3
awalnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi dari ekuitas ke laba
rugi.
1.6 Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Kegiatan Usaha Luar Negeri
Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri, seperti yang didefinisikan pada
PSAK10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, adalah jumlah kepentingan entitas pelapor
dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri. Sedangkan kegiatan usaha luar negeri
adalah entitas yang merupakan entitas anak, entitas asosiasi, ventura bersama atau cabang
dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau mata uang selain
negara atau mata uang entitas pelapor.
Entitas dapat memutuskan untuk melakukan lindung nilai atas perbedaan nilai tukar
akibat kepemilikan investasi neto pada kegaitan usaha di luar negeri. Salah satu bentuk
lindung nilai adalah liabilitas keuangan yang didenonminasi dalam mata uang asing untuk
saling hapus aset (investasi) dalam denominasi mata uang asing. ketika nilai tukar
berfluktuasi, keuntungan (atau kerugian) atas aset akan saling hapus dengan kerugian (atau
keuntungan) atas liabilitas. PSAK 55 menetapkan bahwa lindung nilai atas investasi neto
pada usaha di luar negeri harus dicatat dengan cara yang serupa seperti lindung nilai atas
arus kas.
4
2. PENYAJIAN
PSAK 50 : Instrumen Keuangan Penyajian, mengatur beberapa masalah penyajian, yaitu :
- Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
- Instrumen keuangan majemuk
- Transaksi dalam instrument ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas
- Klasifikasi bunga, deviden, keuntungan dan kerugian
- Saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan
5
- Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada
saat likuidasi entitas.
- Seluruh instrument keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan
subordinat dari semua kelompok instrument lainnya memiliki fitur yang identik.
- Tidak ada kewajiban lain dari penerbit selain kewajiban kontraktual untuk membeli
kembali instrument drai pihak pemegang, dan
- Jumlah arus kas yang diharapkan selama umur instrument didasarkan secara
substansial pada estumasi laba rugi entitas sepanjang umur entitas tersebut.
Di sisi lain pinjaman ekuitas (biasanya dari entitas induk kepada entitas anaka yang
mengalami kesulitan yang tidak ada kemungkinan pelunasan, kecuali bahwa pinjaman
tersebut akan dijadikan saham akibat terjadinya peristiwa di masa mendatang 9misalnya
ketika anak entitas tidak lagi mengalami kesulitan keuangan), harus dikalsifikasikan sebagai
instrument ekuitas bagi pihak yang menerima pinjaman (dalam hal ini entitas anak).
6
2.3 Transaksi dalam Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas
Ketika entitas membeli kembali saham yang diterbitkan sendiri, maka saham
tersebut, merupakan pengurang komponen ekuitas pada laporan posisi keuangan, PSAK 50
tidak memperkenankan pengakuan keuntungann atau kerugian ketika entitas membeli
kembali instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Pada umumnya terdapat dua metode
perlakuan akuntansi untuk mencatat transaksi pembelian kembali saha yang diterbitkan
entitas (saham treasuri) yaitu metode biaya dan metode nilai nominal. Berdasarkan metode
biaya, saham treasuri dicatat pada biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang
komponen ekuitas. Berdasarkan metode nilai nominal, saham treasuri tersebut dicatat pada
nilai nominal dan dikurangi langsung dari modal saham yang diterbitkan.
7
b) Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Perlu diperhatikan bahwa saling hapus tidak sama dengan penghentian pengakuan. Ketika
aset dalam pembukuan entitas yang bersangkutan, kecuali untuk penyajian laporan posisi
keuangan, keduanya saling hapus dan disajikan sebagai satu pos.
3. PENGUNGKAPAN
8
entitas untuk mengungkapkan jumlah yang direklasifikasikan ke dalam atau yang
dihapus dari masing-masing kategori serta alasan mereklasifikasi tersebut.
3. Penghentian Pengakuan
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang mengakibatkan sebagaian atau seluruh
aset keuangan itu tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan, PSAK 60
mensyaratkan bahwa entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk masing-
masing kelas aset keuangan:
- Sifat aset
- Sifat resiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas
- Nilai tercatat aset dan liabilitas yang terakait, apabila entutas melanjutkan untuk
mengakui seluruh aset tersebut, dan
- Nilai tercatat aset awal, saldo aset yang tetap diakui oleh entitas, dan jumlah
tercatat liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui aset
sesuai dengan keterlibatan berkelanjutannya.
4. Agunan
Jika terdapat agunan (collateral) tertentu, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas
mengungkapkan hal-hal berikut:
- Nilai tercatat dari aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas
atau liabilitas kontinjensi, termasuk saldo yang telah direklasifikasi sebagaimana
diatur oleh PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
- Syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut.
Selain itu. apabila suatu entitas memiliki agunan (untuk aset keuangan atau aset
nonkeuangan) dan diperbolehkan untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan
tersebut jika tidak ada wanprestasi (default) dari pemilik agunan, maka entitas
mengungkapkan:
Nilai wajar agunan yang dimiliki;
Nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah
entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
Syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan agunan tersebut.
5. Penyisihan kerugian kredit
Apabila aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan
entitas mencatatnva dalam akun tersendiri (misalnya akun cadangan yang digunakan
9
untuk mencatat masing-masing penurunan nilai atau akun serupa yang digunakan
untuk mencatat penurunan nilai kolektif alas aset keuangan), dan tidak secara
langsung mengurangi nilai tercatat aset tersebut, PSAK 60 mensyaratkan
pengungkapan rekonsiliasi perubahan akun tersebut selama periode berjalan untuk
setiap kelas asset keuangan.
6. Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat
Apabila entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan
ekuitas dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya
saling bergantung satu sama lain (seperti instrumen utang yang dapat dikonversi
atau callable convertible debt instrument), maka entitas harus mengungkapkan fitur
tersebut.
7. Wanprestasi dan pelanggaran
PSAK 60 paragraf 18 dan 19 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan secara
detail mengenai wanprestasi atau pelanggaran atas pinjaman yang diterima (loan
payable) yang diakui pada tanggal pelaporan. Pengungkapan ini mencakup detail
mengenai apakah wanprestasi telah diselesaikan dengan cara negosiasi ulang
sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.
10
Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga (yang dihitung dengan
menggunakan metode suku bunga efektit) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan
yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
Penghasilan dan beban jasa (selain dari saldo yang diakui dalam menentukan suku bunga
efektif) yang timbul dari: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi; dan (ii) kegiatan wali amanat (trust) dan ridusia
(fiduciary) yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama individu, wali
amanat, program pensiun, dan institusi lain;
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang masih
harus dibayar berdasarkan PSAK 55 paragraf panduan aplikasi PP93; dan
Saldo kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan.
11
Nilai wajar
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan nilai wajar dari setiap kelas aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang memungkinkan perbandingan dengan nilai tercatatnya, kecuali
untuk kelas-kelas berikut ini:
1. Bila nilai tercatat tersebut adalah perkiraan nilai wajar yang layak, misalnya piutang
dan utang usaha jangka pendek;
2. Untuk investasi dalam instrumen derivatif yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar
aktif atau derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada
harga beli berdasarkan PSAK 55 karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal; dan
3. Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (sebagaimana
diatur dalam PSAK 62) jika nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Nilai wajar merupakan hal yang sangat penting dalam pengukuran dan pengungkapan
instrumen keuangan. Apabila kuotasi harga di pasar aktif tidak tersedia, maka PSAK
mengizinkan entitas untuk menggunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajar
instrumen keuangan. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilai wajar
sesuai dengan hirarki yang mencerminkan data input yang digunakan dalam melakukan
pengukuran. Hirarki nilai wajar adalah sebagai berikut:
1. Harga kuotasian yang tidak disesuaikan dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas
yang identik (Tingkat 1);
2. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi,
baik secara langsung (contoh harga) atau secara tidak langsung (contoh nilai turunan
dari harga) (Tingkat 2); dan
3. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat
diobservasi (Tingkat 3).
12
3.5.1 Pengungkapan Kualitatif
Untuk masing-mnsmg jenis risiko yang muncul akibat instrumen keuangan, entitas
disyaratkan untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini:
1. Risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko tersebut muncul;
2. Tujuan, kebijakan, dan proses yang dilakukan untuk mengelola risiko serta metode yang
digunakan untuk mengukur risiko tersebut; dan
3. Segala perubahan butir (1) atau (2) dari periode sebelumnya.
1. Risiko Kredit
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko salah satu pihak dalam instrumen keuangan
yang menyebabkan kerugian keuangan pihak lain karena gagal memenuhi kewajibannya.
PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap
kelompok instrumen keuangan:
a. Jumlah yang paling menunjukkan risiko kredit maksimum pada tanggal pelaporan
tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan kualitas kredit lain
(contoh kesepakatan untuk menyelesaikan secara neto yang tidak memenuhi syarat
saling hapus berdasarkan PSAK 50).
b. Penjelasan dari agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit
lainnya;
c. Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo
atau tidak mengalami penurunan nilai; dan
13
d. Jumlah tercatat aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami
penurunau nilai yang telah dinegosiasi ulang.
2. Aset Keuangan yang Melewati Jatuh Tempo atau Mengalami Penurunan Nilai
Untuk aset keuangan yang telah melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai,
PSAK 60 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a. Analisa terhadap umur aset keuangan yang telah jatuh tempo pada akhir periode
pelaporan tetapi tidak mengalami penurunan nilai;
b. Analisa terhadap aset keuangan yang secara individual ditentukan mengalami
penurunan nilai pada akhir periode pelaporan, termasuk faktor-faktor yang
dipertimbangkan entitas dalam menentukan penurunan nilai; dan
c. Untuk jumlah yang diungkapkan pada butir (a) dan (b), penjelasan mengenai agunan
yang dimiliki entitas sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit lain dan,
kecuali jika tidak tersedia, estimasi nilai wajarnya.
3. Agunan dan Peningkatan Kualitas Kredit (Credit Enhancement) Lain yang Diperoleh
Apabila entitas memiliki agunan dan peningkatan kualitas kredit lain, maka PSAK 60
mensyaratkan entitas tersebut untuk mengungkapkan:
a. Jenis dan jumlah tercatat aset yang diperoleh; dan
b. Apabila aset itu tidak segera dapat dikonversi menjadi kas, kebijakan yang
digunakan untuk menghapus aset tersebut atau menggunakannva dalam kegiatan
operasi.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena entitas mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban yang terkait dengan liabilitas keuangannya. Untuk risiko likuiditas,
PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut:
a. Analisa jatuh tempo (maturity analysis) untuk liabilitas keuangan nonderivatif
(termasuk kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh
tempo kontraktual;
b. Analisa jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif. Analisa jatuh tempo
mencakup sisa jatuh tempo kontrak liabilitas keuangan derivatif; dan
14
c. Penjelasan mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang terdapat
dalam butir (a) dan (b).
5. Risiko Pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari
aset keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Risiko pasar terdiri dari
risiko kurs, risiko tingkat bunga, dan risiko harga lain. PSAK 60 mensyaratkan entitas
untuk mengungkapkan analisis sensitivitas terkait risiko pasar yang dihadapi entitas
tersebut. Secara khusus, PSAK 60 mensyaratkan entitas mengungkapkan hal-hal berikut
ini:
a. Analisis sensitivitas untuk masing-masing jenis risiko pasar yang dihadapi entitas
tersebut pada tanggal pelaporan, yang menunjukkan bagaimana laba atau rugi
dalam ekuitas akan terpengaruh oleh perubahan variabel risiko relevan yang
kemungkinan terjadi pada tanggal tersebut;
b. Metode dan asumsi yang digunakan untuk mempersiapkan analisis sensitivitas; dan
c. Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya, dan
alasan perubahan tersebut.
Sumber:
IAI. 2015. Modul Chartered Accountant PELAPORAN KORPORAT. Jakarta: IKATAN AKUNTAN
INDONESIA.
15