Anda di halaman 1dari 16

Makalah Pelaporan Korporat

Instrumen Keuangan

Oleh:
Kelompok III

Astrid Tresnanty (1607611011)


Putu Mega Surya Pangastuti (1607611013)
Putu Diah Krisna Junitasari (1607611015)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
1. AKUNTANSI LINDUNG NILAI
Akuntansi lindung nilai adalah penetapan satu atau lebih instrumen lindung nilai
sehingga perubahan nilai wajarnya saling hapus, secara keseluruhan atau sebagian, dengan
perubahan nilai wajar atau arus kas item yang dilundung nilai. Risiko yang paling umum
dilindung nilai adalah risiko tingkat bunga dan risiko perubahan nilai tukar. Dalam setiap
hubungan lindung nilai terdapat tiga unsur, yaitu:
 item yang di lindung nilai (hedged items)
 instrumen lindung nilai (hedging instruments)
 risiko
Suatu hubungan lindung nilai memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai apabila
memenuhi kriteria berikut:
 pada saat dimulainya lindung nilai, terdapat penetapan dan pendokumentasian
formal atas hubungan lindung nilai
 lindung nilai tersebut diharapkan akan sangat efektif
 untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subjek
dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan terdapat
ekposur perubahan arus kas yang dapat mempengaruhi laporan laba rugi
 efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal; dan
 lindung nilai dapat dinilai secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa lindung
nilai tersebut sangat efektif selama masa lindung nilai berlangsung
Akuntansi lindung nilai pada dasarnya menperkenankan laba atau rugi yang timbul
dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai dan instrumen lindung nilai saling
hapus selama periode akuntansi yang sama, sehingga mengurangi volatilitas laba atau rugi
periodik.

1.1 Item yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai (Hedge Items)


Item yang dilindung nilai adalah item yang terekspos atas risiko tertentu dan dipilih oleh
entitas untuk dilindung nilai. Item-item ini dapat berupa:
 aset atau liabilitas yang diakui;
 komitmen pasti yang belum diakui;
 prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable) atau
 investasi neto pada operasi di luar negeri

1
Jika item yang dilindung nilai merupakan aset atau liabilitas nonkeuangan, maka item
tersebut hanya dapat ditetapkan untuk dilindungi nilai atau risiko perubahan nilai tukar atau
atas seluruh risiko sekaligus. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan untuk memisahkan dan
mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan
oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.
Item-item yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai adalah
 derivatif, kecuali derivatif melekat yang tidak dapat dipisahkan dari kontrak
utamanya;
 instrumen ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas, karena transaksi atas
instrumen ekuitas terbitan entitas sendiri akan langsung diakui pada ekuitas, bukan
laba rugi; dan
 dividen

1.2 Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai (Hedged Instrument)


Instrumen keuangan yang umumnya digunakan sebagai instrumen lindung nilai
adalah derivatif, termasuk derivatif melekat yang dapat dipisahkan dari kontrak utamanya.
Contoh dari derivatif yang digunakan sebagai instrumen lindung nilai adalah interest rate
options and futures, currency swaps, dan interest rate swap. Instrumen yang ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai tidak perlu dipisahkan penyajiannya dari instrumen serupa
yang tidak ditetapkan sebagai instrumen nonderivatif hanya dapat ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar.

1.3 Jenis Lindung Nilai


PSAK 55 mengatur mengenai jenis lindung nilai berikut ini:
 lindung nilai atas nilai wajar
 lindung nilai atas arus kas; dan
 lindung nilai atas investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri

1.4 Lindung Nilai Atas Nilai Wajar


Lindung nilai atas nilai wajar adalah suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan
nilai wajar aset atau liabilitas yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum diakui atau
bagian yang telah diidentifikasi dari aset, liabilitas atau komitmen pasti, yang dapat

2
diatribusikan pada risiko tertentu pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba rugi.
Berikut ini perlakuan akuntansi untuk lindung nilai atas nilai wajar.
 Keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung
nilai pada nilai wajar harus diakui secara langsung dalam laporan laba rugi; dan
 Keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan
pada risiko yang dilindung nilai harus menyesuaikan nilai tercatat item yang
dilindung nilai dan diakui secara langsung dalam laporan laba rugi.

1.5 Lindung nilai atas arus kas


Lindung nili atas arus kas adalah suatu lindung nilai terhadap ekspor variabilitas arus kas
yang dapat diatribusikan pada resiko tertentu yang terkait dengan aset atau liabilitas yang
telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa depan atas utang
dengan suku bunga variabel) atau yang kemungkinan besar terjadi (yaitu penjualan atau
pembelian di masa mendatang). Oleh karena itu, lindung nilai dilakukan untuk melindungi
entitas terhadap pengaruh yang tidak menguntungkan atas arus kas akibat adanya
perubahan dalam tingkat bunga atau nilai tukar. Contoh, entitas yang memiliki utang
dengan suku bunga variabel akan membayar bunga lebih tinggi apabila suku bunga naik.
Untuk lindung nilai atas arus kas, PSAK 55 paragraf 95 menyatakan:
 Bagian dari keuntungan atau kerugian atas pengukuran kembali instrument lindung
nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam penghasilan
komprehensif lain;
 Saldo yang pada awalnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain ditransfer dari
ekuitas ke laba rugi pada periode yang sama ketika arus kas dari item yang dilindungi
nilai terjadi; dan
 Bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai
diakui dalam laba rugi.
Bagian efektif dari keuntungan atas kerugian yang timbul dari instrumen lindung nilai akan
dicatat secara langsung ke ekuitas akan dipulihkan ketika prakiraan transaksi tersebut
terjadi, dan akan diakui bergantung pada apakah prakiraan transaksi tersebut akan
mengakibatkan pengakuan instrumen keuangan atau instrumen nonkeuangan. Apabila yang
timbul adalah pengakuan aset atau liablitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian yang

3
awalnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi dari ekuitas ke laba
rugi.

1.6 Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Kegiatan Usaha Luar Negeri
Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri, seperti yang didefinisikan pada
PSAK10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, adalah jumlah kepentingan entitas pelapor
dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri. Sedangkan kegiatan usaha luar negeri
adalah entitas yang merupakan entitas anak, entitas asosiasi, ventura bersama atau cabang
dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau mata uang selain
negara atau mata uang entitas pelapor.
Entitas dapat memutuskan untuk melakukan lindung nilai atas perbedaan nilai tukar
akibat kepemilikan investasi neto pada kegaitan usaha di luar negeri. Salah satu bentuk
lindung nilai adalah liabilitas keuangan yang didenonminasi dalam mata uang asing untuk
saling hapus aset (investasi) dalam denominasi mata uang asing. ketika nilai tukar
berfluktuasi, keuntungan (atau kerugian) atas aset akan saling hapus dengan kerugian (atau
keuntungan) atas liabilitas. PSAK 55 menetapkan bahwa lindung nilai atas investasi neto
pada usaha di luar negeri harus dicatat dengan cara yang serupa seperti lindung nilai atas
arus kas.

1.7 Uji Efektivitas


Agar dapat ditetapkan sebagai akuntansi lindung nilai, sebuah lindung nilai harus
selalu efektif sepanjang periode lindung nilai yang ditetapkan tersebut. lindung nilai tidak
dapat selalu sempurna dalam saling hapus antara keuntungan (kerugian) akibat perubahan
nilai wajar atau arus kas instrument lindung nilai dan kerugian (keuntungan) akibat
perubahan nilai wajar arus kas item yang dilindung nilai. Untuk menguji efektivitas lindung
nilai, PSAK 55 memberikan panduan berupa rumus berikut ini:

4
2. PENYAJIAN
PSAK 50 : Instrumen Keuangan Penyajian, mengatur beberapa masalah penyajian, yaitu :
- Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
- Instrumen keuangan majemuk
- Transaksi dalam instrument ekuitas yang diterbitkan sendiri oleh entitas
- Klasifikasi bunga, deviden, keuntungan dan kerugian
- Saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan

2.1 Klasifikasi Sebagai Liabilitas Atau Ekuitas


PSAK 50 mensyaratkan penerbit instrument keuangan untuk mengklasifikasikan
instrument tersebut, atau komponen-komponennya sebagai aset, liabilitas atau ekuitas
sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan didefinsi liabilitas keuangan, aset
keuangan dan instrument ekuitas. Klasifikasi tersebut akan dipertahankan hingga
instrument keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas
adalah adanya kewajiban kontraktual satu pihak (penerbit) untuk menyerahkan kas atau
aset keuangan lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan pihak pemegang instrument dalam kondisi yang
tidak menguntungkan pihak penerbit.
Permasalahan lain dalam membedakan antara liabilitas keuangan dengan ekuitas
adalah apakah liabilitas dapat timbul bagi pihak penerbit apabila satu-satunya kewajiban
kontraktual pihak penerbit adalah untuk menyerahkan saham yang diterbitkan sendiri oleh
entitas tersebut. Sesuai dengan karakteristik liabilitas keuangan (lihat definisi liabilitas
keuangan) instrumen keuangan dapat dikalsifikasikan sebagai liabilitas keuangan apabila
pihak pemegang tidak terekspos terhadap perubahan nilai wajar instrument ekuitas yang
diterbitkan oleh pihak penerbit. Instrumen keuangan yang memberihak kepada
pemegangnya untuk menjual instrument itu kembali kepada penerbit baik secara kas atau
dengan aset keuangan lainnya (puttable instrument) juga merupakan liabilitas keuangan
kecuali instrument tersebut dapat diklasifikasikan sebagai instrument ekuitas sesuai dengan
kriteria pada paragraph 16A dan 16 B atau paragraph 16C dan 16D. Kriteria tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Instrument berada dalam kelompok instrument yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrument lainnya.

5
- Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada
saat likuidasi entitas.
- Seluruh instrument keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan
subordinat dari semua kelompok instrument lainnya memiliki fitur yang identik.
- Tidak ada kewajiban lain dari penerbit selain kewajiban kontraktual untuk membeli
kembali instrument drai pihak pemegang, dan
- Jumlah arus kas yang diharapkan selama umur instrument didasarkan secara
substansial pada estumasi laba rugi entitas sepanjang umur entitas tersebut.

Di sisi lain pinjaman ekuitas (biasanya dari entitas induk kepada entitas anaka yang
mengalami kesulitan yang tidak ada kemungkinan pelunasan, kecuali bahwa pinjaman
tersebut akan dijadikan saham akibat terjadinya peristiwa di masa mendatang 9misalnya
ketika anak entitas tidak lagi mengalami kesulitan keuangan), harus dikalsifikasikan sebagai
instrument ekuitas bagi pihak yang menerima pinjaman (dalam hal ini entitas anak).

2.2 Instrumen Keuangan Majemuk


Instrument keuangan majemuk adalah instrument keuangan yang memiliki
komponen liabilitas dan ekuitas sekaligus. Contohnya adalah oblihasi yang dapat dikonversi
menjadi saham oleh pemegangnya pada tanggal tertuntu atau tanggal tertentu. PSAK 50
mensyaratkan pengakuan terpisah atas komponen liabiltas dan ekuitas yang terdapat dalam
instrument keuanagn majemuk tersebut. Hal ini biasa disebut sebagai split accounting.
Untuk tujuan pemisahan komponen liabilitas dan komponen ekuitas, PSAK 50 menetapkan
bahwa penerbit harus lebih dulu menentukan nilai tercatat komponen liabilitas dengan
mengukur nilai wajar liabilitas serupa uang tidak memiliki komponen ekuitas (instrument
liabilitas sederhana). Perbedaan anatara nilai wajar instrument keuangan majemuk secara
keseluruhan dengan nilai wajar liabilitas keuangan akan dialokasikan sebagai nilai tercatat
komponen ekuitas. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui pada saat instrument
keuangan majemuk diterbitkan.
Penerapan split accounting berdasarkan PSAK 50 akan menghasilkan beban bunga
yang lebih besar. Hal ini mungkin merupakan salah satu alasan megapa entitas enggan
menerapkan perlakuan split accounting untuk instrument keuangan majemuk.

6
2.3 Transaksi dalam Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas
Ketika entitas membeli kembali saham yang diterbitkan sendiri, maka saham
tersebut, merupakan pengurang komponen ekuitas pada laporan posisi keuangan, PSAK 50
tidak memperkenankan pengakuan keuntungann atau kerugian ketika entitas membeli
kembali instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Pada umumnya terdapat dua metode
perlakuan akuntansi untuk mencatat transaksi pembelian kembali saha yang diterbitkan
entitas (saham treasuri) yaitu metode biaya dan metode nilai nominal. Berdasarkan metode
biaya, saham treasuri dicatat pada biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang
komponen ekuitas. Berdasarkan metode nilai nominal, saham treasuri tersebut dicatat pada
nilai nominal dan dikurangi langsung dari modal saham yang diterbitkan.

2.4 Klasifikasi Bunga, Deviden, Keuntungan, dan Kerugian


Klasifikasi bunga, deviden, keuntungan dan kerugian harus konsisten dengan klasifikasi
instrument keuangan (atau komponen instrument keuangan) yang terkait. Sebagai contoh,
apabila saham preferen diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan, maka seluruh
pembayaran kepada pemegangnya akan diperlakukan sama seperti beban bunga, bukan
sebagai deviden.
Oleh karena itu biaya pinjaman termasuk di dalamnya amortisasi diskon atau premium,
diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Biaya yang
timbul dari komponen ekuitas sebagai pengurang langsung komponen ekuitas pemegang
saham.

2.5 Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan


Pada umumnya, aset dan liabilitas tidak boleh saling hapus. Contoh, ketika entitas menjual
ke satu pihak dan pembeli dari pihak lainnya, piutang usaha dan utang usaha yang terjadi
akibat transaksi tersebut harus disajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
Namun, jika entitas tersebut menjual dan membeli dari pihak yang sama dan berniat untuk
menyelesaikannya sekaligus, sejumlah utang dan piutang dengan pihak tersebut harus
saling hapus. PSAK 50 menetapkan bahwa aset keuangan dan liabilitas keuangan harus
saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika entitas:
a) Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui tersebut; dan

7
b) Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Perlu diperhatikan bahwa saling hapus tidak sama dengan penghentian pengakuan. Ketika
aset dalam pembukuan entitas yang bersangkutan, kecuali untuk penyajian laporan posisi
keuangan, keduanya saling hapus dan disajikan sebagai satu pos.

3. PENGUNGKAPAN

3.1 Signifikasi Instrumen Keuangan terhadap Posisi dan Kinerja Keuangan


PSAK 60 mensyaratkan suatu entitas untuk mengungkapkan informasi akuntansi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi informasi
laporan posisi keuangan dan kinerja keuangannya. Informasi akuntansi tersebut harus
diungkapkan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan.

3.2 Laporan Posisi Keuangan


Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan adalah seperti yang diuraikan dalam PSAK
55. PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan atas nilai tercatat masing-masing kategori aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
1. Aset keuangan atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan spesifik atas setiap aset keuangan (atau
kelompok aset keuangan) yang ditetapkan entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Pertama, entitas harus mengungkapkan risiko kredit maksimum
aset keuangan tersebut dan saldo derivatif kredit atau instrument serupa yang
digunakan untuk mengurangi risiko kredit maksimum tersebut. Entitas juga
diwajibkan untuk mengungkapkan informasi mengenai jumlah perubahan nilai wajar
aset keuangan yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit aset keuangan tersebut
(dan bukan disebabkan oleh perubahan kondisi pasar).
2. Reklasifikasi
Jika entitas mereklasifikasi suatu aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan,
biaya perolehan diamortisasi, atau pada nilai wajar, maka PSAK 60 mensyaratkan

8
entitas untuk mengungkapkan jumlah yang direklasifikasikan ke dalam atau yang
dihapus dari masing-masing kategori serta alasan mereklasifikasi tersebut.
3. Penghentian Pengakuan
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang mengakibatkan sebagaian atau seluruh
aset keuangan itu tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan, PSAK 60
mensyaratkan bahwa entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk masing-
masing kelas aset keuangan:
- Sifat aset
- Sifat resiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas
- Nilai tercatat aset dan liabilitas yang terakait, apabila entutas melanjutkan untuk
mengakui seluruh aset tersebut, dan
- Nilai tercatat aset awal, saldo aset yang tetap diakui oleh entitas, dan jumlah
tercatat liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui aset
sesuai dengan keterlibatan berkelanjutannya.
4. Agunan
Jika terdapat agunan (collateral) tertentu, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas
mengungkapkan hal-hal berikut:
- Nilai tercatat dari aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas
atau liabilitas kontinjensi, termasuk saldo yang telah direklasifikasi sebagaimana
diatur oleh PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
- Syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut.
Selain itu. apabila suatu entitas memiliki agunan (untuk aset keuangan atau aset
nonkeuangan) dan diperbolehkan untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan
tersebut jika tidak ada wanprestasi (default) dari pemilik agunan, maka entitas
mengungkapkan:
 Nilai wajar agunan yang dimiliki;
 Nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah
entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan
 Syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan agunan tersebut.
5. Penyisihan kerugian kredit
Apabila aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan
entitas mencatatnva dalam akun tersendiri (misalnya akun cadangan yang digunakan
9
untuk mencatat masing-masing penurunan nilai atau akun serupa yang digunakan
untuk mencatat penurunan nilai kolektif alas aset keuangan), dan tidak secara
langsung mengurangi nilai tercatat aset tersebut, PSAK 60 mensyaratkan
pengungkapan rekonsiliasi perubahan akun tersebut selama periode berjalan untuk
setiap kelas asset keuangan.
6. Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat
Apabila entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan
ekuitas dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya
saling bergantung satu sama lain (seperti instrumen utang yang dapat dikonversi
atau callable convertible debt instrument), maka entitas harus mengungkapkan fitur
tersebut.
7. Wanprestasi dan pelanggaran
PSAK 60 paragraf 18 dan 19 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan secara
detail mengenai wanprestasi atau pelanggaran atas pinjaman yang diterima (loan
payable) yang diakui pada tanggal pelaporan. Pengungkapan ini mencakup detail
mengenai apakah wanprestasi telah diselesaikan dengan cara negosiasi ulang
sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.

3.3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


PSAK 60 paragraf 20 mensyaratkan pengungkapan yang berkaitan dengan laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain, di mana entitas diwajibkan untuk mengungkapkan
informasi tertentu atas penghasilan beban, keuntungan, atau kerugian, sebagai berikut:
 Laba atau rugi neto dalam: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi. PSAK 60 mensyaratkan saldo aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat
pengakuan awal dipisahkan dari saldo aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan; (ii) keuangan tersedia untuk dijual,
yang menunjukkan secara terpisah jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui dalam
penghasilan komprehensif lain selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari
ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk periode tersebut; (iii) investasi dimiliki hingga
jatuh tempo; (iv) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan (v) liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

10
 Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga (yang dihitung dengan
menggunakan metode suku bunga efektit) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan
yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
 Penghasilan dan beban jasa (selain dari saldo yang diakui dalam menentukan suku bunga
efektif) yang timbul dari: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi; dan (ii) kegiatan wali amanat (trust) dan ridusia
(fiduciary) yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama individu, wali
amanat, program pensiun, dan institusi lain;
 Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang masih
harus dibayar berdasarkan PSAK 55 paragraf panduan aplikasi PP93; dan
 Saldo kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan.

3.4 Pengungkapan Lainnya


PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan lainnya sebagai berikut:
 Kebijakan akuntansi
Entitas diwajibkan mengungkapkan rangkuman kebijakan akuntansi yang signifikan,
dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan, serta kebijakan
akuntansi lainnya yang diperlukan guna memahami laporan keuangan.
 Akuntansi lindung nilai
PSAK 60 paragraf 22-24 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang terkait dengan
lindung nilai atas arus kas dan lindung nilai atas nilai wajar. Mengingat pentingnya
aktivitas lindung nilai dan potensinya dalam mencapai strategi income smoothing, PSAK
60 mensyaratkan detail yang cukup substansial atas lindung nilai, yang mencakup:
1. Uraian dari setiap jenis lindung nilai;
2. Rincian instrumen lindung nilai;
3. Sifat risiko yang dilindung nilai;
4. Rincian secara substansial mengenai linduns nilai atas arus kas; dan
5. Perubahan nilai wajar untuk lindung nilai atas nilai wajar dari instrumen lindung nilai
dan item yang dilindung nilai, serta bagian yang tidak efektit untuk lindung nilai atas
arus kas dan lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang
diakui langsung pada laba rugi.

11
 Nilai wajar
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan nilai wajar dari setiap kelas aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang memungkinkan perbandingan dengan nilai tercatatnya, kecuali
untuk kelas-kelas berikut ini:
1. Bila nilai tercatat tersebut adalah perkiraan nilai wajar yang layak, misalnya piutang
dan utang usaha jangka pendek;
2. Untuk investasi dalam instrumen derivatif yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar
aktif atau derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada
harga beli berdasarkan PSAK 55 karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal; dan
3. Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (sebagaimana
diatur dalam PSAK 62) jika nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Nilai wajar merupakan hal yang sangat penting dalam pengukuran dan pengungkapan
instrumen keuangan. Apabila kuotasi harga di pasar aktif tidak tersedia, maka PSAK
mengizinkan entitas untuk menggunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajar
instrumen keuangan. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilai wajar
sesuai dengan hirarki yang mencerminkan data input yang digunakan dalam melakukan
pengukuran. Hirarki nilai wajar adalah sebagai berikut:
1. Harga kuotasian yang tidak disesuaikan dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas
yang identik (Tingkat 1);
2. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi,
baik secara langsung (contoh harga) atau secara tidak langsung (contoh nilai turunan
dari harga) (Tingkat 2); dan
3. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat
diobservasi (Tingkat 3).

3.5 Pengungkapan Risiko


Seluruh entitas akan terekspos terhadap berbagai jenis risiko yang secara umum dapat
dikategorikan sebagai risiko bisnis atau risiko keuangan. Instrumen keuangan, terutama
derivatif, biasanya digunakan oleh entitas untuk membantu mengelola beberapa risiko
tersebut. Namun, penggunaan instrumen keuangan juga dapat menciptakan risiko baru bagi
entitas.

12
3.5.1 Pengungkapan Kualitatif
Untuk masing-mnsmg jenis risiko yang muncul akibat instrumen keuangan, entitas
disyaratkan untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini:
1. Risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko tersebut muncul;
2. Tujuan, kebijakan, dan proses yang dilakukan untuk mengelola risiko serta metode yang
digunakan untuk mengukur risiko tersebut; dan
3. Segala perubahan butir (1) atau (2) dari periode sebelumnya.

3.5.2 Pengungkapan Kuantitatif


Pengungkapan minimal yang dipersyaratkan oleh PSAK 60 dari sisi kuantitatif adalah
pengungkapan tcrkait risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan transfer aset keuangan.
PSAK 60 paragraf 36 mensyaratkan pengungkapan mengenai ikhtisar data kuantitatif
mengenai eksposur entitas terhadap setiap risiko yang muncul dari instrumen keuangan
yang dimilikinya. Pengungkapan tersebut didasarkan pada informasi yang disajikan secara
internal kepada personel manajemen kunci dari entitas, misalnya dewan direksi atau CEO.
Apabila informasi tersebut belum mencakup seluruh risiko yang material, maka
pengungkapan tambahan harus diberikan. Apabila konsentrasi risiko belum juga terungkap
dari hal-hal di atas, maka entitas harus membuat pengungkapan secara terpisah.

1. Risiko Kredit
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko salah satu pihak dalam instrumen keuangan
yang menyebabkan kerugian keuangan pihak lain karena gagal memenuhi kewajibannya.
PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap
kelompok instrumen keuangan:
a. Jumlah yang paling menunjukkan risiko kredit maksimum pada tanggal pelaporan
tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan kualitas kredit lain
(contoh kesepakatan untuk menyelesaikan secara neto yang tidak memenuhi syarat
saling hapus berdasarkan PSAK 50).
b. Penjelasan dari agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit
lainnya;
c. Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo
atau tidak mengalami penurunan nilai; dan

13
d. Jumlah tercatat aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami
penurunau nilai yang telah dinegosiasi ulang.

2. Aset Keuangan yang Melewati Jatuh Tempo atau Mengalami Penurunan Nilai
Untuk aset keuangan yang telah melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai,
PSAK 60 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a. Analisa terhadap umur aset keuangan yang telah jatuh tempo pada akhir periode
pelaporan tetapi tidak mengalami penurunan nilai;
b. Analisa terhadap aset keuangan yang secara individual ditentukan mengalami
penurunan nilai pada akhir periode pelaporan, termasuk faktor-faktor yang
dipertimbangkan entitas dalam menentukan penurunan nilai; dan
c. Untuk jumlah yang diungkapkan pada butir (a) dan (b), penjelasan mengenai agunan
yang dimiliki entitas sebagai jaminan dan peningkatan kualitas kredit lain dan,
kecuali jika tidak tersedia, estimasi nilai wajarnya.

3. Agunan dan Peningkatan Kualitas Kredit (Credit Enhancement) Lain yang Diperoleh
Apabila entitas memiliki agunan dan peningkatan kualitas kredit lain, maka PSAK 60
mensyaratkan entitas tersebut untuk mengungkapkan:
a. Jenis dan jumlah tercatat aset yang diperoleh; dan
b. Apabila aset itu tidak segera dapat dikonversi menjadi kas, kebijakan yang
digunakan untuk menghapus aset tersebut atau menggunakannva dalam kegiatan
operasi.

4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena entitas mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban yang terkait dengan liabilitas keuangannya. Untuk risiko likuiditas,
PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan hal-hal berikut:
a. Analisa jatuh tempo (maturity analysis) untuk liabilitas keuangan nonderivatif
(termasuk kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh
tempo kontraktual;
b. Analisa jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif. Analisa jatuh tempo
mencakup sisa jatuh tempo kontrak liabilitas keuangan derivatif; dan

14
c. Penjelasan mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang terdapat
dalam butir (a) dan (b).

5. Risiko Pasar
Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari
aset keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Risiko pasar terdiri dari
risiko kurs, risiko tingkat bunga, dan risiko harga lain. PSAK 60 mensyaratkan entitas
untuk mengungkapkan analisis sensitivitas terkait risiko pasar yang dihadapi entitas
tersebut. Secara khusus, PSAK 60 mensyaratkan entitas mengungkapkan hal-hal berikut
ini:
a. Analisis sensitivitas untuk masing-masing jenis risiko pasar yang dihadapi entitas
tersebut pada tanggal pelaporan, yang menunjukkan bagaimana laba atau rugi
dalam ekuitas akan terpengaruh oleh perubahan variabel risiko relevan yang
kemungkinan terjadi pada tanggal tersebut;
b. Metode dan asumsi yang digunakan untuk mempersiapkan analisis sensitivitas; dan
c. Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya, dan
alasan perubahan tersebut.

6. Pengungkapan Risiko Pasar Lainnya


Apabila analisis sensitivitas yang diungkapkan berdasarkan PSAK 60 paragraf 39 atau 40
tidak menunjukkan risiko yang melekat pada instrument keuangan (Contoh karena risiko
akhir tahun tidak mencerminkan risiko selama tahun berjalan), maka entitas harus
mengungkapkan fakta tersebut dan alasan analisis tersebut diyakini tidak representatif.

Sumber:
IAI. 2015. Modul Chartered Accountant PELAPORAN KORPORAT. Jakarta: IKATAN AKUNTAN
INDONESIA.

15

Anda mungkin juga menyukai