Anda di halaman 1dari 28

20

- Vital Sign

Tekanan Darah : 100/80 mmHg

Nadi : 76x/menit

Pernapasan : 19x/menit

Suhu : 36,8o C

- Pemeriksaan Fisik

Head to toe.

Kepala : Mata : Tidak cekung (DBN)

: Mulut : Tidak kering (DBN)

Ekstremitas : Superior dan Inferior

Kulit : Kembali dengan cepat (Turgor DBN)

Thorak : Tidak diperiksa karena tidak ada hubungan dengan diare.

Abdomen : Inspeksi : DBN

Auskultasi : Peningkatan suara bising usus (+)

Palpasi : DBN

Perkusi : Pada abdomen hypertympani

Diagnosa :Diare Ringan (diare tanpa dehidrasi)

Edukasi :

Makan teratur, untuk tidak jajan sembarangan, biasakan cuci

tangan sebelum makan, perbanyak makan buah dan sayur.

Konsumsi gizi pasien :


21

Tabel 2.1 Kategori Indeks Masa Tubuh8

IMT KATEGORI
< 18,5 Berat Badan Kurang
18,5 – 22,9 Berat Badan Normal
≥ 23,0 Kelebihan Berat Badan
23,0 – 24,9 Beresiko Menjadi Obes
25,0 – 29,9 Obes 1
≥ 30,0 Obes 2

Berdasarkan rumus IMT, yaitu IMT = BB/(TB X TB) didapatkan hasil

40/(1,50 x 1,50) IMT = 17,8. Berdasarkan tabel di atas OS dikategorikan

berat badan kurang.Oleh karena itu OS disarankan untuk memakan

makanan yang kaya dengan kandungan karbohidrat (nasi, roti – rotian,

gandum dan sagu), makan yang kaya dengan kandungan protein dan lemak

(daging, ikan, dan telur), serta makanan yang mengandung vitamin dan

serat (sayuran dan buah – buahan)yang berguna untuk mengatasi diare

yang sedang dialami dan dilengkapin juga dengan susu.8

1. Kegiatan Home Care Pasien 2

Nama : Kori

Umur : 13 tahun

Alamat : Jl. Sejahtera, Sumber Rejo, Kemiling Bandar Lampung

Agama : Islam
22

Anamnesis :

Anak laki-laki 13 tahun Berat Badan 30kg, Tinggi Badan 130cm,

mempunyai status gizi yang cukup. Mengeluhkan buang air besar encer

dan cair sejak 1 hari yang lalu, buang air besar sampai 4 - 5x sehari,

konsistensi tinja cair dan berampas, demam (-), lemas (+), kembung (+),

mual (+), tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu, belum pernah

berobat maupun minum obat sebelumnya. Menurut keterangan pasien, os

jarang cuci tangan sebelum makan, makan tidak teratur, Os tidak

mempunyai riwayat alergi obat maupun makanan.

- Konsumsi Gizi Sehari-hari (jenis, jumlah, waktu, frekuensi)

Pagi (06.30) : nasi goreng/ mie instan 1 piring

Siang (13.00) : nasi sayur dengan tempe tahu 1 piring

Sore (18.30) : nasi bungkus/ nasi beli 1 piring/ 1 kotak

- Vital Sign

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5o C

- Pemeriksaan Fisik

Head to toe.

Kepala : Mata : Tidak cekung (DBN)

: Mulut : Tidak kering (DBN)

Ekstremitas : Superior dan Inferior


23

Kulit : Kembali dengan cepat (Turgor DBN)

Thorak : DBN.

Abdomen : Inspeksi : DBN

Auskultasi : Peningkatan suara bising usus (+)

Palpasi : DBN

Perkusi : Pada abdomen hypertympani

- Diagnosa :Diare Ringan (diare tanpa dehidrasi)

Edukasi :

Makan teratur, perbanyak makan makanan berserat seperti sayur

atau buah, cuci tangan sebelum makan, istirahat yang cukup.

Konsumsi gizi pasien :

Berdasarkan rumus IMT, yaitu IMT = BB/(TB X TB) didapatkan

hasil 30/(1,30 x 1,30) IMT = 17,7. Berdasarkan tabel di atas OS

dikategorikan berat badan kurang. Oleh karena itu OS disarankan untuk

memakan makanan yang kaya dengan kandungan karbohidrat (nasi, roti –

rotian, gandum dan sagu), makan yang kaya dengan kandungan protein

dan lemak (daging, ikan, dan telur), serta makanan yang mengandung

vitamin dan serat (sayuran dan buah – buahan) yang berguna untuk

mengatasi diare yang sedang dialami dan dilengkapin juga dengan susu.8

2. Kegiatan Home Care Pasien 3

Nama : Muhammad Kusnan


24

Umur : 12 tahun

Alamat : Jl. Sejahtera Sumber Rejo, Kemiling Bandar Lampung

Agama : Islam

Anamnesis :

Anak laki-laki 12 tahun Berat Badan 40kg, Tinggi Badan 140cm,

mempunyai status gizi yang cukup. Mengeluhkan buang air besar encer

dan cair sejak 1 hari yang lalu, buang air besar sampai 4x sehari,

konsistensi tinja cair, demam (-), lemas (-), kembung (-), mual (-), diare

sembuh dengan sendiri, tidak rewel, tidak haus, mempunyai riwayat

penyakit terdahulu, belum pernah berobat maupun minum obat

sebelumnya. Menurut keterangan pasien, os jarang cuci tangan sebelum

makan, makan tidak teratur, Os tidak mempunyai riwayat alergi obat

maupun makanan.

- Konsumsi Gizi Sehari-hari (jenis, jumlah, waktu, frekuensi)

Pagi (06.30) : nasi goreng/ mie instan 1 piring

Siang (13.00) : nasi sayur dengan tempe tahu 1 piring

Sore (18.30) : nasi bungkus/ nasi beli 1 piring/ 1 kotak

- Vital Sign

Tekanan Darah : 90/70 mmHg

Nadi : 60x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5o C

- Pemeriksaan Fisik
25

Head to toe.

Kepala : Mata : Tidak cekung (DBN)

: Mulut : Tidak kering (DBN)

Ekstremitas : Superior dan Inferior

Kulit : Kembali dengan cepat (Turgor DBN)

Thorak : DBN.

Abdomen : Inspeksi : DBN

Auskultasi : DBN

Palpasi : DBN

Perkusi : Pada abdomen tympani

Diagnosa : Riwayat Diare Ringan (diare tanpa dehidrasi)

Edukasi :

Makan teratur, banyak makan makanan berserat seperti sayur atau

buah, cuci tangan sebelum makan, serta istirahat yang cukup.

Konsumsi gizi pasien :

Berdasarkan rumus IMT, yaitu IMT = BB/(TB X TB) didapatkan

hasil 40/(1,40 x 1,40) IMT = 20,4. Berdasarkan tabel di atas Muhammad

Kusna dikategorikan berat badan normal. Oleh karena itu pasien

disarankan untuk mempertahankan status gizi yang telah didapatkan

sekarang.8

2.2 Klinik Sanitasi Home Care

1. Ventilasi
26

Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan

dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara

buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh

buruk yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam

ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya :

a) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.

Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)

minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.

b) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap

kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.

c) Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua

lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses

aliran udara lebih lancar.15

2. Cahaya

Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan

kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan

cahaya alami dan cahaya buatan.

a) Pencahayaan alamiah

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam

ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang

terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi

kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan

membunuh kuman penyebab penyakit tertentu.


27

b) Pencahayaan buatan

Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti

lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.15

3. Kebersihan dan Tata Ruangan

1) Langit-langit

Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat

menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup

rata kerangka atap serta mudah dibersihkan.

2) Dinding

Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding

sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus

dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi

oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga

dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak

berlumut.

3) Lantai

Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin,

stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai

tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan

lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap

penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air

seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya


28

air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari

permukaan tanah.15

2.3 Laporan Kegiatan Home Industry

Data Umum

Nama pemilik : Bapak Asep Saripudin

Alamat : Jl. Pulau Pelagian No. 24/02, Bandar Lampung

Tahun Berdiri : 1992

Luas Lahan : 1.000 m2

Jumlah Karyawan : 15 orang

1. Analisa Situasi Kesehatan Lingkungan dan Bangunan

Untuk menetapkan lokasi IRTP perlu mempertimbangkan keadaan

dankondisi lingkungan yang mungkin dapat merupakan sumber

pencemaranpotensial dan telah mempertimbangkan berbagai tindakan

pencegahan yangmungkin dapat dilakukan untuk melindungi pangan yang

diproduksinya.

Bangunan dan fasilitas IRTP seharusnya menjamin bahwa pangan

tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia selama dalam proses

produksi serta mudah dibersihkan dan disanitasi.

a) Lokasi IRTPseharusnya dijaga tetap bersih, bebas dari sampah, bau,

asap, kotoran, dan debu.

b) Lingkunganseharusnya selalu dipertahankan dalam keadaan bersih

dengan cara-cara sebagaiberikut :


29

1) Sampah dibuang dan tidak menumpuk

2) Tempat sampah selalu tertutup

3) Jalan dipelihara supaya tidak berdebu dan selokannya berfungsi dengan

baik

Pada survey kami, ditemukan bahwa home industrytahu:

a) Lokasi: rentan pencemaran, becek,terletak di daerah banjir

b) Lingkungan: tidak bersih, mungkin untuk berkembangnya serangga dan

tikus

c) Bangunan: baik

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko kecelakaan tinggi karena becek,

b. resiko penyakit pekerja tinggi karena rentan pencemaran, terletak di

daerah banjir, tidak bersih, mungkin untuk berkembangnya serangga

dan tikus, dan

c. resiko kontaminasi juga tinggi karena rentan pencemaran, tidak bersih,

mungkin untuk berkembangnya serangga dan tikus.

2. Analisa Tata Ruang Pokok

a) Lantai
30

a. Lantai sebaiknya dibuat dari bahan kedap air, rata, halus tetapi tidak

licin, kuat, memudahkan pembuangan atau pengaliran air, air tidak

tergenang, memudahkan pembuangan atau pengaliran air, air tidak

tergenang

b. Lantai seharusnya selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir, dan

kotoran lainnya serta mudah dibersihkan

b) Dinding atau Pemisah Ruangan

1. Dinding atau pemisah ruangan sebaiknya dibuat dari bahan kedap

air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah

mengelupas, dan kuat,

2. Dinding atau pemisah ruangan seharusnya selalu dalam keadaan

bersih dari debu, lendir, dan kotoran lainnya

3. Dinding atau pemisah ruangan seharusnya mudah dibersihkan.16

c) Langit-langit

a. Langit-langit sebaiknya dibuat dari bahan yang tahan lama, tahan

terhadap air, tidak mudah bocor, tidak mudah terkelupas atau terkikis,

b. Permukaan langit-langit sebaiknya rata, berwarna terang dan jika di

ruang produksi menggunakan atau menimbulkan uap air sebaiknya

terbuat dari bahan yang tidak menyerap air dan dilapisi cat tahan

panas,

c. Konstruksi langit-langit sebaiknya didisain dengan baik untuk

mencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan,

bersarangnya hama, memperkeil terjadinya kondensasi,


31

d. Langit-langit seharusnya selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang

labah-labah.16

d) Pintu Ruangan

a. Pintu sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudah pecah

atau rusak, rata, halus, berwarna terang,

b. Pintu seharusnya dilengkapi dengan pintu kasa yang dapat dilepas

untuk memudahkan pembersihan dan perawatan.

c. Pintu ruangan produksi seharusnya didisain membuka ke luar / ke

samping sehingga debu atau kotoran dari luar tidak terbawa masuk

melalui udara ke dalam ruangan pengolahan.

d. Pintu ruangan, termasuk pintu kasa dan tirai udara seharusnya mudah

ditutup dengan baik dan selalu dalam keadaan tertutup.16

e) Jendela

a. Jendela sebaiknya dibuat dari bahan tahan lama, kuat, tidak mudah

pecah atau rusak,

b. Permukaan jendela sebaiknya rata, halus, berwarna terang, dan mudah

dibersihkan.

c. Jendela seharusnya dilengkapi dengan kasa pencegah masuknya

serangga yang dapat dilepas untuk memudahkan pembersihan dan

perawatan.

d. Konstruksi jendela seharusnya didisain dengan baik untuk mencegah

penumpukan debu.16

f) Lubang Angin atau Ventilasi


32

a. Lubang angin atau ventilasi seharusnya cukup sehingga udara segar

selalu mengalir di ruang produksi dan dapat menghilagkan uap, gas,

asap, bau dan panas yang timbul selama pengolahan,

b. Lubang angin atau ventilasi seharusnya selalu dalam keadaan bersih,

tidak berdebu, dan tidak dipenuhi sarang labah-labah,

c. lubang angin atau ventilasi seharusnya dilengkapi dengan kasa untuk

mencegah masuknya serangga dan mengurangi masuknya kotoran,

d. Kasa pada lubang angin atau ventilasi seharusnya mudah dilepas untuk

memudahkan pembersihan dan perawatan.16

g) Pencahayaan

Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu

memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan,

kualitas cahaya, daya penerangan, pemilihan dan perletakan lampu.

Pencahayaan alami di sini dapat membantu penerangan buatan dalam

batas-batas tertentu, baik dan kualitasnya maupun jarak jangkauannya

dalam ruangan.17

h) Kebisingan

Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan

adalah salah satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan

pasien yang berada di sekitarnya.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa home industry tahu:

1) Lantai: tak ada lantai yang kosong

2) Dinding: gelap, mudah mengelupas, sulit dibersihkan


33

3) Atap: mungkin sebagai tempat serangga dan tikus

4) Langit-langit: tidak ada langit-langit

5) Pintu: tidak ada pintu

6) Jendela: bahan rapuh, permukaan kasar, sullit dibersihkan

7) Ventilasi: tak ada saringan,

8) Kebisingan: bising

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Keselamatan pasien rendah karena tak adanya langit-langit

b. Resiko kecelakaan tinggi karena tak ada lantai yang kosong, dan

bahan jendela yang rapuh

c. Resiko penyakit pekerja tinggi karena atapnya mungkin sebagai

tempat serangga dan tikus,

d. Resiko kontaminasi juga tinggi karena dindingnya mudah

mengelupas, sulit dibersihkan, atapnya mungkin sebagai tempat

serangga dan tikus, dan taka da saringan di vetilasinya

3. Analisa Situasi Tata Ruang Pelengkap


34

Hasil :Pada survey kami, tidak terdapat ruang pelengkap di home industry

tersebut.

4. Analisa Situasi Fasilitas Sanitasi Sarana Penyediaan Air

Sumber air bersih untuk proses produksi sebaiknya cukup dan

memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan / atau air minum. Air yang

digunakan untuk proses produksi harus air bersih dan sebaiknya dalam

jumlah yang cukup memenuhi seluruh kebutuhan proses produksi.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Airdi home industry tahutidak

memenuhi syarat air bersih.17

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi karena airnya tidak memenuhi syarat air

bersih.

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena airnya tidak memenuhi syarat air

bersih.

5. Analisa Situasi Sarana Pembuangan

Sarana pembuangan air dan limbah:

a. Sistem pembuangan limbah seharusnya didesain dan dikonstruksi

sehingga dapat mencegah resiko pencemaran pangan dan air bersih;

b. Sampah harus segera dibuang ke tempat sampah untuk mencegah agar

tidak menjadi tempat berkumpulnya hama binatang pengerat, serangga


35

atau binatang lainnya sehingga tidak mencemari pangan maupun sumber

air

c. Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat dan tertutup rapat

untuk menghindari terjadinya tumpahan sampah yang dapat mencemari

pangan maupun sumber air.

Hasil : Pada survey kami, ditemukan bahwa Limbahdi home industry

tahumencemari lingkungan sekitar, saluran terbuka, tidak kedap air, tidak

pernah di cek, tidak ada pengawasan rutin, takada tempat sampah yang

baik, tidak ada cerobong asap.17

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi karena limbahnya mencemari

lingkungan sekitar, saluran terbuka, tidak pernah di cek, tidak ada

pengawasan rutin, takada tempat sampah yang baik, tidak ada cerobong

asap

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena saluran limbah terbuka,tidak

pernah di cek, tidak ada pengawasan rutin, tak ada tempat sampah yang

baik, tidak ada cerobong asap.

6. Analisa Situasi Toilet

Sarana toilet / jamban seharusnya :


36

a. Didesain dan dikonstruksi dengan memperhatikan persyaratan higiene,

sumber air yang mengalir dan saluran pembuangan;

b. Diberi tanda peringatan bahwa setiap karyawan harus mencuci tangan

dengan sabun sesudah menggunakan toilet;

c. Terjaga dalam keadaan bersih dan tertutup;

d. Mempunyai pintu yang membuka ke arah luar ruang produksi

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa toilet di home industry

tahukotor, tidak ada wastafel, tak ada tanda cuci tangan, hanya ada 1

toilet.17

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi karena toiletnyanya kotor, tidak ada

wastafel, tak ada tanda cuci tangan, hanya ada 1 toilet

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena toiletnya kotor, tidak ada

wastafel, tak ada tanda cuci tangan,.

7. Analisa Situasi Sarana Cuci Tangan

Sarana Cuci Tangan seharusnya :

a. Diletakkan di dekat ruang produksi, dilengkapi air bersih dan sabun cuci

tangan

b. Dilengkapi dengan alat pengering tangan seperti handuk, lap atau kertas

serap yang bersih.


37

c. Dilengkapi dengan tempat sampah yang tertutup.

Hail :Pada survey kami, ditemukan bahwa Sarana cuci tanganhome

industry tahu tidak ada sarana khusus cuci tangan.

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi karena tidak ada sarana khusus cuci

tangan

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena tidak ada sarana khusus cuci

tangan.

8. Analisa Situasi Alat Produksi

Persyaratan Bahan Peralatan Produksi :

1) Peralatan produksi sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama,

tidak beracun, mudah dipindahkan atau dibongkar pasang sehingga

mudah dibersihkan dan dipelihara serta memudahkan pemantauan dan

pengendalian hama.

2) Permukaan yang kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak

bercelah atau berlubang, tidak mengelupas, tidak berkarat dan tidak

menyerap air.

3) Peralatan harus tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk pangan

oleh jasad renik, bahan logam yang terlepas dari mesin / peralatan,

minyak pelumas, bahan bakar dan bahanbahan lain yang menimbulkan


38

bahaya; termasuk bahan kontak pangan /zat kontak pangan dar kemasan

pangan ke dalam pangan yang menimbulkan bahaya.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Alat produksi home industry

tahuberkarat, kemungkinan mencemari hasil produksi.17

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko kontaminasi juga tinggi karena Alat produksi berkarat.

9. Analisa Situasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan

a. Bahan yang dimaksud mencakup bahan baku, bahan tambahan, bahan

penolong termasuk air dan bahan tambahan pangan (BTP).

b. Harus menerima dan menggunakan bahan yang tidak rusak, tidak busuk,

tidak mengandung bahan-bahan berbahaya, tidak merugikan atau

membahayakan kesehatan dan memenuhi standar mutu atau persyaratan

yang ditetapkan.

c. Harus menentukan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan untuk

memproduksi pangan yang akan dihasilkan.

d. Tidak menerima dan menggunakan bahan pangan yang rusak.

e. Jika menggunakan bahan tambahan pangan (BTP), harus menggunakan

BTP yang diizinkan sesuai batas maksimum penggunaannya.


39

f. Penggunaan BTP yang standar mutu dan persyaratannya belum

ditetapkan harus memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia (Badan POM RI).

g. Bahan yang digunakan seharusnya dituangkan dalam bentuk formula

dasar yang menyebutkan jenis dan persyaratan mutu bahan.

h. Tidak menggunakan Bahan Berbahaya yang dilarang untuk pangan

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Bahan Baku dan Bahan

Tambahanhome industry tahu baik.

10. Analisa Situasi Cara Pengolahan

a. seharusnya menentukan proses produksi pangan yang baku,

b. seharusnya membuat bagan alir atau urut-urutan proses secara jelas,

c. seharusnya menentukan kondisi baku dari setiap tahap proses produksi,

seperti misalnya berapa menit lama pengadukan, berapa suhu

pemanasan dan berapa lama bahan dipanaskan,

d. seharusnya menggunakan bagan alir produksi pangan yang sudah baku

ini sebagai acuan dalam kegiatan produksi seharihari.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Cara Pengolahan home

industry tahuterjadi kerusakan bila pengolahan salah.18

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:
40

a. Resiko kontaminasi juga tinggi karena terjadi kerusakan bila

pengolahan salah.

11. Analisa Situasi Pencucian Peralatan

Program Higiene dan Sanitasi seharusnya menjamin semua bagian dari

tempat produksi telah bersih, termasuk pencucian alat-alat pembersih.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Pencucian Peralatan home

industry tahu, air dan sabun pencucian tidak lengkap.18

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi Pencucian Peralatan home industry

tahu, air dan sabun pencucian tidak lengkap

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena Pencucian Peralatan home

industry tahu, air dan sabun pencucian tidak lengkap.

12. Analisa Situasi Wadah dan Bungkus

Penggunaan pengemas yang sesuai dan memenuhi persyaratan akan

mempertahankan keamanan dan mutu pangan yang dikemas serta

melindungi produk terhadap pengaruh dari luar seperti: sinar matahari,

panas, kelembaban, kotoran, benturan dan lain-lain.

1) seharusnya menggunakan bahan kemasan yang sesuai untuk pangan,

sesuai peraturan perundang-undangan;


41

2) Desain dan bahan kemasan seharusnya memberikan perlindungan

terhadap produk dalam memperkecil kontaminasi, mencegah

kerusakan dan memungkinkan pelabelan yang baik;

3) Kemasan yang dipakai kembali seperti botol minuman harus kuat,

mudah dibersihkan dan didesinfeksi jika diperlukan, serta tidak

digunakan untuk mengemas produk non-pangan.

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Wadah dan Bungkushome

industry tahu, tidak memepertahankan isi daripengaruh luar,

berpengaruh ke isi.18

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko kontaminasi juga tinggi karena wadahnya tidak

memepertahankan isi daripengaruh luar,

13. Analisa Situasi Penyimpanan

a. Tempat penyimpanan bahan pangan termasuk bumbu dan bahan

tambahan pangan (BTP) harus terpisah dengan produk akhir.

b. Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan bahan-

bahan bukan untuk pangan seperti bahan pencuci, pelumas, dan oli.

c. Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama

seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus, burung, atau mikroba

dan ada sirkulasi udara.


42

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa Penyimpanan home

industry tahu, serangga dan binatang pengerat dapat masuk, tersimpan

pada suhu yang tinggi, tidak terlindung dari pencemaran, alat produksi

rentan serangga dan hewan pengerat lain.18

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari keselamatan

pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit yang rentan pada

pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk, dapat disimpulkan

bahwa:

a. Resiko penyakit pekerja tinggi Penyimpanannya, serangga dan

binatang pengerat dapat masuk

b. Resiko kontaminasi juga tinggi karena Penyimpanannya, serangga

dan binatang pengerat dapat masuk, tersimpan pada suhu yang

tinggi, tidak terlindung dari pencemaran, alat produksi rentan

serangga dan hewan pengerat lain..

14. Analisa Situasi Karyawan

a) Kesehatan Karyawan

Karyawan yang bekerja di bagian pangan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1) Dalam keadaan sehat. Jika sakit atau baru sembuh dari sakit dan

diduga masih membawa penyakit tidak diperkenankan masuk ke

ruang produksi.

2) Jika menunjukkan gejala atau menderita penyakit menular,

misalnya sakit kuning (virus hepatitis A), diare, sakit perut,


43

muntah, demam, sakit tenggorokan, sakit kulit (gatal, kudis, luka,

dan lain-lain), keluarnya cairan dari telinga (congek), sakit mata

(belekan), dan atau pilek tidak diperkenankan masuk ke ruang

produksi.

b) Kebersihan Karyawan

1) Karyawan harus selalu menjaga kebersihan badannya.

2) Karyawan yang menangani pangan seharusnya mengenakan

pakaian kerja yang bersih. Pakaian kerja dapat berupa celemek,

penutup kepala, sarung tangan, masker dan / atau sepatu kerja.

3) Karyawan yang menangani pangan harus menutup luka di anggota

tubuh dengan perban khusus luka.

4) Karyawan harus selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum

memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan

mentah, atau bahan / alat yang kotor, dan sesudah ke luar dari toilet

atau jamban;

c) Kebiasaan Karyawan

1) Karyawan yang bekerja sebaiknya tidak makan dan minum,

merokok, meludah, bersin atau batuk ke arah pangan atau

melakukan tindakan lain di tempat produksi yang dapat

mengakibatkan pencemaran produk pangan.

2) Karyawan di bagian pangan sebaiknya tidak mengenakan perhiasan

seperti giwang / anting, cincin, gelang, kalung, arloji / jam tangan,


44

bros dan peniti atau benda lainnya yang dapat membahayakan

keamanan pangan yang diolah

Hasil :Pada survey kami, ditemukan bahwa karyawan home

industry tahu,tidak ada pakaian kerja, merokok pada saat bekerja.18

Berdasarkan hasil analisis, maka bila ditinjau dari

keselamatan pekerja, resiko kecelakaan pekerja, resiko penyakit

yang rentan pada pekerja, dan resiko kontaminasi ke hasil produk,

dapat disimpulkan bahwa:

a. Keselamatan pasien rendah karena,tidak ada pakaian kerja

b. Resiko penyakit pekerja tinggi karena tidak ada pakaian kerja,

merokok pada saat bekerja

c. Resiko kontaminasi juga tinggi karena tidak ada pakaian kerja,

merokok pada saat bekerja

2.4 Laporan kegiatan penyuluhan

2.4.1 Latar belakang lokasi kegiatan penyuluhan

Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa

dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang

singkat. Biasanya masalah diare timbul karena kurang kebersihan

terhadap makanan. Saat ini banyak anak yang terkena diare karena

pada umumnya mereka sering tidak menghiraukan kebersihan

makanan yang dimakan. Anak usia sekolah pada umumnya belum

paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya.19


45

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang

anak, di mana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena

makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, di mana

dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. Oleh karenanya,

sanitasi makanan juga perlu di jaga karena bila tercemar akan

menimbulkan gangguan gastrointestinal yang berakibat.19

Cara penyiapan dan penyimpanan bahan makanan dapat

menimbulkan akibat buruk, sebagai contoh dalam kehidupan sehari-

hari adalah penyimpanan air di rumah, kantin, warung sekolah,

penggunaan atau juga kemungkinan kontaminasi silang dari makanan

mentah ke makanan yang sudah di masak, dari tempat pembungkus,

penampung, makanan dan peralatan masak, status kesehatan dan

perilaku hygiene pada pengolah makanan. Konsumsi makanan yang

tidak dimasak secara memadai, konsumsi ikan mentah, serta pendingin

yang tidak memadai sewaktu penyimpanan. Makanan dapat

terkontaminasi oleh berbagai racun yang dapat berasal dari tanah,

udara, manusia dan vektor, sehingga bisa menimbulkan diare karena

terdapat berbagai macam mikroba.19

Kuman penyebab diare tumbuh subur di lingkungan yang

lembab dan sanitasinya tidak baik, serta pada air minum yang tidak

terpelihara kebersihannya. Faktor lingkungan yang meliputi air bersih

dan sanitasi ini memiliki peranan sangat penting sebagai media

penularan dan dominan dalam siklus penularan penyakit diare. Maka


46

jajanan yang kurang bersih dapat menyebabkan berbagai penyakit

infeksi terutama diare, batuk, pilek, cacingan, mual, muntah, tifus.

Selain itu, jajanan kaki lima juga dapat menimbulkan kekurangan

energi dan protein, sehingga akan berdampak pada tumbuh kembang

anak yang tidak bisa optimal.20

Berdasarkan pengamatan langsung pada lokasi penyuluhan

keadaan lingkungan yang meliputi air bersih dan sanitasi yang masih

kurang terjaga. Dengan banyaknya anak-anak yang tinggal menjadikan

lingkungan sekitar menjadi masih kurang bersih dengan sampah yang

terlihat masih berserakan dantidak berada pada tempatnya dan terlihat

masih banyak jalan-jalan di sekitar rumah yang kondisinya masih

kurang bagus, lingkungan ruangan dalam rumah yang lembab di

karenakan ventilasi rumah yang masih kurang dan banyakya pohon-

pohon tinggi di sekitar rumah sehingga sinar matahari tak cukup

menyinari ruang dalam rumah sehingga menyebabkan kuman

penyebab diare tumbuh subur. Dengan gambaran lokasi tersebut kami

tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang diare.20

2.4.2Sasaran Kegiatan Penyuluhan.

Sasaran kegiatan penyuluhan diare ini adalah anak-anak di panti

asuhan yatim piatu dan du’afa Mahmudah dengan jumlah peserta

sebanyak 33 orang.

2.4.3 Metode dan Media Kegiatan Penyuluhan

a. Metode penyuluhan
47

Metode ceramah dan kemudian di teruskan dengan tanya jawab.

b. Media penyuluhan

Media yang digunakan adalah laptop yang di sambungkan ke

proyektor ke objek dinding putih.

2.4.4 Waktu kegiatan penyuluhan

Tempat : Mushallah di panti asuhan yatim piatu dan du”afa

Mahmudah

Hari/tanggal :28 Desember 2014

Pukul : 09:00 – 12.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai