sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2. Mengurangi insiden insiden lahir mati dan
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
dan/atau vaginanya.
Perineum menonjol.
partus set.
60 Langkah Asuhan Persalinan (Kala – dua – tiga – empat)
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua 8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan serviks sudah lengkap.
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) • Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan
dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi sudah lengkap, lakukan amniotomi.
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
PROSES PIMPINAN MENERAN. • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah 19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi
16. Membuka partus set. 20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera
bernapas cepat saat kepala lahir. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan
Lahir badan dan tungkai 26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
Penegangan tali pusat terkendali 37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran
tali pusat selama 15 menit : steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
XI. EVALUASI
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang 50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan
berseberangan dengan simpul mati yang pertama. masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam 51. Mengevaluasi kehilangan darah.
kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas
Dokumentasi
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
kering.
2) Mampu : Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan, tapi kurang tepat.
3) Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar,
tepat, tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan.
NO KEGIATAN NILAI
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA 1 2 3
KALA DUA
DAFTAR TILIK
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan
kala dua.
Judul : Melakukan 60 Langkah Asuhan Persalinan
Ibu mempunyai keinginan untuk
Normal
meneran.
Mahasiswa :
Ibu merasa tekanan yang semakin
Tanggal : meningkat pada rektum dan/atau
Penilaian : 1……… vaginanya.
Petunjuk :
Vulva-vagina dan sfingter anal
Nilai setiap kinerja langkah-langkah yang diamati dengan membuka.
menggunakanskala sebagai berikut : II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN
1) Perlu Perbaikan : Langkah tidak dikerjakan
dengan benar atau dihilangkan
7. Memastikan perlengkapan, bahan 9. Membersihkan vulva dan perineum,
dan obat-obatan esensial siap menyekanya dengan hati-hati dari
digunakan. Mematahkan ampul depan ke belakang dengan
oksitosin 10 unit dan menempatkan menggunakan kapas atau kasa yang
tabung suntik steril sekali pakai di sudah dibasahi air disinfeksi tingkat
dalam partus set. tinggi. Jika mulut vagina, perineum
8. Mengenakan baju penutup atau
atau anus terkontaminasi oleh
celemek plastik yang bersih.
kotoran ibu, membersihkannya
9. Melepaskan semua perhiasan yang
dengan seksama dengan cara
dipakai di bawah siku, mencuci kedua
menyeka dari depan ke belakang.
tangan dengan sabun dan air bersih
Membuang kapas atau kasa yang
yang mengalir dan mengeringkan
terkontaminasi dalam wadah yang
tangan dengan handuk satu kali
benar. Mengganti sarung tangan jika
pakai/pribadi yang bersih.
10. Memakai satu sarung dengan DTT terkontaminasi (meletakkan kedua
atau steril untuk semua pemeriksaan sarung tangan tersebut dengan benar
dalam. di dalam larutan dekontaminasi,
11. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam langkah # 9).
tabung suntik (dengan memakai 10. Dengan menggunakan teknik aseptik,
sarung tangan disinfeksi tingkat melakukan pemeriksaan dalam untuk
tinggi atau steril) dan meletakkan memastikan bahwa pembukaan
kembali di partus set/wadah serviks sudah lengkap.
• Bila selaput ketuban belum pecah,
disinfeksi tingkat tinggi atau steril
sedangkan pembukaan sudah
tanpa mengkontaminasi tabung
lengkap, lakukan amniotomi.
suntik).
11. Mendekontaminasi sarung tangan
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN
dengan cara mencelupkan tangan
LENGKAP DENGAN JANIN
yang masih memakai sarung tangan
BAIK
kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
dan kemudian melepaskannya dalam Melanjutkan pemantauan kesehatan
keadaan terbalik serta merendamnya dan kenyamanan ibu serta janin
di dalam larutan klorin 0,5% selama sesuai dengan pedoman persalinan
10 menit. aktif dan mendokumentasikan
Mencuci kedua tangan (seperti di
temuan-temuan.
atas). Menjelaskan kepada anggota keluarga
12. Memeriksa Denyut Jantung Janin
bagaimana mereka dapat mendukung
(DJJ) setelah kontraksi berakhir
dan memberi semangat kepada ibu
untuk memastikan bahwa DJJ dalam
saat ibu mulai meneran.
batas normal ( 100 – 180 kali / 14. Meminta bantuan keluarga untuk
menit ). menyiapkan posisi ibu utuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam
• Mengambil tindakan yang sesuai posisi setengah duduk dan pastikan ia
jika DJJ tidak normal. • merasa nyaman).
Mendokumentasikan hasil-hasil 15. Melakukan pimpinan meneran saat
pemeriksaan dalam, DJJ dan semua Ibu mempunyai dorongan yang
hasil-hasil penilaian serta asuhan kuat untuk meneran :
lainnya pada partograf. • Membimbing ibu untuk meneran
saat ibu mempunyai keinganan untuk
IV. MENYIAPKAN IBU &
meneran
KELUARGA UNTUK
• Mendukung dan memberi semangat
MEMBANTU PROSES
atas usaha ibu untuk meneran. •
PIMPINAN MENERAN.
12. Memberitahu ibu pembukaan sudah Membantu ibu mengambil posisi
lengkap dan keadaan janin baik. yang nyaman sesuai pilihannya (tidak
Membantu ibu berada dalam posisi meminta ibu berbaring terlentang).
yang nyaman sesuai keinginannya. • Menganjurkan ibu untuk
Menunggu hingga ibu mempunyai beristirahat di antara kontraksi.
keinginan untuk meneran. • Menganjurkan keluarga untuk
mendukung dan memberi semangat dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
pada ibu. handuk bersih di atas perut ibu untuk
• Menganjurkan asupan cairan per mengeringkan bayi.
19. Meletakkan kain yang bersih dilipat
oral. •
1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
Menilai DJJ setiap lima menit.
20. Membuka partus set.
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran
bayi belum akan terjadi segera dalam 21. Memakai sarung tangan DTT atau
41. Memeriksa kedua sisi plasenta baik kain yang bersih dan kering.
50. Menempatkan klem tali pusat
yang menempel ke ibu maupun janin
disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan selaput ketuban untuk
atau mengikatkan tali disinfeksi
memastikan bahwa selaput ketuban
tingkat tinggi dengan simpul mati
lengkap dan utuh. Meletakkan
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari
plasenta di dalam kantung plastik
pusat.
atau tempat khusus. 51. Mengikat satu lagi simpul mati
• Jika uterus tidak berkontraksi
dibagian pusat yang berseberangan
setelah melakukan masase selam 15
dengan simpul mati yang pertama.
detik mengambil tindakan yang 52. Melepaskan klem bedah dan
sesuai. meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5 %. 56. Memeriksa tekanan darah, nadi dan
53. Menyelimuti kembali bayi dan
keadaan kandung kemih setiap 15
menutupi bagian kepalanya.
menit selama satu jam pertama pasca
Memastikan handuk atau kainnya
persalinan dan setiap 30 menit
bersih atau kering.
selama jam kedua pasca persalinan.
54. Menganjurkan ibu untuk memulai
• Memeriksa temperatur tubuh ibu
pemberian ASI.
sekali setiap jam selama dua jam
XI. EVALUASI
pertama pasca persalinan.
53. Melanjutkan pemantauan kontraksi • Melakukan tindakan yang sesuai
uterus dan perdarahan pervaginam: untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
• 2-3 kali dalam 15 menit pertama
pasca persalinan. • 60. Menempatkan semua peralatan di
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama dalam larutan klorin 0,5% untuk
pasca persalinan. • dekontaminasi (10 menit). Mencuci
Setiap 20-30 menit pada jam kedua dan membilas peralatan setelah
pasca persalinan. • dekontaminasi.
61. Membuang bahan-bahan yang
Jika uterus tidak berkontraksi dengan
terkontaminasi ke dalam tempat
baik, melaksanakan perawatan yang
sampah yang sesuai.
sesuai untuk menatalaksana atonia
62. Membersihkan ibu dengan
uteri.
menggunakan air disinfeksi tingkat
Jika ditemukan laserasi yang
tinggi. Membersihkan cairan ketuban,
memerlukan penjahitan, lakukan
lendir dan darah. Membantu ibu
penjahitan dengan anestesia lokal dan
memakai pakaian yang bersih dan
menggunakan teknik yang sesuai.
54. Mengajarkan pada ibu/keluarga kering.
63. Memastikan bahwa ibu nyaman.
bagaimana melakukan masase uterus
Membantu ibu memberikan ASI.
dan memeriksa kontraksi uterus.
55. Mengevaluasi kehilangan darah. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan. - Mencegah terjadinya sumbatan
64. Mendekontaminasi daerah yang - Melancarkan pengeluaran ASI
digunakan untuk melahirkan dengan Manfaat :
larutan klorin 0,5% dan membilas Menjaga kebersihan payudara terutama pada
dengan air bersih. bagian puting susu
65. Mencelupkan sarung tangan kotor ke
dalam larutan klorin 0,5%,
Melenturkan dan menguatkan puting susu
membalikkan bagian dalam ke luar Merangsang kelenjar air susu untuk memproduksi
dan merendamnya dalam larutan ASI
klorin 0,5% selama 10 menit.
66. Mencuci kedua tangan dengan sabun Tujuan perawatan payudara dapat tercapai bila :
dan air mengalir. Dikerjakan secara teratur
Dokumentasi
Menjaga kebersihan sehari –hari
61. Melengkapi partograf (halaman
depan dan belakang) Gizi yg mencukupi bagi ibu menyusui
Persiapan petugas :
Lepaskan perhiasan di tangan Tarik –tariklah putting susu keluar, terutama bila
Cuci tangan putting susu letaknya masuk ke dalam, dengan
menggunakan jari jempol & telunjuk
Pelaksanaan
Dengan menggunakan washlap, kedua payudara 1. Anatomi
dikompres dg air hangat, kemudiaan air dingin
selama 5 menit bergantian sambil diketuk -ketuk
- Mengurangi kejadian karies dentis. - Mengurangi devisa untuk pembelian susu formula.
2. Bagi ibu
- Penundaan menstruasi dapat mencegah kehamilan. Masalah yang dapat terjadi selama masa laktasi ialah :
- Ibu harus tetap menyusui agar puting selalu sering b. Payudara bengkak
tertarik
- Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI tidak
2. Masalah menyusui pasca bersalin lancar karena bayi tidak
cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih.
a. Puting susu lecet
- Penatalaksanaan dengan menyusui lebih sering,
kompres hangat, pijat leherdan punggung belakang (sejajar
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan
daerah payudara), kompres dingin setelah menyusui
payudara yang tidak benar dan infeksi monilia.
dan pemberian analgesik bila sakit.
Penatalaksanaan :
Pada bayi yang menyusui diselang-seling dengan susu 2. Mencegah terjadinya sumbatan sehingga pengeluaran
botol sering mengalami kebingungan karena anatomi putting ASI menjadi lancar.
susu dengan dot yang berbeda. Bingung putting dapat pula
terjadi pada puting susu yang kecil atau rata. Pada bayi dengan
Perawatan dimulai 1-2 hari pasca persalinan dan dilakukan 2 - Gelas / botol susu
kali sehari.
- Air hangat dan air dingin dalam baskom
Tujuan perawatan payudara dapat tercapai bila memperhatikan:
- Handuk / waslap bersih dan kering
1. Dikerjakan dengan teratur.
2. Pelaksanaan
2. Menjaga kebersihan sehari-hari
- Pengurutan I : Menggunakan telapak tangan.
3. Nutrisi yang cukup, konsumsi makanan sebaiknya - Pengurutan II : Menggunakan jari-jari tangan.
tidak dibatasi. Pada 6 bulan pertama ibu perlu
- Pengurutan III : Menggunakan sendi-sendi tangan.
tambahan nutrisi 700 kalori / hari, 6 bulan
a. Pengurutan I
berikutnya 500 kalori / hari, dianjurkan minum 8-12
gelas sehari. 4 gerakan dilakukan dalam 5 menit (20-30 kali) :
c. Pengurutan III
d. Perangsangan payudara
Keuntungan menyusui
Membantu bonding dan perkembangan
Membantu menunda kehamilan baru
Melindungi kesehatan Variasi Dalam komposisi Air Susu Ibu
2. 6
3.
4.
5.
Tanda Dan Sensasi Refleks Oksitosin Aktif Sepuluh langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
GAMBAR
Ibu menyangga bayi dibawah lengan
Berguna untuk
- Bayi kembar
- Saluran ASI tersumbat
Cara membantu ibu menyusui sambil berbaring - Kesulitan melekatkan bayi
Kriteria jumlah nilai : dan persalinan kembali normal, seperti sebelum hamil sehingga
1 - 13 : Perlu perbaikan terhindar dari segala perasaan yang kurang nyaman. Banyak
14 - 26 : Mampu
27 - 39 : Mahir manfaat yang didapat dari senam nifas ini, sehingga bidan
patah atau nyeri luka abdomen setelah operasi caesar untuk itu
bidan perlu mencermati dan kemudian menentukan apakah Meningkatkan ketenangan dan memperlancar
“ Latihan ” yang paling penting untuk dilakukan Mencegah pembuluh darah yang menonjol terutama
beristirahat dan mengenal bayinya. Relaksasi dan tidur adalah Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki
sangat penting. Banyak diantara senam post partum sebenarnya Mengembalikan rahim pada posisi semula
adalah sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting
Mempertahankan postur tubuh yang baik
bagi ibu ialah agar senam tersebut hendaknya dilakukan secara
Mengembalikan kerampingan tubuh
perlahan dahulu lalu semakin lama semakin kuat.
Membantu kelancaran pengeluaran ASI
Pengertian Senam Nifas
Senam Nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu Manfaat Senam Nifas
setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. 1. Manfaat latihan secara umum :
mengalami penguluran
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi Lakukan check up kesehatan dan mintalah saran
longgar akibat kehamilan dan persalinan serta mencegah dokter atau bidan sebelum melakukan senam nifas.
c. Menghasilkan manfaat psikologis, menambah kemampuan 2. Selama latihan senam nifas dilakukan / dianjurkan hal –
kasus diastatis atau pemisahan sepasang otot kemudian keluarkan nafas dari mulut, tangan menekan
melakukan senam tersebut. angkat lutut & pantat kemudian diturunkan kembali
4. Latihan Hari IV
Tahap – tahap Senam Nifas
Latihan kontraksi otot perut & pantat secara ringan
1. Latihan Hari I
Tidur terlentang, lutut ditekuk, kemudian kepala
Latihan pernafasan iga-iga.
diangkat sambil mengangkat perut
5. Latihan Hari V
Latihan Otot Perut
Tidur Terlentang, kaki diluruskan, bersama-sama
6. Latihan Hari VI
Latihan kaki
I. DEFINISI
Tidur terlentang, kaki lurus, kemudian kaki dibuka
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga
sambil diputar kearah luar secara bergantian
rahim wanita.
8. Latihan Hari VIII, IX, X II. JENIS
1. Inert : dari plastik (Lippes Loop) atau baja anti karat
Latihan Sit Up
Tidur terlentang , kaki lurus, kedua telapak tangan (the Chinese Ring).
2. Mengandung tembaga : CUT 380 A, CUT 200C,
diletakkan ditengkuk kemudian bangun untuk duduk
Multiload dan Nova T.
(sit up)
Yang sekarang direkomendasikan adalah jenis CUT 608 cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat
A. mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan
Sejak tahun 1985 Ortho Pharmaceutical blastocyst.
mengehntikan produksi dan pemasaran Lippes Loop di 2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang
Amerika. Karena penurunan pemakaian IUD ini menyebabkan terhambatnya implantasi.
disebabkan unsur dagang (Businnes) bukan karena unsur 3. Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah
keamanan/efektivitas IUD-nya. berimplantasi di dalam endometrium
IUD Copper T 380 A. Bentuk seperti huruf T, 4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba
bentuk ini sangat efektif dan aman, masing-masing cabang fallopi.
dari huruf T dibalut dengan komponen tembaga kecil dan 5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
batang utamanya diberi gulungan kawat tembaga. 6. Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa
Mempunyai permukaan lapisan tembaga seluas 380 mm2. IUD juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur
Lapisan tembaga masing-masing cabang huruf T menjamin (mencegah fertilisasi).
pelepasan tembaga sampai ke fundus uteri. Efektifitas Ini terbukti dari penelitian di Chili :
pemakaian selama 8 tahun. Diambil ova dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita
III. Mekanisme Kerja IUD tanpa menggunakan kontrasepsi. Semua wanita telah
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. melakukan senggama sekitar waktu ovulasi. Ternyata
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan : ova dari wanita akseptor IUD tidak ada yang
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di menunjukkan tanda-tanda fertilisasi maupun
dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah
telah dibuahi terganggu. Disamping itu dengan dari jumlah ova wanita yang tidak memakai kontrasepsi
munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant
menunjukkan tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan dan terganggunya proses implantasi (endometrium
embrionik yang normal. tetap berada dalam fase decidual/progestational).
Penelitian ini menunjukkan bawah IUD antara lain b. Lendir servik yang menjadi lebih kental/tebal
bekerja dengan cara mencegah terjadinya fertilisasi. karena pengaruh progesteron.
7. Untuk IUD yang mengandung Cu : IV. Efektivitas IUD :
a. Antogonisme kationic yang spesifik terhadap Zn 1. Efektivitas dai IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas
yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal
yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia in-utero tanpa :
wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic a. Ekspulsi spontan.
anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya b. Terjadi kehamilan.
inplantasi, dan mungkin juga menghambat aktivitas c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasan-alasan
alkali phosphatase. medis atau pribadi.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous 2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada
oleh oleh mucosa uterus. :
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium. a. IUD-nya :
d. Mengganggu metabolisme glikogen. - Ukuran.
Penambahan Ag pada IUD yang mengandung Cu - Bentuk.
mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi - Mengandung Cu atau Progesterone.
dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya. b. Akseptor :
8. Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone : - Umur.
a. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir - Paritas.
sehingga timbul penekanan terhadap endometrium - Frekuensi sanggama.
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor a. Inpeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut),
yaitu umur dan paritas, diketahui : termasuk persangkaan Gonorrhoe atau Chlamydia.
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan.
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD. 2. Kontra-indikasi relatif kuat :
b. Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin a. Partner seksual yang banyak.
tinggi angka ekpulsi dan pengakatan/pengeluaran b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor
IUD. IUD.
4. Dari uraian di atas, maka use-effectiveness dari IUD c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat
tergantung pada variabel administratif, pasien dan bila terjadi komplikasi.
medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis
pemasang, kemukinan ekpulsi dari pihak akseptor, yang rekuren, post partum endometritis atau abortus
kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya febrilis dalam tiga bulan terakhir.
ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mengetahui e. Cervicitis akut atau purulent.
terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk f. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.
mendapatkan pertolongan medis. g. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan
Angka Kegagalan IUD : yang menyebabkan predisposisi untuk terjadinya
1. Belum ada IUD yang 100% efektif. kehamilanektopik.
2. Anggka kegagalan untuk : h. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan
- IUD pada umumnya : 1 – 3 kehamilan per 100 masih menginginkan kehamilan selanjutnya.
wanita pertahun. i. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS,
V. Kontra Indikasi Insersi IUD : Diabetes Mellitus, pengobatan dengan
1. Kontra-indikasi absolut : kortikosteroid dan lain-lain).
j. Kelainan pembekuan darah. n. Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda
3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra- bahaya dari IUD.
indikasi untuk insersi IUD : o. Riwayat Gonorrhe, Chlamydia, Syphillis atau
a. Penyakit katup jantung (kemungkinan terjadi Herpes.
subakut bakterial endokarditis). p. Actinomycosis genetalia.
b. Kegunaan endometrium atau serviks. q. Riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan.
c. Stenosis servisk yang berat. r. Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh
d. Uetrus yang kecil sekali. negatif.
e. Endometrium. s. Pernah mengalami problem ekspulsi IUD.
f. Myoma uteri. t. Leukore atau infeksi pelvis.
g. Polip endometrium. u. Riwayat infeksi pelvis.
h. Kelainan kongenital uterus. v. Riwayat operasi pelvis.
i. Dismenore yang berat. w. Keinginan untuk mendapatkan anak di kemudian
j. Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau hari atau pertimbangan kesuburan dimasa yang akan
perdarahan bercak (spotting). datang.
k. Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu VI. Insersi IUD :
penyakit gangguan Cu yang turun temurun 1. Permasalahan pada insersi IUD :
(penyakit ini jarang terjadi). a. Insersi yang tidak baik dari IUD dapat
l. Anemia. menyebabkan :
m. Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda - Ekspulsi
bahaya IUD. - Kerja kontraseptif tidak efektif.
- Perforasi uterus.
Untuk sukses/berhasilnya insersi IUD tergantung Insersi IUDdapat dilakukan setiap saat dari
pada beberapa hal yaitu : siklus haid asal kita yakin seyakin –
1. Ukuran dan macam IUD beserta tabung yakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam
inserternya. keadaan hamil.
2. Waktu/saat insersi. - Kebijakan (Policy) lama :
3. Tehnik insersi. Insersi IUD dilakukan selama atau segera
4. Penjelasan prosedurnya kepada calon akseptor. sesudah haid. Alasan :
5. Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage Ostium uteri lebih terbuka.
uterus. Canalis servicalis lunak.
6. Tehnik a dan anti sepsis. Perdarahan yang timbul karena prosedur
7. Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam insersi.
uterus (fundus uteri) tanpa menembus/perforasi ”tertutup” oleh perdarahan haid ang
myometrium. normal.
ad 1. Ukuran dan Macam IUD Wanita pasti tidak hamil.
a. Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, Tetapi akhirnya kebijakan ini di tinggalkan
makin tinggi ekspulsinya. karena :
b. Makin besar IUD, makin sukar insersinya, Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila
makin rendah ekspulsinya. insersi dilakukan saat haid.
ad. 2 Waktu/Saat Insersi Dilatasi canalis cervicalis adalah sama
a. Insersi Interval : pada saat haid maupun pada saat mid-
- Kebijakan (Policy) sekarang : siklus.
Memudahkan calon akseptor pada setiap Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari
saat ia datang ke klinik KB setelah abortus, maka IUD dapat segera
b. Insersi Post-Partum dipasang sesudah :
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari - Abortus trimester I
post-partum, hanya kerugian yang paling besar d. Insersi Post-ciotal
adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat Mekanisme kerja IUD post-coital
tinggi. Tetapi menurut penyelidikan di Disangka mencegah implantasi dari ovum yang
Singapura, saat yang terbaik adalah delapan telah dibuahi
minggu post-partum. Alasannya karena antara Metode kontrasepsi IUD post-coital tidak
empat-delapan minggu post-partum, bahaya boleh/jangan digunakan pada
perforasi tinggi sekali. a. Nulligravid.
IUD yang dipakai/dan yang sedang dicoba : b. Wanita dengan partner seksual yang banyak.
- Delta Loop = Modified Lippes Loop D. c. Wanita yang mengalami kejahatan seksual.
d. Wanita dengan riwayat Pelvic Inflamatory
- Delta T = Modified CuT-220C.
Disease (PID).
Karena IUD tersebut diberi benang chromic
Keuntungan Cu IUD :
catgut pada lengan atasnya, dengan maksud
1. Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval,
benangnya akan tertanam ke dalam
post-partum maupun post-abortus.
endometrium dan menahan IUD-nya
2. Kehilangan darah haid lebih sedikit.
ditempatnya selama involusi uterus. Benangnya
3. Dapat lebih di tolerir oleh wanita yang belum
secara perlahan-lahan akan larut dalam waktu 6
punya anak atau wanita dengan paritas rendah.
minggu.
4. Ukuran tabung inserter lebih kecil.
c. Insersi Post-abortus
Kerugian Cu IUD :
1. Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun.
2. Lebih mahal.
Efek Samping dan Komplikasi Pada Saat Insersi
IUD
1. Rasa sakit/nyeri
Pengobatan : anagetika atau prostaglandin-
inhibitor.
2. Muntah, keringat dingin dan syncope
a. Terjadi pada < = 1%.
b. Penyebab, reaksi vaso-vagal.
c. Pencegahan, Pemberian atropin 0,4 – 0,5 mg Manual Plasenta
IM/IV, sedatica ringan dan anestesi lokal. A. Pengertian
Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta
d. Pengobatan : istirahat dalam posisi
horizontal. Inhalasi ammonia. dari tempat implantasi pada dinding uterus dan
IMUNISASI 3. Sasaran
Sasaran imunisasi adalah :
a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
1. Pengertian
c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI)
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh 4. Jenis-Jenis Imunisasi
agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu :
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
* Imunisasi Pasif (Pasive Immunization)
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar
dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin yang
didapatkan secara genetis melalui ibu.
Konsep dasar imunisasi yaitu imunisasi merupakan
antigen antibodi yang merupakan mekanisme perlawanan
* Imunisasi Aktif (Active Immunization)
tubuh terhadap penyakit. Antigen yaitu setiap bahan yang
dapat menimbulkan reaksi kekebalan spesifik. Sedangkan,
Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :
antibodi yaitubahan yang timbulsebagai akibat reaksi tubuh
terhadapa adanya rangsang dari luar oleh antigen.
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
2. Tujuan
b. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit Difteri, - Imunisasi TT 2 kali
Pertusis, dan Tetanus
- merasakan tahanan
Imunisasi Aktif (Active Immunization)
- benjolan kulit yang pucat dengan pori-pori yang khas
1. IMUNISASI BCG diameter 4-6 mm
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari 1. Reaksi normal pada daerah lokal
infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran
penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang • 2 minggu terjadi indurasi, eritema, kemudian menjadi
dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette pustula
dan Guerin.
• 3-4 minggu kemudian pustula pecah menjadi ulkus
• Diberikan sebelum usia 2 bulan dan disuntikkan secara (tidak perlu pengobatan)
intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05
ml, sebelah kanan’ • 8-12 minggu yang akan datang ulkus menjadi scar
diameter 3-7 mm.
• Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan
2. Reaksi regional pada kelenjar
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan
dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera • Merupakan respon seluler pertahanan tubuh
dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan
pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day- • Kadang terjadi di kelj axila dan servikal (normal
light). BCG-it is)
• Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi • Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5
ml.
• Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
• Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
• Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan.
• Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin
Komplikasi hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B
• Abses bersifat tenang (cold abses) dan tidak perlu terapi • Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
• Abses matang terjadi aspirasi • Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml
• Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, - Toxoid tetanus yaitu racun yang dilemahkan (+) aluminium
dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum fosfat dan mertiolat
dalam magnesium klorida dan fenol merah
Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit
• Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc berkabut, endapan putih didasarnya. Diberikan pada bayi > 2
dalam flacon, pipet. bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil. Dosis
0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha. Imunisasi
• Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml) dasar 3x, dengan interval 4 minggu. Vaksin mengandung
Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan
• Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
• Anak diare dapat mengganggu penyerapan vaksin. • Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari maka
diberikan anafilatik + antipiretik
• Penyimpanan pada suhu 2-8°C
• Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi maka demam >
Kontra indikasi : 40°C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti dengan
DT atau DPaT
Defisiensi imunologik atau kontak dengannya
Kontraindikasi
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick Tuberkulin tes ditangguhkan minimal 2 bulan setelah
chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin imunisasi campak
sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam
5 cc pelarut aquades.
• Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada VAKSIN COMBO
antibodi yang diperoleh dari ibu.
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis
• Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri. produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal
DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari
• Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama,
misal: OPV
• Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-
8°C Tujuan pemberian
• Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, • Jumlah suntikan kurang
diulang 6 bulan kemudian
• Jumlah kunjungan kurang
Efek samping:
• Lebih praktis
Demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari
pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang • Penambahan program imunisasi baru mudah