Anda di halaman 1dari 82

3.

Mengenal secara dini ada tidaknya kenormalan


ANTE NATAL CARE
selama hamil atau komplikasi yang mungkin
(ANC)
terjadi.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,
1. Pengertian
melahirkan dengan selamat,ibu maupun bayi
Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
dengan trauma seminimal mungki.
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
5. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas
sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
berjalan normal dan pemberian asi ekslusif.
persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
reproduksi secara wajar seperti sebelum kehamilan.
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
2. Tujuan
kembang secara normal.
I. Tujuan Umum
 Bayi
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu
dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas 1. Mengurang prematuritas, angka kesakitan.

sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2. Mengurangi insiden insiden lahir mati dan

II. Tujuan Khusus kematian neonatal.


3. Meningkatkan kesehatan yang optimal pada
 Ibu
bayi.
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
3. Manfaat ANC
2. Meningkatkan dan memepertahankan kesehatan
1. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang
fisisk, mental, sosial ibu dan bayi.
mungkin dijumpai dalam kehamilan persalinan dan
nifas.
2. Mengalami dan mengobati penyakit-penyakit yang c. Pemeriksaan khusus bila tdapat keluhan-keluhan
mungkin diderita sendiri mungkin. tertentu.
3. Menurunkan angka moralitas dan morbilitas.
4. Memberikan nasehat-nasehat tentanmg cara hidup 5. Pelayanan Kunjungan Ante Natal Care, standar
sehat, KB, kehamilan, persalinan, nifas, serta laktasi. minimal 7 T
 (Timbang) berat
4. Jadwal Kunjungan badan.
Kunjungan minimal dilakukan sedikitnya 4 kali selama  Ukur (Tekanan)
kehamilan. darah.
1. Satu kali pada Trimester 1  Ukur (Tinggi)
2. Satu kali pada Trimester 2 fundus Uteri.
3. Dua kalil pada Trimester 3  Pemberian
Sedangkan jadwal kunjungan sebaiknya dilakukan adalah : Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap
a. Pemeriksaan pertama dilkakukan  Permberian
segera setelah diketahui terlambat haid. Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama
b. Pemeriksaan ulang. kehamilan
 Setiap bulan sampai umur  Tes terhadap
kehamilan 6-7 bulan. penyakit menular sexual.
 Setiap dua minggu  Temu wicara/
sampai kehamilan berumur 8 bulan. Konseling untuk persiapan rujukan.
 Setiap 1 minggu sejak
kehamilan 8 bulan ssampai terjadi persalinan. 6. Komponen ANC
1. Mengupay 2) Apa yang di derita (keluhan utama)
akan kehamilan sehat. 3) Tentang haid
2. Melakukan 4) Tentang perkawinan
deteksi dini komplikasi, melakukan pinatalaksanaan 5) Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
serta rujukan bila diperlukan. 6) Kehamilan sekarang
3. Perencana 7) Anamnesa keluarga
an antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan 8) Kesehatan badan
rujuakan bila perlu.  Pemeriksaan
4. Persalinan 1) Pemeriksaan umum (status praesens generalis)
yang bersih dan aman. 2) Pemeriksaan kebidanan (status obstetricus)
 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan
7. Cara Pemeriksaan Kehamilan 1) Hamil/tidak
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam : 2) Primi atau multigravida
1. Anamnesa (tanya jawab) 3) Tuanya kehamilan
2. Pemeriksaan 4) Anak hidup atau mati
3. Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan 5) Anak tunggal atau kembar
4. Prognosa (ramalan) 6) Letak anak
5. Terapi (pengobatan) 7) Anak intrauterin atau extrauterin
Penjelasan : 8) Keadaan jalan lahir
 Anamnesa 9) Keadaan umum penderita
1) Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama dan  Prognosa (ramalan)
alamat
 Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar  Selanjutnya ibu harus diberi nasihat mengenai cara-
pemeriksaan harus dapat kita membuat prognosa cara kehidupan waktu hamil, berapa kali sebulan ia
atau ramalan persalinan, artinya kita berusaha harus memeriksa diri, apa tanda-tanda bahaya, bila
meramalkan apakah persalinan kira-kira akan ia harus masuk rumah sakit atau apa yang harus
berjalan dengan biasa atau sulit dan berbahaya disediakan kalau akan bersalin dirumah.
 Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah
penderita harus bersalin di RSUP, RSU atau boleh 8. Tujuan Kunjungan ANC Pertrisemester
di rumah; apakah harus dipimpin oleh dokter ahli 1. Trimester satu
atau oleh bidan, apa yang harus disediakan supaya Kunjungan pada Trimester satu minimal satu kali,
persalinan dapat berlangsung selamat untuk ibu dan Tujuan ANC adalah :
anak (misalnya darah)  Memantau kehamilan, memastrikan
 Terapi (pengobatan) kesehatan Ibu dan tumbuh kembang janin.
 Tujuan dari terapi pada wanita hamil ialah untuk  Memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi
mencapai taraf kesehatan yang setinggi-tinginya dan cairan.
dalam kehamilan dan menjelang persalinan.  Meningkatkan dan mempertahankan
 Yang paling sering memerlukan pengobatan dan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin
atau perawatan ialah anemia, penyakit defisiensi serta personal hygiene.
lainnya seperti hypovitaminose, hyperemesis  Menjelaskan pereubahan-perubahan
gravidarum, perdarahan dalam kehamilan, kelainan fisiologis yang terjadi dalam kehamilan TM I.
letak, toxaemia gravidarum, kegelisahan menjelang  Menjelaskan sex dalam kehamilan.
persalinan.  Mendeteksi sedini mungkin ketidak
normalan yang mungkin terjadi dengan
mengenalkan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan  Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis
TM I. dalam kehamilan
 Mempersiapakn peran ibu dan keluarga  Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan trisemester I,
dalam menerima kehamilan. seperti : mentah lebih dari 4x dalam sehari,
Pemeriksaan lebih difocuskan kepada : penegeluaran sekresi vagina yang abnormal,
 Anamnese lengkap termasuk riwayat obstetric dan mules/nyeri berlebihan pada perut
ginekologi terdahulu, penyakit menahun dan  Pemeriksaan lab lengkap : urine lengkap, darah
menular yang pernah/sedang diderita. lengkap (HB/Ht, Leukosit, golongan darah, resus
 Timabang/Tinggi Badan/Lingkar Lengan atas > sitologi dan gula darah
23,5 cm  Penilaian resiko kehamilan
 Pemeriksaan fisik dan obstetric pengukuran panggul  KIE dan konseling bagi ibu hamil Trisemester I.
luar terutama pada primi gravida dan dengan
riwayat obstetric yang jelek 2. Trimester dua
 Pemeriksaan Tensi darah Kunjungan pada Trimester dua minimal satu kali,
 Konjungtiva, Oedema dan bibir tujuan ANC adalah :
 Pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan  Memantau kehamilan, memastikan
vena jugularis kesehatan Ibu dan tumbuh kembang janin.
 Payudara  Memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi
 Varises dan oedema dan cairan.

 Pengeluaran sekresi vagina  Meningkatkan dan mempertahankan

 Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.

 Pemenuhan Kebutuhan istirahat


 Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis  Konjungtiva, Oedema dan bibir
yang terjadi dalam kehamilan TM 2.  Pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
 Menjelaskan sex dalam kehamilan. vena jugularis
 Mendeteksi sedini mungkin ketidak  Payudara
normalan yang mungkin terjadi dengan  Pemerikasaan abdomen, DJJdan gerakan janin,
mengenalkan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan presentasi dan posisi serta DJJ
TM 2.  Varises dan oedema
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga  Pengeluaran sekresi vagina, pemeriksaan genital
dalam menerima kehamilan. bila diperlukan
 Mempertahankan ibu siapsecara materil  Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
seperti menabung dengan tabulin/menabung  Pemenuhan Kebutuhan istirahat
sendari, serta spiritual agar ibu dapat tenang dalam  Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis
menghadapi kehamilannya. dalam kehamilan
 Mempersiapkan donor darah, kendaraan  Pemeriksaan lab lengkap : urine lengkap, darah
rujukan bila diperlukan dan rencana tempat lengkap (HB/Ht, Leukosit, golongan darah, resus
persalinan. sitologi dan gula darah)
 Menjelaskan jadwal kunjungan bagi ibu.  Tnda-tanda bahaya dalam kehamilan trisemester II
Pemeriksaan lebih difokuskan kepada : seperti : perdarahan pervagina, sakit kepala yang
 Anamnesis, keluhan dan perkembangan yang berat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan
dirasakan ibu tangan, nyeri abdomen yang hebat, bayi kurang
 Kenaikan berat badan/ lingkar lengan atas >23,5 cm bergerak dari biasanya
 Pemeriksaan Tensi darah  Penilaian resiko kehamilan
 Nasehat perawatan payudara dan senam hamil  Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
 Pemberian imunisasi TT dalam persiapan persalinan.
 Mempertahankan ibu siap secara materil
3. Trisemester tiga seperti menabung dengan tabulin/menabung
Kunjungan pada Trimester tiga minimal dua kali, tujuan sendari, serta spiritual agar ibu dapat tenang dalam
ANC adalah : menghadapi kehamilan san saat persalinan
 Memantau kehamilan, memastikan  Memotivasi, mempersipkan persalinan dan
kesehatan Ibu dan tumbuh kembang janin. rencana tempat persalinan, Merencanakan donor
 Memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi darah, kendaraan rujuan bila diperlukan.
dan cairan.  Menjelaskan kepada ibu dan keluarga
 Meningkatkan dan mempertahankan tentang persiapan persalinan yang diperlukan bagi
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin. ibu dan bayinya.
 Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis  Menjelaskan jadwal kunjungan ulang yang
yang terjadi dalam kehamilan TM 3. terbaik yaitu satu minggu sekali.
 Menjelaskan sex dalam kehamilan dan Pemeriksaan lebih difokuskan kepada :
kapan mulai menghentikan hubungan sex.  Anamnesis : keluhan, gerakan janin.
 Mendeteksi sedini mungkin dengan  Kenaikan berat badan/ lingkar lengan atas >23,5 cm
mengenalkan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan  Pemeriksaan Tensi darah
TM 3.  Konjungtiva/Oedema
 Menilai resiko kehamilan dan melakukan  Bibir pucat, kering/tanda-tanda anemia
rujukan bilamana ditentukan salah satu tanda  Pembesaran kelenjar tyroid dan pembengkakan
bahaya dalam kehamilan vena jugularis
 Payudara Bubuhkan tanda √ dalam kolom kasus kalau peragaan langkah/
 Pemerikasaan abdomen, DJJ dan gerakan janin, tugas memuaskan dan X kalau tidak memuaskan, atau T/D
presentasi dan posisi serta tafsiran beart janin kalau tidak teramati/ tidak dikerjakan
 Varises dan oedema
 Pengeluaran sekresi vagina, pemeriksaan genital Memuaskan : Memperagakan langkah-langkah atau

bila diperlukan tugas sesuai dengan prosedur standar

 Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan atau pedoman


Tidak Memuaskan : Tidak dapat memperagakan langkah-
 Pemenuhan Kebutuhan istirahat
langkah atau tugas-tugas sesuai dengan
 Keluhan ibu yang disebabkan perubahan fisiologis
prosedur standar atau pedoman
dalam kehamilan
Tidak dikerjakan : Langkah tugas atau keterampilan tidak
 Pemeriksaan lab lengkap : urine lengkap, darah
diperagakan oleh peserta pada waktu
lengkap (HB/Ht, Leukosit, golongan darah, resus
dilakukan evaluasi oleh pelatih
sitologi dan gula darah)
 Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan trisemester
DAFTAR TILIK KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA
III seperti : perdarahan pervagina, sakit kepala yang LANGKAH/TUGAS KASUS
berat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan Biodata
Menyambut ibu dan seseorang yang
tangan, nyeri abdomen yang hebat, bayi kurang
menemani ibu
bergerak dari biasanya
Memperkenalkan diri kepada ibu
 Penilaian resiko kehamilan dan rencana persalinan. Menanyakan nama dan usia ibu
Riwayat Kehamilan Sekarang
1. HPHT dan dan apakah normal
Daftar Tilik Pada Kunjungan Antenatal Pertama 2. Gerakan janin
3. Tanda-tanda bahaya atau penyulit
4. Keluhan umum 4. Dukungan keluarga
5. obat yang dikonsumsi 5. Pengambilan keputusan dalam
6. Kekhawatiran-khawatiran khusus
keluarga
Riwayat Kehamilan yang lalu
6. Gizi yang dikonsumsi & kebiasaan
1. Jumlah kehamilan
2. Jumlah anak yang hidup makan, vitamin A
3. Jumlah kelahiran premature 7. Kebiasaan hidup sehat, merokok,
4. Jumlah keguguran minum minuman keras,
5. Persalinan dengan tindakan (sesar,
mengkonsumsi obat terlarang
forsep, vakum) 8. Beban kerja dan kebiasaan sehari-
6. Riwayat perdarahan pada persalinan
hari
/ pasca persalinan 9.Tempat dan petugas kesehatan yang
7. Kehamilan dengan tekanan darah
diinginkan untuk membantu
tinggi
8. Berat bayi <2,5 kg atau >4 kg persalinan
9. Masalah lain Pemeriksaan fisik
Riwayat kesehatan / penyakit yang diderita sekarang dan 1. Memperhatikan tingkat energi ibu,
dulu keadaan emosi dan posturnya
1. Masalah Kardiovaskuler selama dilakukan pemeriksaan
2. Hipertensi 2. Menjelaskan seluruh prosedur
3. Diabetes
4. Malaria sambil melakukan pemeriksaan
5. Penyakit / Kelamin/ HIV/ AIDS 3. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut
6. Imunisasi toxoid tetanus (TT) untuk klarifikasi sambil melakukan
7. Lainnya
pemeriksaan sesuai dengan
Riwayat Sosial Ekonomi
1. Status perkawinan kebutuhan dan kelayakan.
2. Respons ibu dan keluarga terhadap Tanda- tanda vital
4. Mengukur tinggi dan berat badan
kehamilan ibu
5. Mengukur tekanan darah dan nadi
3. Riwayat KB
dan suhu samping, memeriksa: a. Bentuk,
6. Meminta pasien untuk melepaskan
ukuran dan simetris atau tidak
pakaian dan menawarkan kain linen
b. Puting payudara menonjol atau
untuk menutup tubuhnya ( atau
mesuk ke dalam
meminta pasien melonggarkan
c. Adanya kolustrum atau cairan lain
pakaian dan menggunakannya 2. Pada saat klien mengangkat tangan
sebagai penutup tubuh). ke atas kepala, memeriksa payudara
7. Membantu pasien berbaring di meja/
untuk mengetahui adanya retrasi
tikar / tempat tidur pemeriksaan
atau dimpling.
yang bersih. 3. Klien berbaring dengan tangan kiri
Kepala dan leher
ke atas, lakukan palpasi secara
1. Memeriksa apakah terjadi edema
sistematis pada payudara sebelah
pada wajah
2. memeriksa apakah mata : kiri (sesudah itu sebelah kanan
a. Pucat pada kelopak bagian juga ) dari arah payudara, axilla dan
bawah notest, kalau-kalau terdapat :
b. Berwarna kuning a. Massa
3. Memeriksa apakah rahang pucat dan b. Pembuluh limfe yang membesar
memeriksa gigi Abdomen
4. Memeriksa dan meraba leher untuk 1. Memeriksa apakah ada bekas luka
mengetahui apakah: operasi
2. Mengukur tinggi fundus uteri
a. Kelenjar tiroid membesar
menggunakan jari tangan (kalau
b. Pembuluh limfe
Payudara <13 minggu) atau pita ukuran
1. Dengan posisi tangan klien di (kalau >22 minggu).
3. Melakukan p[alpasi pada abdomen 4. Memakai sarung tangan baru atau
untuk mengetahui letak, posisi ndan yang bias dipakai lagi yang sudah
penurunan kepala janin (kalau >36 didesinfeksi tanpa kontaminasi.
5. Menjelaskan tindakan yang
minggu).
4. Mengukur denyut jantung janin dilakukan sambil terus melakukan
(dengan fetoskop kalau >18 pemeriksaan.
Panggul : Genital Luar ( lanjutan)
minggu)
6. Memisahkan labia mayora dan
Tangan dan kaki
1. Memeriksa apakah tangan dan kaki : memeriksa labia minora, kemudian
a. Edema klitoris, lubang uretrra dan vagina
b. Pucat pada kuku kaki introitus untuk melihat adanya :
2. Mmemeriksa dam meraba kaki
a. Tukak dan luka
untuk mengetahui adanya varises
b. Varises
3. Memeriksa refleks patella untuk
c. Cairan (warna, konsistensi,
melihat apakah terjadimgerakan
jumlah dan bau)
hypo atau hyper
7. Mengurut uretra dan pembuluh
Panggul : Genital Luar
1. Membantu klien mengambil posisi skene untuk mengeluarkan cairan
untuk pemerikasaan panggul dan nanah dan darah.
8. Melakukan plpasi pada kelenjar
menutup tubuh.
2. Melepaskan perhiasan di jari dan Bartolin untuk mengetahui adanya :
lengan. a. Pembengkakan
3. Mencuci tangan dan sabun dan air, b. Massa atau kista
serta mengeringkannya dengan c. Cairan
menggunakan kain bersih. 9. Sambil melakukan pemeriksaan
selalu mengamati wajah ibu untuk dengan tangan yang lain dan
mengetahui apakah ibu merasakan masukkan spekulum dengan hati-
sakit atau nyeri karena proses ini. hati, hindari menyentuh uretra dan
Panggul : Pemeriksaan Menggunakan Spekulum
klitoris.
1. Memperlihatkan spekulum pada ibu
6. Memutar spekulum dan \membuka
sambil menjelaskan bahwa benda
(blade)nya untuk menampakkan
tersebut akan dimasukkan ke dalam
serviks.
vagina ibu dan bagaimana hal ini 7. Memeriksa serviks untuk melihat
akan terasa oleh ibu. adanya :
2. Menjelaskan pada ibu bagaimana
a. Cairan atau darah
caranya agar santai selama
b. Adanya luka
dilakukan pemeriksaan (misalnya :
c. Apakah serviks sudah membuka
bernafas melalui perut atau dada
atau belum
atau lemaskan badan sambil kedua 8. Memeriksa dinding vagina untuk
kakiu tetap direnggangkan. melihat adanya :
3. Meminta ibu untuk mengatakan jika
a. Cairan atau darah
apa yang dilakukan menyebabkan
b. Luka
ibu merasa tridak nyaman. 9. Menutup dan mengeluarkan
4. Basahi spekulum dengan air (yang
speculum secara hati-hati dengan
hangat jika memungkinkan) atau
posisi miring.
lumuri dengan jeli (jika tidak ada 10. Meletakkan speculum yang sudah
spesimenyang diambil) digunakan dalam sebuah tempat
5. Memegang spekulum dengan
untuk didekontaminasi.
miring, memisahkan bagian labia Panggul : Pemeriksaan Bimanual
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa
pemeriksaan yang dilakukan dekontaminasi.
7. Membantu Ibu meninggalkan meja/
berkesinambungan dan apa yang
tempat tidur/tikar pemeriksaan.
akan dirasakan ibu.
8. Mengucapkan terima kasih atas
2. Meminta ibu untuk mengatakan jika
kerjasama ibu dan meminta ibu
ibu merasa tidak nyaman karena
untuk menmgenakan pakaiannya.
pemeriksaan yang dilakukan.
9. Mencuci tangan dengan air dan
3. Memasukkan dua jari ke dalam
sabun serta mengangin-anginkan
vagina, merenggangkan kedua jari
atau mengelapnya dengan kain
tersaebut dan menekan ke bawah
4. Mencari Letak serviks dan bersih.
Tes Laboratorium
merasakan untuk mengetahui :
1. Melakukan tes laboratorium yang
a. Pembukaan (dilatasi)
diperlukan
b. Rasa nyeri karena gerakan
a. Protein urine
5. Menggunakan 2 tangan ( satu
b. Hemoglobin
tangan di atas abdomen, 2 jari di
dalam vagina) untuk palpasi uterus
Pengajaran/ Pendidikan Pengajaran
(hanya pada trimester 3 saja) : 1. Memberitahukan kepada ibu hasilk
a. Ukuran, bentuk, posisi temuan dalam pemeriksaan
b. Mobilitas 2. Menghitung usia kehamilan
3. Mengjari ibu akan ketidak-
c. Kelunakan (amati wajah ibu)
nyamanan yang kemungkinan akan
d. Massa
6. Melepaskan tangan pelan-pelan, dialami ibu.
4. Sesuai dengan usia kehamilan, ajari
melepaskan sarung tangan dan
ibu memgenai :
memasukkannya ke dalam larutan
a. Nutrisi persiapan kelahiran
b. Olahraga ringan a. Siapa yang membantu pada
c. Istirahat saat kelahiran
d. Kebersihan b. Tempat melahirkan
e. Pemberian ASI c. Sediaan yang dibutuhkan oleh
f. KB pasca salin ibu dan bayi
g. Tanda-tanda bahaya d. Persiapan akhir
2. Mengawali pembicaraan mengenai
h. Kegiatan seks
persiapan kegawat-daruratan
i. Kegiatan sehari-hari dan
a. Sarana transportasi
pekerjaan
b. Persispan biaya
j. Obat-obatan dan merokok
c. Pembuatan keputusan dalam
k. Body mekanik
keluarga
l. Pakaian
Promosi Kesehatan d. Pendonor darah
1. Memberikan imunisasi TT, jika Kesimpulan kunjungan :
1.menjadwalkan kunjngan berikutnya
dibutuhkan.
2.mencatat hasil – hasil kunjungan
2. Memberikan tambahan zat
pada catatan SOAP
besi/folate dan menjelaskan
bagaimana mengkonsumsinya
serta kemungkinan efek samping.
3. Memberikan tambahan vit.A, jika
dibutuhkan
Persiapan Kelahiran/Kegawat-daruratan
1. Memulai membicarakan mengenai
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

 Linan Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan/atau vaginanya.

 Perineum menonjol.

 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial

siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam

partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku,


APN
( Asuhan Persalinan Normal ) mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali


A. Uraian Materi
pakai/pribadi yang bersih.

60 Langkah Asuhan Persalinan (Kala – dua – tiga – empat)
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua 8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan

pemeriksaan dalam. pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan serviks sudah lengkap.

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) • Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan

dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi sudah lengkap, lakukan amniotomi.

tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung


9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
suntik).
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

JANIN BAIK keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit.


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan

hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat


10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi
tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
( 100 – 180 kali / menit ).
seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam
• Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
partograf.
dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah # 9).
IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU semangat atas usaha ibu untuk meneran.

PROSES PIMPINAN MENERAN. • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).


11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
• Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
• Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
sesuai keinginannya.
semangat pada ibu. • Menganjurkan
• Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk
asupan cairan per oral.
meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
• Menilai DJJ setiap lima menit.
kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan
persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran
• Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat
multipara, merujuk segera.
ibu mulai meneran.

Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran


12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
• Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai
pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di
dorongan yang kuat untuk meneran: • Membimbing
antara kontraksi. • Jika bayi
ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk
belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
meneran • Mendukung dan memberi
setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI. • Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap

mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan


14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril
cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah 19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi

bokong ibu. dengan kain atau kasa yang bersih.

16. Membuka partus set. 20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi :


VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
• Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi. • Jika tali pusat


Lahirnya kepala
melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, dan memotongnya.
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
18. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan
secara spontan.
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.


Lahir bahu
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau

bernapas cepat saat kepala lahir. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.


Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah


25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di
keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan
arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
bayi di tempat yang memungkinkan).

Lahir badan dan tungkai 26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan

bayi kecuali bagian pusat.


23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan
pertama (ke arah ibu).
bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan
tersebut.
tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
menyangganya saat panggung dari kaki lahir.

Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil


Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
tindakan yang sesuai.
membantu kelahiran kaki.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika


36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
ibu menghendakinya.
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan


Oksitosin
belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu

mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir


31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
kedua.

32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.


• Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu. Mengluarkan plasenta.

Penegangan tali pusat terkendali 37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran

sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke


34. Memindahkan klem pada tali pusat.
arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tekanan berlawanan arah pada uterus.
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
uterus.
• Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau

tali pusat selama 15 menit : steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.

- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.


Pemijatan Uterus
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.


39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
berikutnya. -
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
keras).
sejak kelahiran bayi.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. IX. MENILAI PERDARAHAN

Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati


40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina


• Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari
selam 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan 47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.


X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN

XI. EVALUASI
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi

dengan baik. 49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam : • 2-3 kali dalam 15


Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
menit pertama pasca persalinan.

• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.


43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
• Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang
• Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih dan kering.


Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan
menggunakan teknik yang sesuai.
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang 50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan

berseberangan dengan simpul mati yang pertama. masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam 51. Mengevaluasi kehilangan darah.

larutan klorin 0,5 %.


52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung 56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu

kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

persalinan. • Memeriksa temperatur 57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk

tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas

persalinan. dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin


• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya
normal.
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.


Kebersihan dan keamanan

Dokumentasi
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas


60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
peralatan setelah dekontaminasi.

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam

tempat sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi

tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering.
2) Mampu : Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan, tapi kurang tepat.
3) Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar,
tepat, tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan.

NO KEGIATAN NILAI

I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA  1 2 3

KALA DUA
DAFTAR TILIK
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan
kala dua.
Judul : Melakukan 60 Langkah Asuhan Persalinan
 Ibu mempunyai keinginan untuk
Normal
meneran.
Mahasiswa :
 Ibu merasa tekanan yang semakin
Tanggal : meningkat pada rektum dan/atau
Penilaian : 1……… vaginanya.

2……...  Perineum menonjol.

Petunjuk :
 Vulva-vagina dan sfingter anal
Nilai setiap kinerja langkah-langkah yang diamati dengan membuka.
menggunakanskala sebagai berikut : II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN
1) Perlu Perbaikan : Langkah tidak dikerjakan
dengan benar atau dihilangkan
7. Memastikan perlengkapan, bahan 9. Membersihkan vulva dan perineum,
dan obat-obatan esensial siap menyekanya dengan hati-hati dari
digunakan. Mematahkan ampul depan ke belakang dengan
oksitosin 10 unit dan menempatkan menggunakan kapas atau kasa yang
tabung suntik steril sekali pakai di sudah dibasahi air disinfeksi tingkat
dalam partus set. tinggi. Jika mulut vagina, perineum
8. Mengenakan baju penutup atau
atau anus terkontaminasi oleh
celemek plastik yang bersih.
kotoran ibu, membersihkannya
9. Melepaskan semua perhiasan yang
dengan seksama dengan cara
dipakai di bawah siku, mencuci kedua
menyeka dari depan ke belakang.
tangan dengan sabun dan air bersih
Membuang kapas atau kasa yang
yang mengalir dan mengeringkan
terkontaminasi dalam wadah yang
tangan dengan handuk satu kali
benar. Mengganti sarung tangan jika
pakai/pribadi yang bersih.
10. Memakai satu sarung dengan DTT terkontaminasi (meletakkan kedua
atau steril untuk semua pemeriksaan sarung tangan tersebut dengan benar
dalam. di dalam larutan dekontaminasi,
11. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam langkah # 9).
tabung suntik (dengan memakai 10. Dengan menggunakan teknik aseptik,
sarung tangan disinfeksi tingkat melakukan pemeriksaan dalam untuk
tinggi atau steril) dan meletakkan memastikan bahwa pembukaan
kembali di partus set/wadah serviks sudah lengkap.
• Bila selaput ketuban belum pecah,
disinfeksi tingkat tinggi atau steril
sedangkan pembukaan sudah
tanpa mengkontaminasi tabung
lengkap, lakukan amniotomi.
suntik).
11. Mendekontaminasi sarung tangan
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN
dengan cara mencelupkan tangan
LENGKAP DENGAN JANIN
yang masih memakai sarung tangan
BAIK
kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
dan kemudian melepaskannya dalam Melanjutkan pemantauan kesehatan
keadaan terbalik serta merendamnya dan kenyamanan ibu serta janin
di dalam larutan klorin 0,5% selama sesuai dengan pedoman persalinan
10 menit. aktif dan mendokumentasikan
Mencuci kedua tangan (seperti di
temuan-temuan.
atas). Menjelaskan kepada anggota keluarga
12. Memeriksa Denyut Jantung Janin
bagaimana mereka dapat mendukung
(DJJ) setelah kontraksi berakhir
dan memberi semangat kepada ibu
untuk memastikan bahwa DJJ dalam
saat ibu mulai meneran.
batas normal ( 100 – 180 kali / 14. Meminta bantuan keluarga untuk
menit ). menyiapkan posisi ibu utuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam
• Mengambil tindakan yang sesuai posisi setengah duduk dan pastikan ia
jika DJJ tidak normal. • merasa nyaman).
Mendokumentasikan hasil-hasil 15. Melakukan pimpinan meneran saat
pemeriksaan dalam, DJJ dan semua Ibu mempunyai dorongan yang
hasil-hasil penilaian serta asuhan kuat untuk meneran :
lainnya pada partograf. • Membimbing ibu untuk meneran
saat ibu mempunyai keinganan untuk
IV. MENYIAPKAN IBU &
meneran
KELUARGA UNTUK
• Mendukung dan memberi semangat
MEMBANTU PROSES
atas usaha ibu untuk meneran. •
PIMPINAN MENERAN.
12. Memberitahu ibu pembukaan sudah Membantu ibu mengambil posisi
lengkap dan keadaan janin baik. yang nyaman sesuai pilihannya (tidak
Membantu ibu berada dalam posisi meminta ibu berbaring terlentang).
yang nyaman sesuai keinginannya. • Menganjurkan ibu untuk
Menunggu hingga ibu mempunyai beristirahat di antara kontraksi.
keinginan untuk meneran. • Menganjurkan keluarga untuk
mendukung dan memberi semangat dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
pada ibu. handuk bersih di atas perut ibu untuk
• Menganjurkan asupan cairan per mengeringkan bayi.
19. Meletakkan kain yang bersih dilipat
oral. •
1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
Menilai DJJ setiap lima menit.
20. Membuka partus set.
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran
bayi belum akan terjadi segera dalam 21. Memakai sarung tangan DTT atau

waktu 120 menit (2 jam) meneran steril pada kedua tangan.


VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
untuk ibu primipara atau 60/menit (1
jam) untuk ibu multipara, merujuk Lahirnya kelapa

segera. 21. Saat kepala bayi membuka vulva


Jika ibu tidak mempunyai
dengan diameter 5-6 cm, lindungi
keinginan untuk meneran
perineum dengan satu tangan yang
Menganjurkan ibu untuk berjalan,
dilapisi kain tadi, letakkan tangan
berjongkok atau mengambil posisi
yang lain di kelapa bayi dan lakukan
yang aman. Jika ibu belum ingin
tekanan yang lembut dan tidak
meneran dalam 60 menit,
menghambat pada kepala bayi,
menganjurkan ibu untuk mulai
membiarkan kepala keluar perlahan-
meneran pada puncak kontraksi-
lahan. Menganjurkan ibu untuk
kontraksi tersebut dan beristirahat di
meneran perlahan-lahan atau
antara kontraksi. Jika
bernapas cepat saat kepala lahir.
bayi belum lahir atau kelahiran bayi Jika ada mekonium dalam cairan
belum akan terjadi segera setalah 60 ketuban, segera hisap mulut dan
menit meneran, merujuk ibu dengan hidung setelah kepala lahir
segera. menggunakan penghisap lendir
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN
DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau
KELAHIRAN BAYI.
steril atau bola karet penghisap yang
18. Jika kepala bayi telah membuka vulva
baru dan bersih.
22. Dengan lembut menyeka muka, untuk melahirkan bahu posterior.
Lahir badan dan tungkai
mulut dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih. 25. Setelah kedua bahu dilahirkan,
23. Memeriksa lilitan tali pusat dan
menelusurkan tangan mulai kepala
mengambil tindakan yang sesuai jika
bayi yang berada di bagian bawah ke
hal itu terjadi, dan kemudian
arah perineum tangan, membiarkan
meneruskan segera proses kelahiran
bahu dan lengan posterior lahir ke
bayi:
tangan tersebut. Mengendalikan
• Jika tali pusat melilit leher janin
kelahiran siku dan tangan bayi saat
dengan longgar, lepaskan lewat
melewati perineum, gunakan lengan
bagian atas kepala bayi.
bagian bawah untuk menyangga
• Jika tali pusat melilit leher bayi
tubuh bayi saat dilahirkan.
dengan erat, mengklemnya di dua
Menggunakan tangan anterior
tempat dan memotongnya.
19. Menunggu hingga kepala bayi (bagian atas) untuk mengendalikan
melakukan putaran paksi luar secara siku dan tangan anterior bayi saat
spontan. keduanya lahir.
Lahir bahu 26. Setelah tubuh dari lengan lahir,
menelusurkan tangan yang ada di
23. Setelah kepala melakukan putaran
atas (anterior) dari punggung ke arah
paksi luar, tempatkan kedua tangan
kaki bayi untuk menyangganya saat
di masing-masing sisi muka bayi.
panggung dari kaki lahir.
Menganjurkan ibu untuk meneran
Memegang kedua mata kaki bayi
saat kontraksi berikutnya. Dengan
dengan hati-hati membantu kelahiran
lembut menariknya ke arah bawah
kaki.
dan kearah keluar hingga bahu VII. PENANGANAN BAYI BARU
anterior muncul di bawah arkus pubis LAHIR
30. Menilai bayi dengan cepat, kemudian
dan kemudian dengan lembut
meletakkan bayi di atas perut ibu
menarik ke arah atas dan ke arah luar
dengan posisi kepala bayi sedikit jika ibu menghendakinya
lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi
di tempat yang memungkinkan). VIII PENANGANAN BAYI BARU
31. Segera mengeringkan bayi,
LAHIR
membungkus kepala dan badan bayi Oksitosin
kecuali bagian pusat.
34. Meletakkan kain yang bersih dan
32. Menjepit tali pusat menggunakan
kering. Melakukan palpasi abdomen
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
untuk menghilangkan kemungkinan
Melakukan urutan pada tali pusat
adanya bayi kedua.
mulai dari klem ke arah ibu dan
35. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia
memasang klem kedua 2 cm dari
akan disuntik.
klem pertama (ke arah ibu). 36. Dalam waktu 2 menit setelah
33. Memegang tali pusat dengan satu
kelahiran bayi, memberikan suntikan
tangan, melindungi bayi dari gunting
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha
dan memotong tali pusat di antara
kanan atas ibu bagian luar, setelah
dua klem tersebut.
mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Mengganti handuk yang basah dan
Penegangan tali pusat
menyelimuti bayi dengan kain atau
terkendali
selimut yang bersih dan kering, 36. Memindahkan klem pada tali pusat.
menutupi bagian kepala, membiarkan
37. Meletakkan satu tangan diatas
tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan 38. kain yang ada di perut ibu, tepat di
bernapas, mengambil tindakan yang atas tulang pubis, dan menggunakan
sesuai. tangan ini untuk melakukan palpasi
31. Memberikan bayi kepada ibunya dan kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem
menganjurkan ibu untuk memeluk
dengan tangan yang lain.
bayinya dan memulai pemberian ASI
37. Menunggu uterus berkontraksi dan sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
kemudian melakukan penegangan ke • Jika plasenta tidak lepas setelah
arah bawah pada tali pusat dengan melakukan penegangan tali pusat
lembut. Lakukan tekanan yang selama 15 menit :
berlawanan arah pada bagian bawah - Mengulangi pemberian oksitosin 10
uterus dengan cara menekan uterus unit IM. -
ke arah atas dan belakang (dorso Menilai kandung kemih dan
kranial) dengan hati-hati untuk mengkateterisasi kandung kemih
membantu mencegah terjadinya dengan menggunakan teknik aseptik
inversio uteri. Jika plasenta tidak jika perlu.
lahir setelah 30 – 40 detik, - Meminta keluarga untuk
menghentikan penegangan tali pusat menyiapkan rujukan.
dan menunggu hingga kontraksi - Mengulangi penegangan tali pusat
berikut mulai. selama 15 menit berikutnya.
• Jika uterus tidak berkontraksi,
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir
meminta ibu atau seorang anggota
dalam waktu 30 menit sejak kelahiran
keluarga untuk melakukan ransangan
bayi.
puting susu. 39. Jika plasenta terlihat di introitus
Mengluarkan plasenta.
vagina, melanjutkan kelahiran
38. Setelah plasenta terlepas, meminta plasenta dengan menggunakan kedua
ibu untuk meneran sambil menarik tangan. Memegang plasenta dengan
tali pusat ke arah bawah dan dua tangan dan dengan hati-hati
kemudian ke arah atas, mengikuti memutar plasenta hingga selaput
kurve jalan lahir sambil meneruskan ketuban terpilin. Dengan lembut
tekanan berlawanan arah pada perlahan melahirkan selaput ketuban
uterus. tersebut.
• Jika tali pusat bertambah panjang, • Jika selaput ketuban robek,
pindahkan klem hingga berjarak memakai sarung tangan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril dan 42. Mengevaluasi adanya laserasi pada
memeriksa vagina dan serviks ibu vagina dan perineum dan segera
dengan seksama. Menggunakan jari- menjahit laserasi yang mengalami
jari tangan atau klem atau forseps perdarahan aktif.
X. MELAKUKAN PROSEDUR
disinfeksi tingkat tinggi atau steril
PASCA PERSALINAN
untuk melepaskan bagian selapuk
43. Menilai ulang uterus dan
yang tertinggal.
memastikannya berkontraksi dengan
Pemijatan Uterus
baik.
40. Segera setelah plasenta dan selaput Mengevaluasi perdarahan
ketuban lahir, melakukan masase persalinan vagina.
uterus, meletakkan telapak tangan di 49. Mencelupkan kedua tangan yang

fundus dan melakukan masase memakai sarung tangan ke dalam

dengan gerakan melingkar dengan larutan klorin 0,5 %, membilas kedua

lembut hingga uterus berkontraksi tangan yang masih bersarung tangan

(fundus menjadi keras). tersebut dengan air disinfeksi tingkat


IX. MENILAI PERDARAHAN tinggi dan mengeringkannya dengan

41. Memeriksa kedua sisi plasenta baik kain yang bersih dan kering.
50. Menempatkan klem tali pusat
yang menempel ke ibu maupun janin
disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan selaput ketuban untuk
atau mengikatkan tali disinfeksi
memastikan bahwa selaput ketuban
tingkat tinggi dengan simpul mati
lengkap dan utuh. Meletakkan
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari
plasenta di dalam kantung plastik
pusat.
atau tempat khusus. 51. Mengikat satu lagi simpul mati
• Jika uterus tidak berkontraksi
dibagian pusat yang berseberangan
setelah melakukan masase selam 15
dengan simpul mati yang pertama.
detik mengambil tindakan yang 52. Melepaskan klem bedah dan
sesuai. meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5 %. 56. Memeriksa tekanan darah, nadi dan
53. Menyelimuti kembali bayi dan
keadaan kandung kemih setiap 15
menutupi bagian kepalanya.
menit selama satu jam pertama pasca
Memastikan handuk atau kainnya
persalinan dan setiap 30 menit
bersih atau kering.
selama jam kedua pasca persalinan.
54. Menganjurkan ibu untuk memulai
• Memeriksa temperatur tubuh ibu
pemberian ASI.
sekali setiap jam selama dua jam
XI. EVALUASI
pertama pasca persalinan.
53. Melanjutkan pemantauan kontraksi • Melakukan tindakan yang sesuai
uterus dan perdarahan pervaginam: untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
• 2-3 kali dalam 15 menit pertama
pasca persalinan. • 60. Menempatkan semua peralatan di
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama dalam larutan klorin 0,5% untuk
pasca persalinan. • dekontaminasi (10 menit). Mencuci
Setiap 20-30 menit pada jam kedua dan membilas peralatan setelah
pasca persalinan. • dekontaminasi.
61. Membuang bahan-bahan yang
Jika uterus tidak berkontraksi dengan
terkontaminasi ke dalam tempat
baik, melaksanakan perawatan yang
sampah yang sesuai.
sesuai untuk menatalaksana atonia
62. Membersihkan ibu dengan
uteri.
menggunakan air disinfeksi tingkat
Jika ditemukan laserasi yang
tinggi. Membersihkan cairan ketuban,
memerlukan penjahitan, lakukan
lendir dan darah. Membantu ibu
penjahitan dengan anestesia lokal dan
memakai pakaian yang bersih dan
menggunakan teknik yang sesuai.
54. Mengajarkan pada ibu/keluarga kering.
63. Memastikan bahwa ibu nyaman.
bagaimana melakukan masase uterus
Membantu ibu memberikan ASI.
dan memeriksa kontraksi uterus.
55. Mengevaluasi kehilangan darah. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan. - Mencegah terjadinya sumbatan
64. Mendekontaminasi daerah yang - Melancarkan pengeluaran ASI
digunakan untuk melahirkan dengan Manfaat :
larutan klorin 0,5% dan membilas  Menjaga kebersihan payudara terutama pada
dengan air bersih. bagian puting susu
65. Mencelupkan sarung tangan kotor ke
dalam larutan klorin 0,5%,
 Melenturkan dan menguatkan puting susu
membalikkan bagian dalam ke luar  Merangsang kelenjar air susu untuk memproduksi
dan merendamnya dalam larutan ASI
klorin 0,5% selama 10 menit.
66. Mencuci kedua tangan dengan sabun Tujuan perawatan payudara dapat tercapai bila :
dan air mengalir.  Dikerjakan secara teratur
Dokumentasi
 Menjaga kebersihan sehari –hari
61. Melengkapi partograf (halaman
depan dan belakang)  Gizi yg mencukupi bagi ibu menyusui

 Ibu harus nyaman dan santai

 Menghindari cemas dan stress

PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI Persiapan alat & bahan :


 Handuk 2 buah
 Dimulai hari ke 2-3 setelah bayi lahir, dilakukan 2
kali sehari sebelum ibu mandi  Waskom 2 buah

 Indikasi : Ibu Primi dan ibu dg gangguan  Wash lap 2 buah


pengeluaran ASI
 Perlak
 Tujuan :
 Minyak kelapa
- Memperlancar sirkulasi darah
 Kapas / kasa  Pasang perlak & handuk di bwh payudara ibu,
satu handuk lagi dibelakang punggung ibu
 Air hangat & air dingin dan talk (k/p)
 Oleskan minyak kelapa ke putting susu dg
Persiapan lingkungan : menggunakan kapas /kasa, kedua putting susu di
 Jaga Privasi, aman & nyaman
kompres selama 1 mnt
 Cukup penerangan
 Basahi kedua telapak tangan dg minyak.
Persiapan pasien
 Dg kedua tangan, urut kedua payudara mulai dari
- Informed Consent
bagian tengah atas, ke samping kanan kiri sampai
- Atur posisi, duduk bersandar di kursi ke arah bawah payudara, lalu bagian bawah
payudara diangkat. Kemudian perlahan –lahan
- Lepaskan pakaian bagian atas payudara dilepaskan. Dilakukan selama 5 mnt
 Jaga Privasi, aman & nyaman  Telapak tangan kiri menyokong payudara kiri,
 Cukup penerangan tangan kanan dg sisi kelingking mengurut
payudara ke arah putting susu. Dilakukan 5 menit
Persiapan pasien untuk kedua payudara
- Informed Consent
 Urut sekeliling putting dg ujung jari atau dg ujung
- Atur posisi, duduk bersandar di kursi ruas jari, dilakukan selama 5 mnt untuk kedua
payudara
- Lepaskan pakaian bagian atas

Persiapan petugas :
 Lepaskan perhiasan di tangan  Tarik –tariklah putting susu keluar, terutama bila
 Cuci tangan putting susu letaknya masuk ke dalam, dengan
menggunakan jari jempol & telunjuk
Pelaksanaan
 Dengan menggunakan washlap, kedua payudara 1. Anatomi
dikompres dg air hangat, kemudiaan air dingin
selama 5 menit bergantian sambil diketuk -ketuk

 Keringkan payudara dg handuk, beri talk di


punggung ibu ( k/p )

 Pakaikan penyokong payudara ( BH ) sesuai dg


ukuraan payudara. Ibu dibantu untuk berpakaian
rapi kembali.

 Alat dirapikan, petugas cuci tangan

Memberikan pendidikan kesehatan :


 Pentingnya perawatan payudara Gambar payudara saat laktasi
 Memakai BH yg menyokong & sesuai dg ukuran
payudara ibu - Lobus terdiri dari beberapa lobuli.
- Lobulus mengandung 10 – 100 alveoli (kelenjar susu).
 ASI Eksklusif

- Dari alveolus ASI  duktulus (saluran kecil)  duktus


laktiferus (saluran yang lebih besar)  sinus laktiferus /
ampula laktiferus.

PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS 2. Fisiologi Laktasi

A. Anatomi dan fisiologi payudara pada ibu nifas


- Hormon prolaktin yang di sekresi oleh glandula b. Let down reflek
pituitari anterior merupakan hormon yang memproduksi air
- Rangsangan puting susu  hipothalamus  kelenjar
susu ibu (ASI).
hipopisis posterior  hormon oksitosin berfungsi memacu
- Hamil  hormon prolaktin meningkat  ASI tidak
kontraksi otot polos dinding alveoli dan dinding saluran 
keluar karena dihambat oleh hormon estrogen yang tinggi.
ASI dipompa keluar.
- Lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses - Semakin sering menyusui  pengosongan alveoli dan
persalinan  hormon estrogen dan progenteron menurun. saluran makin baik  bendungan ASI dapat dicegah.
Oksitosin  memacu kontraksi uterus  involusi cepat
- 2-3 hari postpartum hormon estrogen dan progenteron
dan baik.
menurun drastis  prolaktin dominan  sekresi ASI.
2. Pada bayi
B. Reflek – reflek dalam proses laktasi
a. Rooting reflek : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan
Reflek penting dalam proses laktasi :
menoleh kearah sentuhan, bila bibirnya
1.Pada ibu dirangsang/disentuh, dia akan membuka
mulut dan berusaha mencari putting untuk
a. Reflek prolaktin
menyusu.
Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung syaraf
sensoris puting susu dikirim ke hipothalamus kelenjar b. Reflek mengisap : Terjadi bila ada sesuatu yang merangsang
hipopisis anterior  hormon prolaktin yang kemudian langit-langit dalam mulut bayi, biasanya
merangsang memproduksi ASI. Semakin banyak rangsangan putting susu.
semakin banyak produksi ASI.
c. Reflek menelan : Timbul bila ada cairan di rongga mulut.
C. Manfaat pemberian ASI - Pemberian ASI  mencurahkan kasih sayang pada bayi
 bayi nyaman
1. Bagi bayi

- Kolostrum  antibodi  mencegah infeksi dan bayi 3. Bagi keluarga


menjadi kuat.
- Aspek ekonomi
- ASI mengandung berbagai bahan makanan yang baik
- Aspek psikologi (kebahagian keluarga bertambah).
untuk bayi.
- Aspek kemudahan.
- ASI mudah dicerna dan tidak menimbulkan alergi.
4. Bagi negara
- Mempunyai efek psikologi yang menguntungkan.
- Menurunkan morbiditas dan mortalitas
- Pertumbuhan baik. - Mengurangi subsidi untuk RS

- Mengurangi kejadian karies dentis. - Mengurangi devisa untuk pembelian susu formula.

- Mengurangi kejadian maloklusi rahang. - Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

2. Bagi ibu

- Membantu pemulihan (involusi).


- Mencegah perdarahan.
D. Masalah – masalah dalam pemberian ASI

- Penundaan menstruasi  dapat mencegah kehamilan. Masalah yang dapat terjadi selama masa laktasi ialah :

1. Masalah menyusui masa antenatal


- Mengurangi kejadian kanker payudara.
- Kurang/salah informasi, putting susu yang terbenam - Bila lecetnya luas, menyusui ditunda 24-48 jam dan
atau datar. ASI dikeluarkan dengan
- Sejak hamil, ibu dapat menarik-narik puting susu. tangan atau dipompa

- Ibu harus tetap menyusui agar puting selalu sering b. Payudara bengkak
tertarik
- Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI tidak
2. Masalah menyusui pasca bersalin lancar karena bayi tidak
cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih.
a. Puting susu lecet
- Penatalaksanaan dengan menyusui lebih sering,
kompres hangat, pijat leherdan punggung belakang (sejajar
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan
daerah payudara), kompres dingin setelah menyusui
payudara yang tidak benar dan infeksi monilia.
dan pemberian analgesik bila sakit.
Penatalaksanaan :

- Lakukan teknik menyusui yang benar.


c. Mastitis
- Puting harus kering saat menyusui.

- Payudara tampak edema, kemerahan, dan nyeri yang


- Puting diberi lanolin dan vitamin E
biasanya terjadi
- Pengobatan terhadap monilia. beberapa minggu setelah melahirkan.
- Penatalaksanaan dengan kompres hangat / dingin,
- Menyusui pada payudara yang tidak lecet.
pemberian antibiotik dan
analgesik, menyusui tidak dihentikan.
d. Abses payudara bingung puting, hindari pemakaian dot botol dan gunakan
sendok atau pipet untuk memberikan pengganti ASI.
- Penatalaksanaan yaitu ASI dipompa, abses diinsisi,
diberikan antibiotik dan
analgesik
c. Bayi mengantuk
3. Masalah bayi tidak suka menyusui
Pada bayi mengantuk yang sudah waktunya diberikan
Keadaan ini dapat disebabkan : ASI, usahakan agar bayi
terbangun dengan cara menepuk-nepuk dan menggelitik kaki
a. Pancaran ASI terlalu kuat
bayi, membuka selimut atau baju bayi dan berbicara dengan
bayi sambil menggosok-gosok punggung bayi.
Pancaran ASI terlalu kuat menyebabkan mulut bayi
terlalu penuh, sehingga tiap sebentar bayi akan berhenti
E. Tujuan perawatan payudara pada ibu nifas
menghisap. Pancaran ASI terlalu kuat diatasi dengan menyusui
lebih sering, memijat payudara sebelum menyusui dan Merupakan kelanjutan perawatan payudara pada masa
menyusui dengan posisi terlentang dan bayi ditaruh diatas hamil. Adapun tujuan perawatan payudara pasca persalinan
payudara. adalah :

b. Bingung puting 1. Memperlancar sirkulasi darah.

Pada bayi yang menyusui diselang-seling dengan susu 2. Mencegah terjadinya sumbatan sehingga pengeluaran
botol sering mengalami kebingungan karena anatomi putting ASI menjadi lancar.
susu dengan dot yang berbeda. Bingung putting dapat pula
terjadi pada puting susu yang kecil atau rata. Pada bayi dengan
Perawatan dimulai 1-2 hari pasca persalinan dan dilakukan 2 - Gelas / botol susu
kali sehari.
- Air hangat dan air dingin dalam baskom
Tujuan perawatan payudara dapat tercapai bila memperhatikan:
- Handuk / waslap bersih dan kering
1. Dikerjakan dengan teratur.
2. Pelaksanaan
2. Menjaga kebersihan sehari-hari
- Pengurutan I : Menggunakan telapak tangan.

3. Nutrisi yang cukup, konsumsi makanan sebaiknya - Pengurutan II : Menggunakan jari-jari tangan.
tidak dibatasi. Pada 6 bulan pertama ibu perlu
- Pengurutan III : Menggunakan sendi-sendi tangan.
tambahan nutrisi 700 kalori / hari, 6 bulan
a. Pengurutan I
berikutnya 500 kalori / hari, dianjurkan minum 8-12
gelas sehari. 4 gerakan dilakukan dalam 5 menit (20-30 kali) :

- Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak.


4. Percaya diri  mampu menyusui
- Letakkan tangan diantara kedua payudara
5. Ibu harus nyaman dan santai serta menghindari
- Pengurutan dimulai kearah atas lalu kesamping.
cemas maupun stress

- Dilanjutkan kebawah melintang terus kedepan


F. Langkah-langkah perawatan payudara pada ibu nifas
kemudian lepaskan.
1. Persiapan alat
b. Pengurutan II
- Kom berisi minyak kelapa
- Pompa susu - Telapak tangan kiri menopang payudara kiri.
- Jari-jari tangan kanan pada sisi kelingking mengurut
payudara kearah puting.

- Lakukan dengan merata 20-30 kali per payudara.

c. Pengurutan III

- Telapak tangan menopang payudara.


- Tangan lain menggenggam dan mengurut payudara dari
pangkal ke puting susu.

- Lakukan secara merata pada payudara dan diulang 20-


30 kali per payudara.

d. Perangsangan payudara

- Selesai pengurutan payudara dikompres dengan air


hangat dan dingin dengan menggunakan waslap selama ± 5 TEORI MENYUSUI

menit, keringkan dengan handuk bersih. Pendahuluan


- Pakai bra yang menyanggah.
Sebelum kita mempelajari cara membantu ibu, kita perlu
memehami mengapa menyusui penting dan apa saja
keuntungannnya.Kita perlu mengetahui perbedaan antara Air
susu ibu (ASI) dan susu buatan atau formula.

Keuntungan menyusui
 Membantu bonding dan perkembangan
 Membantu menunda kehamilan baru
 Melindungi kesehatan Variasi Dalam komposisi Air Susu Ibu

Keuntungan ASI Kolostrum adalah ASI khusus bewarna kekuningan,agak kental


 Zat-zat gizi yang lengkap dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan.
 Mudah dicerna secara efisien
 Melindungi terhadap infeksi Setelah beberapa hari, kolostrum berubah menjadi ASI
 Biaya lebih rendah disbanding pemberian asupan matur /matang.Jumlah ASI bertambah banyak dan payudara
buatan terasa penuh,keras dan berat.Saat ini ASI mulai dihasilkan
(coming in)
Perlindungan terhadap infeksi Susu awal (foremilk) adalah ASI yang lebih bening,diproduksi
 Ibu yang terinfeksi Pada awal proses menyusui
Susu akhir (hindmilk) adalah ASI yang lebih putih,diproduksi
 Sel darah putih ibu membuat antibody untuk
pada akhir proses menyusui.
melindungi ibu
Susu akhir kelihatan lebih putih dari pada susu wal,sebab lebih
 Sebagian sel darah putih masuk kepayudara dan
banyak mengandung lemak.Lemak tersebut memberi banyak
membuat anti bodi
energi.Inilah alasan penting untuk tidak melepas bayi dari satu
 Antibodi terhadap infeksi ibu dialirkan kedalam ASI payudara terlalu cepat,bayi sebaiknya dibiarakn terus menyusu
untuk melindungi bayi sampai ia mendapatkan semua yang diperlukan

2. Sel darah putih ibu


Susu awal tampak lebih bening disbanding susu akhir.Susu
1. Ibu yang terinfeksi
membuat antibody awal dihasilkan dalam jumlah lebih banyak danmengandung
untuk melindungi ibu banyak protein,laktosa,dan zat gizi lainny.Apabila byi
memperoleh susu awal lebih banyak,maka semua kebutuhan air
akan terpenuhi.Bayi tidak memerlukan lagi air minum selain
ASI sebelum berumur 6 bulan,walaupun bayi tinggal didaerah
beriklim panas.JIka bayi haus diberi tambahan air minum maka
bayi akan kurang memperoleh ASI.
3. Sebagian sel darah Kandungan dari kolostrum
4. Anti bodi terhadap infeksi putih masuk ke
ibu dialirkan ke dalam payudara dan membuat -Kaya antibody
ASI untuk melindungi anti bodi -Banyak sel darah putih
bayi -Faktor-faktor pertumbuhan
-Kaya vitamin A
Kegunaan dari kolostrum
-Melindungi terhhadap infeksi dan alergi Disini bisa kita lihat bahaya dari susu formula
-Membersihkan mekonium  Lebih mudah diare dan infeksi
-Membantu mencegah bayi kunin/ikterus  Diare menetap(kronis)
-Membantu usus berkembang lebih matang,mencegah alergi  Kurang gizi kurang vitamin A
dan keadaan tidak tahan  Lebih mudah meninggal
(intoleransi)  Lebih mudah alergi dan keadaan tidak tahan
-Mengurangi keparahan infeksi,mencegah penyakit mata (intoleransi)
 Meningkatnya resiko terkena beberapa penyakit kronis
Keuntungan psikologis menyusui
 Kelebihan berat badan
Menyusui membantu ibu dan bayi membentuk hubungan yang
 Nilai test kecerdasan lebih rendah
erat dan penuh kasih sayang yang membuat ibu merasa sangat
puas secara emosional.Kontak kulit antara ibu dan bayi setelah  Meningkatnya resiko anemia,kanker ovarium dan
persalinan membantu mengembangkan hubungan payudara
tersebut.Proses ini disebut BONDING  Kemungkinan cepat hamil lagi
Bayi jarang menangis dan akan tumbuh dan berkembang lebih
cepat jika bayi selalu dekat CARA MENGKAJI RIWAYAT MENYUSUI
dengan ibunya dan disusui segera setelah dilahirkan
1. Gunakan selalu nama ibu dan nama bayi
2. Minta ibu bercerita dengan caranya sendiri tentang
Ibu yang menyusui merespon bayinya dengan cara yang penuh dirinya dan bayinya
kasih sayang.Ibu jarang mengeluh dalam memenuhi kebutuhan 3. Lihat kartu tumbuh kembang anak dan kartu menuju
bayi untuk diperhatikan dan meyusui dimalam hari.Dengan sehat(KMS)
cara ini maka sedikit kemungkuinan ibu mengabaikan 4. Ajukan pertanyaan yang akan membantu ibu
pengasuhan bayinya. mengungkapkan fakta yang terpenting
Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan 5. Hindari ucapan yang bersifat mengkritik
membantu proses perkembangan intelektual anak.Hasil 6. Usahakan tidak mengulang pertanyaan
penelitian terhadap kecerdasan Bayi Baru Lahir 7. Sediakan waktu untuk mempelajari hal yang lebih sulit
Rendah(BBLR) yang dilakukan pada masa anak-anak dan sensitive
menunjukan bahwa terdapat perbedaan IQ secara signifikan
pada bayi yang diberi ASI lebih cerdas dibandingkan dengan II.CARA KERJA DAN 10 LNGKAH MENYUSUI
susu formula CARA KERJA MENYUSUI
Pada sesi ini kita mempelajari Anatomi Fisiologi.Agar dapat
membantu ibu, kita perlu memahami cara kerja menyusui.Kita
tidak dapat mempelajari satu cara konseling untuk setiap situasi
atau untuk setiap kesulitan.Tetapi bila kita memahami cara
kerja menyusui,kita dapat menentukan apa yang terjadi,dan
membantu setiap ibu untuk memutuskan yang terbaik baginya.

2. 6

3.

4.

5.
Tanda Dan Sensasi Refleks Oksitosin Aktif Sepuluh langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

Ibu mungkin mengamati 1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai


 Sensasi diperah atau digelenyar (tingling kebijakan peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-
sensation)didalam payudara sesaat sebelum menyusui ASI) tertulis yang secara rutin dikomonikasikan kepada
atau pada waktu proses menyusui berlangsung petugas kesehatan
 ASI mengalir dari payudara bila ibu memikirkan 2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan tentang
bayinya atau mendengar bayinya menangis keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan
 ASI menetes dari payudara sebalah,bila bayi menyusu kebijakan tersebut
pada payudara yang lainnya 3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat
 ASI memancar halus ketika bayi melepas payudara menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa
pada wakyu menyusui kehamilan,masa lahir sampai umur 2 tahun,termasuk
 Adanya nyeri yang berasal dri kontrksi rahim,kadang cara mengatasi kesulitan menyusui
diiringi keluarnya darah selama menyusui diminggu 4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit
pertama setelah melahirkan yang dilakukan diruang
 Hisapan yang lambat,dalam tegukan bayi menunjukan bersalin.apabila ibu mengalami operasi Caesar,bayi
bahwa ASI mengalir kedalam mulut bayi disusui seteah 30 menit ibu sadar
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang
Zat Penghambat (inhibitor) dalam ASI benar,dan cara mempertahankan menyusui meski ibu
dipisah atas indikasi medis
Ada suatu zat didalm ASI yang dapat mengurangi atau 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun
mencegah (inhibit) produksi ASI.Bila ada banyak ASI selain ASI kepada Bayi Baru Lahir
tertinggal dalam payudara,zat pencegah atau inhibitor tersebut 7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu
menghentikan sel-sel pembuat ASI agar dapt diproduksi ASI bersama bayi 24 jam sehari
lagi.Penghentian ini membantu melindungi payudara yang 8. Membantu ibu menyusui semau bayi,tanpa pembatasan
didalamnya masih banyak tertinggal banyak ASI terhadap lama dan frekuensi menyusui
dari banyak efek kepenuhan.Hal ini jelas diperlukan bila bayi 9. Tudak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang
meninggal atau berhenti menyusu untuk alasan lainnya dibri ASI
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung
Bila ASIdikeluarkan baik melalui isapan bayi atau ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu pada kelompok tersebut
diperah,inhibitor juga turut dikeluarkan.Payudara akan ketika pilang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana
memproduksi ASI lagi pelayanan kesehatan
III.CARA MEMBANTU IBU DALAM: melihat ibu mencemaskan sesautu atau tidak yakin
 Menagawali menyusui mengenai sesuatu. Jelaskan dengan sederhana dan apa yang
 Menyusui sedang duduk perlu ibu ketahui
 Mnyusui sedang berbaring
Cara membantu ibu menyusui sambil duduk
Cara membantu ibu dalam mengawali menyusui
*Sapa ibu perkenalkan diri dan tanyakan nama ibu dan nama
*Hindari ketergesa-gesaan dan keributan bayinya.Tanyakan
Bicara perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa sekaliun Keadaannya dan ajukan satu atau dua pertanyaan terbuka
hanya punya wakyu beberapa menit tentang menyusui
*Tanyakan pada ibu perasaan dan bagaimana proses menyusui *Amati proses Menyusui
barlangsung Tanyakan kepada “ibu” apakah kita dapat melihat cara (nama
Biarkan ibu menungkakan perasaan sebelum memberi bayi)menyusu dan minta
informasi/saran “ibu” meletakan bayi dipayudara denagn cara yang biasa
*Amati proses menyusui “ibu”lakukan.Amati proses
Usahakan melihat ibu ketika sedang menyusui bayi dan menyusu beberaa menit.
diam-diam amati apa yang *Jelaskan apa yang mungkin bisa membantu mengurangi rasa
terjadi,bila posisi dan perlekatan baik,pujilah apa yang sakit dan tanya apakah ibu
sudah dilakukan ibu dan bayi Mau melihat kita mencontohkannya.Katakn sesuatu yang bisa
dengan benar.petgas kesehatan tidak perlu menunjukan apa memotivasi semangat ibu
yang harus ibu lakukan *Pastikan ibu duduk dalam posisi nyaman dan rileks
*Bantu menagatur posisi bayi baila perlu *Duduklah sehingga kita merasa nyaman,rileks dan dalam
Bila ibu mengalami kesulitan atau bila bayinya tidak posisi yang mudah dalam
melekat denagn baik beri memberi bantuan
bantuan yang tepat *Jelaskan kepada ibu tentang cara memeluk bayinya.Tunjukan
*Beri informasi yang relevan apa yang perlu dilakukan.
Pastikan ibu memahami apa yang dimaksud menyusui Pastikan kita menjelaskan 4 butir kunci berikut ini
semau bayi,tanda-tanda bayi i. Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus
siap menyusu dan jelaskan bagaimana ASI-nya akan ii. Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung
dihasilkan berhadapan dengan puting
*Jawab pertanyaan ibu iii. Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya
Ibu mungkin mempunyai beberapa pertanyaan atau selam iv. Jika bayi baru lahir ibu harus menyangga seluruh badan
berbicara dengannya. Petugas kesehatan mungkin bayi-bukan hanya kepala dan bahu
*Tunjukan kepada ibu cara menyangga payudara denagn duduk
telapak tangan untuk Ibu dapat menyangga bayi dengan lengan bawah.Bila perlu
menyusukan kepada bayi: ibu dapat menyangga payudara dengan lengan atas.
-Ibu harus meletakan jari-jarinya didinding dada dibawah Bila ibu tidak menyangga payudara,ibu dapat memeluk
payudara,sehingga jari bayinya dengan lengan atas
telunjuk membentuk topangan dibagian dasar payudara
-Ibu dapat menekan lembut payudaranya dengan ibu jari.Cara Posisi -posisi lain ibu dapat menyusui
ini dapat memperbaiki Ibu dapat menyusui denagn berbagai posisi berbeda,misalnya
bentuk payudara sehingga mempermudah bayi untuk berdiri,penting bagi ibu untuk tetap nyaman dan santai dan bagi
melekat denagn baik.Sebaiknya bayi untuk bias memasukan cukup payudara kedalam
ibu tidak memegang payudara terlalu dekat ke puting mulutnya,sehingga bayi dapat menyusu secara efektif.
*Jelaskan bagaiman ibu harus menyaentuh bibir atas bayi
dengan puting ibu sehingga Beberapa posisi bermanfaat yang mungkin dapat ditujukan
Bayi membuka mulut kepada ibu adalah:
-Posisi dibawah lengan
-Memeluk bayi dengan lengan yang berlawanan dengan
payudara

GAMBAR
Ibu menyangga bayi dibawah lengan
Berguna untuk
- Bayi kembar
- Saluran ASI tersumbat
Cara membantu ibu menyusui sambil berbaring - Kesulitan melekatkan bayi

*Bantu “ibu”untuk berbaring dengan posisi nyaman dan 8.


santai.Sebaiknya ibu tidak
tertumpu pada sikunya,karena akan menyulitkan bayi melekat
pada payudara
*Tunjukan pada ibu cara memeluk bayi
Penting sekali menjelaskan empat butir kunci yang sama
persis dengan ketika ibu
GAMBAR menangis.Ia mungkin bertingkah seperti ini
Ibu menyangga bayi dengan lengan yang berlawanan dengan beberapa kali selama satu kali penyusuan
payudara - Kadang bayi menyusu pada atau payudara,tetapi
- Bayi sakit menolak payudara sebelahnya
- Bayi kecil
Perlu untuk mengetahui cara menentukan penyebab bayi
menolak menyusu, serta cara membantu ibu dan bayinya agar
9. menikmati kembali kegiatan menyusui

Mengapa bayi menolak menyusu..??


1.Apakah bayi sakit,kesakitan atau dibawah pengaruh obat?
Penyakit
Bayi mungkin melekat kepayudara,tetapi menghisap kurang
dibanding sebelumnya
Kesakitan
GAMBAR Tekanan pada memar pada persalinan denagn bantuan forcep
Ibu menyusui sambil berbaring atau ekstraksi vakum.
-Bayi menangis dan meronta-ronta ketika ibunya berusaha
IV PENYEBAB BAYI MENOLAK MENYUSUI menyusuinya
Hidung tersumbat
Penolakan oleh bayi adalah alasan umum untuk berhenti Mulut nyeri(infeksi jamur candida),tumbuh gigi pada bayi
menyusui.Tetapi seringkali dapat teratasi. Penolakan dapat yang lebih tua
menimbulkan perasaan sangat tertekan pada ibu bayi. Ia -Bayi menyusu beberapa kali,dan kemudian berhenti dan
mungkin merasa tertolak dan ftrustasi dengan pengalaman menangis
tersebut Pembarian obat penenang
- Kadang bayi melekat pada payudara tapi tidak Bayi mungkin mengantuk karena:
menyusu atau menelan atau menyusu sangat -Obat yang diberikan kepada ibu selama persalinan
lemah -Obat yang dikonsumsi ibu untuk pengobatan gangguan
- Kadang bayi menangis dan meronta-ronta psikiatri
dipayudara,ketika ibu berusaha menyusuinya
- Kadang bayi menyusu sebentar,kemudian 2. Apakah ada kesulitan dengan tekhnik menyusui ?
melepas payudara seperti tersedak atau Kadang menyusui jadi tidak menyenangkan atau membuat bayi
frustasi
Kemungkinan penyebab: Bayi memiliki perasaan yang kuat dan jika bingung mungkin
-Pemberian minuman dari botol,atau mengisap empeng menolak menyusu.Bayi mungkin tidak menangis, melainkan
-Tak mendapat cukup ASI,karena perlekatan payudara kurang hanya menolak menyusu.Umumnya terjadi ketika bayi berusia
baik payudar bengkak 3-12 bulan, mendadak saja ia menilak beberapa kesempatan
-Tekanan dibelakang kepala bayi,oleh ibunya atau orang yang menyusu,prilaku ini kadang disebut “mogok
membantu mengatur menyusu”(nursing strike)
posisinya secara kasar,dengan tekhnik yang buruk.Tekanan ini
membuat bayi ingin Kemungkinan penyebab;
melawan -Berpisah dari ibunya misalnya saat ibu bekerja
-Ibunya memegang atuau mengguncang paydara,uang -Pengaruh baru,atau terlalu banyak pengasuh
mengganggu pelekatan -Perubahan rutinitas keluarga-misal pindah rumah
-Pembatasan menyusui misalnya menyusui hanya pada waktu -Penyakit ibunya atau infeksi payudar
tertentu -Ibunya sedang menyusui
-Terlalu banyak ASI yang keluar terlalu cepat,karena pasokan -Ibunya sedang menstruasi
berlebih.Bayi mungkin -Perubahan bau badan ibunya,misalnya ganti sabun atau
menghisap sebentar ,kemudian melepas payudara karena makan makanan yang
tersedak atau menangis, berbeda
ketika refleks pengaliran ASI bekerja.Ini mungkin terjadi
beberapa kali selama 4.Apakah ini penolakan yang “terlihat” dan bukan
menyusu.Ibu mungkin memperhatikan ASI memancar keluar “sungguhan”
ketika bayi melepaskan Kadang bayi bertingkah dengan cara yang membuat ibunya
payudara berfikir bahwa ia menolak menyusu,tetapi ia tidak benar-benar
-Kesulitan koordinasi menyusu sejak dini (sebagian bayi erlu menolak .
waktu lebih lama -Saat bayi baru lahir mencari payudara ia mengeleng-
dibanding bayi lainnya dalam hal belajar menyusu secara gelengkan kepalanya seolah ingin
efektif) Mengatakan “tidak”akan tetapi ini adalah prilaku normal
-Antara usia 4 dan 8 bulan,bayi mulai teralih
Penolakan hanya pada satu payudara perhatiannya,misalnya saat bayi men-
Kdang bayi menolak satu payudara tapi tidak menolak yang dengar kebisingan,bayi mungkin berhenti menyusu tiba-
satunya lagi.Ini karena ada suatu masalah yang lebih tiba.ini tanda bahwa bayi
mempengaruhi sebelah payudara daripada yang satunya lagi. waspada
-Setelah usia 1 tahun, bayi mungkin menyapih dirinya, hal
3. Adakah perubahan yang membingungkan bayi ini berlangsung secar ber- tahap
- Dalam beberapa situasi,menyusui merupakan kontraindikasi
10. Jika ibu memekai obat anti kanker,mungkin perlu
menghentikan menyusui.Jika ibu
diobati dengan zat radioaktif,ia sebaiknya berhenti menyusui
untuk sementara.
Obat-obatan ini jarang digunakan

- Sebagian kecil obat dapat menimbulkan efek samping


sehingga kadang-kadang perlu
Menghentikan kegiatan menyusui
V MEMBANTU IBU YANG SAKIT UNTUK MENYUSUI Jika ibu memakai obat psikiatrik atau anti konvulsan,obat-
obat tersebut kadang mem-
-Tiap ibu sakit :Tanyakan apakah ibu mempunyai bayi yang buat bayi yang menyusu tampak mengantuk atau
sedang menyusu,dorong ibu untuk terus menyusui lemah.Khususnya bila diberikan obat
-Bila dirawat di RS: ibu tinggal diRS dengan bayinya barbiturate dan diazepam,dan jika bayinya kurang dari satu
-Bila demam: ber banyak minum bulan,jika mungkin meng-
-Bila merasa tidak berminat/tidak sehat Bantu ibu untuk ganti dengan obat lain yang mempunyai efek samping lebih
memerah ASInya,bari bayi ASI peras dengan cangkir kecil pengaruhnya untuk
-Bila gangguan mental: cari pembantu untuk merawat ibu dan bayi.Meskipun demikian,sangat berbahaya jika merubah
bayi pengibatan ibu secara cepat,
-Ketika ibu membaik:Bantu ibu untuk meningkatkan ASInya khususnya pada kasus epilepsy
atau relaktasi
*Jika tidak ada alternatif, teruskan menyusui dan
Obat-obatan untuk ibu observasi bayinya
Sebenarnya obat yang langsung keASI jumlahnya sangat *Jika terjadi efek samping,mungkin kegiatan menyusui
kecil.Sbagian kecil berpengaruh pada bayi.Secara perlu dihentikan
umum,berhenti menyusui mungkin lebih berbahaya
dibandingkan obat tersebut.Hanya sebagian kecil obat yang - Beberapa anti biotic sebaiknya dihindari jika mungkin
mempunayi efek samping.Byi yang berumur kurang dari 1 Kebanyakan antibiotic yang diberikan kepada ibu menyusui
bulan mempunyai masalah yang lebih besar dibandingkan aman bagi bayinya.
dengan bayi yang lebih tua Tetapi lebih baik menghindari pemberian chlorampenicol
dan tetracycline dan juga
Transparansi ini menjelaskan secara ringkas:
Metronidazole akan tetapi jika salah satu antibiotic tersebut - Amati bayidari efek samping misalnya:ngantuk yang tidak
merupakan obat pilihan normal,tidak nafsu makan dan kuning,khususnya jika ibu
untuk mengobati ibu,teruskan menyusui dan observasi mengkonsumsi obat tersebut untuk jangka panjang
bayinya.Pada umumnya tidak - Cobalah meminta nasehat dari tenaga kesehatan yang lebih
ada masalah ahli, misalnya dokter atau ahli farmasi
- Jika khawatir, cobalah menemukan obat alternative yang
Hindari pemberian sulphanomide pada ibu khususnya jika anda ketahui lebih aman
bayinya kuning. Jika pe - Jika bayi terkena efek samping dan petugas tidak bisa
ngobatan dengan kotrimoksazole,fansidar,atau dapsone merubah pengobatan ibunya,pertimbangkan cara
diperlukan,berikan obat ter- pemberian makanan bayi yang lain untuk sementara waktu
sebut dan teruskan menyusui.Pertimbangkan suatu metode bila mungkin
pemberian makanan
alternative bagi bayi,jika bayi tersebut kuning,terutama jika VI. MEMPERTAHANKAN MENYUSUI
bayi itu menjadi kuning
selama ibu menggunakan obat tersebut Prilaku dalam pelayanan kesehatan tetap merupakan
pengaruh penting terhadap menyusui sepanjang 2 tahun
- Obat yang bias menurunkan produksi ASI perlu dihindarkan pertama usia anak.Penting sekali bagi semua fasilitas kesehatan
*Hindari menggunakan kontrasepsi yang mengandung untuk mendukung menyusui. Tidak hanya unit perawatan
estrogen persalinan yang memilliki tanggung jawab
*Hindari pemakaian deuretik Thiazide misalnya
clhortiazide.Obat ini mungkin me- Menyusui akan bertahan lebih lama apabila:
ngurangi pasokan ASI.Jika mungkin gunakan alternative - Kebanyakan orang menganggapnya alamiah,sehat
lain dan penting
- Orang menanggap menyusui 2 tahun atau lebih itu
- Hampir semua obat-obatan yang umum digunakan aman pada normal dan baik
dosis yang dianjurkan - Menyusui bayi ditempat-tempat umum bisa
diterima
Jika ibu menyusui mendapatkan obat tetapi tidak yakin obat - Anak-anak yang kelak menjadi orang tua terbiasa
apa: melihat bayi menyusu
- Wanita yang bekerja diluar rumah mendapat
- Periksa daftar obat dalam buku panduan dukungan untuk terusmenyusui
- Anjurkan ibu untuk terus menyusui sambil mencoba
mengetahui obat apa yang diberikan
Walaupun demikian petugas kesehatan bisa berbuat banyak  Bantulah ibu untuk menyusui dengan cara yang paling
untuk mendukung dan mendorong wanita ingin menyusui sehat:
bayinya. Mereka dapat membantu menjaga prilaku yang sudah Misalnya menyusui eksklusif selama 6 bulan
baik.Bila mereka tidak secara aktif mendukung menyusui,maka Bantu mereka memperbaiki perilaku yanh mungkin
mereka mungkin secara tidak sengaja telah menghalanginya menyebabkan masalah
Setiap kontak yang dimiliki seseorang petugas kesehatan  Dorong ibu mencari bantuan sebelum memetuskan
dengan seorang ibu adalah merupakan kesempatan untuk untuk memberi makanan buatan
mendorong dan mempertahankan menyusui Misalnya bila mereka khawatir mengenai pasokan ASI
Atau bila mereka mempunyai kesulitan menyusui atau
Pujian pertanyaan tentang menyusui
Informasi  Apabila memungkinkan rujuk ibu kekelompok
Saran pendukung ASI
 Beri saran tentang keluarga berencana yang cocok
untuk ibu menyusui
Saat menimbang bayi,penting sekali mendiskusikan tentang
Anjurkan ibu untuk tidak hamil lagi sebelum anaknya
menyusui.Pemantauan pertumbuhan adalah cara yang sangat
berusia 2 tahun atau lebih
membantu untuk mengetahui apakah bayi mendapat cukup
ASI.Pertumbuhan yang kurang memuaskan merupakan tanda  Ingatlah untuk mendorong menyusui ketika menemui
penting bahwa ibu dan bayi memerlukan bantuan ibu untuk :
-Pemeriksaan pasca persalinan(dalam mgg I,dan pada 6
Apabila ibu tidak mempunyai KMS atau grafik pertumbuhan mgg paska persalinan)
bayinya,atau apabila tidak bisa menimbang bayi,tetap dapat -KB
membahas tentang menyusui.Anda harus mendapat kesan Memantau pertumbuhan anak(terutama kenaikan BB
apakah bayi mendapat ASI cukup atau tidak dari perilaku atau bayi)
penampilan bayi.Anda dapat menanyakan berapa kali bayi -Penyuluhan gizi
kencing. -Imunisasi(termasuk campak diusia 9 bulan)
Pada kunjungan dibulan ke 9, dorong ibu untuk terus
Berikut ada beberapa layanan kesehatan dalam menyusui bayinya,bersama-sama pemberian makanan
mempertahankan menyusui: pendamping,selama 12-15 bulan kedepan atau lebih
 Bantu ibu untuk meneruskan menyusui pada keadaan-
 Pujilah semua ibu yang menyusui : keadaan sulit dibawah ini
Dorong mereka untuk terus menyusui dan untuk -Akan kembali bekerja
membantu ibu lain.Ingatlah memuji ibu yang menyusui -Memiliki anak kembar atau bayi BBLR
sampai tahun kedua -Memiliki bayi cacat
-Bila ibu sakit atau bayi cacat lengkung sehingga dapat melingkari perut
 Bantu ibu menyusui bayi dan anak yang sakit ibu,tidak hanya membelok
Seorang ibu bisa meningkatkan penyusuan hingga 12 an kepala bayi
kali atau lebih perhari.Bila bayinya tidak bisa -Kuping dan lengan bayi terletak pada satu
menghisap,Bantu ibu memerah ASI untuk diberikan garis lurus
kepada bayi -Bayi dipegang pada belakang bahunya tidak
 Informasikan rekan-rekan kerja tentang apa yang pada leher,dan kepala
sedang diupayakan: tidak boleh tengadah
Pastikan petugas kesehatan dibagian lain mengerti tentang -Satu tangan bayi diletakan dibelakang badan
menyusui.Mintalah dukungan mereka,dan beri mereka bantuan ibu dan yang satu didepan
jika mereka sedang merawat ibu dan bayinya 5.Payudara dipegang dengan ibu jari diatas puting
dan jari yang lain
menopang dibawahnya,jangan menekan putting
VII. TEKHNIK MENYUSUI YANG BENAR susu atau areolanya saja
seperti memegang rokok
Persiapan bahan: 6.Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
 Phantom ibu bayi dengan puting susu
 Phantom bayi 7.Setelah bayi membuka mulut,dengan cepat
payudara dimasukan kemulut
Langkah kerja bayi
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk -Usahakan seluruh areola dapat masuk
menyusui bayi kedalam mulut bayi,sehingga
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir puting susu berada dibawah langit-langit dan
3. Sebelum menyusui bayi ASI dikeluarkan sedikit lidah bayi akan menekan
kemudian dioleskan puting susu ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
4. Bayi diletakan menghadap payudara terletak dibawah areola
-Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai -Setelah bayi mulai menghisap payudara dengan
Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang irama perlahan namun
rendah dan punggung ibu kuat maka payudara tida perlu dipegang atau
ibu bersandar pada kursi disangga lagi
-Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang 8.Melepas isapan
-Perut bayi menempel pada badan ibu,badan Bila satu payudara telah kosong,jangan biarkan
dan kepala bayi sedikit me bayi terus menghisap sebab
udara akan masuk.Lepaskan isapan dan ganti DAFTAR TILIK
dengan payudara yang lain
Cara melepas isapan: NAMA KETERAMPILAN : Melakukan Tekhnik
-Jari kelingking ibu dimasukan kedalam mulut Menyusui yang benar
bayi melalui sudut mulut TANGGAL PENILAIAN :
-Dagu bayi ditekan kebawah NAMA MAHASISWA :
9.Setelah menyusui ASI dikeluarkan sedikit NAMA PENILAI :
kemudian dioleskan pada
puting susu

Nilai setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan


skala sebagai berikut:

1.Perlu perbaikan : Langkah dikerjakan dengan benar


dan berurutan (jika harus
berurutan )

2.Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar


dan berurutan ( jika harus
tetapi kurang tepat dan atau pelatih
pengamat perlu
membantu mengingatkan hal-hal
yang tidak terlalu berarti

3.Mahir :Langkah dikerjakan dengan benar,


tanpa rau-ragu atau tanpa
Bantuan dan sesuai dengan urutan
(jika harus berurutan)
8 Memegang payudara diantara ibu
No KEGIATAN SKALA jari dan keempat jari

1 2 3 9 Memberikan rangsangan pada


1 Menyiapkan alat dan bahan yang bayi untuk membuka mulut
akan digunakan dengan cara menyentuh pipi bayi
dengan puting susu atau
2 Memberi tahu pasien tentang menyentuh sisi mulut
tindakan yang akan dilakukan
3 Mencuci tangan dengan air 10 Memasukan puting susu dan
mengalir sebagian besar areola kedalam
mulut bayi dan melepaskan
4 Mengenakan pakaian dan bra tangan yang menyangga payudara
yang mempunyai kancing setelah bayi mulai mengisap
pembuka didepan
5 Membersihkan puting susu dan 11 Menyusui bayi dengan kedua
kulit sekitarnya (areola) dengan payudara sampai kedua payudara
kapas yang sebelumnya telah terasa kosong
dibasahi dengan air matang
12 Melepaskan isapan bayi dengan
cara memasukan jari kelingking
kemulut bayi melalui sudut mulut
/menekan dagu bayi kebawah
6 Mengelurkan ASI sedikit dan
mengoleskannya pada puting susu
dan areola sekitarnya 13 Mengeluarkan ASI sedikit setelah
menyusui dan mengoleskannya
7 Mendekatkan bayi dan meletakan pada putting susu dan areola
menghadap perut ibu/ payudara sekitarnya serta membiasakan
sambil kepalanya disokong oleh kering dengan sendirinya
tangan dengan posisi perlekatan
yang benar
14 Mengendong bayi tegak dengan SENAM NIFAS
bersandar pada bahu ibu
kemudian menempelkan Latihan pasca persalinan dikenal sebagai senam
pinggang bayi perlahan-lahan
sampai bayi bersendawa nifas sesungguhnya lebih sekedar mengencangkan kembali
15 Menganjurakn ibu untuk
membiasakan diri agar selalu otot-otot yang kendur dan membuang lemak tubuh yang tidak
menyusui dengan payudara yang
pada waktu sebelumnya terakhir perlu. Senam nifas memberikan latihan gerak secepat mungkin
kali dihisap oleh bayi
agar otot – otot yang mengalami penguluran selama kehamilan

Kriteria jumlah nilai : dan persalinan kembali normal, seperti sebelum hamil sehingga

1 - 13 : Perlu perbaikan terhindar dari segala perasaan yang kurang nyaman. Banyak
14 - 26 : Mampu
27 - 39 : Mahir manfaat yang didapat dari senam nifas ini, sehingga bidan

perlu memberikan penjelasan dan petunjuk senam nifas kepada

ibu pasca persalinan dan keluarganya. Kondisi yang mungkin

dapat di alami oleh ibu postpartum sebagai akibat dari strees

selama kehamilan dan kelahiran yaitu pemisahan simphisis

pubis, coccyx yang patah atau cedera, punggung cedera,

ketegangan pada ligamen kaki atau otot, trauma perineum yang

patah atau nyeri luka abdomen setelah operasi caesar untuk itu
bidan perlu mencermati dan kemudian menentukan apakah  Meningkatkan ketenangan dan memperlancar

sesuai atau tidak untuk memulai senam nifas. sirkulasi darah

“ Latihan ” yang paling penting untuk dilakukan  Mencegah pembuluh darah yang menonjol terutama

dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan adalah di kaki

beristirahat dan mengenal bayinya. Relaksasi dan tidur adalah  Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki

sangat penting. Banyak diantara senam post partum sebenarnya  Mengembalikan rahim pada posisi semula
adalah sama dengan senam antenatal. Hal yang paling penting
 Mempertahankan postur tubuh yang baik
bagi ibu ialah agar senam tersebut hendaknya dilakukan secara
 Mengembalikan kerampingan tubuh
perlahan dahulu lalu semakin lama semakin kuat.
 Membantu kelancaran pengeluaran ASI
Pengertian Senam Nifas

Senam Nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu Manfaat Senam Nifas
setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. 1. Manfaat latihan secara umum :

a. Membantu penyembuhan rahim, perut dan otot pinggul


Tujuan Senam Nifas
yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya
Berikut ini beberapa tujuan dilakukan senam nifas :
bagian-bagian tersebut ke bentuk normal.
 Memperbaiki elastisitas otot – otot yang telah

mengalami penguluran
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi Lakukan check up kesehatan dan mintalah saran

longgar akibat kehamilan dan persalinan serta mencegah dokter atau bidan sebelum melakukan senam nifas.

perlemahan lebih lanjut. Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

c. Menghasilkan manfaat psikologis, menambah kemampuan 2. Selama latihan senam nifas dilakukan / dianjurkan hal –

menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi hal sebagai berikut :

depresi pasca persalinan. Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan

gerakan – gerakan ringan.


2. Manfaat latihan secara khusus :
Lakukan latihan singkat, tetapi sering dibandingkan
a. Mengencangkan otot – otot abdomen
latihan berat tetapi hanya sekali – sekali.
b. Mengurangi resiko sakit punggung dan pinggang
Lakukan latihan dengan perlahan jangan mengulang
c. Mengurangi varices vena
suatu seri terlalu cepat tanpa jeda istirahat.
d. Mengurangi edema kaki
Beristirahat di antara latihan karena perbaikan otot
e. Mengatasi kram kaki
terjadi saat ini bukansaat otot digerakan.
f. Memperlancar peredaran darah.
Berhentilah sebelum lelah.

Lakukan senam secara teratur dan benar.


Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam senam nifas:
3. Hal –hal yang tidak dianjurkan untuk melakukan senam
1. Hal – hal yang perlu disiapkan sebelum senam nifas,
nifas, yaitu :
yaitu :
Jangan malakukan senam nifas bila mengalami Meletakkan tangan di iga. Ambil nafas dalam-dalam,

kasus diastatis atau pemisahan sepasang otot kemudian keluarkan nafas dari mulut, tangan menekan

vertikal di dinding perut. iga kedalam sehingga rongga dada mengempes.

Jangan berlatih lebih dari yang dianjurkan meskipun 2. Latihan Hari II

merasa sanggup melakukannya. Latihan Gerakan Tangan


Tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kmd
4. Penjelasan mengenai senam bagi ibu :
ditepukkan ke muka badan dg sikap tangan lurus, &
Lakukanlah senam dua kali pada awalnya, dan
kembali kesamping.
semakin sering sesuai yang dimungkinkan menjadi 5
3. Latihan Hari III
kali. Ibu bisa mengulangi urutannya yang terbalik. Ingat
Latihan kontraksi otot perut dan pantat secara ringan
untuk bersantai dan bernafas dalam – dalam saat Berbaring dengan posisi tangan disamping badan,

melakukan senam tersebut. angkat lutut & pantat kemudian diturunkan kembali

4. Latihan Hari IV
Tahap – tahap Senam Nifas
Latihan kontraksi otot perut & pantat secara ringan
1. Latihan Hari I
Tidur terlentang, lutut ditekuk, kemudian kepala
Latihan pernafasan iga-iga.
diangkat sambil mengangkat perut

5. Latihan Hari V
Latihan Otot Perut
Tidur Terlentang, kaki diluruskan, bersama-sama

dengan mengangkat kepala, tangan kanan menjangkau

lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya

6. Latihan Hari VI

Latihan Otot Perut


Tidur terlentang, kaki diluruskan, kemudian lutut

ditekuk kearah perut 90º secara bergantian antara kaki

kiri & kaki kanan ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR/IUD)
7. Latihan Hari VII

Latihan kaki
I. DEFINISI
Tidur terlentang, kaki lurus, kemudian kaki dibuka
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga
sambil diputar kearah luar secara bergantian
rahim wanita.
8. Latihan Hari VIII, IX, X II. JENIS
1. Inert : dari plastik (Lippes Loop) atau baja anti karat
Latihan Sit Up
Tidur terlentang , kaki lurus, kedua telapak tangan (the Chinese Ring).
2. Mengandung tembaga : CUT 380 A, CUT 200C,
diletakkan ditengkuk kemudian bangun untuk duduk
Multiload dan Nova T.
(sit up)
Yang sekarang direkomendasikan adalah jenis CUT 608 cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat
A. mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan
Sejak tahun 1985 Ortho Pharmaceutical blastocyst.
mengehntikan produksi dan pemasaran Lippes Loop di 2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang
Amerika. Karena penurunan pemakaian IUD ini menyebabkan terhambatnya implantasi.
disebabkan unsur dagang (Businnes) bukan karena unsur 3. Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah
keamanan/efektivitas IUD-nya. berimplantasi di dalam endometrium
IUD Copper T 380 A. Bentuk seperti huruf T, 4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba
bentuk ini sangat efektif dan aman, masing-masing cabang fallopi.
dari huruf T dibalut dengan komponen tembaga kecil dan 5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
batang utamanya diberi gulungan kawat tembaga. 6. Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa
Mempunyai permukaan lapisan tembaga seluas 380 mm2. IUD juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur
Lapisan tembaga masing-masing cabang huruf T menjamin (mencegah fertilisasi).
pelepasan tembaga sampai ke fundus uteri. Efektifitas Ini terbukti dari penelitian di Chili :
pemakaian selama 8 tahun. Diambil ova dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita
III. Mekanisme Kerja IUD tanpa menggunakan kontrasepsi. Semua wanita telah
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. melakukan senggama sekitar waktu ovulasi. Ternyata
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan : ova dari wanita akseptor IUD tidak ada yang
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di menunjukkan tanda-tanda fertilisasi maupun
dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang perkembangan embrionik normal, sedangkan setengah
telah dibuahi terganggu. Disamping itu dengan dari jumlah ova wanita yang tidak memakai kontrasepsi
munculnya lekosit PMN, makrofag, foreign body giant
menunjukkan tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan dan terganggunya proses implantasi (endometrium
embrionik yang normal. tetap berada dalam fase decidual/progestational).
Penelitian ini menunjukkan bawah IUD antara lain b. Lendir servik yang menjadi lebih kental/tebal
bekerja dengan cara mencegah terjadinya fertilisasi. karena pengaruh progesteron.
7. Untuk IUD yang mengandung Cu : IV. Efektivitas IUD :
a. Antogonisme kationic yang spesifik terhadap Zn 1. Efektivitas dai IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas
yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal
yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia in-utero tanpa :
wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic a. Ekspulsi spontan.
anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya b. Terjadi kehamilan.
inplantasi, dan mungkin juga menghambat aktivitas c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasan-alasan
alkali phosphatase. medis atau pribadi.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenous 2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada
oleh oleh mucosa uterus. :
c. Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium. a. IUD-nya :
d. Mengganggu metabolisme glikogen. - Ukuran.
Penambahan Ag pada IUD yang mengandung Cu - Bentuk.
mempunyai maksud untuk mengurangi fragmentasi - Mengandung Cu atau Progesterone.
dari Cu sehingga Cu lebih lama habisnya. b. Akseptor :
8. Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone : - Umur.
a. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir - Paritas.
sehingga timbul penekanan terhadap endometrium - Frekuensi sanggama.
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor a. Inpeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut),
yaitu umur dan paritas, diketahui : termasuk persangkaan Gonorrhoe atau Chlamydia.
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan.
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD. 2. Kontra-indikasi relatif kuat :
b. Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin a. Partner seksual yang banyak.
tinggi angka ekpulsi dan pengakatan/pengeluaran b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor
IUD. IUD.
4. Dari uraian di atas, maka use-effectiveness dari IUD c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat
tergantung pada variabel administratif, pasien dan bila terjadi komplikasi.
medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis
pemasang, kemukinan ekpulsi dari pihak akseptor, yang rekuren, post partum endometritis atau abortus
kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya febrilis dalam tiga bulan terakhir.
ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mengetahui e. Cervicitis akut atau purulent.
terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk f. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.
mendapatkan pertolongan medis. g. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan
Angka Kegagalan IUD : yang menyebabkan predisposisi untuk terjadinya
1. Belum ada IUD yang 100% efektif. kehamilanektopik.
2. Anggka kegagalan untuk : h. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan
- IUD pada umumnya : 1 – 3 kehamilan per 100 masih menginginkan kehamilan selanjutnya.
wanita pertahun. i. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS,
V. Kontra Indikasi Insersi IUD : Diabetes Mellitus, pengobatan dengan
1. Kontra-indikasi absolut : kortikosteroid dan lain-lain).
j. Kelainan pembekuan darah. n. Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda
3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra- bahaya dari IUD.
indikasi untuk insersi IUD : o. Riwayat Gonorrhe, Chlamydia, Syphillis atau
a. Penyakit katup jantung (kemungkinan terjadi Herpes.
subakut bakterial endokarditis). p. Actinomycosis genetalia.
b. Kegunaan endometrium atau serviks. q. Riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan.
c. Stenosis servisk yang berat. r. Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh
d. Uetrus yang kecil sekali. negatif.
e. Endometrium. s. Pernah mengalami problem ekspulsi IUD.
f. Myoma uteri. t. Leukore atau infeksi pelvis.
g. Polip endometrium. u. Riwayat infeksi pelvis.
h. Kelainan kongenital uterus. v. Riwayat operasi pelvis.
i. Dismenore yang berat. w. Keinginan untuk mendapatkan anak di kemudian
j. Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau hari atau pertimbangan kesuburan dimasa yang akan
perdarahan bercak (spotting). datang.
k. Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu VI. Insersi IUD :
penyakit gangguan Cu yang turun temurun 1. Permasalahan pada insersi IUD :
(penyakit ini jarang terjadi). a. Insersi yang tidak baik dari IUD dapat
l. Anemia. menyebabkan :
m. Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda - Ekspulsi
bahaya IUD. - Kerja kontraseptif tidak efektif.
- Perforasi uterus.
Untuk sukses/berhasilnya insersi IUD tergantung Insersi IUDdapat dilakukan setiap saat dari
pada beberapa hal yaitu : siklus haid asal kita yakin seyakin –
1. Ukuran dan macam IUD beserta tabung yakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam
inserternya. keadaan hamil.
2. Waktu/saat insersi. - Kebijakan (Policy) lama :
3. Tehnik insersi. Insersi IUD dilakukan selama atau segera
4. Penjelasan prosedurnya kepada calon akseptor. sesudah haid. Alasan :
5. Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage  Ostium uteri lebih terbuka.
uterus.  Canalis servicalis lunak.
6. Tehnik a dan anti sepsis.  Perdarahan yang timbul karena prosedur
7. Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam insersi.
uterus (fundus uteri) tanpa menembus/perforasi  ”tertutup” oleh perdarahan haid ang
myometrium. normal.
ad 1. Ukuran dan Macam IUD  Wanita pasti tidak hamil.
a. Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, Tetapi akhirnya kebijakan ini di tinggalkan
makin tinggi ekspulsinya. karena :
b. Makin besar IUD, makin sukar insersinya,  Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila
makin rendah ekspulsinya. insersi dilakukan saat haid.
ad. 2 Waktu/Saat Insersi  Dilatasi canalis cervicalis adalah sama
a. Insersi Interval : pada saat haid maupun pada saat mid-
- Kebijakan (Policy) sekarang : siklus.
 Memudahkan calon akseptor pada setiap Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari
saat ia datang ke klinik KB setelah abortus, maka IUD dapat segera
b. Insersi Post-Partum dipasang sesudah :
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari - Abortus trimester I
post-partum, hanya kerugian yang paling besar d. Insersi Post-ciotal
adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat Mekanisme kerja IUD post-coital
tinggi. Tetapi menurut penyelidikan di Disangka mencegah implantasi dari ovum yang
Singapura, saat yang terbaik adalah delapan telah dibuahi
minggu post-partum. Alasannya karena antara Metode kontrasepsi IUD post-coital tidak
empat-delapan minggu post-partum, bahaya boleh/jangan digunakan pada
perforasi tinggi sekali. a. Nulligravid.
IUD yang dipakai/dan yang sedang dicoba : b. Wanita dengan partner seksual yang banyak.
- Delta Loop = Modified Lippes Loop D. c. Wanita yang mengalami kejahatan seksual.
d. Wanita dengan riwayat Pelvic Inflamatory
- Delta T = Modified CuT-220C.
Disease (PID).
Karena IUD tersebut diberi benang chromic
Keuntungan Cu IUD :
catgut pada lengan atasnya, dengan maksud
1. Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval,
benangnya akan tertanam ke dalam
post-partum maupun post-abortus.
endometrium dan menahan IUD-nya
2. Kehilangan darah haid lebih sedikit.
ditempatnya selama involusi uterus. Benangnya
3. Dapat lebih di tolerir oleh wanita yang belum
secara perlahan-lahan akan larut dalam waktu 6
punya anak atau wanita dengan paritas rendah.
minggu.
4. Ukuran tabung inserter lebih kecil.
c. Insersi Post-abortus
Kerugian Cu IUD :
1. Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun.
2. Lebih mahal.
Efek Samping dan Komplikasi Pada Saat Insersi
IUD
1. Rasa sakit/nyeri
Pengobatan : anagetika atau prostaglandin-
inhibitor.
2. Muntah, keringat dingin dan syncope
a. Terjadi pada < = 1%.
b. Penyebab, reaksi vaso-vagal.
c. Pencegahan, Pemberian atropin 0,4 – 0,5 mg Manual Plasenta
IM/IV, sedatica ringan dan anestesi lokal. A. Pengertian
Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta
d. Pengobatan : istirahat dalam posisi
horizontal. Inhalasi ammonia. dari tempat implantasi pada dinding uterus dan

3. Perforasi Uterus mengeluarkannya dari kavum uteri secar manual.

a. Angka kejadian : kira-kira 1,2 per 1000 B. Indikasi


insersi IUD. —Indikasi pelepasan plasenta secara manual
b. Lebih sering terjadi pada tehnik insersi adalah pada keadaan perdarahan pada kala tiga
push-out. persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat
dihentikan dengan uterotonika dan masase, retensio
plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan
buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi,
perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir
dan tali pusat putus.

C. Teknik Plasenta Manual


Adapun teknik melakukan manual plasenta yaitu:
1. Sebelum dikerjakan, penderita disiapkan pada posisi
litotomi.
2. Keadaan umum penderita diperbaiki sebesar
mungkin, atau diinfus NaCl atau Ringer Laktat. Gambar 1. Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk
Anestesi diperlukan kalau ada constriction ring kerucut
dengan memberikan suntikan diazepam 10 mg
intramuskular. Anestesi ini berguna untuk mengatasi 5. Dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai

rasa nyeri. plasenta. Jika pada waktu melewati serviks dijumpai


3. Gunakan sarung tangan panjang steril tahanan dari lingkaran kekejangan (constrition ring),
4. Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva
ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara
dengan salah satu tangannya (tangan kiri) meregang
perlahan-lahan jari tangan yang membentuk kerucut
tali pusat, tangan yang lain (tangan kanan) dengan
tadi. Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas
jari-jari dikuncupkan membentuk kerucut.
fundus uteri dari luar dinding perut ibu sambil
menahan atau mendorong fundus itu ke bawah.
Gambar 3. Mengeluarkan Plasenta
Gambar 2. Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan 8. Setelah plasenta berhasil dikeluarkan, lakukan
kiri diletakkan di atas fundus eksplorasi untuk mengetahui kalau ada bagian
6. Setelah tangan yang di dalam sampai ke plasenta,
dinding uterus yang sobek atau bagian plasenta
telusurilah permukaan fetalnya ke arah pinggir
yang tersisa. Pada waktu ekplorasi sebaiknya sarung
plasenta. Pada perdarahan kala tiga, biasanya telah
tangan diganti yang baru.
ada bagian pinggir plasenta yang terlepas. 9. Setelah plasenta keluar, gunakan kedua tangan
7. Melalui celah tersebut, selipkan bagian ulnar dari
untuk memeriksanya, segera berikan uterotonik
tangan yang berada di dalam antara dinding uterus
(oksitosin) satu ampul intramuskular, dan lakukan
dengan bagian plasenta yang telah terlepas itu.
masase uterus. Lakukan inspeksi dengan spekulum
Dengan gerakan tangan seperti mengikis air,
untuk mengetahui ada tidaknya laserasi pada vagina
plasenta dapat dilepaskan seluruhnya (kalau
atau serviks dan apabila ditemukan segera di jahit.
mungkin), sementara tangan yang di luar tetap
menahan fundus uteri supaya jangan ikut terdorong
ke atas. Dengan demikian, kejadian robekan uterus
(perforasi) dapat dihindarkan.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut
adalah Difteri, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Campak
(Measles), Polio dan Tuberkulosa.

IMUNISASI 3. Sasaran
Sasaran imunisasi adalah :
a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
1. Pengertian
c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI)
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh 4. Jenis-Jenis Imunisasi
agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu :
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
* Imunisasi Pasif (Pasive Immunization)
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar
dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi pasif ini adalah immunoglobulin yang
didapatkan secara genetis melalui ibu.
Konsep dasar imunisasi yaitu imunisasi merupakan
antigen antibodi yang merupakan mekanisme perlawanan
* Imunisasi Aktif (Active Immunization)
tubuh terhadap penyakit. Antigen yaitu setiap bahan yang
dapat menimbulkan reaksi kekebalan spesifik. Sedangkan,
Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :
antibodi yaitubahan yang timbulsebagai akibat reaksi tubuh
terhadapa adanya rangsang dari luar oleh antigen.
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
2. Tujuan
b. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit Difteri, - Imunisasi TT 2 kali
Pertusis, dan Tetanus

c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomielitis.

d. Campak untuk mencegah penyakit Campak


(Measles).

5. Persyaratan Pemberian Vaksin


a. Kondisi bayi/anak sehat, tidak diberikan pada kondisi 7. Jadwal Pemberian Imunisasi
anak/bayi.
 Sakit keras Pemberian imunisasi pada bayi,
 Dalam masa tunas suatu penyakit No Jenis Vaksin Jumlah Selang WaktuSasaran
 Keadaan fisik yang lemah Vaksinasi Pemberian
 Mendapat pengobatan dengan 1 BCG 1 kali - Bayi 0-11
kortikosteroid/immunopresif bulan
b. Vaksin baik, disimpan sesuai petunjuk dan belum 2 DPT-Hb 3 kali (DPT-Hb4 minggu Bayi 2-11
kadaluarsa 1,2,3) bulan
c. Teknik pemberian tepat 3 Polio 4 kali (Polio4 minggu Bayi 0-11
d. Jenis vaksin sesuaimdengan umur dan jadwal 1,2,3,4) bulan
e. Dosis tepat 4 Campak 1 kali - Anak 9-11
bulan
6. Pokok-Pokok Kegiatan
a. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap) Catatan Penting :
- Imunisasi BCG 1 kali
- Imunisasi DPT-Hb 3 kali
 Hasil imunisasi bisa optimal jika diberikan tepat waktu
- Imunisasi polio 4 kali
sesuai jadwal.
- Imunisasi campak 1 kali
b. Pencegahan terhadap anak sekolah dasar
 Pada dasarnya imunsiasi aman untuk diberikan, namun
- Imunisasi DT
ada beberapa kondisi dimana imunisasi sebaiknya tidak
- Imunisasi TT
diberikan atau ditunda pemberiannya :
c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS /
calon mempelai wanita
- Sakit demam tinggi atau akut berat.
- Anak menderita gangguan kekebalan tubuh. Misalnya Cara penyuntikan BCG
pada orang yang minum obat yang penurun daya
tahan tubuh dalam waktu lama contoh prednisone. 1. Bersihkan lengan dengan kapas air
Kanker darah, infeksi HIV/AIDS 2. Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak
 Imunisasi harus dilakukan dengan mempergunakan dengan ujung jarum yang berlubang menghadap keatas
jarum dan alat suntik yang baru.
3. Suntikan 0,05 ml intra kutan

- merasakan tahanan
Imunisasi Aktif (Active Immunization)
- benjolan kulit yang pucat dengan pori-pori yang khas
1. IMUNISASI BCG diameter 4-6 mm

Konsep Dasar Imunisasi BCG Reaksi sesudah imunisasi BCG

Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari 1. Reaksi normal pada daerah lokal
infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran
penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang • 2 minggu terjadi indurasi, eritema, kemudian menjadi
dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette pustula
dan Guerin.
• 3-4 minggu kemudian pustula pecah menjadi ulkus
• Diberikan sebelum usia 2 bulan dan disuntikkan secara (tidak perlu pengobatan)
intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05
ml, sebelah kanan’ • 8-12 minggu yang akan datang ulkus menjadi scar
diameter 3-7 mm.
• Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan
2. Reaksi regional pada kelenjar
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan
dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera • Merupakan respon seluler pertahanan tubuh
dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan
pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day- • Kadang terjadi di kelj axila dan servikal (normal
light). BCG-it is)
• Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi • Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5
ml.
• Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
• Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
• Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan.
• Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin
Komplikasi hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B

Abses di tempat suntikan • Dosis kedua 1 bulan berikutnya

• Abses bersifat tenang (cold abses) dan tidak perlu terapi • Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)

• Oleh karena suntikan sub kutan • Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian

• Abses matang terjadi aspirasi • Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml

Kontraindikasi • Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program


imunisasi pada tahun 1997
• Respon imunologik terganggu : infeksi HIV, def imun
kongenital, leukemia, keganasan

• Respon imunologik tertekan: kortikosteroid, obat kanker, Efek samping


radiasi
• Demam ringan
• Hamil
• Perasaan tidak enak pada pencernaan
2. IMUNISASI HEPATITIS B
• Rekasi nyeri pada tempat suntikan
Konsep Dasar
Tidak ada kontraindikasi
• Vaksin berisi HBsAg murni
3. IMUNISASI POLIO
• Diberikan sedini mungkin setelah lahir
Konsep Dasar - Bordittela pertusis yaitu bakteri yang dilemahkan

• Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, - Toxoid tetanus yaitu racun yang dilemahkan (+) aluminium
dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum fosfat dan mertiolat
dalam magnesium klorida dan fenol merah
Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit
• Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc berkabut, endapan putih didasarnya. Diberikan pada bayi > 2
dalam flacon, pipet. bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil. Dosis
0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha. Imunisasi
• Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml) dasar 3x, dengan interval 4 minggu. Vaksin mengandung
Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan
• Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.

• Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI Reaksi pasca imunisasi

• Anak diare dapat mengganggu penyerapan vaksin. • Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari maka
diberikan anafilatik + antipiretik
• Penyimpanan pada suhu 2-8°C
• Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi maka demam >
Kontra indikasi : 40°C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti dengan
DT atau DPaT
Defisiensi imunologik atau kontak dengannya
Kontraindikasi

• Kelainan neurologis terlambat tumbuh kembang


4. IMUNISASI DPT
• Ada riwayat kejang
Konsep Dasar
• Penyakit degeneratif
Terdiri dari:
• Pernah sebelumnya divaksinasi DPT menunjukkan:
- Toxoid difteri yaitu racun yang dilemahkan anafilaksis, ensefalopati, kejang, renjatan, hiperpireksia,
tangisan/teriakan hebat.
 Infeksi akut dengan demam, defisiensi imunologik, tx
imunosupresif, alergi protein telur, hipersensitifitas dng
5. IMUNISASI CAMPAK kanamisin dan eritromisin, wanita hamil.
 Anak yang telah diberi transfusi darah atau
Konsep Dasar imunoglobulin ditangguhkan minimal 3 bulan.

Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick  Tuberkulin tes ditangguhkan minimal 2 bulan setelah
chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin imunisasi campak
sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam
5 cc pelarut aquades.

• Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada VAKSIN COMBO
antibodi yang diperoleh dari ibu.
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis
• Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri. produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal
DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari
• Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama,
misal: OPV
• Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-
8°C Tujuan pemberian

• Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, • Jumlah suntikan kurang
diulang 6 bulan kemudian
• Jumlah kunjungan kurang
Efek samping:
• Lebih praktis
Demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari
pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang • Penambahan program imunisasi baru mudah

Kontraindikasi • Imunisasi terlambat mudah dikejar

• Biaya lebih murah


Daya proteksi

Titer antibodi salah satu antigen lebih rendah namun


masih diatas ambang protektif. Efektivitasnya sama di berbagai
jadwal imunisasi. Bisa terjadi kemampuan membuat antibodi
utk mengikat antigen berkurang. Dapat terjadi respon imun
antigen kedua berubah. Reaktogenitas yang ditentukan
terutama oleh ajuvan tidak berbeda jauh. Nyeri berat lebih
sering terjadi pada vaksin kombo (Bogaerts, Belgia). Cakupan
imunisasi menjadi lebih tinggi. KIPI pada dosis vaksin ekstra
tidak bertambah

COLD CHAIN (RANTAI DINGIN) DAFTAR TILIK

• Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari


pabrik sampai ke sasaran. NAMA KETERAMPILAN :
TANGGAL PENILAIAN :
• Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat NAMA MAHASISWA :
NAMA PENILAI :
• Pintu lemari es harus selalu tertutup dan terkkunsi

• Simpan termometer untuk memonitor lemari es. NO. KEGIATAN YA TIDAK


I 1. ALAT-ALAT
• Taruh vaksin Polio, Campak, pada rak I dekat freezer. a. Thermor/vakdin carrier
b. Cool pack?kotak dingin cair
• Untuk membawa vaksin ke Posyandu harus menggunakan c. Vaksin, pelarut dan penetes
vaccine carrier/ termos yang berisi es (sesuai kebutuhan)
d. Alat suntik
e. Safety (kotak pengaman)
f. Pemotong jarum
g. Formulir
h. Kapas basah dan wadah
i. Bahan penyuluhan(foster,
leaflet) hebat yang jarang terjadi
j. Alat tulis
k. Kartu imunisasi 2. Persiapan Alat
l. Tempat sampah Pastikan alat dan vaksin dapat
m. Sabun untuk cuci tangan digunakan.
n. Handscoon  Periksa label vaksin dan
pelarut, jika tidak ada
II Proses buang vaksin dan pelarut
1. Informed Consen tersebut
 Ucapkan salam  Periksa tanggal
 Ucapkan terima kasih kadaluarsa, buang bila
kepada keluarga?orang tua sudah kadaluarsa
dan sasaran atas  Periksa alat pemantau
kedatangannya ke botol vaksin, jika alat
pelayanan imunisasi dan pemantau vaksin
atas kesabarannya mereka menunjukkan tanda telah
untuk menunggu melewatititik buang, maka
 Jelaskan secara singkat buanglah.
tentang penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan 3. Persiapan Lingkungan
imunisasi Pelayanan imunisasi dilakukan
 Jelaskan tentang efek pada kondisi ruangan yang
samping imunisasi dan apa mudah diakses, cukup terang
yang harus dilakukan tapi tidak langsung terkana
terhadap efek samping sinar matahari, hujan atau
tersebut debusrta cukup terang
 Beritahu kepada
keluarga/orang tua tentang 4. Persiapan Penolong
bagaimana menyampaikan  Cuci tangan dan pasang
kepada mereka perlu handscoon
membawa bayi ke pusat
kesehatan dan rumah sakit 5. Persiapan pasien
jika timbul efek samping Pastikan/periksa bayi dalam
keadaan siap untuk diimunisasi. pelarut
Cara kerja mengatur posisi a. Amati VVM dan masa
yang aman untuk penyuntikan. kaluarsa pada botol
 Mintalah ibu untuk atau ampul vaksin
duduk dan meletakkan b. Goyang botol atau
anaknya diatas ampul vaksin pastikan
pangkuannya, pastikan semua bubuk yang ada
salah satu lengan pada dasar botol
ibuberada di belakang mencair semua
punggung anak dan salah c. Buka ampul vaksin,
satu lengan anakmelilit ambil gergaji ampul
pada pinggang ibu (sesuai yang telah tersedia
tempat penyuntikan) dalam paket vaksin dan
 Ibu dapat menyelipkan gesekkan dengan keras
kaki anak diantara kedua pada sekeliling ampul.
pahanya agar tidak Pegang bagian atas
menimbulkan gerakan amul dengan
yang membahayakan, atau sebungkus plastik/ kain
ibu bisa memegang kaki yang bersih, kemudian
anak. patahkan pada bagian
 Petugas kesehatan tidak yang sudah
bisa memegang anak digoreskan/digergaji.
karena ia memerlukan d. Ambil botol atau
kedua tangannya untuk ampul vaksin pastikan
memberikan suntikan tidak retak
 Selalu beri tahu ibu jika e. Baca label pada botol
Anda akan memberikan atau ampul pelarut
suntikan pastikan dikirim oleh
pabrik bersama dengan
6. Pelaksanaan vaksin dan masa
A. langkah-langkah kadaluarsa belum lewat
mencampur vaksin BCG f. Buka ampul kaca jika
dan campak dengan terjadi luka sat
membuka ampul, dilarutkan setelah
buang ampul karena dipakai dimasukkan ke
ada kemungkinan isi dalam termos (vaccien
ampul terkontaminasi, carrier)
balut luka sebelum
membuka ampul baru B. Cara pemberian
g. Sedot pelarut ke dalam Vaksinasi BCG
semprit pelarut dengan Suntikan diberikan pada
ukuran 5 ml dengan lengan atas dengan dosis
jarum nald 18 g, 0,05 ml seara intracutan
pastikan semprit yang dengan menggunakan
baru/steril, letakkan jarum khusus (10 mm,
jarum di bagian ampul ukuran 26)
tarik pistol untuk a. Letakkan bayi dengan
menyedot semua posisi miring di atas
pengencer dari pangkuan ibu dan
vial/ampul ke dalam lepaskan baju bayi
sempriit. dari lengan dan bahu
h. Untuk mencampur b. Ibu sebaiknya
vaksin dengan pelarut, memegang bayi dekat
tarik pelan-pelan tubuhnya, menyangga
pelarut dan vaksin ke kepala bayi dan
atas sehingga masuk memegang lengan
ke dalam semprit dekat dengan tubuh
kemudian suntikkan c. Pegang semprit dengan
lagike dalam tangan kanan anda
botol/ampul ulangi dengan lubang jarum
beberapa kali. pada ujung menghadap
i. Masukkan semprit dan ke depan
botol/ampul pelarut ke d. Buatlah permukaan
dalam kotak kulit menjadi datar
keselamatan dengan menggunakan
j. Vaksin yang sudah ibu jari kiri dan jari
telunjuk anda dan menyentuh jarum
hapus dengan kapas i. Pegang ujung penyedot
lembab antara jari telunjuk dan
e. Letakkan semprit dan jari tengah tangan
jarum pada posisi kanan Anda, tekan
hampir datar dengan penyedot dengan ibu
kulit bayi. jari tangan anda.
f. Masukkan ujung jarum j. Suntikkan 0,05 ml
tepat di bawah vaksin dan lepaskan
permukaan kulit tetapi jarum.
di dalam kulit yang Catatan : jika
tebal, cukup masukkan suntikan intracutan
bevel (lubang diujung diberikan secara tepat,
jarum) jaga agar posisi alat, penyedot akan
jarum tetap datar sulit didorong, jika
dengan kulit vaksin mudah masuk
bayidengan bevel anda mungkin
menghadap ke depan. menyuntik terlalu
g. Jangan menekan jarum dalam, segera hentikan
terlalu dalam dan suntikan, betulkan
jangan menurunkan posisi jarum dan
jarum karena jarum berikan sisadosis tapi
akan masuk ke bawah tidak ditambah lagi
kulit, sehingga akan
terjadi suntikan ke C. Cara pemberian vaksinasi
dalam otot DPT atau DPT-Hep.B
(subcutaneous) Suntikan diberikan pada paha
h. Untuk memegang jarum tengah luar secra intramukular
dengan posisi tepat, atau intracutan dalam dengan
letakkan ibu jari kiri dosis 0,5 cc
anda pada ujung bawah a. Letakkan bayi dengan
semprit dekat jarum, posisi miring di atas ibu
tetapi jangan dengan seluruh kaki
telanjang dengan menekan pipi
b. Orang tua sebaiknya bayi dengan jari-jari
memegang kaki bayi Anda.
c. Pegang paha dengan ibu c. Teteskan 2 tetes vaksin
jari dan jari telunjuk dari alat tetes ke dalam
kemudian hapus dengan lidah, jangan biarkan
kapas lembab alat tetes menyentuh
d. Masukkan jarum dengan bayi.
sudut 90 derajat, tekan
seluruh jarum langsungke E. Cara memberikan vaksinasi
bawah melalui kulit Campak
sehingga masuk ke dalam Suntikan pada lengan kiri atas
otot, suntikkan pelan-pelan secara subcutan dengan dosis
untuk mengurangi rasa 0,5 cc
sakit a. Atur posisi bayi miring
e. Lepaskan jarum secara di atas pangkuan ibu
cepat dan tekan daerah dengan seluruh lengan
suntikkan dengan kapas telanjang
beberapa saat b. Orang tua memegang
f. Buang semprit pada kotak kaki bayi. Gunakan jari-
keselamatan jari anda untuk
menekan ke atas lengan
D. Cara memberikan bayi.
vakksinasi Polio oral (OVP) c. Cepat tekan jarum
a. mintalah orang tua kedalam kulit yang
untuk memegang bayi menonjol ke atas
dengan kepala disangga dengan sudut 45°
dan miringkan ke d. Untuk mengontrol
belakang jarum peganglah ujung
b. buka mulut bayi secara semprit dengan ibu jari
hati-hati, baik dengan dan jari telunjuk anda
ibu jari anda pada dagu tapi jangan sentuh
(untuk bayi kecil) atau jarum
G. Kegiatan akhir pelayanan
F. Cara memberikan vaksinasi Imunisasi
Hepatitis B dengan kemasan a. Sisa vaksin BCG harus
Prepil Injection Devide dibuang
(PID) b. Sisa vaksin polio, DPT,
a. Buka kantong TT, DPT-HB dapat
aluminium/plastik dan digunakan berikutnya
keluarkan alat suntik dengan disimpan pada
PID suhu2-8 derajat celcius
b. Pegang alat suntik PID c. Catat vaksinasi pada
pada leher dan tutup buku KMS
jarum dengan d. Ingatkan kembali untuk
memegang keduanya jadwal imunisasi ulang dan
diantara jari telunjuk efek samping vaksin
dan jempol dan dengan
gerakan cepat dorong
tutup jarum ke arah
leher
c. Buka tutup jarum tetap
pegang alat suntik pada
bagian leher dan
tusukkan jarum pada
naterolateral paha
secara intramuskuler,
tidak perlu dilakukan
aspirasi
d. Pijat reservoir dengan
kuat untuk menyuntik,
setelah reservoir
kompres cabut alat
suntik dan buang pada
kotak keselamatan

Anda mungkin juga menyukai