Laporan KoTA Bianza v.2.0
Laporan KoTA Bianza v.2.0
Microservice adalah arsitektur perangkat lunak yang disusun dari komponen independen kecil
yang masing-masing berjalan dengan prosesnya sendiri namun saling berinteraksi melalui
mekasime jaringan. Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa adalah aplikasi yang harus mengelola 5
(lima) tahapan proses Pengelolaan Keuangan Desa untuk memenuhi kebutuhan Kepala Desa dan
Perangkat Desa dalam menjalankan tugasnya. Namun arsitektur yang digunakan oleh aplikasi di
Desa Kertawangi masih terbungkus dalam satu package besar, dilihat nya jika ada kegagalan
dalam satu proses akan berpengaruh pada proses lainnya dan menyulitkan dalam pemulihan
aplikasi. Arsitektur Microservice akan diterapkan dalam aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa di
Desa Kertawangi karena dalam Pengelolaan Keuangan Desa terdapat banyak layanan pada setiap
proses yang dilakukan maka microservice ini sangat cocok untuk diterapkan. Pada penerapannya
akan menggunakan 2 (dua) tahap proses awal dari pengelolaan keuangan desa yaitu perencanaan
dan pelaksanaan dengan cakupan pada proses perencanaan yaitu RPJM, RKP, dan APBDes, untuk
proses pelaksanaan yaitu Pendapatan, Belanja, Pembiayaan.
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK 1
ABSTRACT ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG 10
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Ruang Lingkup 4
1.5 Batasan Sistem yang Dikerjakan 4
1.6 Metodologi Penyelesaian Tugas Akhir 5
1.6.1 Pendefinisian Masalah 5
1.6.2 Studi Literatur 5
1.6.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Teori Pendukung 8
2.1.1 Arsitektur Monolitik 8
2.1.2 Arsitektur Microservice 10
2.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa 14
2.1.4 Peraturan Pemerintah Mengenai Proses Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan
Desa 23
2.2 Teknologi Dan Tools Pendukung 26
2.2.1 Angular 26
2.2.2 Spring Framework 26
2.2.3 MySQL 27
BAB III ANALISIS 28
3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan (As-Is) 28
3.1.1 Deskripsi Sistem 28
iii
3.1.2 Analisis Stakeholder Sistem 29
3.1.3 Analisis Proses Penganggaran 31
3.1.4 Analisis Proses Penatausahaan 39
3.1.5 Analisis Proses Pelaporan 43
3.1.6 Analisis Arsitektur 48
3.1.7 Analisis Domain Model Proses Pelaksanaan 48
3.2 Analisis Proses Pelaksanaan Pada Juklak 50
3.3 Evaluasi Hasil Analisis Sistem yang Sedang Berjalan (As-Is) 61
3.4 Analisis Data 62
3.4.1 Evaluasi Analisis Data 62
3.4 Evaluasi dan Usulan 63
3.4.1 Kesimpulan Hasil Analisis 63
3.4.2 Usulan Solusi Berdasarkan Hasil Analisis 64
3.4.3 Domain Sistem 65
BAB IV REQUIREMENT APLIKASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA 67
4.1 Use Case Diagram Proses Pelaksanaan Aplikasi PKD 67
4.2 Use Case Text Proses Pelaksanaan Aplikasi PKD 68
4.3 System Sequence Diagram (SSD) dan Operation Contract (OC) 83
BAB V PERANCANGAN APLIKASI 97
5.1 Perancangan Frontend Application 97
5.1.1 Perancangan Arsitektur 97
5.1.2 Perancangan Class 100
5.1.3 Perancangan User Interface 106
5.2 Perancangan Backend Application 111
5.2.1 Perancangan Arsitektur 111
5.2.2 Perancangan Class 112
5.3 Perancangan Database 121
BAB VI MODEL IMPLEMENTASI & PENGUJIAN APLIKASI PENGELOLAAN KEUANGAN
DESA 126
6.1 Deployment View 126
6.2 Test Plan 127
6.3 Test Result 127
6.4 Test Evaluation 127
iv
BAB VII KESIMPULAN & SARAN 128
DAFTAR PUSTAKA 129
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 42 Tampilan Form Update .........................................................................................111
Gambar 43 Package Diagram BE ...........................................................................................112
Gambar 44 Class Diagram Realisasi Pembiayaan ..................................................................113
Gambar 45 Class Diagram Realisasi Pendapatan ..................................................................114
Gambar 46 Class Diagram Realisasi Belanja ..........................................................................115
Gambar 47 Conceptual Data Model Proses Pelaksanaan.......................................................122
Gambar 48 Conceptual Data Model Rencana Pelaksanaan....................................................123
Gambar 49 Physical Data Model Proses Pelaksanaan ...........................................................124
Gambar 50 Physical Data Model Rencana Pelaksanaan ........................................................125
Gambar 51 Deployment Diagram Aplikasi PKD Proses Pelaksanaan .....................................126
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 42 Contract CO8 chooseKelompok .................................................................................94
Tabel 43 Contract CO9 insertNewJenis ....................................................................................95
Tabel 44 Contract CO10 chooseJenis .......................................................................................95
Tabel 45 Contract CO11 insertNewObyek ................................................................................95
Tabel 46 Contract CO12 chooseObyek .....................................................................................95
Tabel 47 Contract CO13 insertNewRincian ...............................................................................96
Tabel 48 Package Diagram pada Frontend Website .................................................................99
Tabel 49 Class FE KegiatanModel ..........................................................................................100
Tabel 50 Class FE KelompokModel ........................................................................................101
Tabel 51 Class FE JenisModel ................................................................................................102
Tabel 52 Class FE ObyekModel ..............................................................................................103
Tabel 53 Class FE RincianModel ............................................................................................104
Tabel 54 Tampilan Login.........................................................................................................106
Tabel 55 Tampilan Pelaksanaan Ketua Pelaksana .................................................................107
Tabel 56 Tampilan Pelaksanaan Sekretaris ............................................................................108
Tabel 57 Tampilan Form Input ................................................................................................109
Tabel 58 Tampilan Form Update .............................................................................................110
Tabel 59 Package Backend ....................................................................................................112
Tabel 60 Class BE BidangModel .............................................................................................115
Tabel 61 Class BE KegiatanModel ..........................................................................................116
Tabel 62 Class BE Kelompok Belanja/Pendapatan/Pembiayaan ............................................117
Tabel 63 Class BE Jenis Belanja/Pendapatan/Pembiayaan ....................................................118
Tabel 64 Class BE Obyek Belanja/Pendapatan/Pembiayaan ..................................................119
Tabel 65 Class BE Rincian Belanja/Pendapatan/Pembiayaan ................................................120
Tabel 66 Keterangan Deployment Diagram ............................................................................127
ix
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
aplikasi ini tergabung dalam satu rangkaian besar dan setiap service saling
ketergantungan.
Menurut Rizel Yogi Pratama (2018) arsitektur monolitik, merupakan sebuah arsitektur
dimana dalam pembuatan aplikasi semua komponen menjadi satu kesatuan, dan pada
pengembangannya para tim developer hanya dibangun 3 bagian yaitu database, client-
side, dan server-side [11]. dimana pada bagian server-side akan menangani request
HTTP kemudian menjalankan beberapa logika sesuai dengan domain, kemudian
mengambil dan memperbarui data dari database, dan jika salah satu layanan mengalami
kegagalan saat melakukan pengembangan maka seluruh layanan tidak dapat
dijalankan, dalam hal ini mengakibatkan tim developer sangat sulit dalam
mengembangkan aplikasi yang diinginkan.
Pada aplikasi SISKEUDES terdapat empat proses pengelolaan keuangan desa. Setiap
proses tersebut menggunakan service - service yang saling ketergantungan. Suatu
service dapat dijalankan ketika service yang lainnya dapat dijalankan juga, sehingga
ketika salah satu service mengalami kegagalan maka seluruh service pada aplikasi ini
tidak dapat dijalankan. Setiap proses pengelolaan keuangan desa pada aplikasi ini dapat
dijalankan jika service – service nya berfungsi dan jika salah satu service tidak
berfungsi maka seluruh proses pengelolaan keuangan desa pada aplikasi ini tidak dapat
dijalankan. Hal ini menyebabkan proses penyusunan laporan pengelolaan keuangan
desa terhambat.
Aplikasi pengelolaan keuangan desa yang dibangun hanya proses pelaksanaan yaitu
mengelola data Laporan Pelaksanaan. Proses pelaksanaan ini meliputi pengelolaan data
2
realisasi belanja, pengelolaan data realisasi pendapatan, pengelolaan data realisasi
pembiayaan, pengelolaan data rencana pelaksanaan dan menyetujui laporan
pelaksanaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah pada
topik ini adalah :
1.3 Tujuan
3
1.4 Ruang Lingkup
1. Aplikasi yang dibangun mencakup empat proses pengelolaan keuangan desa yaitu
proses perencanaan, proses penganggaran, proses pelaksanaan dan proses
pelaporan.
2. Aplikasi dapat menampilkan informasi mengenai proses perencanaan, proses
penganggaran, proses pelaksanaan dan proses pelaporan.
3. Proses pelaksanaan dapat dilakukan oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua
pelaksana dan untuk kebutuhan data dari proses pelaksanaan ini disediakan oleh
pegawai kecamatan. Sehingga peran stakeholder pada aplikasi memiliki tugas
sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.
4. Aplikasi yang dibangun berbasis website.
5. Aplikasi memerlukan koneksi internet untuk dapat dijalankan, karena aplikasi
dijalankan oleh web server serta memerlukan integrasi data dari server.
4
1.6 Metodologi Penyelesaian Tugas Akhir
Dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini akan dijelaskan beberapa tahapan dan metodologi
yang diterapkan untuk membangun aplikasi pengelolaan keuangan desa dengan
arsitektur microservice.
Pada tahap awal dalam pengerjaan adalah mencari topik tugas akhir yang akan diambil.
Dengan diskusi anggota kelompok dan berkomunikasi dengan dosen pembimbing
untuk menentukan kelayakan permasalahan yang diambil dan menentukan
permasalahannya. Dihasilkan definisi masalah, latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah serta tujuan. Pada penyelesaian tugas akhir ini, topik yang
diambil adalah pemanfaatan arsitektur microservice dalam pengembangan perangkat
lunak pengelolaan keuangan desa yang merupakan aplikasi yang akan digunakan
perangkat desa dan pegawai di kecamatan. Pengembangan tersebut berfokus pada
arsitekturnya yang akan menggunakan microservice. Dengan adanya pengembangan
dalam aplikasi tersebut, diharapkan permasalahan yang terdapat pada pengelolaan
keuangan desa dapat ditangani.
Studi literatur dilakukan untuk memahami lebih dalam mengenai permasalahan yang
terjadi, yaitu dengan cara :
1. Melakukan wawancara ke Kepala Desa pada satu Desa yaitu Desa Kertawangi
Kecamatan Cisarua Bandung Barat.
2. Mencari buku pedoman dan peraturan mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.
3. Mencari jurnal yang terkait tentang arsitektur microservice.
4. Mencari aplikasi sejenis dengan memahami karakteristik dari aplikasi tersebut.
5
1.6.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Requirement Definition
Pada tahapan ini dilakukan pendefinisian layanan, kendala dan tujuan dari perangkat
lunak yang akan dibangun melalui studi litelatur dan konsultasi dengan pengguna
aplikasi [6]. Studi litelatur yang dilakukan pada tahapan ini meliputi proses
pelaksanaan pada pengelolaan keuangan desa, analisis terhadap Business Rules,
6
Business Process serta Requirement dari aplikasi sejenis dan aplikasi yang akan
dibangun. Sementara, untuk konsultasi dilakukan wawancara dengan kepala desa
Kertawangi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada sub bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada Tugas
Akhir Implementasi Arsitektur Microservice pada Aplikasi Pengelolaan Keuangan
desa.
Berikut ini teori-teori mengenai arsitektur monolitik yaitu sebagai dasar pengetahuai
tentang sistem arsitektur.
8
Karakteristik sistem monolitik, yaitu Prosedur dapat saling dipanggil oleh prosedur
lain di sistem bila diperlukan dan karnel berisi semua layanan yang disediakan
sistem operasi untuk pengguna. Inisialisasi-nya terbatas pada fungsional perangkat
keras yang terbagi menjadi dua bagian yaitu karnel dan sistem program. Karnel
terbagi menjadi serangkaian interface dan device driver dan menyediakan sistem
file, penjadwalan CPU, Manajemen memori, dan fungsi-fungsi sistem operasi
lainnya melalui system calls.
● Keunggulan Monolitik
Keunggulan dari arsitektur monolitik ini adalah layanan dapat bekerja secara cepat
karena berada pada satu ruang alamat memory [17].
9
2.1.2 Arsitektur Microservice
● Definisi Arsitektur
Menurut Kamus Oxford arsitektur adalah seni praktek perancangan dan konstruksi
bangunan. Rancangan struktur yang kompleks dan penuh ketelitian [13].
Menurut Ching (1994) arsitektur adalah proses pemecahan masalah atau proses
perancangan sebagai tanggapan terhadap sekumpulan kondisi yang ada, kadang
hanya bersifat fungsional semata atau juga refleksi [14].
● Definisi Microservice
Menurut kamus Oxford American Dictionary definisi dari service adalah sistem
yang mensuplai kebutuhan publik. Service dalam dunia software harus manyuplai
kebutuhan client dan di design dengan prespektif client dalam bentuk API yang
dapat dikonsumsi [13].
10
Microservice adalah setiap service yang terfokus pada satu fungsionalitas tertentu,
satu service dan service lainnya saling berkomunikasi untuk menghasilkan business
value yang sesungguhnya.
Menurut ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa microservice adalah
rangkaian service-service kecil yang dapat menjalankan prosesnya masing masing,
namun satu service dan service lainnya saling berkomunikasi untu menghasilkan
bussiness value yang diinginkan.
● Definisi Arsitektur Microservice
Arsitektur Microservice adalah gaya arsitektur yang menyatukan aplikasi sebagai
sekumpulan layanan yang digabungkan secara longgar dengan menerapkan
kegiatan bisnis.[8]
Menurut Open Group (pada TOGAF® 9.1 standar) arsitektur merupakan struktur
komponen, hubungan antar komponen dan prinsip serta pedoman yang mengatur
desain dan evolusi komponen dari waktu ke waktu. Arsitektur microservice adalah
gaya arsitektur yang mendefinisikan serta menciptakan sistem melalui penggunaan
independen layanan kecil dan mandiri yang selaras dengan kegiatan bisnis. [9]
11
● Keunggulan Arsitektur Microservice
Keuntungan yang didapatkan dari penerapan arsitektur microservice ini bisa dilihat
dengan cara membandingkan arsitektur microservice dengan arsitektur monolitik
[11]. keuntungan arsitektur microservice dari perbandingan ini dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang yaitu:
12
perubahan kode pada aplikasi membutuhkan waktu yang lama untuk memulai
atau memuat ulang aplikasi.
Dengan basis kode yang kecil dan terbagi menjadi service – service kecil pada
aplikasi microservice, tester lebih mudah dalam melakukan pekerjaannya.
Waktu yang diperlukan untuk memulai atau memuat ulang aplikasi setiap kali
ada perubahan kode lebih singkat.
Aplikasi monolitik yang besar memiliki ruang lingkup bisnis yang besar juga
dan memerlukan titik sentuh infrastruktur IT yang banyak. Pengembangan pada
aplikasi membutuhkan banyaknya tinjauan dan persetujuan sehingga
membutuhkan peningkatan waktu siklus penerapan.
13
1. Ketika satu entry pada database berubah maka setap entity yang sama
di setiap database service harus diubah.
2. Untuk beberapa kasus, sulit untuk menerapkan perubahan service jadi
jika perlu perancangan yang matang.
3. Deployment yang kompleks, perlu konfigurasi untuk menjalankan
setiap service karena memilikiruntime yang berbeda, tidak seperti
aplikasi monolitik tinggal upload, deploy dan beres.
4. Perlu automation yang tinggi dalam melakukan deployment.
● Teknologi untuk membangun aplikasi arsitektur microservice
Microservice dapat dikembangkan dalam bahasa pemrograman apapun.
Mereka berkomunikasi satu sama lain menggunakan language-neutral
application programming interfaces (API) seperti Representational State
Transfer (REST). Layanan-layanan mikro juga memiliki konteks terbatas.
Mereka tidak perlu tahu apa pun tentang penerapan atau arsitektur dasar
dari microservices lain.
Berikut ini teori-teori mengenai pengelolaan keuangan desa yaitu sebagai dasar
pengetahuai dalm pembuatan aplikasi.
14
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa yang dilaksanakan dalam satu anggaran, terhitung 1 Januari sampai
31 Desember. Sementara itu Keuangan Desa menurut Pemendagri No. 113 tahun
2014 adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban desa.
● Metode Pengerjaan Pengelolaan Keuangan Desa
15
untuk melaksanakan APBDes dalam satu tahun anggaran melalui 1 Januari
hingga 31 Desember. Kegiatan Pencatatan transaksi pengeluaran dan
pemasukan uang desa yang diolah melalui rekening desa dengan pengajuan
RAB untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan SPP.
3. Penatausahaan Keuangan Desa, adalah Kegiatan pencatatan yang khususnya
dilakukan oleh Bendahara Desa dengan cara sederhana, yaitu berupa
pembukuan belum menggunakan jurnal akuntansi [3]. Bendahara yang
diwajibkan melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib dan
mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa, Pelaporan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan
dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu
sebagai bentuk pelaksanaan pertanggungjawaban atas tugas dan wewenang
yang diberikan [2]. Pelaporan yang disampaikan yaitu Laporan Realisasi
Pelaksanaan APBDes berupa Laporan Semester Pertama yang disampaikan
paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan dan Laporan Semester Akhir
Tahun yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Proses yang akan diimplementasikan dalam tugas akhir ini adalah proses
pelaksanaan. Proses pelaksanaan merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengeluaran uang dan kegiatan yang terjadi dilapangan [2].
● APB Desa
Menurut permendagri nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa,
APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa. Peraturan tersebut
memuat sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun
waktu satu tahun. APB Desa terdiri dari Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan
Pembiayaan Desa.
1. Pendapatan Desa
16
Pendapatan Desa merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan Desa terdiri dari Pendapatan Asli
Desa, Pendapatan Transfer Desa, Pendapatan lain-lain.
1. Hasil Usaha, yaitu sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh
desa berasal dari Beban Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar desa,
pengelolaan kawasan wisata skala desa, pengelolaan tambang mineral
bukan logam dan tembaga batuan dengan tidak menggunakan alat berat,
serta sumber lainnya dan tidak untuk dijualbelikan. Misalnya hasil
BUM Desa dan tanah kas desa.
2. Hasil Aset, misalnya tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian
umum dan jaringan irigasi.
3. Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong, misalnya adalah membangun
dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat
berupa tenaga dan barang yang dinilai dengan dengan uang.
4. Lain-lain Pendapatan Asli Desa, antara lain hasil pungutan desa.
B. Pendapatan Transfer Desa
Kelompok Transfer Desa terdiri dari:
17
3. Alokasi Dana Desa, merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima pemerintah daerah kabupaten/kota paling sedikit 10% setelah
dikurangi dana alokasi khusus.
4. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi/Kabupaten/kota, merupakan
bantuan yang didapat dari ptovinsi/kabupaten/kota yang bersumber dari
APBD provinsi/kabupaten/kota kepada desa sesuai dengan keuangan
pemerintah daerah yang bersangkutan.
C. Pendapatan Lain-lain Desa.
Merupakan pendapatan lain-lain desa yang sah berupa hibah sumbangan
yang tidak mengikat berupa pemberian uang dari pihak ketiga, hasil kerja
sama dengan pihak ketiga atau bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
2. Belanja Desa.
Merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang diwajibkan oleh desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh desa. Pada belanja desa terdapat klasifikasi menurut kelompok,
kegiatan, dan jenis.
● Kelompok Belanja
Klasifikasi Belanja Desa menurut kelompok terdiri dari:
18
1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, antara lain:
● Penetapan dan pengesahan batas desa,
● Pendataan desa.
● Penyusunan tata ruang desa.
● Penyelenggaraan musyawarah desa
● Pengelola informasi desa.
● Penyelenggaraan perencanaan desa.
● Penyelelnggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintah desa.
● Penyelenggaraan kerjasama antar desa.
● Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa.
● Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.
2) Bidang Plaksanaan Pembangunan Desa, antara lain:
● Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur dan
lingkungan desa antara lain, tambatan perahu, jalan pemukiman,
jalan desa antar permukaan ke wilayah pertania, Pembangkit listrik
tenaga mikrohidro, lingkungan pemukiman masyarakat, dan
infrastruktur desa lainnya sesuai dengan kondisi desa.
● Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan antara lain, air bersih berskala desa, senitasi lingkungan,
pelayanan kesehatan desa seperti posyandu, dan sarana prasarana
kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi desa.
● Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana
pendidikan dan kebudayaan antara lain, taman bacaan masyarakat,
pendidikan usia dini, balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat,
pengembangan dan pembinaan sanggar seni, dan sarana pendidikan
dan pelatihan lainnya sesuai dengan kondisi desa.
● Pembangunan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi antara
lain, Pasar Desa, pembentukan dan pembangunan BUM Desa,
pungutan permodalan BUM Desa, pembibitan tanaman pangan,
19
penggilingan padi, Lumbung Desa, dan pembukuan lahan pertanian,
pengelolaan usaha hutan desa, kolam ikan dan pembenuhan ikan,
kapal penakapan ikan, cold storage(gudang pendingin), tempat
pelelangan ikan, tambak garam, kandang ternak, instalasi biogas,
mesin pakan ternak, sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai
kondisi desa.
● Pelestarian lingkungan hidup antara lain, penghijauan, pembuatan
terasering, pemeliharaan hutan bakar, pelindungan mata air,
pembersihan daerah aliran sungai, perlindungan terumbu karang,
dan kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi desa.
3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa, antara lain:
● Pembinaan lembaga kemasyarakatan.
● Pembinaan kerukunan umat beragama.
● Pengadaan sarana dan prasarana olah raga.
● Pembinaan lembaga adat.
● Pembinaan kesenian dan solusi budaya masyarakat, dan
● Kegiatan lain sesuai kondisi desa.
4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, antara lain:
● Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, perdagangan.
● Pelatihan teknologi tepat guna.
● Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat
desa, dan BPD.
● Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain kader pemberdayaan
masyarakat desa, kelompok ekonomi produktif, kelompok usaha
ekonomi produktif, kelompok perempuan, kelompok tani,
kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok
pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok
pemuda, dan kelompok lainnya sesuai dengan kondisi desa.
5) Bidang Belanja Tak terduga.
20
Bidang belanja tak terduga merupakan keadaan luar bisa yang sifatnya
tidak biasa atau tidak diharapkan berulang atau mendesak antara lain,
dikarenakan bencana alam, sosial, kerusakan darana dan prasarana.Pada
keadaan ini pemerintah Desa dapat melakukan belanja yang belum
tersedia amggarannya. Namun tetap harus dengan keputusan
Bupati/walikota untuk melaksanakan belanja takterduga dalam APB
Desa terlebih dahulu harus membuat RAB yang telah disahkan oleh
Kepala Desa.
● Jenis Belanja
Klasifikasi Belanja berdasarkan jenis terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja
Barang/Jasa, dan Belanja Modal.
1) Belanja Pegawai
Belanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan
tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desaserta tunjangan BPD
yang pelaksanaannya dibayar setiap bulan. Belanja Pegawai
dianggarkan dalam kelompok penyelenggaraan pemerintah desa,
dengan kegiatan pembayaran tetap dan tunjangan.
2) Belanja Barang/jasa
Belanja Barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12(dua
belas) bulan. Belanja Barang dan Jasa antara lain, Alat tuliskantor,
benda pos, bahan/material, pemeliharaan, cetak/penggandaan, sewa
kantor desa, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan
minuman rapat, pakaian dinas dan atributnya, perjalanan dinas, upah
kerja, honorarium narasumber/ahli, operasional pemerintah desa,
operasional BPD, insentif rukun tetangga/rukun warga, dan pemberian
barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.
3) Belanja Modal
21
Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan yang digunakan untuk kegiatan
penyelenggaraan kewenangan desa antara lain, pembangunan jalan
desa, pembangunan jembatan desa, pengadaan komputer, pengadaan
meublair, dan lain sebainya.
3. Pembiayaan Desa
Merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan
desa terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
A. Penerimaan Pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan terdiri dari:
B. Pengeluaran Pembiayaan.
22
Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari:
2) Pernyataan Modal
Pernyataan modal digunakan untuk pemerintah daerah agar dapat
melakukan pernyataan modal desa yaitu BUM Desa [12].
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) digunakan dalam tugas akhir ini
karena sebagai dasar dari proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan tidak dapat berjalan
jika proses pengaggaran belum dilaksanakan. Pada proses pelaksanaan membutuhkan
beberapa data dari hasil proses penganggaran.
Menurut Permendagri nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
dijelaskan pada pasal 1 ayat 6 yang berbunyi “Pengelolaan Keuangan Desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa”. Desa memiliki kewenangan
khusus untuk mengatur dan mengurus penerimaan dan pengeluaran dana yang
penggunaannya harus dimanfaatkan untuk kemakmuran Desa. Oleh karena itu
perangkat Desa menjadi kunci utama dalam proses Pengelolaan Keuangan Desa.
Dalam Pemendagri terdapat beberapa bab yang menjelaskan Pengelolaan Keuangan
23
Desa salah satunya yaitu Bab 5. Berikut adalah pasal-pasal pada Bab 5 yang berkaitan
dengan proses pelaksanaan pengelolaan keuangan desa:
24
● Pasal 37 yang yang menjelaskan Kepala Desa menyampaikan Laporan Realisasi
APBDes kepada Bupati/Walikota berupa Laporan Semester Pertama yang yaitu
Laporan Realisasi APBDes yang disampaikan paling lambat bulan Juli tahun
berjalan dan Laporan Semerter Akhir yang disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
● Pasal 38 yang menjelaskan Kepala Desa menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi APBDes kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun
anggaran yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembayaran yang ditetapkan
dalam Peraturan Desa dengan dilampiri format Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDes tahun anggaran berkenaan, format Laporan
Kekayaan Milik Desa per 31 Desember tahun anggaran berkenaan dan format
Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.
● Pasal 39 yang menjelaskan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APBDes merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
● Pasal 40 yang menjelaskan Laporan Realisasi dan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi APBDes diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan media
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat berupa papan pengumuman, radio
komunikasi, dan media informasi lainnya.
● Pasal 41 yang menjelaskan Laporan Realisasi dan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan APBDes disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui
Camat atau sebutan lain paling lambat 1 bulan setelah akhir tahun anggaran
berkenaan.
● Pasal 42 yang menjelaskan format Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes,
Buku Pembantu Kas Kegiatan, RAB dan SPP serta Pernyataan Tanggungjawab
Belanja, Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes pada semester pertama dan
semester akhir tahun serta Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
APBDes.
● Pasal 43 yang menjelaskan Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan
Keuangan Desa diatur dalam Peraturan Bupati/Walikot
25
2.2 Teknologi Dan Tools Pendukung
Berikut teknologi dan tools pendukung yang akan digunakan dalam membangun
aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa.
2.2.1 Angular
1. Depedency Injection.
2. Aspect Oriented Programming.
3. Spring MVC dan Restful Web Service.
4. Support koneksi database, dsb.
26
2.2.3 MySQL
27
BAB III
ANALISIS
Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari sistem yang sedang pada desa
Kertawangi. Analisis pada sistem yang sedang berjalan ini meliputi : analisis proses
bisnis pada proses penganggaran dan pelaporan, analisis data yang dibutuhkan,
analisis arsitektur, business rules, pengguna dan perannya dan domain model.
Hasil yang diperoleh dan evaluasi yang dilakukan dari tahap analisis ini dapat
digunakan untuk membuat solusi dalam menentukan requirements untuk membuat
perancangan Pengembangan Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dengan
Arsitektur microservice.
Analisis Sistem yang Sedang Berjalan menjelaskan proses bisnis, aturan bisnis,
analisis data dan domain model pada proses-proses yang terkait dalam proses
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa pada aplikasi SISKEUDES di desa
Kertawangi. Tujuan dari menganalisis sistem yang berjalan adalah agar dapat
mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam sistem serta
sebagai acuan untuk pengembangan aplikasi pengelolaan keuangan desa dengan
arsitektur microservice. Untuk kemudian kelebihan yang ada pada sistem itu
dipertahankan dan kekurangan pada sistem di kembangkan menjadi lebih baik.
Sistem yang sedang berjalan adalah proses-proses yang terkait dalam proses
pelaksanaan pada aplikasi pengelolaan keuangan desa pada aplikasi SISKEUDES
di desa Kertawangi. Aplikasi ini berbasis dekstop application dan menggunakan
penyimpanan data ODBC. Aplikasi ini menangani proses perencanaan,
penganggaran, penatausahaan dan pelaporan.
28
pengelolaan data anggaran belanja, pengelolaan data anggaran pendapatan dan
pengelolaan data anggaran pembiayaan. Proses penatausahaan meliputi buku-buku
atau dokumen terkait pengelolaan keuangan desa. Proses pelaporan meliputi
laporan-laporan terkait pengelolaan keuangan desa.
Untuk menganalisis proses-proses yang terdapat pada sistem yang berjalan, maka
perlu mengetahui stakeholder dan perannya terlebih dahulu. Berikut ini penjelasan
stakeholder beserta peran dan tugasnya.
29
5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban APB Desa.
Rules:
Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung
tanggal pelantikan dan dapat menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa
jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
3 Ketua Role:
Pelaksana Perangkat desa yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan
bidangnya.
Task:
1. Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Melaksanakan kegiatan dan/ atau bersama Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang telah ditetapkan di dalam APB
Desa.
3. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban
anggaran belanja kegiatan.
4. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
5. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala
Desa.
6. Mengajukan SPP dan melengkapi dengan bukti-bukti
pendukung atas beban pengeluaran pelaksanaan.
Rule:
-
4 Bendahara Role:
Desa Bendahara Desa yang bertugas menerima, menyampaikan, menyetor/
membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam
rangka pelaksanaan APB Desa.
Task:
30
1. Menerima, menimpan, menyetorkan/membayar.
2. Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya.
3. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta
melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
4. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan
pertanggungjawaban.
Rule:
-
Pada sistem sejenis terdapat enam proses pengelolaan data penganggaran yaitu
penganggaran data umum, penganggaran RAB, penganggaran APBDesa. Berikut
rincian alur proses, penjelasan proses dan data yang dibutuhkan pada setiap proses:
1. Penganggaran Data Umum
Berikut adalah gambar proses penginputan data Umum Desa, dan tabel
penjelasan proses penginputan data Umum Desa dari proses penganggaran Data
Umum Desa.
31
Nama Proses Penganggaran Data Umum Desa
No Proses PA-SJ-03
Proses Bisnis 1. Input data umum desa
Sekretaris desa memasukan data umum desa
2. Simpan data umum desa
3. Data umum desa disimpan
Sistem menyimpan data umum desa
Business Rules Seluruh data RPJMDes telah disimpan kedalam sistem.
32
Nama Proses Penganggaran Kegiatan
No Proses PA-SJ-04
Proses Bisnis 1. Memilih Bidang Kegiatan
Sekertaris desa memilih data Bidang Kegiatan yang sudah tersedia
pada sistem.
2. Memilih Kegiatan berdasarkan Bidang Kegiatan
Sekertaris desa memilih data Kegiatan berdasarkan Bidang
Kegiatan yang sudah tersedia pada sistem.
3. Input data rincian kegiatan
Sekertaris desa memasukan data Rincian Kegiatan.
4. Simpan data Rincian Kegiatan
5. Data Rincian Kegiatan disimpan.
Sistem menyimpan data Rincian Kegiatan.
Business Rules .
33
Uraian Nama uraian yang akan dilaksanakan
Anggaran Anggaran dana yang dikeluarkan
Volume Perkiraan besaran yang akan dilaksanakan
Harga Satuan Harga satuan dari besaran yang dilaksanakan
Jumlah Jumlah dari besaran volume dan harga satuan
Jumlah Total Jumlah total keseluruhan pelaksananaan pada kegiatan yang
dilaksanakan
Wali Negari Nama Kepala Desa
Sekretaris Desa Nama Sekretaris Desa
Pelaksana Kegiatan Nama Pelaksana Kegaiatan
34
Pembiayaan Jenis Pembiayaan yang dilaksnakan
Jumlah Pembiayaan Jumlah Pembiayaan yang dilaksnakan
Sisa Lebih Perhitungan Jumlah SiLPA dari hasi Pembiayaan
Anggaran
Anggaran Jumlah anggaran yang dilaksanakan
Keterangan Keterangan dari setiap jenis kegiatan yang dilaksanakan
Wali Negari Nama Kepala Desa
3. Penganggaran Pendapatan
35
Berikut adalah gambar proses penginputan data Pendapatan Desa, dan tabel
penjelasan proses penginputan data Pendapatan Desa dari proses penganggaran data
Pendapatan Desa.
36
Nama Proses Penganggaran Pendapatan
No Proses PA-SJ-05
Proses Bisnis 1. Memilih Kelompok Pendapatan
Sekertaris desa memilih data Kelompok Pendapatan yang sudah
tersedia pada sistem.
2. Memilih Jenis Pendapatan berdasarkan Kelompok Pendapatan
Sekertaris desa memilih data Jenis Pendapatan berdasarkan
Kelompok Pendapatan yang sudah tersedia pada sistem.
3. Memilih Obyek Pendapatan berdasarkan Jenis Pendapatan
Sekertaris desa memilih data Obyek Pendapatan berdasarkan
Jenis Pendapatan yang sudah tersedia pada sistem.
4. Simpan data Kelompok, Jenis dan Obyek Pendapatan
5. Data Kelompok, Jenis dan Obyek Pendapatan disimpan
Sistem menyimpan data Kelompok, Jenis dan Obyek Pendapatan.
6. Input Data Rincian Obyek Pendapatan
Sekertaris Desa memasukan data Rincian Obyek Pendapatan.
7. Simpan data Rincian Obyek Pendapatan
8. Data Obyek Rincian Pendapatan disimpan
Sistem menyimpan data Rincian Obyek Pendapatan.
Business Rules
4. Penganggaran Pembiayaan
Berikut adalah gambar proses penginputan data Pembiayaan Desa dan tabel
penjelasan proses penginputan data Pembiayaan Desa dari proses
penganggaran.
37
Gambar 8 Penganggaran Pembiayaan
38
Tabel 8 Penganggaran Pembiayaan
Nama Proses Penganggaran Pembiayaan
No Proses PA-SJ-06
Proses Bisnis 1. Memilih Kelompok Pembiayaan
Sekertaris desa memilih data Kelompok Pembiayaan yang sudah tersedia pada
sistem.
2. Memilih Jenis Pembiayaan berdasarkan Kelompok Pembiayaan
Sekertaris desa memilih data Jenis Pembiayaan berdasarkan Kelompok
Pembiayaan yang sudah tersedia pada sistem.
3. Memilih Obyek Pembiayaan berdasarkan Jenis Pembiayaan
Sekertaris desa memilih data Obyek Pembiayaan berdasarkan Jenis Pembiayaan
yang sudah tersedia pada sistem.
4. Simpan data Kelompok, Jenis dan Obyek Pembiayaan
5. Data Kelompok, Jenis dan Obyek Pembiayaan disimpan
Sistem menyimpan data Kelompok, Jenis dan Obyek Pembiayaan.
6. Input Data Rincian Obyek Pembiayaan
Sekertaris Desa memasukan data Rincian Obyek Pembiayaan.
7. Simpan data Rincian Obyek Pembiayaan
8. Data Obyek Rincian Pembiayaan disimpan
Sistem menyimpan data Rincian Obyek Pembiayaan.
Business Rules
Pada sistem sejenis terdapat tiga tahap dari proses penatausahaan yaitu Pengelolaan
Buku kas umum desa, pembantu pajak, dan Buku Bank. Berikut rincian alur proses,
penjelasan proses dan data yang dibutuhkan pada setiap tahap:
1. Buku Kas Umum
Berikut adalah gambar proses penginputan data Buku Kas Umum Desa, tabel
penjelasan proses penginputan data penatausahaan Buku Kas Umum Desa,
gambar format hasil dari penginputan data penatausahaan Buku Kas Umum
Desa, dan tabel kebutuhan data Buku Kas Umum Desa dari proses
penatausahaan data Buku Kas Umum Desa.
39
Gambar 9 Pencatatan Buku Kas Umum
Tabel 9 Pencatatan Buku Kas Umum
Nama Proses Input Data Penatausahaan
No Proses PA-SJ-09
Business Process 1. Memilih Menu Penatausahaan
2. Memilih Buku Bank Desa
3. Input Data Bank Desa
4. Simpan Data Buku Bank
Business Rules Data Kas umum telah tersimpan pada system
40
Tabel 10 Penjelasan Buku Kas Umum
Data masukkan Penjelasan
(input)
Periode Periode yang dilaksnakan
No Nomor transaksi (Penyesuaian penginputan)
Tanggal Tanggal Transaksi
Rekening Kode Rekening Bank
Uraian Nama tansaksi yang dilakukan
Penerimaan Penerimaan transaksi
Pengeluaran Pengeluaran transaksi
Nomor Bukti Nomor bukti transaksi
Pengeluaran Komulatif Pengeluaran Komulatif dari penerimaan dan pengeluaran
Saldo Jumlah saldo di Bank
Wali Negari Nama Kepala Desa
Bendahara Desa Nama Bendahara Desa
41
Nama Proses Input Data Buku Pembantu Pajak
No Proses PA-SJ-10
Business Process 1. Memilih Menu Penatausahaan
2. Memilih Buku Pembantu Pajak
3. Input Data Bank Desa
4. Simpan Data Buku Pembantu Pajak
Business Rules Data pembantu pajak telah tersimpan pada system
3. Buku Bank
Berikut adalah gambar proses penginputan data Buku Bank Desa, tabel
penjelasan proses penginputan data penatausahaan Buku Bank Desa,
gambar format hasil dari penginputan data penatausahaan Buku Bank Desa,
dan tabel kebutuhan data Buku Bank Desa dari proses penatausahaan data
Buku Bank Desa.
42
Gambar 13 Sistem Sejenis Format Data Buku Bank
Pada sistem sejenis terdapat dua tahapan proses pelaporan yaitu menampilkan
laporan semesteran dan menampilkan laporan akhir tahun. Berikut rincian alur
proses, penjelasan proses dan data yang dibutuhkan pada setiap proses :
1. Laporan Semester Pertama
43
Berikut adalah gambar proses penginputan data Laporan Semester Pertama
Desa, tabel penjelasan proses penginputan data pelaporan Laporan Semester
Pertama Desa, gambar format hasil dari penginputan data pelaporan Hasil
Kekayaan Milik Desa, dan tabel kebutuhan data Laporan Hasil Kekayaan Milik
Desa dari proses pelaporan data Laporan Semester Pertama.
44
Nama Proses Pelaporan laporan semester
No Proses PA-SJ-12
Business Process 1. Memilih Penatausahaan pada menu entri data.
2. Memilih Mutasi Kas pada daftar menu penatausahaan.
3. Memilih Biaya Admin Desa pada menu Mutasi Kas
4. Menginputkan data Biaya Admin Desa.
5. 5.a Menambahkan data pada Biaya Admin Desa.
5.b Menyimpan data pada Biaya Admin Desa.
6. 6.a Kembali pada no 4.
6.b Memilih Laporan pada menu entri data.
7. Melihat Penatausahaan pada Buku Kas Umum Desa, Buku
Pembantu Bank, Buku Pembantu Pajak.
8. Memilih Jurnal penyesuaian pada menu penatausahaan.
9. 9.a Menambahkan data pada jurnal
9.b Menyimpan data jurnal pada system
10. 10.a Kembali pada no 8
10.b Melihat Laporan Realiasasi Anggaran Semesteran
Business Rules Seluruh data Laporan Semesteran telah tersimpan pada system
45
Kode Kode kekayaan milik desa (Penyesuaian penginputan)
Uraian Uraian Pennjelasan kekayaan milik desa
Tahun pelaksanaan Tahun pelaksanaan kekayaan milik desa sampai masa periode.
Jumlah Jumlah total dari tiap tahun pelaksanaan.
Wali Negari Nama Kepala Desa
46
Nama Proses Laporan akhir tahun
No Proses PA-SJ-13
Business Process 1. Memilih laporan pada menu entri data2
2. Memilih penatausahaan pada menu laporan
3. Melihat laporan Buku Kas Umum Desa
4. Mencetak Buku Kas Umum Desa
5. Melihat Laporan Buku Pembantu Pajak
6. Mencetak Buku Pembantu Pajak
7. Melihat Laporan Buku Pembantu Bank
8. Mencetak Buku Pembantu Bank
9. Memilih Pembukuan pada menu laporan
10. Melihat Laporan Realisasi Anggaran Semesteran1
11. Mencetak Laporan Realisasi
Business Rules Data kebutuhan laporan sudah tersimapan pada sistem
47
Jumlah Jumlah total Realiasasi Anggaran
Wali Negari Nama Kepala Desa
Pada Aplikasi SISKEUDES terdapat beberapa service dan store front UI dan
aplikasi tersebut mengakses data yang tersimpan pada Microsoft Access. Service-
service dan store front UI ini tergabung dalam satu bundle/package dan setiap
service tersebut mengakses data yang tersimpan pada Microsoft Access. Berikut
adalah gambar arsitektur pada aplikasi SISKEUDES :
Domain model ini digambarkan untuk mengetahui objek apa saja yang terdapat
pada Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa. Domain Model Aplikasi Pengelolaan
Keuangan Desa pada desa Kertawangi digambarkan pada gambar ...
48
Gambar 19 Domain Model Pelaksanaan
49
3.2 Analisis Proses Pelaksanaan Pada Juklak
Pada tahapan Pelaksanaan dilakukan untuk dapat merealisasikan APB Desa yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan desa sesuai dengan APB Desa
terdapat Pelaksanaan Pendapatan dan Pelaksanaan Belanja, berikut bisnis proses pada
pelaksanaan dalam pendapatan dan belanja desa.
1. Pelaksanaan pendapatan
Pada pendapatan terdapat beberapa bisnis proses pendapatan, yaitu terkait
pendapatan asli desa dan pendapatan transfer.
● Pendapatan Asli Desa
Berikut ini gambaran dan penjelasan terkait bisnis proses Pelakasnaan
penerimaan Pendapatan Desa.
50
Gambar 20 Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan Retribusi/Pungutan/dan Sewa
No Proses BP-AI-01
51
desa dan pelaksanaan penerimaan retribusinya.
2. Menerima uang pembayaran sewa/retribusi/pungutan dan membuat
karcis/tiket/bukti retribusi/ kuitansi tanda terima
Bendahara Desa menerima uang pembayaran sewa/retribusi/pungutan
penerimaan desa yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa. Kemudian
Bendahara membuat karcis/tiket/bukti retribusi/kuitansi tanda terima
sebagai bukti bahwa Bendahara Desa telah menerima uang pembayaran
dari masyarakat.
3. Menerima karcis/tiket/bukti retribusi/kuitansi tanda terima.
Masyarakat menerima karcis/tiket/bukti retribusi/kuitansi tanda terima
dari Bendahara Desa bahwa telah menerima uang pembayaran.
4. Melakukan pencatatan dalam Buku Kas Umum dan Buku Rincian
Pendapatan.
Bendahara Desa melakukan pencatatan seluruh retribusi desa yang telah
diterima ke dalam Buku Kas Umum dan Buku Rincian Pendapatan.
5. Penyetoran penerimaan bank dan membuat bukti setor.
Bendahara Desa melakukan penyetoran penerimaan dana ke bank.
kemudian bank membuat bukti stor sebagai bukti telah menerima
penyetoran penerimaan dana bank.
6. Melakukan pencatatan pada buku bank.
Bendahara Desa menerima bukti penyetoran dana dan melakukan
pencatatan pada buku bank.
52
Gambar 21 Pelaksanaan Ketuplak Penerimaan Pendapatan Swadaya Masyarakat
No Proses BP-AI-02
Bisnis Proses 1. Menerima bantuan dari masyarakat berupa uang dan barang/jasa.
Ketua Pelaksana menerima bantuan secara langsung berupa uang dan
barang/jasa yang dikumpulkan dari masyarakat desa.
2. Menilai bantuan masyarakat berupa barang/jasa dalam nilai
rupiah.
Barang/jasa yang telah diterima oleh Kepala Desa harus
dikonversikan/dinilai dengan uang (rupiah) dengan menggunakan
harga pasar setempat dan berdasarkan RAB yang telah dibuat
sebelumnya.
3. Mencatat dalam Buku Pembantu Kas Kegiatan.
Setelah penerimaan atas swadaya dari masyarakat yang telah
dirupiahkan, kemudian Ketua Pelaksana mencatat kedalam Buku
53
Pembantu Kas Kegiatan.
4. Menerima penyetoran penerimaan bantuan masyarakat dan
membuat kuitansi/tanda terima.
Bendahara Desa menerima penyetoran bantuan masyarakat yang telah
dirupiahkan, kemudian Bendahara Desa membuat bukti
penerimaannya berupa kuitansi/tanda terima barang.
5. Penerimaan penyetoran pendapatan dan membuat bukti setor.
Bank menerima penyetoran pendapatan dari Bendahara Desa dan
membuat bukti setor sebagai tanda bahwa pendapatan telah disetorkan
ke bank.
6. Melakukan pencatatan dalam Buku Kas Umum dan Buku Rincian
Pendapatan.
Setelah Bendahara Desa menerima bukti setor dari bank , kemudian
Bendahara Desa mencatat penyetoran barang yang telah dirupiahkan
ke dalam Buku Kas Umum dan Buku Rincian Pendapatan untuk dibuat
daftar hadir atas orang-orang yang telah menyumbang.
54
Tabel 20 Pelaksanaan Ketua RT Menerima Pendapatan Swadaya Masyarakat
Nama Proses Pelaksanaan Ketua RT/Kepala Dusun Menerimaan Pendapatan Swadaya
Masyarakat
No Proses BP-AI-03
● Pendapatan Transfer
Dana Desa ditransfer melalui APB Desa Kabupaten/Kota ke APB Desa.
Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahan bukuan dari RKUN
ke RKUD, selanjutnya dari Kabupaten/Kota diselurkan ke desa dilakukan
dengan cara pemindahan bukuan dari RKUD ke Rekening Kas Desa.
Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan
dengan ketentuan:
1. Tahap I pada bulan April sbesar 40%.
55
2. Tahap II pada bulan Agustus sebesar 40%.
3. Tahap II pada bulan November sebesar 40%.
Penyaluran Dana Desa setiap tahap dilakukan paling lambat pada minggu
kedua, yang dilakukan setelah diterima di Kas Daerah. Penyaluran Dana telah
dilakukan paling lambat pada minggu kedua, yang dilakukanpaling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah diterima di Kas Daerah.
No Proses BP-AI-04
56
yang akan ditransfer, kemudain Bank menerima dana dan membuat
note transfer dari Bupati/walikota/Gubernur ke Bendahara Desa.
3. Melakukan Pengecekan pada Rekening Kas Desa di Bank.
Bendahara Desa melakukan pengecekan pada Rekening Kas Desa di
Bank dari hasil keputusan Bupati/Walikota/Gubernur mengenai DD,
ADD, Bagi Hasil Pajak/Retribusi dan bantuan keuangan.
4. Melakukan Pencatatan ke Buku Bank dan Buku Rincian
Pendapatan.
Setelah Bendahara mendapatkan dana transfer desa dari
Bupati/Walikota/Gubernur kemudian Bendahara Desa melakukan
pencatatan ke Buku Bank dan Buku Rincian Pendapatan atas dana
transfer yang masuk dari pemerintah.
● Pendapatan Lain-lain
Pelaksanaan penerimaan dari hibah, sumbangan, dan lain-lain pendapatan desa
yang sah, berupa kas dilakukan melalui Bendahara Desa harus segera
disetorkan ke Rekening Kas Desa. Pencatatatn penerimaan dari hibah,
sumbangan, dan lain-lain pendapatan desa yang sah harus disertai dengan bukti
yang lengkap dan sah antara kuitansi penerimaan.
2. Pelaksanaan Belanja
Setelah APB Desa telah ditetapkan dalam bentuk Peraturan Desa, Pada Belanja
Pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang diatur dalam
keputusan Kepala Desa, oleh karena itu belanja pegawai dan operasional dapat
dilakukan tanpa perlu menunggu penetapan APB Desa. Dalam pelaksanaan Belanja
Ketua Pelaksana diwajibkan untuk membuat RAB dan SPP untuk realisasi APB Desa
dan pengajuan pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.
A. RAB
Berikut ini alur pengajuan dan persetujuan RAB:
57
Gambar 24 Pelaksanaan Persetujuan RAB
No Proses BP-AI-05
58
Gambar 25 Pelaksanaan Pembayaran Tanpa Melalui Panjar
No Proses BP-AI-06
59
6. Mencatat ke Buku Pembantu Kas Kegiatan.
Ketua Pelaksana mendapatkan kuitansi pembayaran dan
mengarsipkan ke dalam Buku Pembantu Kas Kegiatan.
No Proses BP-AI-07
60
5. Membuat Kuitansi Pembayaran
Pihak Ketiga yang bersangkutan mambuat kitansi Pembayaran untuk
pembayaran panjar.
6. Mencatat ke Buku Pembantu Kas Kegiatan.
Ketua Pelaksana mendapatkan kuitansi pembayaran dan
mengarsipkan ke dalam Buku Pembantu Kas Kegiatan.
Dari hasil analisis sistem yang sedang berjalan didapatkan hasil bahwa setiap fitur pada
aplikasi SISKEUDES sudah berjalan dengan sangat baik. Seluruh fitur pada aplikasi
ini sudah mampu menangani dan mengelola data penglolaan keuangan desa. Proses
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa pada aplikasi ini dikelola oleh beberapa fitur
yang meliputi penganggaran, penatausahaan dan pelaporan.
Tetapi pada aplikasi SISKEUDES ini, arsitektur yang digunakan masih monolitik.
Berikut adalah tabel yang menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari arsitektur
monolitik:
Kelebihan Kekurangan
Karena aplikasi pengelolaan keuangan desa yang akan dibangun pada Tugas Akhir ini
menggunakan arsitektur microservice, maka proses pelaksanaan yang sudah ditangani
oleh beberapa fitur pada aplikasi SISKEUDES akan dibuat menjadi terpisah. Proses
pelaksanaan pada aplikasi yang akan dibangun meliputi pengelolaan data realisasi
belanja, data realisasi pendapatan, data realisasi pembiayaan, laporan realisasi belanja,
61
laporan realisasi pendapatan laporan realisasi pembiayaan dan laporan realisasi
keseluruhan.
Analisis data diperlukan untuk mengetahui data yang akan digunakan. Analisis data
berikut ini didasarkan pada informasi yang ditampilkan dari sistem sejenis pada desa
Kertawangi dan buku petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
Data yang ditampilkan pada sistem sejenis berupa halaman penampilan data dan
halaman isian isian data. Selain itu, sistem sejenis dapat membuat laporan secara
otomatis dari hasil penginputan data.
Data yang di analisis dari petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan desa berupa
laporan – laporan terkait pengelolaan keuangan desa. Laporan-laporan tersebut
ditampilkan dalam bentuk gambar dan mempunyai struktur nya masing-masing.
Data yang didapatkan berdasarkan hasil analisis sistem berjalan hingga data yang akan
dibutuhkan untuk membangun Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dengan arsitektur
microservice akan dijelaskan sebagai berikut:
62
Tabel 27 Data Realisasi Belanja
Nama Data Realisasi Belanja
Deskripsi Informasi mengenai data dari proses Pelaksanaan Belanjan Desa yang akan
menjadi data peraturan desa yang akan menjadi dokumen LRA semabai bukti
pelaksanaan.
Frekuensi Ketua Pelaksana telah merencanakan APB Desa terekait belanja.
Bentuk Data Informasi
Struktur Data Kode Kegiatan + Nama Kegiatan + Lokasi + Waktu + Nama PPTKD + Pagu +
Pagu setelah Perubahan + Keluaran + Kode Objek Belanja + Anggaran + Kode
Rincian + No Urut + Uraian + Jumlah Satuan + Sumberdana + Anggaran +
Perubahan + Jumlah..
Berikut adalah kesimpulan dan usulan solusi dari hasil analisis proses pelaksanaan
pada sistem sejenis dan proses pelaksanaan pada petunjuk pelaksanaan :
Berdasarkan hasil analisis proses pelaksanaan pada sistem sejenis dan petunjuk
pelaksanaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada sistem yang sedang berjalan, seluruh proses pengelolaan keuangan desa sudah
berjalan dengan semestinya.
2. Pada sistem yang sedang berjalan, data pelaksanaan dikelola melalui proses
penganggaran, penatausahaan dan pelaporan.
63
3. Pada petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan desa, proses pelaksanaan dibagi
menjadi tiga bagian yang meliputi pelaksanaan belanja, pelaksanaan pendapatan
dan pelaksanaan pembiayaan.
4. Struktur laporan pelaksanaan atau laporan realisasi anggaran hampir sama dengan
laporan APBD, yang membedakannya adalah adanya data tambahan berupa
anggaran dana dan lebih kurang dari setiap obyeknya.
5. Seluruh data pelaksanaan dikelola oleh sekretaris desa.
6. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan keseluruhan secara otomatis melalui
data yang sudah diinputkan sebelumnya.
7. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan belanja secara otomatis.
8. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan pembiayaan secara otomatis.
9. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan pendapatan secara otomatis.
Berdasarkan hasil analisis sistem sejenis dan petunjuk pelaksanaan, berikut usulan
solusi yang dibuat untuk memenuhi tujuan dari pembangunan aplikasi pengelolaan
keuangan desa dengan arsitektur microservice:
1. Aplikasi dapat mengelola data pelaksanaan.
2. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan keseluruhan secara otomatis melalui
data yang sudah diinputkan sebelumnya.
3. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan belanja secara otomatis.
4. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan pendapatan secara otomatis.
5. Aplikasi dapat membuat laporan pelaksanaan pembiayaan secara otomatis.
6. Data yang dikelola pada aplikasi yang akan dibangun dibagi menjadi tiga bagian
yang meliputi data pelaksanaan belanja, data pelaksanaan pembiayaan dan data
pelaksanaan pendapatan.
7. Data pelaksanaan belanja meliputi Bidang, kegiatan, kelompok belanja, jenis
belanja, obyek belanja dan rincian belanja.
64
8. Data pelaksanaan pembiayaan meliputi Bidang, kelompok pembiayaan, jenis
pembiayaan, obyek pembiayaan dan rincian pembiayaan.
9. Data pelaksanaan pendapatan meliputi Bidang kelompok pendapatan, jenis
pendapatan, obyek pendapatan dan rincian pendapatan.
Setelah membuat Use Case Texts, maka dapat diketahui object-object yang akan
digunakan dalam pembangunan aplikasi pengelolaan keuangan desa dengan arsitektur
microservice pada proses pelaksanaan. Object tersebut digambarkan pada domain
sistem seperti pada gambar ...
65
Gambar 27 Domain Sistem To-Be
66
BAB IV
REQUIREMENT APLIKASI PENGELOLAAN KEUANGAN
DESA
Sub bab ini menggambarkan use case diagram apliksai pengelolaan keuangan desa
bagian proses pelaksanaan. Menjelaskan fungsi yang ada dalam sistem dan siapa saja
yang menggunakan sistem.
67
4.2 Use Case Text Proses Pelaksanaan Aplikasi PKD
Sub bab ini menjelaskan use case diagram apliksai pengelolaan keuangan desa yang
telah digambarkan sebelumnya. Penjelasan Use Case Diagram Pengelolaan keuanan
desa terdapat pada Use Case Text sebagai berikut:
1. UC-01 Mengelola Data Laporan Pelaksanaan Belanja
68
8. REST API menyimpan data Bidang dan memberikan data Bidang berupa
JSON ke Sistem.
9. Sistem menampilkan data Bidang.
10. a. Jika Ketua Pelaksana ingin menambahkan data Kegiatan pada Bidang,
maka:
1. Ketua pelaksana memilih Bidang untuk diberikan Kegiatan.
2. Sistem menampilkan form input Kegiatan.
3. Ketua Pelaksana menginputkan:
- Kode Kegiatan
- Nama Kegiatan
- Keluaran
- Nama PPTKD
- Waktu
b. Jika Ketua Pelaksana ingin melihat data Kegiata pada setiap bidang nya,
maka :
1. Ketua Pelaksana memilih Bidang yang ingin dilihat detail Kegiatan nya.
2. Sistem menampilkan data Kegiatan pada setiap Bidang nya.
11. Ketua Pelaksana melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
12. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanbelanja.
13. REST API menyimpan data Kegiatan dan mengirim data Kegiatan berupa
JSON kepada Sistem.
14. Sistem menampilkan data Kegiatan.
15. a. Jika Ketua Pelaksana ingin menambahkan data Kelompok Belanja pada
Bidang, maka:
1. Ketua pelaksana memilih Kegiatan untuk diberikan Kelompok Belanja.
2. Sistem menampilkan form input Kelompok Belanja.
3. Ketua Pelaksana memilih data Kelompok untuk menginputkan:
- Akun Kelompok
- Nama Kelompok
b. Jika Ketua Pelaksana ingin melihat data Kelompok Belanja pada setiap
Kegiatan nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih Kegiatan yang ingin dilihat detail Kelompok
Belanja nya.
2. Sistem menampilkan data Kelompok Belanja pada setiap Kegiatan nya.
16. Ketua Pelaksana melakukan request menyimpan data yang telah di-input-
kan.
17. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanbelanja.
18. REST API menyimpan data Kelompok Belanja dan mengirim data
Kelompok Belanja kepada Sistem.
19. Sistem menampilkan data Kelompok Belanja.
20. a. Jika Ketua Pelaksana ingin menambahkan data Jenis Belanja pada
Kelompok Belanja, maka:
1. Ketua pelaksana memilih Kelompok Belanja untuk diberikan Jenis
Belanja.
2. Sistem menampilkan form input Jenis Belanja.
3. Ketua Pelaksana memilih data Jenis untuk menginputkan:
- Akun Jenis
- Nama Jenis
b. Jika Ketua Pelaksana ingin melihat data Jenis Belanja Pada Setiap
Kelompok Belanja nya, maka:
69
1. Ketua Pelaksana memilih Kelompok Belanja yang ingin dilihat detail
Jenis Belanja nya.
2. Sistem menampilkan data Jenis Belanja pada setiap Kelompok Belanja
nya.
21. Ketua Pelaksana melakukan request menyimpan data yang telah di-input-
kan.
22. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanbelanja.
23. REST API menyimpan Jenis Belanja dan mengirim data Jenis Belanja
berupa JSON kepada Sistem.
24. Sistem menampilkan data Jenis Belanja.
25. a. Jika Ketua Pelaksana ingin menambahkan data Obyek Belanja pada Jenis
Belanja, maka:
1. Ketua pelaksana memilih Jenis Belanja untuk diberikan Obyek Belanja.
2. Sistem menampilkan form input Obyek Belanja.
3. Ketua Pelaksana memilih data Obyek untuk menginputkan:
- Akun Obyek
- Nama Obyek
- Anggaran
b. Jika Ketua Pelaksana ingin melihat data Obyek Belanja pada setiap Jenis
Belanja nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih Jenis Belanja yang ingin dilihat detail Obyek
Belanja nya.
2. Sistem menampilkan Obyek Belanja pada setiap Jenis Belanja nya.
26. Ketua Pelaksana melakukan request menyimpan data yang telah di-input-
kan.
27. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanbelanja.
28. REST API menyimpan Obyek Belanja dan mengirim data Obyek Belanja
berupa JSON kepada Sistem.
29. Sistem menampilkan data Obyek Belanja.
30. a. Jika Ketua Pelaksana ingin menambahkan data Rincian Belanja pada
Obyek, maka:
1. Ketua pelaksana memilih Obyek Belanja untuk diberikan Rincian
Belanja.
2. Sistem menampilkan form input Rincian Belanja.
3. Ketua Pelaksana menginputkan:
- No Urut
- Uraian
- Jumlah
- Satuan
- Harga satuan
- Sumberdana
b. Jika Ketua Pelaksana ingin melihat data Rincian Belanja pada setiap
Obyek Belanja nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih Obyek Belanja yang ingin dilihat detail
Rincian Belanja nya.
2. Sistem menampilkan Rincian Belanja pada setiap Obyek Belanja.
31. Ketua Pelaksana melakukan request menyimpan data yang telah di-input-
kan.
32. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanbelanja.
33. REST API menyimpan data Rincian Belanja dan mengirim data Rincian
Belanja berupa JSON kepada Sistem.
70
34. Sistem menampilkan list Rincian Belanja.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Ketua Pelaksana memuat ulang Sistem untuk mengelola data realisasi belanja.
2. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements - Ketua Pelaksana tidak bisa menambah data realisasi belanja sebelum Sekretaris
mengisi data tahun pelaksanaan.
Technology and - Ketua Pelaksana mengelola data realisasi belanja dengan:
Data Variation 1. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 2. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
3. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
71
4. Satuan : satuan jumlah rincian belanja bertipe String.
5. Harga satuan : harga dari setiap satuan jumlah bertipe Integer.
6. Sumberdana : sumberdana setiap rincian belanja bertipe String.
72
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Bidang pada setiap tahun pelaksanaannya,
maka
1. Sekretaris memilih tahun pelaksanaan yang ingin dilihat detail Bidang
nya.
2. Sistem menampilkan data Bidang pada setiap tahun pelaksanaannya.
6. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
7. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpendapatan.
8. REST API menyimpan data Bidang dan memberikan data Bidang berupa
JSON ke Sistem.
9. Sistem menampilkan data Bidang.
10. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Kelompok Pendapatan pada
Bidang, maka:
1. Sekretaris memilih Bidang untuk diberikan Kelompok Pendapatan.
2. Sistem menampilkan form input Kelompok Pendaptan.
3. Sekretaris memilih data Kelompok untuk menginputkan:
- Akun Kelompok
- Nama Kelompok
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Kelompok Pendapatan pada setiap
Bidang nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih Bidang yang ingin dilihat detail Kelompok
Pendapatan nya.
2. Sistem menampilkan data Kelompok Pendapatan pada setiap Bidang
nya.
11. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
12. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpendapatan.
13. REST API menyimpan data Kelompok Pendapatan dan mengirim data
Kelompok Pendapatan kepada Sistem.
14. Sistem menampilkan data Kelompok Pendapatan.
15. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Jenis Pendapatan pada
Kelompok Pendapatan, maka:
1. Sekretaris memilih Kelompok Pendapatan untuk diberikan Jenis
Pendapatan.
2. Sistem menampilkan form input Jenis Pendapatan.
3. Ketua Pelaksana memilih data Jenis untuk menginputkan:
- Akun Jenis
- Nama Jenis
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Jenis Pendapatan Pada Setiap
Kelompok Pendapatan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Kelompok Pendapatan yang ingin dilihat detail Jenis
Pendapatan nya.
2. Sistem menampilkan data Jenis Pendapatan pada setiap Kelompok
Pendapatan nya.
16. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
17. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpendapatan.
18. REST API menyimpan Jenis Pendapatan dan mengirim data Jenis
Pendapatan berupa JSON kepada Sistem.
19. Sistem menampilkan data Jenis Pendapatan.
20. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Obyek Pendapatan pada Jenis
Pendapatan, maka:
1. Sekretaris memilih Jenis Pendapatan untuk diberikan Obyek
Pendapatan.
73
2. Sistem menampilkan form input Obyek Pendapatan.
3. Sekretaris memilih data Obyek untuk menginputkan:
- Akun Obyek
- Nama Obyek
- Anggaran
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Obyek Pendapatan pada setiap Jenis
Pendapatan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Jenis Pendapatan yang ingin dilihat detail Obyek
Pendapatan nya.
2. Sistem menampilkan Obyek Pendapatan pada setiap Jenis Pendapatan
nya.
21. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
22. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpendapatan.
23. REST API menyimpan Obyek Pendapatan dan mengirim data Obyek
Pendapatan berupa JSON kepada Sistem.
24. Sistem menampilkan data Obyek Pendapatan.
25. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Rincian Pendapatan pada Obyek,
maka:
1. Ketua pelaksana memilih Obyek Pendapatan untuk diberikan Rincian
Pendapatan.
2. Sistem menampilkan form input Rincian Pendapatan.
3. Sekretaris menginputkan:
- No Urut
- Uraian
- Jumlah
- Satuan
- Harga satuan
- Sumberdana
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Rincian Pendapatan pada setiap Obyek
Pendapatan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Obyek Pendapatan yang ingin dilihat detail Rincian
Pendapatan nya.
2. Sistem menampilkan Rincian Pendapatan pada setiap Obyek
Pendapatan.
26. Pendapatan melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
27. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpendapatan.
28. REST API menyimpan data Rincian Pendapatan dan mengirim data Rincian
Pendapatan berupa JSON kepada Sistem.
29. Sistem menampilkan list Rincian Pendapatan.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Sekretaris memuat ulang Sistem untuk mengelola data realisasi pendapatan.
2. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements - Sekretaris tidak bisa menambah data realisasi pendapatan sebelum data tahun
pelaksanaan.
74
Technology and - Sekretaris mengelola data realisasi pendapatan dengan:
Data Variation 1. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 2. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
3. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
75
Preconditions 1. Sekretaris memiliki data Bidang, Kegiatan, Kelompok Pembiayaan, Jenis
Pembiayaan dan Obyek Pembiayaan.
2. Sekretaris memiliki data rincian Pembiayaan.
Success Sekretaris berhasil menambahkan rincian Pembiayaan untuk setiap obyek Pembiayaan,
Guarantee Sistem berhasil melakukan request kepada REST API pelaksanaanpembiayaan, REST
API berhasil menyimpan, mengupdate dan mengambil data realisasi Pembiayaan.
Main Success 1. Sekretaris melakukan request untuk melihat data tahun pelaksanaan.
Scenario 2. Sistem melakukan request kepada REST API Pelaksanaan Pembiayaan untuk
mendapatkan data tahun pelaksanaan.
3. REST API Pelaksanaan Pembiayaan memberikan data tahun pelaksanaan
berupa JSON.
4. Sistem menampilkan list tahun pelaksanaan.
5. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Bidang pada tahun pelaksanaan,
maka:
1. Sekretaris memilih tahun pelaksanaan untuk diberikan Bidang.
2. Sistem menampilkan form input Bidang.
3. Sekretaris memilih data Bidang untuk menginputkan:
- Kode Bidang
- Nama Bidang
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Bidang pada setiap tahun pelaksanaannya,
maka
1. Sekretaris memilih tahun pelaksanaan yang ingin dilihat detail Bidang
nya.
2. Sistem menampilkan data Bidang pada setiap tahun pelaksanaannya.
6. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
7. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpembiayaan.
8. REST API menyimpan data Bidang dan memberikan data Bidang berupa
JSON ke Sistem.
9. Sistem menampilkan data Bidang.
10. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Kelompok Pembiayaan pada
Bidang, maka:
1. Sekretaris memilih Bidang untuk diberikan Kelompok Pembiayaan.
2. Sistem menampilkan form input Kelompok Pendaptan.
3. Sekretaris memilih data Kelompok untuk menginputkan:
- Akun Kelompok
- Nama Kelompok
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Kelompok Pembiayaan pada setiap
Bidang nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih Bidang yang ingin dilihat detail Kelompok
Pembiayaan nya.
2. Sistem menampilkan data Kelompok Pembiayaan pada setiap Bidang
nya.
11. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
12. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpembiayaan.
13. REST API menyimpan data Kelompok Pembiayaan dan mengirim data
Kelompok Pembiayaan kepada Sistem.
14. Sistem menampilkan data Kelompok Pembiayaan.
15. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Jenis Pembiayaan pada
Kelompok Pembiayaan, maka:
1. Sekretaris memilih Kelompok Pembiayaan untuk diberikan Jenis
Pembiayaan.
76
2. Sistem menampilkan form input Jenis Pembiayaan.
3. Ketua Pelaksana memilih data Jenis untuk menginputkan:
- Akun Jenis
- Nama Jenis
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Jenis Pembiayaan Pada Setiap
Kelompok Pembiayaan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Kelompok Pembiayaan yang ingin dilihat detail
Jenis Pembiayaan nya.
2. Sistem menampilkan data Jenis Pembiayaan pada setiap Kelompok
Pembiayaan nya.
16. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
17. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpembiayaan.
18. REST API menyimpan Jenis Pembiayaan dan mengirim data Jenis
Pembiayaan berupa JSON kepada Sistem.
19. Sistem menampilkan data Jenis Pembiayaan.
20. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Obyek Pembiayaan pada Jenis
Pembiayaan, maka:
1. Sekretaris memilih Jenis Pembiayaan untuk diberikan Obyek
Pembiayaan.
2. Sistem menampilkan form input Obyek Pembiayaan.
3. Sekretaris memilih data Obyek untuk menginputkan:
- Akun Obyek
- Nama Obyek
- Anggaran
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Obyek Pembiayaan pada setiap Jenis
Pembiayaan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Jenis Pembiayaan yang ingin dilihat detail Obyek
Pembiayaan nya.
2. Sistem menampilkan Obyek Pembiayaan pada setiap Jenis Pembiayaan
nya.
21. Sekretaris melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
22. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpembiayaan.
23. REST API menyimpan Obyek Pembiayaan dan mengirim data Obyek
Pembiayaan berupa JSON kepada Sistem.
24. Sistem menampilkan data Obyek Pembiayaan.
25. a. Jika Sekretaris ingin menambahkan data Rincian Pembiayaan pada
Obyek, maka:
1. Ketua pelaksana memilih Obyek Pembiayaan untuk diberikan Rincian
Pembiayaan.
2. Sistem menampilkan form input Rincian Pembiayaan.
3. Sekretaris menginputkan:
- No Urut
- Uraian
- Jumlah
- Satuan
- Harga satuan
- Sumberdana
b. Jika Sekretaris ingin melihat data Rincian Pembiayaan pada setiap Obyek
Pembiayaan nya, maka:
1. Sekretaris memilih Obyek Pembiayaan yang ingin dilihat detail
Rincian Pembiayaan nya.
77
2. Sistem menampilkan Rincian Pembiayaan pada setiap Obyek
Pembiayaan.
26. Pembiayaan melakukan request menyimpan data yang telah di-input-kan.
27. Sistem mengirim data kepada REST API pelaksanaanpembiayaan.
28. REST API menyimpan data Rincian Pembiayaan dan mengirim data
Rincian Pembiayaan berupa JSON kepada Sistem.
29. Sistem menampilkan list Rincian Pembiayaan.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
3. Sekretaris memuat ulang Sistem untuk mengelola data realisasi Pembiayaan.
4. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements - Sekretaris tidak bisa menambah data realisasi Pembiayaan sebelum data tahun
pelaksanaan.
Technology and - Sekretaris mengelola data realisasi Pembiayaan dengan:
Data Variation 4. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 5. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
6. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
78
Tabel 32 Use Case Text Menyetujui Laporan Pelaksanaan
Use Case Name Menyetujui Laporan Pelaksanaan
Scope Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa
Level User Goal
Primary Actor Kepala Desa
Stakeholders - Kepala Desa : melihat dan mengupdate status data tahun pelaksanaan.
and Interests - Sistem : melakukan request kepada REST API menyetujuipelaksanaan yang
dilakukan Kepala Desa untuk mengupdate dan mengambil data tahun
pelaksanaan beserta child nya.
- Rest API menyetujuipelaksanaan : mengupdate dan mengambil data
pelaksanaan yang berada di database
Preconditions 1. Kepala Desa belum melihat rincian data pelaksanaan.
2. Kepala Desa belum merubah status pelaksanaan.
Success Kepala Desa sudah melihat rincian data pelaksanaan dan merubah status tahun
Guarantee pelaksanaan.
Main Success 1. Kepala Desa melakukan request untuk melihat data tahun pelaksanaan.
Scenario 2. Sistem melakukan request kepada REST API Menyetujui Pelaksanaan untuk
mendapatkan data tahun pelaksanaan.
3. REST API Menyetujui Pelaksanaan memberikan data tahun pelaksanaan
berupa JSON.
4. Sistem menampilkan list tahun pelaksanaan.
5. a. Jika Kepala Desa ingin meruba status data tahun pelaksanaannya, maka :
1. Kepala Desa memilih tahun pelaksanaan yang ingin dirubah status nya.
2. Sistem menampilkan data tahun pelaksanaan per tahun pelaksanaan
beserta child nya
3. Kepala Desa menekan tombol verifikasi.
4. Sistem mengirim data kepada REST API Menyetujui Laporan.
5. REST API Menyetujui Laporan mengupdate data tahun pelaksanaan.
b. Jika Kepala Desa ingin melihat data tahun pelaksanaan beserta child nya,
maka:
1. Kepala Desa memilih tahun pelaksanaan.
2. Sistem menampilkan data pelaksanaan per tahun pelaksanaan beserta
child nya.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Kepala Desa memuat ulang Sistem untuk menyetujui Laporan Pelaksanaan.
2. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements
Technology and - Kepala Desa Menyetujui Laporan Pelaksanaan dengan:
Data Variation 1. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 2. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
3. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
79
1. Kode Desa : Kode desa langsung terisis ketika Kepala Desa sudah
login.
2. Tahun Pelaksanaan : Tahun pelaksanaan laporan bertipe String.
80
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaBidang yang ingin dilihat detail
RencanaKegiatan nya.
2. Sistem menampilkan data RencanaKegiatan pada setiap
RencanaBidangnya.
6. Pegawai Kecamatan melakukan request menyimpan data yang telah di-input-
kan.
7. Sistem mengirim data kepada REST API rencanapelaksanaan.
8. REST API menyimpan data RencanaKegiatan dan memberikan data
RencanaKegiatan berupa JSON ke Sistem.
9. Sistem menampilkan data RencanaKegiatan.
10. a. Jika Pegawai Kecamatan ingin menambahkan data RencanaKelompok
pada RencanaBidang, maka:
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaBidang untuk diberikan
RencanaKelompok .
2. Sistem menampilkan form input RencanaKelompok.
3. Pegawai Kecamatan mengisi data RencanaKelompok untuk
menginputkan:
- Akun RencanaKelompok
- Nama RencanaKelompok
b. Jika Pegawai Kecamatan ingin melihat data RencanaKelompok pada
setiap RencanaBidang nya, maka:
1. Ketua Pelaksana memilih RencanaBidang yang ingin dilihat detail
RencanaKelompok nya.
2. Sistem menampilkan data RencanaKelompok pada setiap
RencanaBidang nya.
11. Pegawai Kecamatan melakukan request menyimpan data yang telah di-
input-kan.
12. Sistem mengirim data kepada REST API rencanapelaksanaan.
13. REST API menyimpan data RencanaKelompok dan mengirim data
RencanaKelompok kepada Sistem.
14. Sistem menampilkan data RencanaKelompok .
15. a. Jika Pegawai Kecamatan ingin menambahkan data RencanaJenis pada
RencanaKelompok , maka:
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaKelompok untuk diberikan
RencanaJenis .
2. Sistem menampilkan form input RencanaJenis .
3. Ketua Pelaksana memilih data RencanaJenis untuk menginputkan:
- Akun RencanaJenis
- Nama RencanaJenis
b. Jika Pegawai Kecamatan ingin melihat data RencanaJenis Pada Setiap
RencanaKelompok nya, maka:
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaKelompok yang ingin dilihat
detail RencanaJenis nya.
2. Sistem menampilkan data RencanaJenis pada setiap RencanaKelompok
nya.
16. Pegawai Kecamatan melakukan request menyimpan data yang telah di-
input-kan.
17. Sistem mengirim data kepada REST API rencanapelaksanaan.
18. REST API menyimpan RencanaJenis dan mengirim data RencanaJenis
berupa JSON kepada Sistem.
19. Sistem menampilkan data RencanaJenis .
81
20.
a. Jika Pegawai Kecamatan ingin menambahkan data RencanaObyek pada
RencanaJenis , maka:
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaJenis untuk diberikan
RencanaObyek .
2. Sistem menampilkan form input RencanaObyek .
3. Pegawai Kecamatan memilih data RencanaObyek untuk menginputkan:
- Akun RencanaObyek
- Nama RencanaObyek
b. Jika Pegawai Kecamatan ingin melihat data RencanaObyek pada setiap
RencanaJenis nya, maka:
1. Pegawai Kecamatan memilih RencanaJenis yang ingin dilihat detail
RencanaObyek nya.
2. Sistem menampilkan RencanaObyek pada setiap RencanaJenis nya.
21. Pegawai Kecamatan melakukan request menyimpan data yang telah di-
input-kan.
22. Sistem mengirim data kepada REST API rencanapelaksanaan.
23. REST API menyimpan RencanaObyek dan mengirim data RencanaObyek
berupa JSON kepada Sistem.
24. Sistem menampilkan data RencanaObyek.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Pegawai Kecamatan memuat ulang Sistem untuk mengelola data
rencanarealisasi .
2. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements
Technology and - Pegawai Kecamatan mengelola data realisasi dengan:
Data Variation 1. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 2. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
3. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
82
Scope Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa
Level Sub Function
Primary Actor Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua Pelaksana dan Pegawai Kecamatan
Stakeholders - Kepala Desa : melihat data pelaksanaan.
and Interests - Sistem : melakukan request kepada REST API pelaksanaan untuk mengambil
data tahun pelaksanaan beserta child nya.
- Rest API pelaksanaan : mengambil data pelaksanaan yang berada di database
Preconditions Kepala Desa belum melihat rincian data pelaksanaan.
Success Kepala Desa sudah melihat rincian data pelaksanaan.
Guarantee
Main Success 1. Kepala Desa melakukan request untuk melihat data tahun pelaksanaan.
Scenario 2. Sistem melakukan request kepada REST API Menyetujui Pelaksanaan untuk
mendapatkan data tahun pelaksanaan.
3. REST API Menyetujui Pelaksanaan memberikan data tahun pelaksanaan
berupa JSON.
4. Sistem menampilkan list tahun pelaksanaan.
5. Kepala Desa memilih tahun pelaksanaan.
6. Sistem menampilkan data pelaksanaan per tahun pelaksanaan beserta child
nya.
Extensions *. Jika Sistem tidak merespon, maka terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
1. Kepala Desa memuat ulang Sistem untuk melihat Laporan Pelaksanaan.
2. Sistem memulihkan kesalahan yang terjadi pada Sistem.
Special - Perangkat yang digunakan harus memiliki koneksi internet.
Requirements
Technology and - Kepala Desa Menyetujui Laporan Pelaksanaan dengan:
Data Variation 1. Mouse dan keyboard apabila alat yang digunakan computer/laptop.
List 2. Trckpad dan keyboard apabila alat yang digunakan adalah laptop.
3. Touch Screen dan Trckpad apabila alat yang digunakan adalah ipad,
smartphone, atau sejenisnya.
Sub bab ini menjelaskan system sequence diagram dan operation contract apliksai
pengelolaan keuangan desa pada proses pelaksanaan yang telah digambarkan
sebelumnya. Berikut adalah SSD dan OC Pengelolaan keuanan desa proses
pelaksanaan:
83
84
Gambar 29 SSD Mengelola Data realisasi Belanja
85
86
Gambar 30 SSD Mengelola Data Realisasi Pendapatan
87
88
Gambar 31 SSD Mengelola Data Realisasi Pembiayaan
89
90
Gambar 32 SSD Mengelola Data Rencana Laporan Pelaksanaan
91
Gambar 33 SSD Menyetujui Laporan Pelaksanaan
92
Tabel 35 Contract CO1 requestPelaksanaan
Operation requestPelaksanaan()
Cross References Use case mengelola data realisasi belanja, mengelola data relalisasi
pendapatan dan mengelola data realisasi pembiayaan
Precondition Ketua Pelaksana dan Sekertaris belum memasukan data Bidang
Postcondition 1. Instansiasi listOfPelaksanaan dari ListOfPelaksanaan terbentuk.
2. Instansiasi dataBidang dari Bidang terbentuk.
3. Atribut listOfPelaksanaan.listOfPelaksanaan diisi data Pelaksanaan.
93
Tabel 39 Contract CO5 insertNewKegiatan
Operation insertNewKegiatan(idBidang, idKegiatan, namaKegiatan, waktu,
namaPPTKD, keluaran)
Cross References Use case mengelola data realisasi belanja, mengelola data relalisasi
pendapatan dan mengelola data realisasi pembiayaan
Precondition Ketua Pelaksana dan Sekertaris belum memasukan data Kegiatan
Postcondition 1. Atribut dataKegiatan.id_bidang diisi data idBidang.
2. Atribut dataKegiatan.id_kegiatan diisi data idKegiatan
3. Atribut dataKegiatan.nama diisi data namaKegiatan.
4. Atribut dataKegiatan.waktu diisi data waktu.
5. Atribut dataKegiatan.nama_pptkd diisi data namaPPTKD.
6. Atribut dataKegiatan.keluaran diisi data keluaran.
7. Kegiatan berasosiasi dengan Bidang sesuai dengan id_bidang yang
sama
94
2. Instansiasi dataJenis dari Jenis terbentuk.
3. Atribut dataKelompok.id_kelompok diisi data idKelompok.
95
Tabel 47 Contract CO13 insertNewRincian
Operation insertNewRincian(idObyek, idRincian, noUrut, uraian, jumlah, satuan,
hargaSatuan, sumberdana)
Cross References Use case mengelola data realisasi belanja, mengelola data relalisasi
pendapatan dan mengelola data realisasi pembiayaan
Precondition Ketua Pelaksana dan Sekertaris belum memasukan data Rincian
Postcondition 1. Atribut dataRincian.id_obyek diisi data idObyek.
2. Atribut dataRincian.id_rincian diisi data idRincian.
3. Atribut dataRincian.norut diisi data noUrut.
4. Atribut dataRincian.uraian diisi data uraian.
5. Atribut dataRincian.jumlah diisi data jumlah.
6. Atribut dataRincian.satuan diisi data satuan.
7. Atribut dataRincian.hs_rincian diisi data hargaSatuan.
8. Atribut dataRincian.sumberdana diisi data sumberdana.
9. Rincian berasosiasi dengan Obyek sesuai dengan id_obyek yang sama.
96
BAB V
PERANCANGAN APLIKASI
Pada bab ini dijelaskan mengenai rancangan aplikasi yang dikembangkan berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Rancangan ini meliputi
perancangan arsitektur microservice, web frontend, backend dan database.
5.1 Perancangan Frontend Application
Sub bab ini menjelaskan tentang perancangan frontend application yang dibangun
meliputi perancangan arsitektur, class, dan user interface yang akan dibangun pada
aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa.
5.1.1 Perancangan Arsitektur
Perancangan Arsitektur ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai
arsitektur frontend pada aplikasi pengelolaan keuangan desa proses pelaksanaan yang
digambarkan pada arsitektur diagram dan package diagram. Berikut arsitektur frontend
aplikasi pengelolaan keuangan desa proses pelaksanaan:
97
Gambar 35 Gambar Arsitektur Frontend dan Backend
98
Gambar 36 Package Diagram pada Frontend Website
99
5.1.2 Perancangan Class
Perancangan class digambarkan melalui class diagram untuk mengilustrasikan class
pada aplikasi yang dikembangkan dari class conceptual (domain model) dengan
menggambarkan method dan atribut dari setiap class. Berikut perancangan class untuk
pengembangan aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa pada Gambar 50 untuk web
application.
100
Deskripsi Class KegiatanModel berfungsi untuk mengelola data Kegiatan.
Attribut
Method
Attribut
101
Nama Visibility Tipe Data Deskripsi
Method
Attribut
102
Method
get_all_jenis() Public Array Method untuk meminta seluruh data jenis dari
REST API.
get_by_id(Integer id_jenis) Public Array Method untuk meminta data jenis berdasarkan
id jenis dari REST API.
postData(Integer id_jenis) Public Void Method untuk menyimpan data jenis ke REST
API.
Attribut
Method
103
get_all_obyek() Public Array Method untuk meminta seluruh data obyek dari
REST API.
Attribut
Method
104
get_by_id(Integer Public Array Method untuk meminta data rincian
id_rincian) berdasarkan id rincian dari REST API.
105
5.1.3 Perancangan User Interface
Perancangan Arsitektur ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai tampilan
pada aplikasi pengelolaan keuangan desa proses pelaksanaan. Berikut penjelasan User
Interface aplikasi pengelolaan keuangan desa proses pelaksanaan:
Deskripsi Tampilan ini merupakan halaman menampilkan form login yang merupakan
akses utama untuk masuk kedalam halaman lainnya.
Gambar
106
Gambar 38 Tampilan Login
Deskripsi Tampilan ini merupakan halaman menampilkan data realisasi Belanja Desa.
Gambar
107
Gambar 39 Tampilan Pelaksanaan Ketua Pelaksana
Pengguna Sekretaris
Gambar
108
Gambar 40 Tampilan Pelaksanaan Sekretaris
Deskripsi Tampilan ini merupakan halaman penginputan data. Value dari setiap halaman
input berbeda sesuai data yang akan di-input-kan.
Gambar
109
Gambar 41 Tampilan Form Input
Deskripsi Tampilan ini merupakan halaman pembaharuan data. Value dari setiap halaman
update berbeda sesuai data yang akan di perbaharui.
Gambar
110
Gambar 42 Tampilan Form Update
Sub bab ini dijelaskan mengenai perancangan backend application yang dibangun
meliputi perancangan arsitektur dan class yang akan dibangun pada aplikasi
Pengelolaan Keuangan Desa.
5.2.1 Perancangan Arsitektur
Perancangan Arsitektur ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai
arsitektur microservice dan arsitektur backend pada aplikasi pengelolaan keuangan
desa proses pelaksanaan yang digambarkan pada . Berikut arsitektur microservice
aplikasi pengelolaan keuangan desa proses pelaksanaan :
111
Gambar 43 Package Diagram BE
112
untuk pengembangan aplikasi pengelolaan keuagan desa dengan arsitektur
microservice :
113
Gambar 45 Class Diagram Realisasi Pendapatan
114
Gambar 46 Class Diagram Realisasi Belanja
Attribut
115
kode_Bidang Private String -
Method
Attribut
Method
116
Nama Visibility Return Deskripsi
Value
Attribut
Method
117
Nama Visibility Return Deskripsi
Value
Attribut
118
Method
Attribut
Method
119
Nama Visibility Return Deskripsi
Value
Attribut
120
Method
121
Gambar 47 Conceptual Data Model Proses Pelaksanaan
122
Gambar 48 Conceptual Data Model Rencana Pelaksanaan
123
Gambar 49 Physical Data Model Proses Pelaksanaan
124
Gambar 50 Physical Data Model Rencana Pelaksanaan
125
BAB VI
MODEL IMPLEMENTASI & PENGUJIAN APLIKASI
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Bab ini menjelaskan tentang pembuatan serta pengujian aplikasi pengelolaan keuangan
desa dengan arsitektur microservice pada proses pelaksanaan yang merupakan
implementasi dari hasil analisis dan perancangan pada bab sebelumnya.
Sub bab ini menjelaskan tentang pendistribusian yang terjadi antara komponen
hardware dan software dari aplikasi pengelolaan keuangan desa dengan arsitektur
microservice pada proses pelaksanaan. Gambar 61 menjelaskan terkait deployment
diagram dari aplikasi yang akan dibangun.
126
Tabel 66 Keterangan Deployment Diagram
Nama Deskripsi
Database Pelaksanaan Merupakan node yang merepresentasikan database aplikasi
pengelolaan keuangan desa pada proses pelaksanaan.
Aplikasi Pengelolaan Merupakan node yang merepresentasikan aplikasi
Keuangan Desa Proses pengelolaan keuangan desa pada proses pelaksanaan.
Pelaksanaan
Web Browser Merupakan node yang digunakan sebagai media untuk
menampilkan fitur-fitur aplikasi.
127
BAB VII
KESIMPULAN & SARAN
128
DAFTAR PUSTAKA
[2] T. Fitrawan Mondale., Aliamin., dan Heru Fahlevi (2017): Analisis Problematika
Pengelolaan Keuangan Desa, Jurnal perspektif ekonomi darussalam. 2(3), 196-212.
[3] Sumarna, Ayi (2015): Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal Pengelolaan
Keuangan Desa.
[4] V. Wiratna Sujarweni (2007): Akuntansi Desa: Panduan Tata Kelola Keuangan Desa,
Yogyakarta, Pustaka Baru Press.
[10] BDK Cimahi (2015): Pengelolaan Keuangan Desa: Sistem dan Prosedur
Pertanggungjawaban Keuangan Desa,
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
129
perbendaharaan/20477-pengelolaan-keuangan-desa-sistem-dan-prosedur-
pertanggungjawaban-keuangan-desa., pada 20 Maret 2018.
130