Anda di halaman 1dari 10

PORTOFOLIO III

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS DEXTRA INKASERATA

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internship


Oleh :
Diah Kartika, dr.

Pendamping :
dr. Agus Sukisno
dr. Binti Ratna Khomsiyatin

RSUD Kabupaten Kediri


Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur
2017
Nama Peserta: dr. Diah Kartika
Nama Wahana: RSUD Kabupaten Kediri
Topik: Bedah
Tanggal (kasus): 10 November 2017
Nama Pasien: Ny. Q No. RM:
Nama Pendamping:
Tanggal Presentasi: - dr. Binti Ratna Khomsiyatin
dr. Agus Sukisno
Tempat Presentasi: -
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Terdapat benjolan pada perut kanan bawah yang hilang timbul sejak kurang
lebih 15 tahun yang lalu.
Tujuan: Mengetahui diagnosis dan tatalaksana Hernia Inguinalis
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi & E-mail Pos
diskusi

Data pasien: Nama: Ny. Q Nomor Registrasi:


Nama klinik: RSUD Kabupaten Kediri Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Anamnesis
Pasien perempuan datang ke IGD RSUD Kab. Kediri karena terdapat benjolan pada perut
kanan bawah sejak 15 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan semakin membesar dan timbul saat
berdiri, kemudian hilang saat beristirahat. Pasien mengaku benjolan tidak nyeri dan dapat
dimasukkan secara manual menggunakan jari. Benjolan berbentuk bulat dan tidak nyeri jika
ditekan. Pasien merasakan keluhan sejak 3 hari yang lalu, keluhan yang dirasakan berupa nyeri
pada perut kanan bawah, susah buang air besar, buang air kecil yang sedikit. Seringkali pasien
merasa mual namun tidak ada muntah. Pasien tidak mengeluh demam, nafsu makan pasien juga
baik, pasien tidak memiliki riwayat penyakit batuk yang lama ataupun buang air besar yang
keras.

2. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah operasi sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien memiliki benjolan pada perut kanan bawah sejak 15 tahun yang lalu
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan:
Ibu Rumah Tangga
6. Lain-lain:
PEMERIKSAAN FISIK (10 November 2017) 09.00
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 456
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Laju Respirasi : 20 x/menit
Suhu Aksila : 36.5 ºC

Kepala/Leher
Anemis (-) / Ikterus (-) / Sianosis (-) / Dyspnea (–)
Pernafasan cuping hidung (–), JVP tidak meningkat
Thorax
Paru
Inspeksi Pergerakan nafas saat statis dan dinamis. Retraksi sela iga
(-)
Palpasi Fremitus raba (+/+), Krepitasi (-/-)
Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler +/+, Wheezing -/- , Ronkhi -/-
Jantung
Inspeksi Iktus cordis: tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba 1 jari linea midklavikularis kiri, ICS V
Perkusi Batas atas : ICS II garis parasternal kiri
Batas kanan : ICS III-IV garis sternalis kanan
Batas kiri : ICS V, 1 cm lateral garis midklavikularis kiri

Auskultasi S1, S2: tunggal


Suara Tambahan: ekstrasistol (-), murmur (-) gallop (-)

Abdomen
Inspeksi Flat, jejas (-)
Massa (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Palpasi Supel, stable pelvis, defans muscular (-)
Hepar: tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal: tidak teraba
Perkusi Suara timpani
Shiftting Dulness: (-)
Undulasi: (-)
Extremitas
Atas-Bawah -Akral: hangat kering merah
-CRT < 2 detik

Status Lokalis

Regio inguinal dextra

 Inspeksi
Tanpa mengedan atau batuk tampak massa dengan ukuran sebesar 8x5x3 cm di daerah
inguinal dextra, berbentuk bulat, warnanya seperti kulit di sekitarnya, dan tidak terdapat
tanda-tanda radang
 Palpasi
Teraba massa di regio inguinal dextra, permukaan rata, nyeri tekan, massa teraba kenyal
dan tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum abdominalis. Finger tip test
dilakukan dan teraba di medial jari.
 Auskultasi
Tidak terdengar bunyi peristaltik usus.

PEMERIKSAAN LAB (10 November 2017)


A. Darah Lengkap
 WBC 9.5 x 103

 LYM 1.05%

 RBC 4.62 x 106

 HB 12.6 g/dl

 HCT 34 %

 MCV 86.1 fL

 MCH 29.9 pg

 MCHC 34.3 g/dl

 RDW 37.7 fL

 PLT 393 x 103

 NEUT 11.0%
Kimia Klinik
 GDA 111

 SGOT 16

 SGPT 11

 UREUM 40

 CREATININ 0.9

 BUN 12.5

Serum Elektrolit
 K 5.01

 Na 8.3

 Cl 101.0

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto Thorax AP
Cor: dalam batas normal
Pulmo: tak tampak infiltrate
Sinus costofrenicus kiri dan kanan tajam
Trakea di tengah
Tampak fracture di costae VI-VIII dextra
 EKG : Normal sinus rythm, HR: 83x/menit, aksis normal
Daftar Pustaka
- Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
- Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
- Inguinal Hernia: Anatomy and Management
http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
- Manthey, David. Hernias .2007. http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
- Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science
and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
Hasil Pembelajaran
1. Etiopatofisiologi Hernia Inguinalis
2. Diagnosis Hernia Inguinalis
3. Manajemen Hernia Inguinalis
4. Edukasi mengenai Hernia Inguinalis

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO KASUS

A. SUBYEKTIF
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan Hernia
Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis. Hernia
inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak
langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia
oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia
ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa
epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun
ada yang didapat.

Hernia dibagi menurut :

1. Terjadinya
a. Kongenital
b. akuisita
2. Letaknya
a. Hernia diaphragma
b. Hernia umbilical
c. Hernia inguinal
d. Hernia femoral
3. Sifatnya
a. Reponible
 Isi hernia keluar masuk
 Gangguan pasase (-)

b. Irreponible
 Terjadi perlekatan isi kantong dengan peritoneum kantong (HERNIA AKRETA)
 Tidak ada sumbatan/ gangguan pasase (-)
 Nyeri (-)
 Isi kantong tidak dapat masuk lagi

Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini
ada tiga penyebab, yaitu:
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
 Overweight
 Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
 Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing
 Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
 Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi
 Kehamilan
 Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan /otot.
3. Tersedianya kantong.

B. OBYEKTIF
Penegakkan diagnosa pada pasien ini meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, gambaran
secara klinis serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.
Berdasar patofisiologi terjadinya hernia inguinalis, ligamentum gubernaculum turun pada
tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum
akan melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis.
Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral
gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis
testes akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum.
Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis
lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi
ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal
yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal
dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia
inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi
tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis
dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya
menutup.

C. ASSESMENT
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan kemungkinan pasien menderita hernia
inguinalis

D. PLAN
Diagosis: -

Terapi:
- Herniotomy
Insisi 1-2 cm di atas ligamentum inguinale dan aponeurosis obligus eksterna dibuka sepanjang
canalis inguinalis eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari musculus cremaster secara hati-hati
sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka, lihat isinya dan kembalikan ke
kavum abdomen kemudian kantong hernia dipotong. Pada anak-anak cukup hanya melakukan
herniotomy dan tidak memerlukan herniorrhaphy.

- Herniorrhaphy
Dinding posterior di perkuat dengan menggunakan jahitan atau non-absorbable mesh dengan
tehnik yang berbeda-beda. Meskipun teknik operasi dapat bermacam-macam teknik bassini dan
shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi Liechtenstein dengan menggunakan mesh
diatas defek mempunyai angka rekurensi yang rendah.
Monitoring:
Vital sign ( Tekanan darah , nadi , suhu , repiratori) dan tanda tanda perdarahan.

Edukasi :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit yang diderita adalah hernia inguinalis
medialis inkaserata, diperlukan tindakan operasi dalam penatalaksann pada kasus ini,

Anda mungkin juga menyukai