NIM : 2014730058
Diagnosis tumor ganas adalah usaha untuk mengidentifikasi jenis tumor ganas yang diderita.1
Menegakkan diagnosis suatu tumor ganas adalah sangat penting walaupun tidak selalu mudah
dan harus dilakukan sebelum memberikan terapi atau penatalaksanaan tumor ganas itu sendiri.
maka pembahasan pendekatan diagnostik tumor ganas selanjutnya difokuskan pada:
pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan Patologi Anatomi,
imaging,
tumor marker
diagnosis molekuler
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisis, yaitu:
inspeksi
palpasi,
perkusi,
auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang dilakukan secara
teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula.
Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko- sosio-kulturo-
spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai
banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka
akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit
yang ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak
(multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu.2 Tujuannya adalah
untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data
dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain
pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan
secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan
tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor ganas tidak banyak
artinya, tetapi penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada
penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang akan dilakukan
baik itu tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perIu dilakukan,
antara lain:
darah lengkap
faal hemostatik
urin lengkap
protein serum
tes fungsi hati
alkali fosfatase
tes fungsi ginjal
elektrolit serum
gula darah
LDH
asam urat
serum IgM
1. Biopsi insisi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas dengan menggunakan pisau
bedah;
2. Biopsi eksisi (biopsi in toto), yaitu mengambil seluruh tumor. Untuk tumor jinak, tindakan ini
sekaligus sebagai terapi;
3. Biopsi truneut, yaitu mengambil sebagian jaringan tumor dengan alat biopsi khusus berbentuk
jarum besar yang dapat memotong dan mengambil jaringan tumor;
4. Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy), yaitu mengambil sebagian kecil
jaringan tumor ganas dengan cara disedot menggunakan jarum yang ditusukkan kedalam
jaringan tumor.
5. Biopsi endoskopi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor dengan menggunakan
endoskop.
SeteIah bahan sediaan PA diperoleh, selanjutnya diproses melalui beberapa cara agar dapat
dipotong sangat halus.5 Proses tersebut antara lain: sediaan beku (Vries coupe), paraffine block,
plastic coupe, pemeriksaan sitologi, pemeriksaan histopatologi, dll, kemudian dilakukan
pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.
Imaging
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas
(radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih, dan
untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya
profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan
(guiding) pengambilan sampel patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration
biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan
imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan
imaging tersebut antara lain:
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks,
abdomen, tulang, mammografi, dll.
Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi,
dll.
USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara.
Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.
CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen,
whole body scan, dll.
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong
baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik
dari CT.
Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan
menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafi
tiroid, tulang, otak, dll.
RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
Tumor Marker2
Penanda tumor (PT) atau tumor marker ialah molekul protein berupa enzim, hormon, dll yang
dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. PT merupakan salah
satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu, baik untuk screening, menegakkan diagnosis,
prognosis, pemantauan hasil pengobatan dan juga deteksi kekambuhan. Untuk tujuan screening,
diagnosis, maupun untuk menilai hasil pengobatan, maka harus dipilih penanda tumor yang
memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa hingga saat ini belum
ditemukan PT tunggal yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Pemeriksaan
kombinasi PT berupa panel pemeriksaan tertentu, untuk jenis tumor tertentu, dapat
meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas diagnostik. Beberapa tes yang dipakai adalah CEA
(Carcinoma Embryonic Antigen ), NSE (Neuron-spesific enolase), Cyfta 21-1 (Cytokeratin
fragments 19).