Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Screening Gizi :


a. Proses cepat dan sederhana oleh staff yang memiliki ijin/tenaga kesehatan (ESPEN,2006)
b. Suatu proses mengidentifikasi apakah malnutrisi/ beresiko malnutrisi dan apakh memerlukan
Nutrition Assessment yang lebih lanjut (ASPEN, 2011)
c. Suatu proses cepat dan sederhana oleh staff yang memiliki ijin/tenaga kesehatan dengan tujuan
mengidentifikasi apakah malnutrisi/ beresiko malnutrisi dan apakah memerlukan Nutrition
Assessment yang lebih lanjut (KEPMENKES, 2007)

2. Tujuan Screening Gizi :


Mengidentifikasi pasien sakit, malnutrisi/beresiko dan memerlukan Nutrition Assessment lebih
detail (ESPEN, 2002)

3. Waktu pelaksanaan :
 Inap : mingguan
 Jalan : bulanan
 Komunitas : 2-3 bulan(Hunt DR et. All, 2001)

4. Kualifikasi :
Petugas pelaku Screening Gizi ; staff yang memiliki izin, tenaga kesehatan dan berkompeten, pernah
melakukan (ESPEN, 2006)
Tidak ada aturan jumlah

5. Perbedaan Screening Gizi menurut ruang perawatan dan penyakit :


 Terdapat perbedaan menurut kelompok umur (ESPEN, 2002)
 Terdapat perbedaan menurut resiko penyakit (nabella)
 Terdapat perbedaan menurut tools untuk menentukan KU (rully)
 Terdapat perbedaan penyakit (Gibson, 2005)
 Terdapat perbedaan malnutrisi (rully)
 Tidak ada perbedaan menurut ruang perawatan
6. Langkah-Langkah Screening Gizi
No Nama screening tools Karakteristik / sasaran Langkah / Keterangan Kelebihan Kelemahan
1. MNA (Mini Nutrition Dapat diterapkan pada pasien Lampiran 1 Mudah, dapat
Assessment) usia 65 tahun; MNA terdiri dipercaya,
dari 2 bagian yaitu screening
dan assessment
2. Nutrition Screening- D : Disease Lampiran 2 Cocok untuk Tidak valid jika
Initiative (DETERMINE) E : Eating poorly komunitas / out digunakan dalam
T : Tooth loss/ Mouth pain patient lingkup klinik
E : Economic Hardship
R : Reduce social contact
M : Multiple medicine
I : Involuntary weight loss
N : Need assistance in Self-
care
E : Elder year above age 80
3. MUST Dewasa, malnutrisi/beresiko, Lampiran 3 Sangat dipercaya,
(Malnutrition obesitas sering dipraktekkan,
Universal Screening merupakan metode
Tools) yang valid
4. MST Dapat diterapkan pada pasien Lampiran 4 Hanya divalidasi di
akut di RS Australia untuk
mengidentifikasi
malnutrisi
5. NRS-2002 Dapat diterapkan di rumah Lampiran 5 Dapat dilakukan di RS, Tidak dapat dilakukan
sakit, untuk pasien dewasa dapat meng-cover pada pasien yang
dan diterapkan pada pasien semua pasien di RS keracunan atau
yang memiliki penyakit kekurangan
mikronutrien
6. GNRI Dapat diterapkan pada pasien Mengukur serum albumin dan BB dengan
lanjut usia rumus:
1,489x albumin (g/dl)+ 41,7x BB/BB ideal
7. Birmingham nutrition Komponen: apetite, BMI, kehilangan BB
risk score
8. Maastricht index Memakai % BB ideal
Melihat serum albumin, serum
transthyretin(prealbumin), kadar limfosit
darah, dan % BB ideal
Rumus:
20.68 – (0.24 x serum albumin, g/L) –
(19.21 x serum transthyretin, g/L) – (1.86
x limfosit, 106/L) – (0.04 x BB ideal)
Indikator:
≤ 0 not malnourished
> 0 malnourished
(Naber et al 1997)
9. Nutrition risk Kehilangan BB, % BB, Dietary index
classification

10. Nutrition risk index Berdasarkan konsentrasi serum albumin


dan hubungan antara BB sekarang dan BB
usual
Rumus:
(1,489 x serum albumin g/L) + (41,7 x
BB/BB usual)
Indikator:
>100 not malnourished
97,5-100 mild malnourished
97,5-83,5 moderate malnourished
<83,5 severe malnourished
(Naber et al 1997)
11. Prognostic Saverety off illnes
inflammatory and Albumin, pre albumin, CRP, alfa 1 acids
nutritional index glikoprotein

12. Prognostic nutritional Untuk mengetahui resiko Antropometri : triceps skinfold


index terjadinya komplikasi setelah Rumus:
operasi yang perhitungannya PNI (%)= 158-(16,6X ALB, g/dL)- (0,78X
didasarkan pada hasil TSF, mm)
nutritional assessment (0,2X TFN, mg/dL)- (5,8X DHR)
(Dempsey et al 1983) Keterangan:
 PNI = The percentage risk of
complications after surgery
 DHR = Delayed hypersensitivity
reaction (tdk ada reaksi = 0, < 5mm
induration =1, and > 5mm induration
= 2)
(Dempsey et al 1983)
13. Simple screening tools BMI, % kehilangan BB

14. Short nutrition Diterapkan pada pasien akut di BB sekarang, appetite, menggunakan  Cepat da  Sulit diterapkan bagi
assessment RS, pasien rawat jalan dan pre- oral/tidak/food feeding sederhana pasien yang
questionnaire operative  Sensitif & high mengalami kesulitan
Lampiran level of inter-rater dalam
reliability berkomunikasi
 Dapat digunakan seperti delirium,
oleh semua tenaga dementia, gangguan
kesehatan pendengaran
 Tidak memerlukan  Tidak didesain
pengukuran secara spesifik bagi
antropometri atau orang tua yang
biokimia berada dalam
populasi sub-akut

DAFTAR PUSTAKA

Naber, Ton H J, Angelica de Bree, et al 1997 ‘Specifity of Indexes of Malnutrition When Applied To Apparently Healthy People: The Effect Of
Age’ The American Journal Of Clinical Nutrition

Dempsey DT, Buzby GP, Mullen JL. Nutritional assessment in the seriously ill patient. J Am Coll Nutr 1983; 2: 15-22.

Anda mungkin juga menyukai