Anda di halaman 1dari 15

1.

Cedera yang mungkin


terjadi pada
olahraga tinju.

Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat
menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Dalam pengertian lain cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada
tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk
mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.

Seperti yang sudah kita lihat seorang petinju pun rentan mengalami cedera.
Bentuk-bentuk cederanya pun dibagi menjadi dua bagian yaitu ;

1. Cedera akut,
Cedera yang bersifat akut pada latihan / pertandingan tinju :

1. Pecah-pecah pada bibir,


2. Luka / memar pada tubuh,
3. Gigi goyang

4. Cedera kronis,
Cedera yang bersifat kronis pada latihan / pertandingan tinju :

1. Sobek lebar pada bibir,


2. Pendarahan yang tiada henti dari dalam hidung,
3. Sobek pada kulit alis atau kening dan kelopak mata,
4. Patah tulang dan tulang iga
5. Persendian lepas pada bahu dan ibu jari,
6. Ulu hati cedera pada saat petinju jatuh,
7. Cedera pada bagian mulut ( mulut, gigi, dan dagu )
8. Cedera pada kepala
Komosio cerebri ( Geger Otak ),
Kontusio cerebri ( Memar Otak ),
Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural ),
Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural ),
Disfungsi neurologis yang disebut sindrom punch mabuk.

1. Usaha pencegahan cidera pada tenju

Dalam melakukan perawatan, pencegahan dan pengobatan cedera olahraga terlebih


dahulu mengetahui, dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak, fruktur
tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah
kecil atau besar (pendarahan dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna
ungu, nyeri dan bengkak.

1. Cedera Pada Hidung

Luka pada hidung adalah salah satu cedera yang paling jelas di atas ring. Hidung,
merupakan target favorit di antara petinju, dan epistaksis adalah patah tulang hidung.
Dalam hal ini pertarungan harus dihentikan untuk mengantisipasi menembusnya cedera
pada pelat berkisi.

Cereda pada hidung terjadi karena pukulan benda tumpul atau terjatuh, cedera ini
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah dari pleksus kiesselbach. Gejala yang
ditimbulkan adalah keluarnya darah dari dalam hidung disertai rasa sakit atau nyeri.

Pertolongan pertama pada cedera ini adalah :

1. a. petinju didudukan, batang hidung dipijat dengan jari jari tangan,


sementara petinju diharuskan bernafas dari mulut.
2. Pijatan dilakukan sedikit di bawah tulang rawan hidung, dengan posisi ibu
jari berhadapan dengan jari lainnya.
3. Pemijatan dilakukan sedemikian rupa dalam waktu kurang lebih 5 menit,
pasien bernafas melalui mulut, agar diharapkan pendarahan berhenti.
4. Hidung dan mulut dibersihkan dari darah. Bisanya pendarahan akan
berhasil, sebaiknya diberi kompres dingin dibatang hidung, mata hingga pipi.
5. Apabila metode pemijitan tidak berhasil, maka si petinju harus
dikeluarkan dari dalam ring dan dilarikan kerumah sakit.
6. Apabila terjadi fraktur atau retak pada bagian hidung, maka untuk
menghentikan pendarahan batang hidung tidak boleh dipijat, akan tetapi
diberikaan kompres dingin saja, lalu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat,
jangan sekali kali meniupkan urada kedalam hidung dengan paksa untuk
mengeluarkan bekuan bekuan darah, sebab ini akan menimbulkan pembekuan
baru.

2. Cedera Pada Mata

Cedera mata kadang-kadang terjadi, derajat perlukaan pada mata sangat bervariasi,
biasanya hanya mengenai kelopak mata saja, tetapi yang terberat adalah mengenai bola
mata.

Cedera ini merupakan cedera cukup berat yang dapat menyebabkan kebutaan. Semua
cedera pada mata jangan dianggap ringan, sebaiknya langsung dikirim ke rumah sakit
terdekat.

3. Cedera Patah Tulang dan Tulang iga ( kosta )

Mayoritas cedera ini adalah keseleo yang dari waktu ke waktu, itu menyebabkan hipertrof
rematik, atau memerintah dengan sendirinya sehingga tulang punggung karpal mengalami
kejang- kejang. Cedera umum yang mengancam adalah sinovitis traumatis kronis, yaitu
peradangan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan subluksasi. Butuh waktu
istirahat yang luas diperlukan dalam menyembuhkan cedera ini dan operasi sering
dilakukan demi kesembuhan cedera.

Rib patah dan memar dinding dada sangat umum terjadi pada petinju. Dokter,
khususnya ringside harus menyadari gejala ini, para petinju yang mengalami cedera ini
sering mencoba untuk menyembunyikan luka-luka dalam mereka sebelum pertandingan
kualifikasi.

4. Fraktur Kosta

Biasanya fraktur kosta disertai dengan sesak nafas. Fraktur kosta yang paling
berbahaya adalah ketika patahan tulang rusuk merobek pembungkus paru paru / pleura.
Hal ini dapat menyebabkan tembusnya paru paru yang biasa
disebut pneumotoraks, hal ini dapat menyebabkan kematian mendadak karena paru
paru tak dapat mengembang dan mengempis lagi.

Pertolongan pada cedera ini denga cara :

Pada daerah cedera harus dipasang strapping, strapping ini adalah dengan cara
membalut tekanan yang kuat selama 2-3 minggu. Ada 2 cara dalam melakukan metode ini :
Dada dilingkari dengan 2 atau 3 kali purtaran elastis perban yang luasnya 2-3 inci
pada daerah cedera. Sewaktu elastopas dilepas atlet diharapkan menghembuskan nafas
atau exspirasi maksimum.

Dapat dengan menempelkan plester yang tebal dan lebar untuk menutupi daerah
cedera. Plester dimulai dari tulang sternum sampai melewati garis tengah punggung dan
dipasang melintang, dan atlet diharapkan menghembuskan nafas yang maximum.

5. Cedera pada Bahu dan Ibu Jari

Cedera bahu sering terjadi karena terlalu lelah, cedera ini juga bisa disebabkan
oleh external violence akibatnya body contact sport, cedera petinju
biasanya lukasio / sublukasio dari artikulasio humeri.

Cedera ini sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan atau body contact
sport. Sendi bahu tergolong sangat lemah karena sifatnya globoidea dimana hanya
diperkuat oleh ligamentum dan otot otot bahu saja. Pada cedera ini pertolongan pertama
adalah hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter spesialis.

Robekan ligamentum jaminan ulnaris ibu jari cedera itu pada satu waktu sangat
umum, namun telah banyak berkurang dalam tinju ketika pemakaian sarung tangan ibu
jari ( gloves thumb ).

fraktur metacarpal adalah salah satu cedera olahraga tinju. Pukulan salah arah adalah
penyebab untuk patahan metakarpal, yang juga dikenal sebagai patah tulang. Dan
dislokasi pada ibu jari dapat terjadi terutama pada body contact sport.
6. Cedera Pada Bagian Mulut ( gigi dan dagu )

Cedera ini biasanya terjadi pada cabang body contact sport. Dimana dalam derajat
cedera ini gigi dapat tanggal atau patah, kadang pula patah pada tulang rahang petinju.

Cedera ini dapat menyebabkan :

1. Tidak sadar dalam waktu yang amat singkat ( dibawah 10 detik


2. Tidak sadar dalam waktu yang cukup singkat ( diatas 10 detik
3. Tidak sadar dalam waktu yang sangat lama, langsung jatuh kelantai.
Cedera ini jarang terjadi karena sebelum melakukan pertandingan
seorang ringside memeriksa petinju dalam pemakaian perlindungan gigi.

7. Cedera Pada Kepala

Cedera ini merupakan cedera yang paling kronis dalam pertandingan tinju. Biasanya
berupa pukulan pada kepala ( trauma ) pada cabang body contact sport. Biasanya atlete
mengalami pusing, sempoyongan bahkan sampai tidak sadar dalam beberapa menit.

Cedera kepala dapat menimbulkan berkurangnya kesadaran / pingsan dalam beberapa


detik, petinju yang mengalami pingsan selama lebih dari 10 detik tidak diperbolehkan
melanjutkan pertandingan.

Cedera yang mungkin terjadi pada kepala petinju ini adalah :

Komosio cerebri ( Geger Otak ),


Kontusio cerebri ( Memar Otak ),
Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural ),
Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural ),
Disfungsi neurologis yang disebut sindrom punch mabuk.

1. Komosio cerebri ( Geger Otak )

Kehilangan kesadaran untuk sementara waktu, tanpa disertai kelainan pada otak. Pada
gejala ini disertai oleh trias, yaitu :
Mual ( muntah )
Pusing ( sakit kepala )

Pingsan

Apabila pelatih mengalami gejala trias tersebut harus secepatnya mengeluarkan pemain
dari ring arena kemudian di istirahatkan dalam kamar atau tempat tenang. Posisi tidur
terlentang, kepala tanpa bantal, letak kepala dimiringkan agar muntahan tersebut dengan
mudah keluar sehingga tidak menutupi jalan nafas.

Lakukan pemeriksaan terlebih detail dari reflek pupil mata, sambil melihat besar kecilnya
pupil kanan dan kiri. Ketika ditemukan petinju dengan pupil dan kanan dan kiri tidak sama,
berarti pasien bukan semata mata mengalai geger otak, yaitu dalam keadaan gawat
disertai dengan kelainan jaringan otak, dan secepatnya dibawa ke rumah sakit. Dalam
keadaan sadar, pengiriman ke rumah sakit tidak diperbolehkan menggunakan bantal.

1. Kontusio cerebri ( Memar Otak )

biasanya cedera ini lebih berat, gejalanya hamper mirip dengan Komosio cerebri, setelah
trauma pada kepala, terjadi kehilangan kesadaran dalam waktu yang lama. Beberapa menit
dan beberapa hari disertai kelainan organ / jaringan otak.

Gejala gejalanya :

Muntah

Berkeringat dingin, pusing

Pasien tidak sadar

Amnesia ( lupa akan kejadian kejadian yang lalu )

Pemain yang seperti ini sebaiknya langsung mendapatkan perawatan ke rumah sakit, untuk
mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Pertolongan pertama :
Pemain tidak ditidurkan dalam keadaan miring dengan maksud untuk tidak terjadi
aspirasi ( masuknya kotoran, muntahan, darah ke jalan pernapasan )

Mulut dan hidung dibersihkan dari muntahan agar tidak menghalangi jalan pernapasan.

Dagu ditarik kedepan supaya pangkal lidah tidak jatuh ke belakang dan tidak
menghalangi jalannya pernapasan.

Dalam pengangkutan ke rumah sakit, kepala diletakan tanpa bantal, miring, supaya
muntahan tidak masuk ke pernapasan.

1. Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural )

pendarahan ini adalah pendarahan diatas selaput otak / durameter karena pecahnya
arteri.
Gejala gejalanya :

Setelah terjadinya cedera pada kepala, pasien akan kehilangan kesadaran sebentar
( beberapa detik sampai beberapa menit ) kemudian sadar lagi

Setelah itu pasien akan mengantuk, kesadaran menurun , lalu pasien jatuh sehingga
dalam keadaan tak sadar.

Ketidaksadaran ini disertai dengan kelumpuhan separuh badan pada posisi berawanan
dengan cedera.

Selanjutnya kejang kejang, sehingga akan mengalami kematian jikalau pertolongan


tidak dilakukan secara cepat.

Pertolongan pertamanya :

Setiap terjadi kehilangan atau ketidaksadaran maka sebaiknya segera mungkin membawa
korban ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan intinsif.

1. Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural )


Pendarahan ini terjadi dibawah selaput otak / durameter dan yang mengalami perpecahan
adalah pembuluh balik / vena. Terjadinya perlahan lahan kemudian semakin lama
semakin banyak darah yang keluar, sehingga menekan jaringan otak.

Pendarahan subdural ini mempunyai 3 Stadium :

Stadium Akut
setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu 2 48 jam pasien
mulai mengantuk, kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma.

Stadium Sub Akut


setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu seminggu pasien
mulai mengantuk, kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma.

Stadium Cronik
setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu1 minggu sampai 6
bulan terjadi gejala gejala kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma
kemudian mengakibatkan kematian.

Pertolongan pertama :

Jikalau menemukan petinju yang tidak sadar ( koma ), segeralah kirim ke rumah sakit untuk
mendapatkan pengawasan dokter secara ketat, apabila telat maka akan berdampak pada
kematian.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Olahraga tinju termasuk olahraga yang berbahaya, Cedera Olahraga adalah rasa sakit
yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak
pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Yang menyebabkan cedera adalah karena
pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah
dalam melakukan gerakan olahraga. cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan
para pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin
meningkatkan tahap latihan.

Dalam melakukan perawatan, pencegahan dan pengobatan cedera olahraga terlebih


dahulu mengetahui, dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak, fruktur
tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah
kecil atau besar (pendarahan dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna
ungu, nyeri dan bengkak.
1. Saran
Sebaiknya dalam melakukan olahraga kita harus melakukan pemanasan terlebih dahulu
dan pemanasan tersebut harus sesuai dengan syarat-syarat tertentu, lebih kurang
melakukan pemanasan 15 menit dan sudah berolahraga kita harus melakukan
pendinginan, tujuan kita melakukan ini yaitu supaya mengurangi resiko cidera pada
olahraga.

DAFTAR PUSTAKA :
Zulhilmi (2013). Bahan ajar segi segi praktis dalam pertolongan pertama dan
penatalaksanaan cedera olahraga. Padang

Wibowo, Hardianto, 2007. Pencagahan dan penatalaksanaan Cedera olahraga.


Jakarta : EGC
En.Wikipedia.Org / Wiki / Tinju

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1928876-faktor-faktor-yang-
menyebabkan-cedera/

http://aryawiguna10.blogspot.com/2011/04/sekilas-tentang-fisioterapi-pada-
cedera.html

http://nursingbegin.com/cedera-olah-raga-otot/

http://www.harianjoglosemar.com/berita/langkah-tepat-atasi-cedera-olahraga-
42485.html
Iklan
Bagikan ini:

Twitter

Facebook

Google


Home Lari 11 Jenis Cedera saat Berlari pada Atlet Lari

11 Jenis Cedera saat Berlari


pada Atlet Lari
Sponsors Link

Sebagai atlet lari atau hobi berolahraga lari, kelihatannya saja mudah dilakukan, padahal
sebenarnya olahraga ini cukup sering menjadi penyebab cedera di bagian kaki. Pelari yang
telah pengalaman sekalipun pasti pernah mengalami cedera, baik ketika latihan atau
bertanding, cedera selalu dapat terjadi dan berikut ini adalah contoh jenis cedera saat berlari
yang bisa diketahui.

ads

Baca juga:

profil cristiano ronaldo

teknik dasar muay thai

teknik dasar karate

1. Pirifomis Syndrome

Mungkin kedengaran asing, namun sebenarnya ada sejumlah pelari yang termasuk sering
mengalami sindrom satu ini. Rasa sakit yang terasa bukanlah di area kaki, melainkan di area
punggung sebagai akibat otot piriformia yang menjadi penekan saraf skiatik. Inilah yang
menjadikan aktivitas harian begitu tidak nyaman.

Karena rasa sakit inilah, penderita dalam kondisi duduk maupun menaiki tangga akan terasa
begitu nyeri. Sindrom semacam ini mampu terjadi ketika pemanasan dilakukan secara tidak
benar, khususnya pada gerakan mengencangkan otot pinggul. Dalam kondisi ini, hindarilah
tidur di alas tak rata juga karena hal ini bisa memperburuk kondisi cedera.

2. Cedera Lutut atau Runners Knee

Cedera semacam ini adalah yang paling umum dialami oleh para pelari di mana cedera ini
terasa sebagai akibat dari tulang yang bergeser di bagian area tulang lutut. Mengapa tulang
bisa bergeser? Ini biasanya dipicu oleh cartilage atau jaringan tulang muda yang kekuatannya
sudah hilang.

Sejumlah gerakan berlari di mana lutut ikut terlibat akan menjadi penyebab pergeseran
sehingga akhirnya terjadilah rasa nyeri. Apabila nyeri dialami pada area lutut pasca Anda
berlari, sebaiknya jangan lakukan aktivitas apapun lebih dulu dan lakukanlah pengompresan
menggunakan es serta lakukan peregangan beberapa kali dalam sehari. Tak lupa juga,
beristirahatlah dan hindari aktivitas berlari sementara waktu.

Baca juga:
teknik bermain hoki

teknik dasar tinju

teknik kendo

3. Plantar Fasciitis

Cedera jenis inipun kerap dialami oleh para atlet, termasuk juga khususnya pelari di mana rasa
sakit yang muncul dapat dirasakan pada bawah lutut yang berada di dekat tumit hingga bagian
tengah telapak kaki. Ketika cedera terjadi, biasanya rasa sakit akan lebih terasa di pagi hari,
terutama sewaktu bangun dan bangkit dari tempat tidur.

Nyeri seperti ini biasanya terjadi akibat inflamasi alias peradangan dan cedera semacam ini
dapat terjadi dikarenakan seringnya berlari di atas permukaan yang tak begitu rata. Sepatu
yang tak bisa menyerap tekanan bisa menjadi pemicu munculnya inflamasi. Jadi untuk
mengatasi, berikan pijatan dan istirahatkan kaki sampai pulih benar.

4. Lenting atau Blister

Jenis cedera lainnya yang juga bisa terjadi pada seorang atlet pelari adalah adanya luka di
mana gelembung pada kulit adalah yang menjadi tandanya. Gelembung tersebut bila dilihat
secara cermat berisi air dan ini akan sangat nampak di bagian permukaan kulit kaki.

Gesekan antara permukaan bagian dalam sepatu dengan kulit kaki adalah penyebab
utamanya. Walau terbilang ringan, jangan sampai gelembung tersebut pecah secara tak
sengaja atau disengaja. Pengelupasan kulit dikarenakan pecahnya gelembung hanya akan
memicu luka. Bersabarlah dan diamkan, karena setelah beberapa hari luka akan hilang
sendiri; pastikan selanjutnya juga tak memakai sepatu yang sempit apalagi tanpa kaos kaki.

Sponsors Link

Baca juga:

strategi bermain catur

teknik dasar wing chun

teknik dasar anggar

5. Cedera Tulang Kering atau Shin Splint

Tibia atau tulang kering dapat mengalami cedera di mana tanda-tandanya adalah bengkak dan
nyeri pada bagian bawah lutut baik di depan atau belakang kaki. Penderita akan mengalami
rasa sakit yang tergantung dari cedera bagian otot, bagian tulang, atau justru keduanya.

Berlari terlalu lama seperti latihan lari yang terlalu dipaksakan yang mungkin menjadi
persiapan Anda untuk bertanding maupun berlari dengan jarak yang sangat jauh. Intensitas
berlari sebaiknya dikurangi demi menyembuhkan kaki Anda dan pastikan perhatikan cara
memilih sepatu lari yang tepat karena jika salah hanya akan menaikkan risiko cedera.

6. ITBS (Iliotibial Band Syndrome)

Cedera satu ini bisa juga dianggap sebagai nyeri tendon di mana tendon ini adalah
penghubung antara tulang bawah lutut dengan tulang paha. Inflamasi merupakan penyebab
dari cedera ini dan dipicu oleh pergerakan kaki yang sangat kencang, lemahnya tulang serta
otot paha, atau terlalu seringnya berlari.

Kebanyakan pun penderita dari jenis cedera ini adalah para atlet yang menggunakan gerakan
kaki terlalu banyak. Sebelum berlari, pemanasan dan penguatan otot adalah hal wajib untuk
dilakukan. Sebagai cara perawatan, cobalah gunakan es dan rilekskan tendon Anda pada
sepanjang tulang kering dan tulang paha supaya tekanan pada bagian tersebut berkurang.

ads

Baca juga:

cara bermain anggar

teknik futsal

teknik pukulan tenis meja

7. Achilles Tendinitis

Cedera ini juga termasuk umum dialami oleh banyak atlet, khususnya pelari, terutama karena
otot penghubung kaki bagian belakanglah yang terkena cedera. Inflamasi penyebab nyeri
kerap menyertai cedera ini dan Anda pun bakal merasakan tendon yang kaku. Lari jarak jauh
seperti maraton adalah contoh aktivitas yang menyebabkan hal ini bisa terjadi.

Hal tersebut dikarenakan adanya penarikan berulang sehingga muncul luka di bagian tendon.
Untuk itu, istirahatkan kaki dan berusahalah sebaik mungkin untuk menghindari tekanan
sekaligus penarikan yang terlalu banyak di bagian tendon. Supaya dapat berlari kembali,
pastikan perawatan dan masa pemulihan dijalani dengan baik.

8. Muscle Pull

Kondisi muscle pull merupakan sebuah kemunculan robekan kecil di bagian otot dan istilah
lain yang mungkin lebih sering kita dengar akan keadaan ini adalah muscle strain. Para pelari
kemungkinan pernah atau masih sering melakukan peregangan yang berlebihan sehingga otot
menjadi tak kuat yang akhirnya malah mengalami robekan.

Cedera ini bisa diatasi dengan beristirahat di mana kaki selama sakit tak dianjurkan untuk
digerakkan terlalu berlebihan apalagi dipaksakan untuk tetap berlari. Selain istirahat total,
kompres es juga terpercaya mampu menjadi solusi terbaik. Cara mengangkat kaki pun menjadi
langkah perawatan atau pengobatan alami yang bisa dicoba saat muscle pull terjadi.

Baca juga:

teknik panahan
perlengkapan panahan

teknik dasar pencak silat

9. Keseleo Pergelangan Kaki atau Ankle Sprain

Salah satu risiko cedera saat menjadi pelari adalah mengalami keseleo, khususnya yang paling
umum adalah ankle sprain atau keseleo di pergelangan kaki. Robeknya ligamen atau
peregangan berlebihan pada area pergelangan kaki mampu terjadi dan biasanya justru
sewaktu kaki tertekuk ke dalam.

Tanda dari ankle sprain adalah bila ditekan atau disentuh saja akan menyebabkan rasa sakit.
Jadi sebagai solusi terbaik, pelari perlu beristirahat total untuk bagian kaki dan tak boleh
sembarangan menggerakkannya. Sekitar kaki juga sebaiknya dikompres es, dikompresi hingga
diangkat untuk membuatnya menjadi lebih baik.

10. Cedera Hamstring

Sensasi nyeri seperti ada penarikan otot di bagian belakang paha, itu tandanya Anda
mengalami cedera yang kita sebut dengan cedera hamstring. Istilah hamstring sendiri
merupakan 4 otot yang berjajar di sepanjang paha bagian belakang. Pelari pun bisa cukup
mudah terserang cedera seperti ini dikarenakan pemanasan yang kurang, dan oleh karena itu
sebaiknya waktu pemanasan harus cukup.

Sponsors Link

Otot yang lelah dan terus dipaksakan untuk berlari bisa juga mengalami cedera hamstring.
Gerakan tiba-tiba juga mampu menjadi penyebabnya. Dan untuk mengatasi cedera jenis ini,
tentunya sama seperti cedera lainnya, kompres es dan beristirahat akan membantu
memulihkan kaki sehingga bisa kembali berlari; namun selama cedera, jangan coba-coba
kembali berlari.

11. Kram Otot Kaki

Pelari yang kurang pemanasan biasanya juga akan mengalami yang namanya kram otot,
khususnya jika pelari melakukan pemanasan berlebihan atau latihan lari yang intens. Latihan
yang terlalu intens ditambah tanpa adanya peregangan otot maupun pemanasan yang cukup
dan tuntas. Bagian betis dan jari kemungkinan menjadi bagian yang paling kerap mengalami
kram.

Otot berkontraksi dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terserang kram sehingga
digerakkan pun menjadi sulit selama beberapa detik maupun menit. Jika terjadi saat berlari,
jangan panik dan sebaiknya juga tak melanjutkan aktivitas lari. Beri pijatan dan gerakkan
sedikit-sedikit hingga hilang kramnya barulah coba berlari lagi.

Anda mungkin juga menyukai