A. KONDISI GEOGRAFI
1
Gambar 1. Peta Demografi Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan
2
Tabel 1. Luas Wilayah Berdasarkan Jumlah Desa Kabupaten Maros
Visi
• Mewujudkan RSUD Salewangang sebagai Rumah Sakit yang
unggul dalam pelayanan.
Misi
• Meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan yang
berkualitas dan terjangkau.
• Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit
yang berkualitas dan berteknologi.
• Meningkatkan ketersediaan obat – obatan, dan bahan laboratorium
(reagensia).
• Mengembangkan sistem informasi dan manajemen pengelolaan
Rumah Sakit yang transparan, efektif, efisien dan akuntabel.
• Meningkatkan pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,
transparan, dan mandiri.
3
• Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas Sumber Daya Manusia
yang professional menuju tata kelola Rumah Sakit yang baik.
• Meningkatkan kualitas keamanan dan kenyamanan lingkungan
RSUD Salewangang.
C. POLIKLINIK
Poliklinik obstetri dan ginekologi RSUD Salewangang Maros
terletak di gedung yang sama dengan Instalasi Gawat Darurat Obstetri
dan Ginekologi dan kamar bersalin. Jam buka pendaftaran poli dimulai
dari Senin sampai Sabtu, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00.
Ukuran ruangan poli 3 m x 3 m ditunjang dengan ventilasi dan
pencahayaan yang memadai. Terdapat fasilitas alat ultrasonografi, tempat
tidur ginekologi, serta pelayanan Keluarga Berencana.
Di Poliklinik obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah
Salewangang Maros terdapat alat ultrasonografi dengan probe
transabdominal dan transvaginal. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan
yaitu pemeriksaan dengan inspekulo, papsmear dan biopsi serviks.
Keterbatasan alat kesehatan untuk perawatan luka masih terbatas yang
jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah pasien.
4
belum adanya fasilitas untuk resusitasi neonatus, sehingga jika
dibutuhkan tindakan resusitasi bayi segera, maka bayi akan dibawa ke
NICU yang letaknya tepat di sebelah kamar bersalin.
E. KAMAR OPERASI
Kamar operasi sentral terdiri atas 3 ruangan. Keterbatasan Petugas
OK tidak siap 24 jam. Untuk itu kasus kasus emergensi untuk tindakan
operasi cito pada waktu malam pukul 22.00 sampai 08.00 pagi harus
dirujuk. Respon time kurang lebih dibutuhkan waktu 60 menit. Kamar
operasi jaraknya cukup jauh yang letaknya di bagian belakang rumah
sakit dan IGD obgin di bagian depan RS, jadi membutuhkan waktu 10
sampai15 menit untuk bisa dibawa dari kamar bersalin menuju ke kamar
operasi. Secara keseluruhan ruangan operasi baik sarana dan prasarana
yang ada cukup baik tetapi sebaiknya ada penambahan tenaga
paramedis di kamar operasi sehingga kamar operasi bisa melayani
operasi 24 jam.
G. PERINATOLOGI
Ruangan ini terletak tepat di samping kiri kamar bersalin dengan
ukuran 5 m x 4 m dengan sarana dan prasarana cukup memadai.
Terdapat 5 inkubator dengan 1 alat Continuous Positive Airway
Pressure.
5
bawa ke ruangan ini.
BAB II
6
Pembagunan kesehatan dilaksanakan pada segala bidang. Tujuan
pambangunan kesehatan menuju Indonesia sehat yaitu meningkatnya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup
sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan
fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh
Wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri
maju dan sejahtera .
7
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan negara-negara
lainnya di dunia hampir sama, diantaranya akibat perdarahan (25%),
infeksi (14%,) kelainan hipertensi dalam kehamilan (13%), letak sungsang
(13%) serta akibat persalinan yang lama (7%).
8
B. Kasus yang Ditangani
Kasus-kasus yang ditangani selama bertugas adalah sebagai berikut :
Tabel 2 . Sebaran Kasus Obstetri Juni - Juli 2018
Umur Paritas Pendidikan Tindakan Ket
No. Kasus Obstetri <20thn
20- 35-
Primi Multi Grande <9thn >9thn
<35thn 40thn
Pemeriksaan
1. Kehamilan 327 86 198 43 127 154 46 168 159 Obstetri dan Antenatal Care
USG
Hiperemesis
2. 16 4 10 2 11 5 0 6 10 Konservatif
gravidarum
Implan : 6
Kuretase AKDR : 3
3. Abortus inkomplit 26 6 12 8 9 11 6 15 11
Suntikan : 10
Menolak KB : 7
4. Abortus imminens 24 9 14 1 10 12 2 10 14 Konservatif
Menolak KB : 1
Pil KB :
5. Blighted Ovum 3 1 2 0 2 1 0 2 1 Kuretase
AKDR : 0
Suntikan : 2
Suntikan : 1
6. Missed Abortion 2 0 1 1 1 1 0 2 0 Kuretase
Implan : 1
AKDR : -
7. Mola Hidatidosa 1 0 1 0 0 1 0 1 0 Kuretase
Implan : 1
AKDR : 2
Pil KB : 4
PPN : 8 Suntikan : 4
8. Preterm 12 3 6 3 4 6 2 5 7
SSTP :4 Menolak KB : 2
9
Umur Paritas Pendidikan
No. Kasus Obstetri <20thn
20- 35-
Primi Multi Grande <9thn >9thn
Tindakan Ket
<35thn 40thn
PPN (195)
9. Persalinan 241 40 174 27 74 147 20 119 122 SSTP (33)
Rujuk (13)
A. Persalinan 168 24 128 16 54 105 9 74 94 PPN (168)
Normal
Implan: 35
AKDR: 30
Injeksi 3 bulan : 60
Menolak KB: 43
B. Presentasi 8 2 5 1 2 4 2 4 4 AKDR : 2
PPN (4)
bokong Tubektomi : 1
SSTP (3)
Rencana KB
Rujuk (1)
Suntik 3 bulan : 3
Implan :2
-RS Ananda 1
Menolak KB : 0
10
20- 35-
<20thn Primi Multi Grande <9thn >9thn
<35thn 40thn
11
Tabel 3 . Sebaran Kasus Ginekologi Juni - Juli 2018
RSUD Daya 1
2. Tumor Adneksa 4 0 3 1 0 0 4 0 2 2 HT : -
RS Unhas 1
RSWS : 2
Rujuk RS
Miomectomi :
St.Khadijah 1
3. Mioma Uteri 3 0 2 1 0 0 2 1 2 1 1
Rujuk RS
HT : 2
Ananda 1
Rujuk Divisi
kista ovarium
Onkologi
Neoplasma simple :1
RSWS : 3
4. Ovarium Kistik / 4 0 2 2 0 0 2 2 3 1 neoplasma
RSUD Daya
Kista Ovarium ovarium kistik
1
suspek
ganas : 3
12
Prolaps Uteri/ Rujuk Divisi
5. Cystocele/ 3 0 2 1 0 0 3 0 1 2 Uroginekologi
Rectocele RSWS 3
Kasus Usia Paritas Pendidikan
No Jumlah 35- Tindakan Ket.
Ginekologi <20thn 20-<35thn >41thn Primi Multi Nona <9thn >9thn
40thn
Rujuk Divisi
6. Ca. Serviks 3 0 1 1 1 0 3 0 2 1 Onkologi
RSWS 3
13
Tabel 4 . Sebaran Kasus KB Juni - Juli 2018
Pasien belum
berKB ketika
keluar RS,
sebagian memilih
5. Menolak KB 75 33 25 15 2 40 34 1 52 23 kembali ke PPK.
Rencana KB
injeksi : 45
Pil kombinasi :16
Menolak KB : 14
Semua pasien inpartu dan SC telah dilakukan konseling KB, tetapi sebagian besar memilih kembali ke PPK I (Pemberi Pelayanan Kesehatan
Tingkat I) setelah masa nifas (selain terdapat kontraindikasi pemasangan). Tidak terdapatnya fasilitas KB suntik di RS karena disediakan di PPK
I.
14
B. MASALAH OBGINSOS
15
Komprehensif
(PONEK)
2. Masih cukup Masalah geografis Memberikan Penyelenggaraan
banyaknya kasus yang sulit, sosial edukasi kepada pelatihan APN/
kehamilan risiko
budaya dan sosial tenaga kesehatan POED/midwifery
tinggi serta kasus
rujukan terlambat. ekonomi menjadi di fasilitas update secara
alasan terlambatnya kesehatan primer berkala
Penyuluhan yang
beberapa kasus tiba mengenai
intensif pada
di RS Salewangang identifikasi serta
kader-kader serta
Maros. penatalaksanaan
tokoh-tokoh
awal komplikasi
Terlambat merujuk
masyarakat untuk
pada kasus-kasus
(mengambil tindakan)
meningkatkan
kehamilan berisiko.
oleh tenaga medis
Edukasi terhadap kesadaran serta
karena masih
pasien dan pemahaman
kurangnya
keluarga dengan mengenai
pengetahuan dalam
cara proaktif, pentingnya
menilai serta
koordinatif, mengenali
mengenali kehamilan-
terencana, efektif kehamilan-
kehamilan berisiko
dan efisien. kehamilan risiko
tinggi oleh tenaga Mengarahkan dan
tinggi
kesehatan. menambah bidan
terlatih sebagai
Masalah Budaya
ujung tombak
(minta waktu
pelayanan
berunding dengan
kesehatan ibu
keluarga besar)
dimasyarakat
menjadi penyebab
pedesaan agar
suami/orang tua/wali
melakukan
menunda menerima
pendekatan dengan
tindakan medis.
masyarakat dan
dukun kampung
Masih tingginya
agar terjalin
kepercayaan (ritual)
kerjasama yang
terhadap dukun
baik sehingga
(Emotional Security)
persalinan tidak lagi
dilakukan oleh
dukun kampung.
16
3. Sulitnya Tidak selalu tersedia Rumah sakit Memberikan
mendapatkan darah di Unit bekerja sama pelaporan kepada
persediaan darah
Transfusi Darah dengan PMI, pihak manajemen,
pada kasus-kasus
emergency (UTD) RS anggota POLRI dan kepala pelayanan
Salewangang Maros TNI untuk medik serta
Kurangnya
mengadakan Residen yang
pengetahuan
program donor stase untuk
masyarakat mengenai
darah rutin/berkala mengamati dan
pentingnya kegiatan
maupun keadaan menindaklanjuti
donor darah
emergensi perkembangan
Jarak antara RS
Memberikan
selanjutnya di
maros ke PMI (Palang
edukasi kepada
RSUD
Merah Indonesia)
masyarakat
Salewangang
serta UTD Dinas
mengenai manfaat
Maros
Kesehatan Makassar
donor darah
yang cukup jauh
sehingga
membutuhkan waktu
yang lama untuk
persediaan darah
pada kasus-kasus
kegawatdaruratan
4. Angka akseptor Pasien banyak yang Penyuluhan Memberikan
KB untuk Tubektomi menolak kontrasepsi mengenai edukasi kepada
dan AKDR masih
permanen, walaupun pentingnya KB kader serta tokoh
rendah
sudahdikonseling, pada ibu-ibu hamil masyarakat
informasi dan edukasi di poliklinik (ANC) mengenai manfaat
dengan baik. Hal ini dan ibu-ibu pasca KB
Pelatihan
dikarenakan salin.
pemasangan KB
banyaknya rasa takut
Bekerjasama
jangka panjang
ibu akan isu miring
dengan BkkbN
(implant dan
dari tubektomi dan
dalam pelaksanaan
AKDR) kepada
AKDR contohnya
Pelatihan KB pasca
tenaga kesehatan
tidak dapat bekerja
salin kepada dokter
di fasilitas primer.
berat dan dapat
dan bidan
menyebabkan
perdarahan.
.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pelayanan obstetri dan ginekologi di RSUD Salewangang
Maros, sudah berjalan baik, yang tidak lepas dari dukungan
pemerintah kabupaten Maros dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan salah satunya berupa pelatihan SDM (dokter dan
paramedis)
2. Kejadian kehamilan berisiko tinggi seperti preeklamsia berat
serta rujukan terlambat masih cukup banyak ditemui, hal ini
disebabkan masih kurangnya kompetensi tenaga medis di
fasilitas kesehatan primer, serta pengetahuan masyarakat yang
minim mengenai hal ini.
18
3. Kesadaran masyarakat akan manfaat program KB masih kurang
disebabkan oleh minimnya pengetahuan serta masih kuatnya
unsur budaya yang mempengaruhi pola pikir masyarakat.
B. SARAN
1. Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
obstetri dan ginekologi, pelatihan mengenai Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
harus dilakukan secara rutin dan menyeluruh pada seluruh
SDM (dokter dan paramedis) di RS Salewangang Maros
2. Pentingnya peran serta RS Salewangang bekerja sama
dengan pemerintah setempat serta lembaga terkait (BkkbN)
dalam menggalakkan penyuluhan mengenai kehamilan
berisiko tinggi, kegawatdaruratan obstetri, program KB dan
sistem rujukan terpadu kepada tenaga kesehatan di fasilitas
primer, kader, serta tokoh-tokoh masyarakat yang berada di
wilayah kerja RSUD Salewangang Maros dalam usaha
meningkatkan kualitas pelayanan di bidang obstetri dan
ginekologi.
Stefannus Wibisono
Mengetahui,
19
Pembimbing I Pembimbing II
20
LAPORAN HASIL KEGIATAN STASE MANDIRI
RESIDEN DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG
KABUPATEN MAROS
TANGGAL 01 JUNI – 31 JULI 2018
Stefannus Wibisono
PEMBIMBING
21
dr. Eddy Hartono, Sp.OG (K)
22