SKRIPSI
OLEH
SITI NURHAYATI
NIM 105171480800
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program sarjana
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Oleh
Siti Nurhayati
NIM 105171480800
proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu diperlukan
adanya suatu wadah yang memiliki kejelasan tanggung jawab dalam proses
Dengan cara menerapkan sistem skoring atau pemberian skor bagi siswa
yang melanggar tata tertib di sekolah tersebut tujuan pendidikan dan pengajaran.
dikenal istilah skor untuk menjatuhkan sanksi. jenis dan tingkat pelanggarannya
Tabel 1.1 Sanksi dan pembinaan pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 20
2003-2009
No POINT PEMBINAAN
1. Pelanggar tata tertib dengan point 5 Dibina oleh Bapak/Ibu guru
2. Pelanggar tata tertib dengan point 6-15 Dibina oleh Wali kelas
3. Pelanggar tata tertib dengan point 16-50 Dibina oleh Koordinator tata
tertib, mendapatkan peringatan I
dan orang tua/wali dipanggil ke
sekolah untuk mengetahuinya.
4. Pelanggar tata tertib dengan point 51-79 Di bina oleh urusan kesiswaan,
mendapatkan peringatan II dan
orang tua/wali dipanggil ke
5. sekolahuntuk mengetahuinya.
Pelanggar tata tertib dengan point 80-99 Dibina oleh kepala sekolah,
mendapatkan peringatan III dan
orang tua/wali dipanggil ke
6. sekolah untuk mengetahuinya.
Pelanggar tata tertib dengan point 100 Di keluarkan disarankan
mengajukan pernyataan
mengundurkan diri dari SMP
Negeri 20 Malang dan
selanjutnya diserahkan tanggung
jawab pendidikannya ke orang
7. tua/wali.
Pelanggar tata tertib dengan point 100 Dikeluarkan dari
karena tindak kekerasan/kriminal berat sekolah/diserahkan kepada orang
tua/wali murid.
penelitian dan judul “Pelaksanaan Tata Tertib Sistem Skoring dalam Peningkatan
B. Rumusan Masalah
20 Malang?
Malang?
D. Kegunaan Penelitian
Dapat bahan referensi dan dokumentasi bagi SMP Negeri 20 Malang yang
dapat digunakan sebagai salah satu literatur bagi rekan-rekan jurusan PKn
penelitian lanjutan.
10
METODE PENELITIAN
tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian
A. Kehadiran Peneliti
merupakan alat pengumpul data utama, selain itu hanya manusia sebagai alat
sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya dan hanya
B. Lokasi Penelitian
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
secara langsung dari lapangan. Yang menjadi sumber data primer adalah guru-
guru yang menangani tata tertib di sekolah yaitu guru yang mengani tata tertib
pemecahan masalah data ini diperoleh dari studi pustaka berupa buku-buku
D. Pengumpulan Data
1. Observasi Partisipatif
2007:48).
2. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti sebagai pewawancara (interviewer) yang
3. Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,
dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, misalnya buku tata tertib siswa,
serta arsip milik sekolah yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan,
misalnya buku tata tertib sekolah baik yang dipegang oleh siswa maupun guru,
E. Analisis Data
artinya setiap catatan harian yang dihasilkan dalam pengumpulan data, yaitu hasil
wawancara, observasi, dan dari sejumlah dokumen yang terekam atau disebut
Pengecekan keabsahan data adalah sebagian dari unsur yang tidak dapat
temuan dan interpretasi yang absah maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan
berbagai macam teknik. Dalam penelitian ini teknik pengecekan keabsahan data
1. Ketekunan Pengamatan
sejak awal sampai akhir penelitian sehingga menghasilkan informasi yang utuh
dan lengkap.
2. Perpanjangan Kehadiran
3. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
yang paling banyak digunakan adalah melalui sumber data, yaitu mengecek
sumber data yang satu dengan sumber data yang lainnya berdasarkan hasil
1. Tahap Persiapan
a. Merumuskan masalah
adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih
yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya
b. Studi eksplorasi
penelitian terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengenal situasi dan keadaan
lokasi penelitian.
c. Penyusunan proposal
Penyusunan proposal ini juga diperlukan untuk mengurus surat ijin penelitian.
d. Perijinan
melaksanakan penelitian.
1. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
dokumentasi.
b. Penyusunan data
c. Analisis data
2. Tahap Pelaporan
A. Paparan Data
pendidikan yang berada dalam koordinasi Dinas Pendidikan Kota Malang. Pada
awalnya SMP Negeri 20 Malang merupakan cabang dari SMP Negeri 5 Malang.
Sekolah ini didirikan pada tahun 1994 dan bertempat di gedung SMP Negeri 5
Malang sampai tahun 1996. Pada tahun 1996, SMP Negeri 20 Malang sudah
38 Malang.
Malang
Sekolah membuat strategi yaitu menerapkan tata tertib sistem skoring yang
a) bisa membantu guru untuk mengetahui bagaimana perilaku anak itu di kelas
Saat wawancara dengan Ibu Isminarsih selaku guru yang menangani tata
Menurut Ibu Kusbandini selaku guru yang menangani tata tertib, beliau
menegaskan bahwa:
“Agar jumlah pelanggaran tata tertib di sekolah ini berkurang dan
disiplin siswa meningkat dan penegakan tata tertib sesuai dengan
apa yang kita harapkan,,,,maka kita membuat buku tata tertib yang
berguna untuk mengetahui jenis, dan jumlah pelanggaran tata tertib
sehingga jika ada siswa yang melanggar tata tertib bisa langsung
dicatat dan diberi point/skor, karena di dalam buku tata tertib ini
juga disertakan point-point bagi setiap pelanggaran” (Wawancara,
19 Mei 2009).
Pernyataan ini kemudian diperkuat lagi oleh pendapat Ibu Rahayu
Ibu
Rahayu Budiarti selaku guru yang menangani tata tertib juga, menguatkan
“Selain membuat siswa takut juga bertujuan agar para orang tua
tahu perilaku anaknya di sekolah , karena buku tata tertib nanti
juga di bawa pulang oleh siswa” (Wawancara, 19 Mei 2009).
Dengan adanya sistem skoring ini pula siswa diharapkan mempunyai
tingkat kedisiplinan yang tinggi sesuai yang diharapkan sehingga tata tertib di
sekolah bisa berjalan dan bermanfaat bagi seluruh pihak sekolah khususnya dan
Menurut Ibu Isminarsih selaku guru yang menangani tata tertib, beliau
menegaskan bahwa:
Menurut Ibu Isminarsih selaku guru yang menangani tata tertib, beliau
menegaskan bahwa:
“Dengan diadakannya tata tertib sistem skoring ini membuat siswa
merasa takut untuk melakukan pelanggaran..” (Wawancara, 19
Mei 2009).
Menurut Ibu Kusbandini selaku guru yang menangani tata tertib siswa
tahun mulai dari tahun 2003-2009 jumlah pelanggaran semakin berkurang dan
anak-anak mulai takut dengan jumlah point yang akan mereka dapat”
Sekolah mempunyai seperangkat tata tertib yang harus ditaati oleh seluruh
komponen sekolah. Dalam hal ini kesiswaan juga berperan dalam pengaturan dan
pembinaan tata tertib siswa. Tata tertib siswa atau ketentuan tersebut antara lain:
a) Kewajiban Murid
b) Hak murid
c) Larangan Murid
d) Sanksi
sayang dari orang tua, sehingga siswa yang bersangkutan cenderung untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menimbulkan kepedulian orang
tuanya.
2. Faktor teman sebaya. Usia siswa yang relatife muda sangat rawan serta mudah
3. Adanya pengaruh dari media massa (majalah, radio, TV, internet, dan
oleh siswa atau dengan kata lain siswa cenderung untuk mengikuti
perkembangan zaman meskipun hal itu terkadang tidak sesuai dengan tata
tertib, misalnya siswa yang memakai sepatu warna-warni, model baju yang
4. Alasan yang lain bisa datang dari dalam diri siswa sendiri yaitu kemauan
siswa yang bersangkutan, misalnya anak yang tidak punya niat untuk sekolah
sehingga merasa malas dan tidak peduli dengan peraturan yang ada di
sekitarnya.
yaitu:
perlu mengunakan buku tata tertib yang didalamnya juga dicantumkan point/skor
(MOSIBA) yang dilakukan setiap awal tahun ajaran baru dengan salah satu
c) diadakan SIDAK
Selain itu dalam jangka waktu tertentu juga diadakan operasi mendadak
“Dan adapun yang membawa HP itu bukan hanya siswa kelas XI saja
tetapi dari siswa kelas VII sampai dengan siswa kelas VIII rata”
(Wawancara, 26 Mei 2009).
Ibu Isminarsih guru yang menangani tata tertib siswa kelas VIII
mengemukakan, bahwa:
demikian, hal itu tidak berarti bahwa para siswa itu bisa seenaknya untuk datang
tertib bahwa:
juga bahwa:
B. Temuan Penelitian
Malang
sangatlah penting berguna bagi semua orang khususnya siswa, guru yang merasa
resah melihat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, dan memikirkan bagaimana
cara untuk mengatasi pelanggaran tersebut, maka sekolah mengeluarkan buku tata
sebagai seorang yang sedang menjalani proses pendidikan dan pembelajaran dan
yang paling penting adalah melihat sifat dan sikap serta perilaku siswa yang sulit
diatur.
pembinaan tata tertib siswa pihak sekolah membuat ketentuan, ketentuan tersebut
Dan kemudian pada saat diberlakukannya tata tertib sistem skoring ini
bentuk kelakuan, 2) bentuk kerapian, dan 3) bentuk kerajinan. Dari ke tiga bentuk
pelanggaran itu, ada sanksi dan pembinaannya sesuai dengan point.skor yang
diperoleh.
1. Masalah keluarga
3. Adanya pengaruh dari media massa (majalah, radio, TV, dan internet)
4. Alasan yang lain bisa datang dari dalam diri siswa sendiri yaitu kemauan
siswa yang bersangkutan, misalnya anak yang tidak punya niat untuk sekolah
sehingga merasa malas dan tidak peduli dengan peraturan yang ada di
sekitarnya.
3. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan
dengan cara benar-benar menerapkan tata tertib sistem skoring ini dan menangani
secara langsung setiap pelanggaran yang terjadi. Selain itu pihak sekolah juga
menerapkan berbagai cara misalnya mulai dari pembinaan melalui Masa Orientasi
Siswa Baru yang dilakukan setiap awal tahun ajaran baru, selain itu di sekolah ini
sering diadakan operasi mendadak yaitu yang disertai dengan penyitaan barang-
4. Hasil tata tertib sistem skoring dalam peningkatan disiplin siswa di SMP
Negeri 20 Malang.
sebelumnya tidak ada alat untuk mengetahui pelanggaran apa yang dilakukan oleh
siswa (tidak ada buku tata tertib), dan pelanggaran yang dicatat jenis pelanggaran
yang nampak saja, tidak bisa terperinci seperti sesudah diadakan sistem skoring,
tetapi setelah kita lihat dari tabel 4.4 yaitu jumlah pelanggaran dari tahun ke tahun
semakin menurun itu menandakan bahwa Sejak diberlakukanya tata tertib sistem
skoring maupun sudah keterlambatan tetap saja berkembang. Hal lain yaitu
masalah atribut sekolah yang tidak lengkap (badge, nama siswa, dasi, sabuk) dan
sering ditemukan siswa yang memakai sepatu selain warna hitam. Sedangkan
masalah absensi atau kehadiran siswa juga mengalami banyak kendala, hal ini
disebabkan oleh ijin, tanpa keterangan. Pihak sekolah juga biasanya menemukan
siswa yang membawa HP, hal ini mengakibatkan pihak sekolah membuat
Berdasar hasil penelitian yang diperoleh, pelanggaran sering terjadi dan pihak yang
menangani tata tertib merasa sulit untuk mengatasi siswa tersebut. Adapun tujuan
- Bisa membantu guru untuk mengetahui bagaimana perilaku anak itu di kelas
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 20 Malang memberlakukan tata tertib yang
tegas terhadap siswanya. Pada dasarnya tata tertib siswa dibuat untuk mengatur tingkah laku
bisa tercipta suasana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Atau dengan kata lain tata tertib
Sehubungan dengan hal tersebut, (Surya, 2001) mengemukakan agar disiplin dapat
ditegakkan, sekurang-kurangnya ada empat unsur yang harus diwujudkan. Unsur pertama adalah
aturan sebagai pola-pola berperilaku. dan kedua sebagai upaya membantu individu tidak
Unsur yang kedua adalah hukuman sebagai alat dalam memberikan tindakan terhadap
setiap pelanggaran aturan yang telah ditetapkan. Unsur disiplin yang keempat adalah konsisitensi
yaitu derajad keseragaman atau ketetapan dalam mewujudkan perilaku, pelaksanaan aturan,
pemberian hukuman dan pemberian ganjaran. Konsistensi dalam hal-hal tersebut dapat
menunjang tegaknya disiplin. Sebaliknya apabila hal-hal tersebut tidak diwujudkan secara
Dengan diberlakukanya tata tertib sistem skoring, maka secara otomatis aturan yang
diberlakukan juga memuat berapa jumlah skor yang dikumpulkan siswa. Juga memuat adanya
sanksi bagi tiap-tiap pelanggaran yang dilakukandan hukumannya. Hukuman adalah suatu
bentuk kerugian atau kesakitan yang ditimpakan kepada seseorang yang berbuat kesalahan
(Schaefer, 1986:93). Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri 20 Malang.
Negeri 20 Malang
Penanaman perilaku dan sikap melalui kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru (MOSIBA).
Kegiatan ini diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus seleksi masuk SMP Negeri 20 Malang.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi pengetahuan, perkenalan, dan
pembekalan kepada siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru, termasuk di dalamnya
penanaman perilaku yang sebaiknya diterapkan maupun perilaku yang bertentangan dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Dalam jangka waktu tertentu juga diadakan kegiatan yang
dinamakan Operasi Mendadak (SIDAK). Operasi ini biasanya dilakukan ke kelas-kelas dalam
rangka pembinaan kedisiplinan siswa, dan biasanya diikuti dengan penyitaan barang-barang
yang tidak sesuai dengan tata tertib. Dengan diadakannya kegiatan ini kedisiplinan siswa dapat
lebih ditingkatkan. Adapun pembagian tugas guru tata tertib adalah Ibu Kusbandini menangani
tata tertib anak kelas VII, Ibu Isminarsih menangani tata tertib anak kelas VIII, dan Ibu Rahayu
D. Hasil pelaksanaan tata tertib sistem skoring dalam peningkatan disiplin siswa di SMP
Negeri 20 Malang
Pelanggaran yang berkaitan dengan masalah keterlambatan, kelengkapan dan tata cara
pemakaian seragam, misalnya atribut sekolah yang tidak lengkap (badge, nama siswa, dasi dan
sabuk) dan sering ditemukannya siswa yang memakai sepatu selain warna selain hitam.
Sedangkan masalah absensi atau kehadiran siswa juga sering mengalami banyak
kendala, hal ini disebabkan oleh ijin, sakit, tidak masuk tanpa keterangan. Selain itu, pihak
sekolah juga menemukan siswa yang membawa hand phone (HP) siswa. Tata tertib sistem
skoring ini sangat memberi dampak terhadap menurunnya angka pelanggaran yang dilakukan
oleh para siswa sehingga para siswa berusaha untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar
tata tertib karena ada sanksi yaitu siswa yang melakukan pelanggaran dengan jumlah point
tertentu akan mendapat pembinaan bertahap dari guru, wali kelas, staf sekolah, kepala sekolah,
dan kemungkinan pembinaanya akan diserahkan kepada orang tua /wali murid. Peneliti
beranggapan bahwa dalam pelaksanaan tata tertib sistem skoring ini mampu meningkatan
A. Kesimpulan
1. Tujuan diberlakukannya tata tertib sistem skoring di SMP Negeri 20 Malang: (a) bisa
membantu guru untuk mengetahui bagaimana perilaku anak itu di kelas, (b) mengetahui
jumlah point pelanggaran yang diperoleh siswa, (c) Orang tua lebih bisa mengetahui
bagaimana perilaku anaknya di sekolah, (d) menjadikan siswa lebih patuh pada tata tertib
kelakuan, bentuk kerapian, dan bentuk kerajinan, adapun faktor yang menyebabkan
pelanggaran siswa antara lain: masalah keluarga, faktor teman sebaya, adanya pengaruh
dari media massa serta adanya faktor lain yang yang bisa datang dari dalam dirinya
sendiri.
Negeri 20 Malang adalah dengan cara benar-benar menerapkan tata tertib yang ada dan
menangani secara langsung setiap pelanggaran. sistem skoring yaitu dengan cara
member point/skor yang sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa,
4. Hasil pelaksanaan tata tertib sistem skoring dalam peningkatan disiplin siswa di SMP
melihat penurunan angka pelanggaran dari tahun ke tahun mulai diberlakukannya sistem
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti ingin menyumbangkan saran,
antara lain:
1. Bagi Siswa
Agar selalu patuh dan menaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah secara sadar dan
bertanggung jawab.
2. Bagi Pendidik
Orang tua diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan baik dengan pihak sekolah
4. Bagi Masyarakat