Anda di halaman 1dari 3

EKLAMSI PADA KEHAMILAN

No. Dokumen :SOP/ /C/Pusk.Bmg2/2018


No. Revisi :00
SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS Tanda Tangan dr. YUNI HASTUTI


BANJARMANGU 2 NIP. 19770607 200604 2 018
.............................................

1. Pengertian Eklamsi adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat,
dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran
(gangguan sistem saraf pusat).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan eklamsi
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Banjarmangu 2
No. 800/SK/ /Pusk.Bmg2/2018 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis di UPT Puskesmas Banjarmangu 2
4. Referensi Buku Panduan Penanggulangan Gawat Darurat Obstetri
Neonatal.
5. Prosedur 1. Petugas mengontrol kejang dengan MgSO4 (dosis awal 4
gm dan dosis jaga 1-2 gm/jam)
2. Petugas melindungi pasien dari kecelakaan selama
kejang. Jangan meninggalkan pasien tanpa ditunggu.
3. Petugas membersihkan dan lancarkan jalan nafas dengan
pengisapan dan pasien harus tetap menggunakan penahan
mulut (mouth gag) dan selang pernafasan.
4. Petugas memasang masker oksigen setelah kejang
berhenti untuk mengoreksi hipoksia
5. Petugas mengkontrol tekanan darah yang tinggi untuk
mencegah komplikasi fatal (misalnya perdarahan serebral)
dengan memberikan injeksi obat anti hipertensi secara
intravena
6. Petugas Lahirkan bayi
7. Hindari obat-obat diuretic dan hiperosmotik kecuali pada
edema paru
8. Batasi pemberian cairan intravena (lk 1500 ml/24 jam)
kecualli kehilangan darah yang terjadi sangat banyak.
9. Koreksi hipoksia dan asidosis
10. Observasi ketat
1) Setiap 30 menit periksa denyut nadi, TD, dan
kecepatan pernafasan
2) Buat status cairan yang memantau asupan cairan
dan output urin melalui kateter yang telah dipasang
3) Setiap 24 jam periksa DPL (darah perifel lengkap)
termasuk trombosit, urea darah, kreatinin dan enzim
hati)
4) Nilai koagulopati dengan pprofil koagulasi pada
saat pasien masuk untuk dirawat: waktu protombin (PT) ,
waktu romblopastin (PTT), produk penguraian fibrinogen
dan fibrin (FDP)
11. Pada kasus resisten ketika kejang eklamtik tidak
berhenti meskipun diberikan regimen penatalaksanaan pre-
eklamsia berat, berikan 2 gm/jam MgS0 4 melalui tetesan IV
lambat. Periksa kadar MgSO4 dalam darah sebelum
pemberian dosis dan pada kasus-kasus resisten untuk
menurunkan kejadian terjadinya keracunan. Selain itu, agen
kedua mungkin dioperlukan (misalnya diazepam atau
fenobarbital)
12. Dosis tambahan 2 gm MgSO4 dalam darah sebelum
pemberian satu kali pada dosis jaga jika kejang terjadi
meskipun pasien telah menerima dosis jaga MgSO4.
13. Diazepam (10 mg IV) dapat digunakan satu kali,
atau fenobarbital (125 mg IV dapat digunakan 1 kali)
14. Jika kejang terjadi meskipun telah diberi dosis jaga
MgSO4 CT scan harus dilakukan.
15. Jika penurunan pernafasan terjadi, pasien harus
dimasukkan ke ICU dan diventilasi setelah gas darah pasien
dan kadar pH darah diukur
6. Diagram -
Alir
7. Unit Terkait Unit Pelayanan KIA/KB
Ruang Persalinan

Halaman 2/3
Halaman 2/3
8. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
1

Halaman 3/3
Halaman 3/3

Anda mungkin juga menyukai