Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Herliani, M. Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK I (SATU):

Budi Sanjaya Lia Agustina Rizka Nur Saputri


1605015003 1605015013 1605015015

Awindi Cahyani Resi Itke Limbongan


1605015002 1605015027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua tidak terkecuali penyusun,
sehingga dapat menyelesaikan makalah Profesi Kependidikan yang berjudul
“Bimbingan dan Konseling”
Adapun makalah Profesi Kependidikan ini telah penyusun usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, penyusun tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
terdapat kekurangan baik dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka penyusun membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi kritik dan saran sehingga penyusun dapat memperbaiki makalah
Anatomi Tumbuhan ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah Profesi Kependidikan
“Bimbingan dan Konseling” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 29 November 2017

Kelompok satu

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
D. Manfaat.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ......................................................... 5
B. Tujuan dan Fungsi Dari Bimbingan dan Konseling ................................... 7
C. Prinsip-Prinsip Dari Bimbingan dan Konseling .......................................... 10
D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling .......................................................... 11
E. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ........................................... 14
F. Perbedaan Bimbingan dan Konseling ........................................................... 19
G. Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Sekolah ................. 20
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 22
B. Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sangat banyak masalah–masalah di sekolah terutama pada siswa itu
sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di
sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di
perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agas Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan
mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan
Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian
siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan
menghambat perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan datang.
behubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan
konseling, Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah-olah
selalu di pakai dalam saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang
banyak menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu
istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun dalam hal
tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari
potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya.
Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga
tidak dapat lepas dari masalah. Menyadari hal di atas siswa perlu bantuan dan
bimbingan orang lain agar dapat berindak dengan tepat sesuai dengan potensi
yang ada pada dirinya.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apa saja tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling?
3. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
4. Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling?
5. Apa saja jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling?
6. Apa perbedaan bimbingan dan konseling?
7. Bagaimana peranan guru dalam bimbingan dan konseling di sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
4. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling.
6. Untuk mengetahui perbedaan bimbingan dan konseling.
7. Untuk mengetahui peranan guru dalam bimbingan dan konseling disekolah.
D. Manfaat
Dari penulisan makalah profesi kependidikan ini, diharapkan dapat
bermanfaat untuk:
1. Membantu pembaca dalam memahami pengertian bimbingan dan konseling
2. Membantu pembaca dalam memahami tujuan dan fungsi dari bimbingan
dan konseling.
3. Membantu pembaca dalam memahami prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling.
4. Membantu pembaca memahami asas-asas bimbingan dan konseling.
5. Membantu pembaca mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling.
6. Membantu pembaca mengetahui perbedaan bimbingan dan konseling.
7. Membantu pembaca memahami peranan guru dalam bimbingan dan
konseling disekolah,

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pengertian bimbingan dan konseling


Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari
kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang
integral (Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian bimbingan
a. Pengertian bimbingan secara etimologi
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan bimbingan bonseling sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno, 2004:99).
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah bimbingan
merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance” yang
kata dasarnya “guide” memiliki beberapa arti, yaitu:
1) menunjukkan jalan (showing the way),
2) memimpin (leading),
3) memberikan petunjuk (giving instruction),
4) mengatur (regulating),
5) mengarahkan (governing), dan
6) memberi nasihat (giving advice).
b. Pengertian bimbingan secara terminology
1) Menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang

5
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan
masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
2) Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses
terus–menerus dalam hal membantu individu dalam
perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya
maupun masyarakatnya (Djumhur, 1975: 22).
3) Memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu proses
pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu
dalam memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self understanding),
kemampuan untuk menerima dirinya sendiri (self accaptance),
kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self direction) dan
kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai
dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan (Djumhur, 1975: 22).
2. Pengertian konseling
a. Pengertian konseling secara etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam
kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti,
yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan
pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling
secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).
b. Pengertian konseling secara terminology
1) Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses
hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang
lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalahnya (Tohirin, 2011: 22).

6
2) James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu
pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana seorang
Counselor membantu Counsele supaya ia lebih baik memahami
dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya
pada waktu itu dan waktu yang akan datang (Djumhur, 1975: 23).
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling
karir. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian
mengembangkan pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client
centered) (Prayitno, 2004: 105).

Gambar 1: pemberian bimbingan konseling pada individu


Sumber: www.seputarbimbingandankonseling.com

B. Tujuan dan Fungsi Dari Bimbingan dan Konseling


Menurut Sukardi (2002: 27-28) tujuan bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang
cerdas, yang beriman, yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

7
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karir. Bimbingan pribadi social
dimaksudkan untuk mencapai tugas dan tujuan perkembangan pribadi-
sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri dan
bertanggung jawab.

Gambar 2: pemberian bimbingan konseling pada siswa untuk mencapai tujuan


perkembangan
Sumber: www.seputarbimbingandankonseling.com
Menurut Hallen (2005: 53) secara umum, ada 5 tujuan yang akan di capai
siswa dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya adalah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa
dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta
memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka
sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan
kekurangan mereka.
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki,
dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa
yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif
dan dinamis.

8
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan
sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan
kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling
menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka
sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan
apa yang ada pada diri mereka.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan
sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akhirnya di harapkan siswa
dapat mewujudkan dirinya sendiri.
Menurut Hallen (2005: 55-58) dan Nurihsan (2009: 14) fungsi dari
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman
tentang diri sendiri, orang tua, guru pembimbing, pemahaman tentang
lingkungan di dalamnya informasi pendidikan, jabatan atau pekerjaan dan
informasi sosial.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang akan menimbulkan kerugian.
3. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan merupakan fungsi bimbingan
dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan
terkembangkannya beberapa potensi dan kondisi positif peserta didik
dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan

9
berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat
positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan, dengan demikian dapat
diharapkan agar peserta didik dapat mencapai perkembangan pribadi.
4. Fungsi advokasi
Fungsi advokasi merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik
dalam rangka dan upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.
5. Fungsi penyaluran
Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang pengembangan diri siswa dan
dalam membantu siswa untuk memantapkan kegiatan belajar disekolah
seperti memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lain-lain.
6. Fungsi adaptasi
Fungsi adaptasi merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang
membantu petugas sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasi program
Pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.
7. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian merupakan fungsi bimbingan dan konseling
dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dalam perkembangannya.

C. Prinsip-Prinsip Dari Bimbingan dan Konseling


Menurut Prayitno (2004: 3) dan Priyanto (2016: 9) prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip umum
a. Karena bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu
terbentuk dari segala aspek keperibadian yang unik dan ruwet karena
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-
individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang

10
tepat sesuai denganapa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan
pada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang
melakukannya.
e. Bimbingan harus dimulai dengan indentifikasi kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Memperhatikan sepenuhnya tahapan berbagai aspek perkembangan
individu.
d. Memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu yang
menyediakan orientasi pelayanan.
3. Prinsip berkenaan dengan individu
a. Hal-hal yang yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik
individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah dan di sekolah serta
kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan.
b. Kesenjangan social ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama.
4. Prinsip berkenaan dengan program layanan
a. Merupakan bagian integral dari upaya Pendidikan dan pengembangan
individu.
b. Program harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu.
c. Disusun dengan cara berkelanjutan dari jenjang Pendidikan yang
terendah sampai dengan jenjang Pendidikan yang tertinggi.
d. Perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

11
5. Prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
a. Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b. Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu atas
kemauan sendiri.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Bekerjasama antara guru dan orang tua anak menentukan hasil
pelayanan.
D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
1. Asas kerahasiaan
Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan
klien yang mengalami masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam
kegiatan bimbingan konseling kadang-kadang klient harus menyampaikan
hal-hal yuang sangat pribadi atau rahasia, kepada konselor, oleh karena itu
konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari kliennya.
Bagi klien yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnyaakan
sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat menyimpan
kerahasian masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang
dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepada
pihak lain.Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka
konselor akan mendapat kepercayaan dari semua pihak dan mereka akan
memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya,jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan ini
dengan baik,maka hilanglah kepercayaan klien terhadap konselor,sehingga
akibatnya pelayanan bimbingan tidak dapat tempat atau diterima di hati
klien dan para calon klien. Selain itu klien akan takut meminta bantuan
pada konselor sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi
bahan pembicaraan orang. Sementara itu ada kemungkinana klien akan
menyebarluaskan pengalaman yang yang tidak menyenangkan ini kepada
klien lain. Hal yang demikian dapat berdampak terhadap pelaksanaan

12
bimbingan dan konseling selanjutnya,dan konselor tidak dapat dipercaya
oleh klien. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa asas
kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan
konseling,dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab (Priyanto, 2016: 11).
2. Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan,baik dari pihak konselor maupun klien.Dengan ini
keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai.
Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien. Artinya klien
secara sukarela tanpa cara terpaksa mau menyampaikan masalah yang
ditanganinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang
dialaminya,serta mengungkapkan segenap fakta,data dan seluk beluk yang
berkenaan dengan masalah yang dialaminya. Sementara konselor
hendaknya dapat memberikan bantuan dnegan tidak terpaksa,atau dengan
kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas (Priyanto, 2016:
12).
3. Asas keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan
suasana keterbukaan,baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan
ini bukan hanya sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, tetapi
lebih dari itu,diharapkan masing pihak yang bersangkutan bersedia buka
diri untuk kepentingan masalah. Individu yang membutuhkan bimbingan
diharapakan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang
dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penelahan serta
pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakan
(Priyanto, 2016: 12).
4. Asas kegiatan
Asas kegiatan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan atau kegiatan bimbingan. Guru pembimbing (konselor)

13
perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam
setiap layanan atau kegiatan yang diberikan kepadanya (Arifah, 2016: 21).
5. Asas kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan atau kegiatan bimbingan dan konselin, diharpakn menjadi
individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengaambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri (Arifah, 2016: 21).
6. Asas kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (peserta didik) hendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton dan terus berkembang secara berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu (Arifah,
2016: 22).
7. Asas keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan
terpadukan (Arifah, 2016: 22).
8. Asas kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma.
Baik norma agama, hokum, peraturan, adat istiadat, dan ilmu pengetahuan.
Melalui segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling ini harus
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut (Arifah, 2016: 22).
9. Asas keahlian
Asas keahlian yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah0-kaidah
professional (Arifah, 2016: 22).

14
10. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan dan memberikan rangsangan serta dorongan dan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) (Arifah, 2016: 23).
E. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004: 20-23) dan jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
1. Layanan orientasi
Layanan yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan objek-objek yang dipelajari untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun
yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar
peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru secara tepat dan memadai yang berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
2. Layanan informasi
Layanan informasi berguna bagi seorang klien untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan. Layanan informasi dapat diberikan secara
individu atau kelompok. Misalnya bagi seorang individu yang
membutuhkan informasi khusus dalam menangani kesulitan belajar atau
bersosial. Untuk layanan informasi kelompok misalnya tentang informasi
perguruan tinggi, kesehatan, dan lain-lain.
Secara lebih rinci isi layanan informasi pada sekolah dasar atau
madrasah adalah sebagai berikut:
a. Informasi tentang perkembangan diri
b. Informasi tentang hubungan pribadi, sosial, nilai-nilai dan moral
c. Informasi tentang pendidikan kegiatan belajar
d. Informasi tentang dunia karir

15
e. Informasi tentang sosial budaya, dan
f. Informasi tentang agama.
Teknik atau metode yang digunakan konselor untuk menyampaikan
informasi yaitu melalui:
a. Ceramah, tanya jawab, diskusi,
b. Media,
c. Acara khusus, dan
d. Narasumber
3. Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk membantu
siswa dalam memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
minat dan bakatnya. Siswa memerlukan bantuan konselor untuk
mengembangkan potensi mereka. Sebab mayoritas siswa masih belum
memahami minat bakat yang mereka miliki. Penempatan dan penyaluran
siswa disekolah meliputi:
a. Layanan penempatan di kelas,
b. Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,
c. Penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ektrakurikuler,
d. Penempatan dan penyaluran ke jurusan atau program studi, dan
e. Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan.
Jika orangtua, guru, dan konselor memberikan layanan penempatan
dan penyaluran secara matang dan kompak, maka seorang siswa akan
mengalami perkembangan pada jalur yang sesuai dan tepat.
4. Layanan penguasaan konten
Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada
individu maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, siswa
diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-
masalah yang dialaminya dan berguna untuk menambah wawasan,
mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu. Oleh
sebab itu, konselor harus secara aktif menyajikan bahan, memotivasi dan

16
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti materi dan kegiatan
pelayanan. Kegiatan layanan penguasaan konten melalui teknik-teknik
yaitu penyajian materi pokok, tanya jawab dan diskusi, kegiatan lanjutan
seperti diskusi kelompok, penugasan, dan lain-lain.
5. Layanan konseling individual
Layanan konseling individu dilakukan untuk membantu siswa yang
memiliki masalah pribadi. Konseling individu dilakukan dengan cara tatap
muka secara langsung antara konselor dan klien untuk menyelesaikan
masalah yang dialami klien. Konseling merupakan layanan inti yang
pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar
tinggi sebab konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan
secara menyeluruh. Materi yang dibahas pada layanan konseling individu
tidak terbatas sebab masalah setiap individu berbeda-beda misalnya dalam
segi ekonomi, sosial, belajar dan karir. Pelaksanaan layanan konseling
individu sama dengan layanan yang lain, yaitu menempuh tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, tindak lanjut dan
laporan.
6. Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu suatu kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk menyusun rencana dan suatu keputusan. Dalam
layanan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin
kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang. Tujuan layanan
ini yaitu untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan berkomuniakasi (verbal maupun non-verbal) siswa. Topik
pembahasan biasanya diberikan oleh pembiming (pimpinan kelompok)
atau bisa ditentukan sendiri secara bebas oleh anggota kelompok. Untuk
jumlah ideal anggota kelompok yaitu 8-10 orang agar efektif dan efisien.
7. Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan
pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam

17
konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-
masing anggota kelompok.
8. Layanan mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat
terentaskan dengan konselor sebagai mediator
9. Layanan konsultasi
Layanan konsultasi dilaksanakan oleh konselor (pembimbing)
terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkanya
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakanya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga.
Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah
kepala sekolah atau kepala madrasah, guru-guru, dan orang tua siswa.
Masalah yang dikonsultasikan mencangkup berbagai hal yang dialami
pihak ketiga dalam kehidupan sehai-hari terutama menyangkut statusnya
sebagai siswa baik disekolah atau madrasah maupun dirumah serta di
lingkunganya. Isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang
kehidupan yang luas yang dialami oleh individu (pihak ketiga). Terhadap
siswa di sekolah dan madrasah, masalah-masalah yang dikonsultasikan
hendaknya lebih di prioritaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan status
siswa sebagai pelajar.
Menurut Irmandianto (2016: 4-5) untuk menunjang kelancaran pemberian
layanan-layanan seperti diatas perlu dilaksanakan kegiatan pendukung yang
mencangkup:
1. Aplikasi instrumentasi data, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
seluruh data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan
peserta didik dan lingkungan lainnya yang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrument baik tes maupun non-tes, dengan tujuan
untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya.
2. Himpunan data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta

18
didik.himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan
peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terselsaikannya masalah klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat
terbatas dan tertutup. Bertujuan agar memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4. Kunjungan rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentasnya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah peserta didik. Bekerjasama dengan
orangtua sangat diperlukan dengan tujuan untuk memperoleh keterangan
dan membangun komitmen dari pihak orangtua atau keluarga untuk
menuntaskan permasalahan peserta didik.
F. Perbedaan Bimbingan dan Konseling
Menurut Rizky (2016: 12-13) dan Walgito (2004: 34) perbedaan
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
No Keterangan Fungsi atau kegiatan Fungsi atau kegiatan
bimbingan konseling
1. Pengertian Bimbingan adalah Konseling adalah
bantuan atau pertolongan proses pemberian
yang diberikan dalam bantuan yang
individu untuk dilakukan melalui
menghindari atau wawancara konseling
mengatasi kesulitan- oleh seorang ahli
kesulitan hidupnya, agar (disebut konselor)
individu dapat mencapai kepada individu yang
kesejahteraan dalam sedang mengalami
hidupnya. sesuatu masalah
(disebut klien) yang
bermuara pada
teratasinya masalah
yang dihadapi klien

19
2. Layanan masuk a. Orientasi a. Pemahaman diri
pembelajaran atau b. Pendaftaran b. Konseling
melanjutkan c. Pilihan program individu
pembelajaran d. Familiars dengan c. Memahami orang
situasi penting dan lain, termasuk
likasi disekolah guru dan dimensi
kelembagaan
seperti perpusatakaan,
lainnya.
pusat kesehatan, dll.
3. Layanan proses a. Peningkatan belajar a. Hubungan antara
pembelajaran efektif program atau
b. Penggunaan intensif seleksi program
dan pencarian bahan masa depan.
pustaka b. Konseling
c. Perubahan atau akademik dalam
inovasi belajar berbagai bentuk
d. Strategi menjaga c. Stabilitas
stabilitas akademis hubungan antar
dan lain-lain. pribadi
e. Pelaksanaan ujian d. Etika
f. Analisis perilaku pemeriksaan.
belajar
4. Layanan persiapan a. Mencari pekerjaan a. Hidup sebagai
lulus b. Menulis aplikasi dan lulusan baru
mengumpulkan b. Realitas dunia
informasi kerja
c. Keterampilan c. Frustasi mencari
wawancara pekerjaan pekerjaan
d. Orientasi keluar d. Menghadapi pasar
tenaga kerja,
alternatif
penawaran besar
gaji, dll.
Tabel 1. Perbedaan bimbingan dan konseling

20
G. Peran Guru Dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling Disekolah
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam
kegiatan Bimbingan dan konseling, yaitu:

Gambar 3: salah satu peran guru dalam kegiatan bimbingan konseling


Sumber: www.idtesis.com
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik
maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi
dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

21
Sedangkan menurut Prayitno (2004, 30) menyatakan bahwa keberadaan
pelayanan bimbingan dan penyuluhan berperan untuk :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan;
2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Dalam Penjelasan PP Nomor 29 Tahun 1990 menyebutkan bahwa :
1. Bimbingan dalam rangka menemukan siswa dimaksudkan untuk membantu
siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
2. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan untuk
membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi,
budaya, serta alam yang ada.
3. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan mempersiapkan diri
untuk langkah yang dipilihnya setelah tamat belajar pada sekolah menengah
serta kariernya di masa depan.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata
“counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan
satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan
bagian yang integral
2. Tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk mengenal diri sendiri
dan lingkungannya, untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis, untuk dapat mengambil keputusan sendiri
tentang berbagai hal, untuk dapat mengarahkan diri sendiri, dan untuk
dapat mewujudkan diri sendiri. Sedangkan fungsi bimbingan dan
konseling adalah sebagai fungsi pemahaman, fungsi pencegahan,
fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi advokasi, fungsi
penyaluran, fungsi adaptasi, dan fungsi penyesuaian.
3. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
prinsip-prinsip umum, prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran
layanan, prinsip berkenaan dengan individu, prinsip berkenaan dengan
program layanan, dan prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan
pelayanan.
4. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut asas
kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan, asas
kemandirian,asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan,
dan asas keahlianAsas Tut Wuri Handayani.
5. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling adalah layanan orientasi,
layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan

23
penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan bimbingan
kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan
konsultasi
6. Perbedaan bimbingan dan konsleing didasarkan pada pengertian,
tugas, fungsi atau kegiatan bimbingan maupun konseling.
7. Peranan guru dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah sebagai
informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter,
fasilitator. mediator, dan evaluator.

B. Saran
Seorang guru dapat dinilai memiliki mutu yang berkualitas jika dapat
membimbing siswa dengan baik. Jadi hendaknya mendalami dan
menguasai bidang bimbingan dan konseling agar jika terjadi permasalahan
yang dihadapi peserta didik hendaknya dapat membimbing mereka
menjadi pribadi yang berkualitas

24
DAFTAR PUSTAKA

Djumhur dan Surya M. 1975. Bimbingan Dan Konseling Di sekolah. Bandung:


CV. Ilmu

Hallen, A. 2005. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching

Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Refika


Adimata

Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Padang: Ghalia Indonesia


dan Pustaka Sadiyah

Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafinda
Persada

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan


Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Tohirin. 2011. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis


Integras). Jakarta: Rajawali Press

Walgito, Bimo. 2004. Perbedaan Bimbingan dan Konseling.Bimbingan dan


Konseling.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arifah. 2016. Bimbingan Dan Konseling. https://www.slideshare.net. Diakses


pada tanggal 22 November 2017 Pukul 01:00 WITA

25
Irmandianto, dkk. 2016. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Konseling.
https://karyatulisilmiah.com. Diakses pada tanggal 23 November 2017
pukul 21:00 WITA

Priyanto, Bambang dan Mukhtar. 2016. Pengertian Tujuan Prinsip Asas-Asas


Dan Fungsi Bimbingan Dan konseling. https://www.scribd.com.
Diakses pada tanggal 22 November 2017 Pukul 01: 15 WITA

Rizky. 2016. Bimbingan Dan Konseling Optimasi Peserta Didik.


https://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 22 November 2017
pukul 01: 15 WITA

26

Anda mungkin juga menyukai