Tugas Kelompok Abah Askep Persalinan
Tugas Kelompok Abah Askep Persalinan
RSUD SURADADI
Nama Mahasiswa :
1. Mualif / P1337420318125
2. Yahya Puji Rahayu / P1337420318142
3. Ishak / P1337420318126
4. Agus Heru F / P1337420318112
5. Bambang Eko R / P1337420318114
6. Budi Arto / P1337420318115
7. Musdhalifah / P1337420318127
8. Suwargio / P1337420318136
9. Dili Anto / P1337420318117
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan
normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah
perdarahan abnormal. (Prawirohardjo,2007)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi
semakin intense lama, hiperventilasi maternal.
2) Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
c. Perencanaan
1) Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan
jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif
Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan
kriteria evaluasi :
a) Mengungkapkan penurunan nyeri
b) Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan
control.nyeri.
c) Istirahat diantara kontraksi
Intervensi :
a) Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
b) Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
identifikasi pola kontraksi abnormal
c) Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan
persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang
telah dilakukan berarti.
d) Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari
efeknegatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
e) Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan
persalinan.
f) Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin,
menurunkan resiko trauma kantung kencing.
g) Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai
indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-
obatan dan mencegah komplikasi.
2) Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
a) Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya
infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin
rentan pada infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
b) Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi .
c) Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptic
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
endometrial.
d) Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi.
e) Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
f) Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic
dapat merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme
resisten
3. Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2) Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
b) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
c) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3) Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
4) Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau
laserasi jalan lahir mungkin ada.
5) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan
bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari
discoid menjadi bentuk globular.
6) Pemeriksaan fisik
a) Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien.
b) Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta.
c) Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta.
b. Diagnosa keperawatan
1) Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan,
kesulitan dengan plasenta.
2) Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
c. Perencanaan
1) Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan,
kesulitan dengan plasenta.
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal dengan
kriteria evaluasi:
a) Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
b) Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
Mandiri
a) Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
b) Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
c) Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan
amnion dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli
paru.
d) Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan
pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat
mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
e) Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
R/ Membantu menghindari regangan otot.
f) Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
R/ Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan
peningkatan curah jantung yang cepat membuat klien dengan
aneurisme serebral sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
g) Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
R/ Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima
imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum.
Kolaborasi
h) Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion
atau pulmoner.
i) Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh
anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
j) Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.
2) Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan : diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan
kriteria evaluasi :
a) Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
b) Wajah tampak tenang.
c) Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi :
Mandiri
a) Bantu dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila
tepat.
R/ Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari
ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.
b) Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
R/ Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan
memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
c) Ganti pakaian dan linen basah.
R/ Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
A. PENGKAJIAN
Hari, tanggal : Senin, 10 September 2018
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. “F”
Tanggal lahir : 10 Februari 1995
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
Alamat : Plumbungan 02/04 - Suradadi
Tanggal Masuk : Senin, 10 September 2018 Pukul 08.00 wib
Diagnosa Medis : G1P0A0Ah0 UK 46+4 mg post date dengan kala
1 fase laten
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. “R”
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Plumbungan 02/04 - Suradadi
Hubungan dengan pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk RS
Pasien mengeluhkan kencang-kencang sejak pukul 22.00 WIB tanggal 9
September 2018. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Suradadi dengan
keterangan G1P0A0Ah0 UK 46+4 mg post date dengan kala 1 fase laten
untuk dilakukan penanganan lebih lanjut
b) Keluhan utama
Pasien mengeluhkan kencang-kencang seperti mau melahirkan tetapi
belum teratur. Kontraksi sudah dirasakan sejak tadi malam jam 22.00
WIB sebelum masuk RSUD Suradadi.
c) Riwayat kehamilan
Ini adalah kehamilan pasien yang pertama. Pasien menyatakan
melakukan ANC secara teratur di puskesmas sebanyak 8 kali. Pasien
menyatakan mengalami keluhan mual pada awal kehamilan. Usia
kehamilan sekarang 46 minggu 4 hari.
2) Riwayat Kesehatan dulu
a) Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit tekanan darah
tinggi, diabetes mellitus, penyakit menular, penyakit menurun atau
keganasan lainnya. Pasien mengatakan alergi pada makanan telur.
b) Riwayat Reproduksi
(1) Riwayat menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, dengan siklus 30 hari dan lama
rata-rata 5 hari. Tidak ada keluhan selama haid.
HPHT : 01 Desember 2017
HPL : 8 September 2018
(2) Riwayat pernikahan
Pasien menikah bulan Agustus 2014, usia pernikahan 3 bulan. Pasien
menikah pada umur 19 tahun dan suaminya 20 tahun. Pasien
menikah saat usia kehamilan 6 bulan. Pasien mengatakan hamil di
luar nikah.
(3) Riwayat Persalinan sebelumnya
Pasien belum pernah melahirkan sebelumnya.
(4) Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB
(5) Riwayat gangguan reproduksi
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat gangguan reproduksi.
b. Kesehatan keluarga
1) Genogram
Pasien
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= garis pernikahan
= garis keturunan
= tinggal serumah
2) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah
tinggi, DM, penyakit menular, menurun dan keganasan lainnya.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek fisik biologis
1) Pola nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan meningkat, ± 5 kali sehari dengan nasi, sayur
dan lauk. Pasien mengatakan minum ± 8-10 gelas per hari. Selama masa
kehamilan pasien lebih sering minum air putih. Pasien alergi makan telur.
2) Pola eliminasi
Pasien mengatakan frekuensi b.a.k di rumah meningkat pada akhir kehamilan
dan pasien mengalami susah BAB, pasien BAB 2 hari sekali.
3) Pola aktivitas-istirahat
Pasien mengatakan ketika di rumah aktivitas pasien seperti biasa akan tetapi,
pasien membatasi aktivitas dengan melakukan aktivitas yang berat-berat.
Ketika pasien berada di puskesmas, pasien masih dapat berjalan ke kamar
mandi secara mandiri.
Pasien mengatakan sejak tanggal 8 September 2018 pasien sulit tidur karena
merasakan sakit ketika bayinya bergerak dan kenceng-kenceng
4) Kebersihan diri
Pasien menyatakan mandi dua kali sehari. Keramas dengan menggunakan
shampo 2 hari sekali.
b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri : Pasien menerima kehamilan dan kehadiran bayinya
sebagai anggota keluarga baru.
b) Identitas diri : Pasien menyadari dirinya sebagai calon ibu. Selama
kehamilan sampai setelah persalinan pasien tidak memiliki gangguan dan
perubahan identitas diri.
c) Harga diri : harga diri pasien meningkat telah hamil dan akan melahirkan
anak pertamanya.
d) Peran diri : peran pasien bertambah yaitu menjadi calon ibu bagi
bayinya.
e) Ideal diri : Pasien mengatakan berharap anaknya menjadi anak yang
sholeh, berbakti kepada orang tua.
2) Intelektual
Pasien mengetahui bahwa kesehatan kehamilannya sangat penting sehingga
pasien kontrol kehamilan rutin sesuai jadwal di KIA. Pasien selalu bertanya-
tanya kapan bayinya akan lahir. Pasien mengatakan kurang mengetahui
tentang bagaimana proses melahirkan. Pasien juga mengatakan tidak tahu
bagaimana proses mengejan yang efektif dan efisien.
3) Hubungan interpersonal
Hubungan pasien dengan keluarga, teman dan lingkungannya tidak ada
masalah.
4) Mekanisme koping
Pasien mengatakan jika ia memiliki masalah, ia akan bercerita kepada suami.
Saat persalinan pasien merasa tenang ketika ditemani suaminya.
5) Support system
Selama proses persalinan, suami mendukung pasien. Suami pasien menunggui
selama proses persalinan.
6) Pola kepercayaan-nilai
Pasien mengatakan melaksanakan shalat wajib 5 waktu. Pasien percaya bahwa
jika ia berdoa maka akan diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses
persalinannya
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Status gizi
Berat badan saat ini : 56 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 56/(1,55)2 = 23,01 kg/m2 (Normal)
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :110/600 mmHg
Nadi : 97 x/menit
Suhu : 36,5º C
Respirasi : 23 x/menit
5. Pemeriksaan Cephalokaudal
a. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam dan lurus. Rambut bersih.
b. Mata
Mata bersih, konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik..
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
d. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan keluar dari hidung.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
f. Kulit dan kuku
Kuku bersih, pendek, tidak memakai cat kuku. Turgor kulit elastis, capillary refill
time <2 detik.
g. Dada
Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak ada lesi, tidak ada oedem.
h. Payudara
Puting menonjol, areola warna kehitaman, ASI keluar.
i. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit merata, tidak ada luka
Palpasi : Janin tunggal memanjang.
Leopold I : TFU=29 cm
Leopold II : punggung di sebelah kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala sudah masuk panggul
His 3x10’/35’’/sedang
Auskultasi: DJJ 136x/menit
j. Genetalia
Bersih, tidak ada varises, tidak ada luka parut perineum.
Pemeriksaan dalam :
Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, serviks tipis, lunak, pembukaan 3-4
cm, selaput ketuban belum pecah, terdapat lendir darah pada sarung tangan.
k. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah pasien dapat digerakkan secara normal. Tidak dapat
kelainan maupun udema pada ekstremitas pasien.
6. Persiapan alat
a. Partus Set steril, terdiri dari :
1) Sarung tangan 2 pasang
2) Benang tali pusat
3) ½ kocher 1 buah
4) Klem tali pusat 2 buah
5) Gunting tali pusat 1 buah
6) Gunting episiotomy 1 buah
7) Kassa dan deppres 5-6 buah
8) Kapas kering
9) 2 air steril (klorin)
10) Heating set, terdiri dari :
a) Nald folder 1 buah
b) Pinset anatomi 1 buah
c) Pinset cirurgis 1 buah
d) Gunting benang 1 buah
e) Jarum, catgut, cromix, ceide
f) Tampon vagina 1 buah
g) Kassa/depress 4-5 buah
h) Kom kecil 1 buah
i) Sarung tangan 1 buah
b. Peralatan non steril :
1) Underpad 2 buah
2) Obat emergency : Oksitosin:syntoxin 10 IU, Lidocaine, Metergin 0,2 mg
3) Kapas kering steril
4) Betadine 10 %
5) Cairan DTT
6) Baskom berisi klorin 2 buah
7) Ember untuk alat tenun kotor
8) Bengkok 2 buah
9) Kendil untuk plasenta
10) Waslap
11) Pempers untuk ibu
12) Pakaian bayi (baju, popok, sepasang sarung tangan dan sarung kaki, topi)
13) Kain untuk bedong
7. Pertolongan Persalinan
a. Pengkajian Kala I
Tanggal : 10 September 2018
Jam : 09.05 WIB
1) Keluhan utama
Pasien datang pukul 09.00 dengan keluhan kenceng-kenceng sejak pukul
22.00 WIB. Pasien mengeluh kenceng-kenceng lebih teratur. Pasien
mengatakan perutnya sakit dan kencang, keluar keringat di sekitar wajah
pasien. Pasien mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan sakit perut yang
dirasakan, ingin cepat-cepat segera melahirkan. Pasien tampak tidak bisa
tenang dan berkali-kali melakukan nafas dalam untuk mengurangi rasa sakit
yang dialaminya. Pasien menangis dan memeluk suaminya.
2) Nyeri :
P : nyeri karena adanya kontraksi uterus
Q : nyeri kenceng-kenceng, tegang
R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke pinggang
S : Skala nyeri 10
T : nyeri hilang timbul
3) Keadaan Psikologis Ibu
Pasien mengatakan ingin segera melahirkan karena tidak tahan dengan
sakitnya. Sepanjang kala 1 berlangsung pasien selalu ditemani oleh
suaminya. Pasien tampak cemas dan tidak bisa tenang.
PENGKAJIAN HASIL
TD 110/60 mmHg
Nadi 90 x/menit
Suhu 37o C
Aktivitas Rahim Adanya gerakan janin, ibu merasakan kontraksi pada
perutnya.
Masukan dan haluaran Pasien minum air mineral ± 200 cc saat akan melahirkan
dan pasien belum b.a.k
Distensi kandung kemih Terdapat distensi kandung kemih
Show Adanya lendir bercampur darah dengan jumlah sedikit.
Pemeriksaan Leopold a. TFU 31 cm, presentasi kepala
b. Punggung sebelah kiri ibu
c. Presentasi kepala
d. Kepala janin sudah masuk pintu atas panggul
DJJ 136 x/menit
HIS 3x/10’/30’’/sedang
Genetalia eksternal tidak ada luka parut, tidak ada varises
Pemeriksaan dalam Vaginal uretra tenang, dinding vagina licin, servix tipis,
lunak, pembukaan 5 cm, presentasi kepala, selaput
ketuban belum pecah, terdapat lendir darah pada sarung
tangan setelah pemeriksaan dalam.
DO:
1. Muncul keringat di sekitar wajah pasien
2. Kepala janin sudah masuk PAP, vulva dan anus
membuka, perinium tampak kaku
3. Adanya lendir bercampur darah
4. Pembukaan 10
5. Jam 11.55 WIB bayi Ny. F lahir
2. Senin, 10 September 2018 11. Senin, 10 September 2018 12. Senin, 10 September 2018 13. Senin, 10 September 2018
10. Jam 11.45 WIB Jam 11.45 WIB Jam 11.45 WIB Jam 11.45 WIB
1. Berikan pemahaman tentang
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kurang pengetahuan, kesalahan
proses persalinan
pengarahan persalinan yang berlawanan dengan keperawatan selama kala 2, konsep atau harapan tidak realistis
2. Ajarkan cara mengejan yang
keinginan fisiologis wanita untuk mengejan, kurang pengetahuan teratasi akan berdampak negative pada
benar dengan posisi yang benar
ditandai dengan: dengan kriteria : kemampuan koping.
pula
2. Membantu pasien dalam proses
DS : - 1. Pasien dapat bersikap 3. Anjurkan pasien mengejan saat
persalinan yang benar
DO: kooperatif perut terasa kencang-kencang
3. Mengurangi rasa sakit pada area
2. Pasien mengejan dengan 4. Beri penguatan terhadap
1. Pasien menangis
perineum
2. Pasien belum bisa mengejan dengan benar benar mekanisme koping positif dan
4. Membantu pasien dalam
3. Pasien terlihat cemas 3. Pasien mampu mengikuti
bantu relaksasi
mempertahankan atau meningkatkn
perintah petugas kesehatan
kontrol emosi.
Risiko defisit volume 11 September 2018 11.55 WIB 11 September 2018 12.10 WIB
1. Memonitor kehilangan cairan (darah, keringat) dan S : Pasien mengatakan tidak mual dan tidak muntah,
cairan berhubungan
O : TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR : 23 x/menit, S: 37 oC, plasenta keluar
tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membrane
dengan Penurunan
dengan utuh, wajah pasien penuh keringat, turgor kulit elastis
mukosa terhadap kekeringan
intake cairan dan
2. Mengobservasi keutuhan plasenta dan membran A : Masalah risiko defisit volume cairan teratasi
pengeluaran darah.
amnion P:-
3. Memonitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya
plasenta
4. Menganjurkan banyak minum selama proses
persalinan jika tidak ada mual dan muntah
m. Pengkajian Kala IV
Hari, Tanggal : Senin, 24 November 2014
Jam : 12.20 WIB
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan masih merasa sakit di bagian jalan lahir. Wajah terlihat
keluar keringat di wajah pasien. Pasien terlihat kesakitan saat dilakukan
penjahitan di daerah luka episiotomi. Pasien mengatakan merasa masih
kesakitan di daerah luka jahitan
2) Nyeri :
P : nyeri terjadi karena adanya luka akibat proses kelahiran bayi dan luka
episiotomi
Q : nyeri terasa perih didaerah jalan lahir
R : nyeri terjadi di daerah jalan lahir
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
PENGKAJIAN HASIL
Tanda-tanda vital TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5o C
N : 70 x/menit
Kontraksi uterus Kontraksi uterus baik (kenceng) TFU 2 jari dibawah pusat
Sumber perdarahan Berasal dari jalan lahir sebanyak 100 cc
Distensi kandung kemih Pasien sudah BAK
Kondisi jalan lahir Terdapat luka episiotomi mediolateral grade II bagian dalam
sehingga dilakukan tindakan jahitan jelujur pada bagian
dalam dan jahitan satu-satu di bagian luar. Terdapat lokea
rubra.
Kondisi psikologis ibu Pasien ingin selalu ditemani oleh suaminya.
Pengetahuan ibu Pasien mengatakan baru pertama kali melahirkan sehingga
pasien bingung dan tidak tahu cara merawat luka jahitan.
Pasien menyatakan ASI belum lancar, menanyakan cara
memperlancar ASI
4. Analisa Data Kala IV
Hari, tanggal : Senin, 24 November 2014
Jam : 12.20 WIB
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Nyeri akut Agen injuri
1. Pasien mengatakan merasa masih kesakitan di daerah fisik : luka
luka jahitan jahitan
2. Nyeri :
episiotomi
P : nyeri karena adanya luka jahitan jalan lahir bagian
dalam
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri terjadi di daerah jalan lahir
S : Skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
DO :
1. Pasien terlihat kesakitan saat dilakukan penjahitan di
daerah luka robekan jalan lahir bagian dalam
2. Pasien tampak berteriak-teriak kesakitan saat dilakukan
penjahitan di daerah genetalia pasien
3. Keluar keringat di sekitar wajah pasien
4. TTV :
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5o C
N : 70 x/menit
DS : Risiko infeksi Pertahanan
Pasien mengeluh perih pada jalan lahir tubuh primer
DO : tidak adekuat
1. Adanya luka jahitan jalan lahir bagian dalam dengan (luka jahitan
jahitan jelujur di bagian dalam dan jahitan satu- satu di episiotomi)
bagian luar.
2. P1A0Ah1 hari ke-0
3. Terdapat lokea rubra
DS : Kurang Kurang
1. Pasien mengatakan baru pertama kali melahirkan pengetahuan terpapar
sehingga pasien bingung atau tidak tahu cara merawat informasi
luka jahitan.
2. Pasien menyatakan ASI belum lancar.
DO :
1. Pasien terlihat bingung tentang perawatan luka jahitan
episiotomi
2. Pasien menanyakan cara memperlancar ASI
5. Diagnosa keperawatan dan perencanaan kala IV
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018
jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik: Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital meningkat
luka jahitan episiotomi ditandai dengan: keperawatan selama kala IV, dapat menunjukkan tingkat
DS : nyeri berkurang, dengan 2. Observasi nyeri secara nyeri
2. Tingkat nyeri yang
1. Pasien mengatakan merasa masih kesakitan di kriteria hasil: komprehensif termasuk lokasi,
1. Pasien mampu menerapkan teridentifikasi menentukan
daerah luka jahitan karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Nyeri : teknik penurunan nyeri non tindakan yang sesuai.
kualitas dan faktor presipitasi.
P :nyeri karena adanya luka jahitan jalan lahir farmakologis (nafas dalam) 3. Implementasikan tindakan untuk
2. Pasien melaporkan nyeri
bagian dalam kenyamanan fisik seperti 3. Lingkungan yang nyaman
sudah terkontrol
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk menciptakan suasana yang meminimalkan stimulasi nyeri.
3. nyeri berkurang menjadi
R :nyeri terjadi di daerah jalan lahir nyaman.
skala 7
4. Ajarkan pereda nyeri non
S : Skala nyeri 8 4. TTV normal 4. Pereda nyeri non farmakologis
RR: 16-20 x per menit farmakologis nafas dalam,
T : nyeri terus menerus mengefektifkan kerja obat
N: 60-100 x per menit
relaksasi. 5. Posisi yang tepat dapat
DO : TD:100-120/80-90 mmHg
5. Ajarkan cara perubahan posisi dan
meminimalkan terjadinya nyeri.
1. Pasien terlihat kesakitan saat dilakukan
posisi yang nyaman untuk
penjahitan di daerah luka robekan jalan lahir
mengurangi nyeri.
bagian dalam
2. pasien tampak berteriak kesakitan saat
dilakukan penjahitan di daerah genetalia pasien
3. Keluar keringat di sekitar wajah pasien
5. TTV :
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5o C
N : 70 x/menit
2 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018
jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB
Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital dan 1. Observasi tanda infeksi
Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
keperawatan selama kala 4 tanda infeksi pada luka jahitan mengetahui ketidaknormalan
tubuh primer tidak adekuat (luka jahitan
pasien tidak infeksi dengan lebih dini
episiotomi) ditandai dengan: 2. Ajarkan ibu untuk merawat
2. Perawatan perinium yang rutin
kriteria hasil:
DS : perinium dan perawatan luka
1. Meningkatnya dengan antiseptik
Pasien mengeluh perih pada jalan lahir jahitan secara mandiri.
penyembuhan luka meminimalkan resiko infeksi
3. Anjurkan ibu untuk merawat luka
DO : 2. Bebas tanda-tanda infeksi 3. Merawat luka secara rutin
setiap selesai mandi
1. Adanya luka jahitan jalan lahir bagian dalam (rubor, kalor, dolor, tumor) setelah mandi dapat mencegah
dengan jahitan jelujur di bagian dalam dan luka bekas jahitan 4. Anjurkan ibu menjaga kebersihan infeksi
4. Genetalia yang bersih bebas dari
jahitan satu- satu di bagian luar. episiotomi genetalia dan mengganti pembalut
2. P1A0Ah1 hari ke-0 3. TTV normal bakteri patogen sehingga
sesering mungkin
3. Terdapat lokea rubra TD:100-120/80-90 mmHg
5. anjurkan pasien untuk makan mencegah infeksi
N: 860-100x/menit
5. Makanan tinggi protein
R: 16-20x/menit makanan tinggi protein.
S:36-37,5oC mempercepat penyembuhan
luka.
3. Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018 Senin, 11 September 2018
jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB jam 12.20 WIB
1. Kaji ulang tentang kebutuhan 1. Dasar untuk melakukan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang Setelah diberi asuhan
belajar pasien pendidikan kesehatan
terpapar informasi, ditandai dengan: keperawatan selama kala IV,
2. Jelaskan dan demonstrasikan 2. Penjelasan dan demonstrasi
DS : pengetahuan pasien
perawatan perinium membuat pasien lebih paham
1. Pasien mengatakan baru pertama kali meningkat dengan kriteria:
cara perawatan perinium dan
melahirkan sehingga pasien bingung atau tidak 1. Pasien mengatakan
3. Anjurkan pasien tetap menyusui luka jahitan
tahu cara merawat luka jahitan. mengerti mengenai cara 3. Menstimulasi hormon untuk
bayi
2. Pasien menyatakan ASI belum lancar. perawatan perineum dan 4. Ajarkan cara pijat oksitosin pada produksi ASI
4. Memperlancar ASI
DO : cara memperlancar ASI keluarga pasien
2. Pasien dapat 5. Anjurkan pasien menjelaskan
1. Pasien terlihat bingung tentang perawatan luka 5. Mengevaluasi pemahaman
mempraktekkan cara kembali informai yang telah
jahitan episiotomi pasien mengetahui
perawatan luka jahitan di diberikan setelah dilakukan
2. Pasien menanyakan cara memperlancar ASI perkembangan pemahaman
perineum dan cara pendidikan kesehatan
pasien.
memperlancar ASI
6. Catatan perkembangan kala IV
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Nyeri akut
33. 11 September 2018 Jam 13.45 WIB 34. 11 September 2018 Jam 13.50 WIB
berhubungan 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan nyeri berkurang,
2. Mengobservasi nyeri secara O : TD : 110/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR : 20x/menit, pasien nafas dalam, posisi pasien
dengan agen injuri
komprehensif termasuk lokasi, supinasi
fisik
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
P : Observasi TTV setiap 4 jam
dan faktor presipitasi.
3. Menciptakan suasana yang nyaman.
4. Mengatur posisi nyaman dan aman
5. Menganjurkan nafas dalam
DAFTAR PUSTAKA
Rohani, Saswita, R. Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo