Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu hari ada seorang wanita muda yang badannya kurus kering, karena berhari-hari tidak

makan. Kedua orang tua wanita itu merasa khawatir hingga memanggil tabib untuk memeriksa
kondisinya. Tabib yang berasal dari desa seberang itu kaget saat memeriksa denyut nadi pasien
barunya tersebut, ia pun berkata:

"Wahai Nona, kondisimu begitu memperihatinkan. Sepertinya ada sebuah masalah besar yang
kamu pendam di dalam hati sehingga nafsu makan pun lenyap. Saya yakin, sebetulnya Nona
tidak memiliki penyakit yang parah. Hanya saja, masalah itu yang membuat pikiran terganggu,"

Setelah mendengar penjelasan dari tabib itu, kedua orang tua gadis ini merasa lega. Ayahanda si
gadis langsung mendekati anaknya, lalu berbisik memintanya untuk menceritakan semua
masalah kepada tabib.

"Nak, kalau demikian penyebab kamu menjadi hilang hasrat untuk makan. Maka berceritalah
kepada tabib, mungkin kamu tidak ingin menumpahkan perasaanmu kepada Ayah atau Ibu,"

Kemudian Sang Tabib pun kembali mendekat ke arah pasiennya, sambil mendengarkan cerita
dari Si gadis.

Tabib lalu bertanya,

"Bagaimana perlakuan kedua orangtuamu selama ini? Apakah ada perkataan ataupun sikap yang
membuatmu bersedih?"

"Oh tidak! Mereka sangat baik dan perhatian..."

Selagi tadi bertanya, sang tabib pun menuliskan sesuatu. Setelahnya, ia memperlihatkan
tulisannya di dua kertas pada gadis tersebut. Lembar yang pertama berisi permasalahan dan
lembaran kedua berisi kebahagiaan si gadis. Lalu, tabib pun berkata,
"Di dalam kertas ini terdapat resep obat untuk mengobati penyakitmu. Kamu sudah
menceritakan semua masalah akan tetapi melupakan segala kebagiaan di sekitarmu,"

Sambil berkata-kata, tabib mengambil semangkuk air dan tinta. Setelah itu, mangkuk itu ditetesi
dengan tinta dan tak membutuhkan waktu yang lama, warna hitam mulai menyebar ke seluruh
permukaan air.

"Ketika tinta hitam masuk ke dalam air, warnanya akan memudar. Bukankah kehidupan kita juga
begitu?", ujar tabib seraya meninggalkan kediaman keluarga itu.

Sobat Souja,

Terkadang manusia terlalu memikirkan penderitaan dan permasalahan yang sedang dialami
sehingga melupakan jutaan kebahagiaan dalam hidup. Bahkan, kadang kita berkutat pada
masalah yang sama berkali-kali. Seperti yang dilakukan sang tabib tua bijaksana pada tinta
hitam, cobalah belajar untuk mencampurkan sedikit demi sedikit penderitaan pada air
kehidupan yang jernih, luas, dan berisi sukacita kita. Dengan begitu, beban hidup kita akan
terasa lebih ringan.

Sumber: www.andriewongso.com

Anda mungkin juga menyukai