Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN :
PENINGKATAN JALAN KENDALAGUNG – MOJOKERTO – GUNUNGMULYO, KEC.
KRAGAN

I. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan yaitu Peningkatan Jalan Kendalagung – Mojokerto –


Gunungmulyo, Kec. Kragan yang berlokasi di Kabupaten Rembang, merupakan kegiatan pada
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Rembang, Tahun Anggaran 2018.
Pendanaan proyek ini adalah dengan APBD tahun anggaran 2018. Jangka waktu Pelaksanaan
Pekerjaan adalah 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender.
Uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
A. DIVISI 1 UMUM
B. DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
C. DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR
D. DIVISI 6 PEKERJAAN ASPAL

II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode Pelaksanaan menentukan dari keberhasilan sebuah proyek diharapkan dengan


adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan
sesuai dengan tuntutan proyek dan menjaga jadwal pelaksanaan serta pengelolaan pembiayaan
proyek. Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master
schedule akan diperinci kembali menjadi schedule yang terbagi menjadi beberapa bagian
pekerjaan sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi schedule Harian, Mingguan dan
Bulanan.
Perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergi antara user dan
konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu
pekerjaan harus parallel, detail gambar yang belum lengkap perlunya pemahaman yang cepat
dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam membaca term kontrak
ataupun gambar bestek.

III. TAHAPAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan yang akan dilaksanakan yaitu antara lain :


1. Uitzet
2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat

Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Surat Penyerahan Lapangan
(SPL) dari pihak pemilik proyek, kami akan menghubungi / berkoordinasi dengan Direksi
Pekerjaan untuk melakukan sosialisasi / penyuluhan kepada masyarakat disekitar lokasi
proyek.
Melakukan mobilisasi baik itu mobilisasi personil, peralatan dan material yang
dibutuhkan selama pelaksanaan proyek berlangsung. Mobilisasi ini kami bagi menjadi 3 jenis,
yaitu :

Mobilisasi personil/tenaga kerja


Personil ini merupakan komponen utama dalam sebuah proyek. Para personil yang kami
siapkan di proyek ini merupakan tenaga yang mampu dan cukup berpengalaman terhadap
bidang pekerjaan yang dikerjakan dan setiap saat harus berada dilokasi pekerjaan. Semua
personil ini akan kami tempatkan sesuai keahlian masing – masing dan kami rangkum dalam
satu bagan struktur organisasi agar kerja mereka terstruktur untuk menghindari kesalah
pahaman dan tumpang tindih tugas antar personil.

Mobilisasi Peralatan
Demobilisasi peralatan yang digunakan antara lain :
1. Asphalt Mixing Plant (AMP) 1 Unit
2. Asphalt Finisher 1 Unit
3. P. Tire Roller
4. Tandem Roller 1 Unit
5. Dump Truck 5 Unit
6. Batching Plant 1 Unit
7. Vibrator Roller 1 Unit
8. Water Tanker Truck 1 Unit

Serta Alat Bantu dan alat lain yang dilakukan perubahan saat pelaksanaan sesuai dengan
arahan pemilik proyek. Mobilisasi Peralatan ini akan kami lakukan selambat-lambatnya 3 hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan dilakukan.

Mobilisasi material/bahan
Mobilisasi material/bahan ini didatangkan langsung dari toko material terdekat yang
ditunjuk oleh kami sebagai supplier. Toko material ini kami pilih yang dekat dengan lokasi
dengan pertimbangan supaya jika dibutuhkan bisa segera didatangkan. Material yang
digunakan dalam proyek ini diantaranya semen, pasir pasang, pasir beton, besi tulangan,
kerikil/split, Paku, kayu, dll.
Demobilisasi dilakukan setelah semua item pekerjaan dilapangan sudah selesai dilakukan
yang dibuktikan dengan Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
Membangun kantor lapangan / direksi keet berikut kelengkapannya. Direksi keet ini
nantinya akan menjadi tempat yang digunakan untuk kegiatan operasional semua pekerjaan di
lapangan, di dalamnya merupakan tempat semua staf pelaksana lapangan untuk melakukan
koordinasi dan pekerjaan. Di dalamnya tersapat beberapa fasilitas antara lain meja tulis, kursi,
papan tempel gambar kerja, grafik – grafik pelaksanaan pekerjaan dan data – data lainnya.
Serta menyediakan buku direksi, buku tamu, buku monitoring cuaca, material dan tenaga.

Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi Yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan pada saat akan memulai
pekerjaan terlebih dahulu membersihkan lokasi exsiting bangunan dari segala benda/barang
yang menghambat pelaksaan pekerjaan, seperti semak –semak, pohon, sampah dan benda
lainnya. Pembersihan lokasi juga dilakukan Penyedia jasa setelah pekerjaan selesai. Sehingga
areal sekeliling tempat pekerjaan menjadi bersih dan semua bahan yang tak terpakai atau sisa
bahan yang ada disekitar lokasi pekerjaan tidak ada.

Uitzet & Bowplank


Yang dimaksud pekerjaan uitzet & bouwplank adalah pekerjaan penentuan siku
bangunan dan elevasi ± 0,00 lantai bangunan yang dikerjakan. Penyedia Jasa bersama- sama
dengan Direksi Lapangan dan PPTK melaksanakan pengukuran dan pemasangan bouwplank
untuk menentukan elevasi bangunan.
.
Papan Nama Proyek
Pembuatan Papan Nama Proyek Merupakan suatu keharusan dalam melaksanakan
kegiatanvpelaksanaan proyek. Karena fungsinya untuk memperjelas dalam kegiatan . Untuk itu
Papan nama proyek harus rapi, bersih dan kuat. Kontruksi papan nama proyek dibuat dengan
menggunakan tiang kayu sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan, dan tulisan jelas
mudah untuk di baca.

Pekerjaan Administrasi & Dokumentasi


Menyiapkan seluruh kelengkapan administrasi yang dibutuhkan selama pelaksanaan
pekerjaan. Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, Buku Direksi, Buku Tamu, Foto Dokumetasi
Pekerjaan (0%, 50% dan 100%).

Pembuatan Direksi Keet


Direksi keet merupakan Kantor Direksi yang digunakan untuk kegiatan operasional
semua pekerjaan di lapangan, di dalamnya merupakan tempat semua staf pelaksana lapangan
untuk melakukan koordinasi dan pekerjaan. Di dalam direksi keet dilengkapi dengan :
- Buku tamu untuk menampung pesan dan saran.
- Buku perintah direksi dan catatan-catatan perubahan atas revisi pekerjaan.
- Almari, meja tulis, kursi, dan papan tulis.
- Kotak obat (P3K).
- Gambar-gambar pelaksana dan disertai foto copy dokumen kontrak dan catatan-catatan
lainnya seperti kurva S dan Schedule pekerjaan yang ditempelkan pada dinding di ruang
kontraktor.

Direksi Keet ini juga dilengkapi dengan gudang penyimpanan material dan peralatan para
pekerja.
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
Sebelum memulai pekerjaan, pada tahap awal pelaksanaan adalah memobilisasi tenaga
kerja, bahan kebutuhan penyedia dan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan. Tahapan yang akan dilaksanakan dalam periode mobilisasi ini adalah : Mobilisasi
personil lapangan yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya. Mobilisasi/pemasangan peralatan sesuai dengan dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
Mobilisasi pada awal sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan dengan memobilisasi
secara keseluruhan perlatan sesuai kebutuhan yang di inginkan oleh Direksi pekerjaan
nantinya dilapangan, dan Demobilisasi Peralatan yang akan kami lakukan di akhir pelaksanaan
pekerjaan hampir selesai atau bertahap sesuai setelah tidak dibutuhkannya lagi peralatan
tersebut dilapangan

IV. TAHAPAN PEKERJAAN UTAMA

Pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu antara lain :


1. Galian tanah biasa
Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah untuk pondasi bangunan pondasi
menerus. Pekerjaan galian tanah harus memenuhi spesifikasi teknis berupa bentuk maupun
ukuran harus sesuai dengan gambar teknis dan RAB yang tertuang dalam dokumen kontrak.

2. Galian Tanah menggunakan Alat Berat Excavator standart


Galian tanah Lumpur/pasir adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah lumpur berpasir pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilaksanakan dengan
mengunakan alat berat berupa Excavator. Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak
menggangu pekerjaan lain ataupun pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan
harus selalu ada di lapangan untuk mengarahkan operator excavator dalam bekerja.

3. Timbunan tanah atau urugan tanah kembali


Jika dikehendaki Hasil galian dibuang disekitar lokasi yang akan dipergunakan untuk
timbunan kembali, dimana dipilih tanah yang memenuhi syarat, untuk tanah yang tidak
memenuhi syarat dibuang dengan persetujuan Direksi pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan ini
harus selalu diawasi oleh pelaksana lapangan, dimana Pelaksana tersebut harus menguasai
medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan
pada lokasi yang dekat dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar
pada bagian yang akan ditimbun.

4. Pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu jalan


Lapis pondasi Agregat Klas S digunakan pada bahu jalan tanpa penutup aspal tebal padat 6
cm, dengan kondisi elevasi permukaan dan kemiringan melintang mengacu pada Spesifikasi
Teknik. Bahan Material Klas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan
Faraksi Agregat Halus(lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi
bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik.

5. Pekerjaan perkerasan bebutir


Pekerjaan perkerasan berbutir menggunakan CTB dengan tebal 20cm,Pelaksanaan pekerjaanya
meliputi:
a. Percobaan Lapangan
1) Disain campuran dalam Butir 2c. harus dicoba di lapangan .
2) Komponen-komponen yang harus diperiksa antara lain : ketebalan,
kerataan,elevasi, tebal rata-rata dari hasil survai, kepadatan, jenis dan jumlah lintasan
alatpemadat, kadar air, kadar semen dan homogenitasnya, waktu tempuh
pengangkutan dan waktu yang diperlukan untuk pemadatan, gradasi, dan
penampilan (performance) permukaan.
3) Berdasarkan hasil percobaan lapangan, dalam waktu 14 hari akan
diputuskanapakah dapat disetujui untuk meneruskan pekerjaan atau harus membuat
beberapa variasi percobaan yang lain.
b. Pengangkutan
1) Lapis Pondasi Agregat Semen harus diangkut dengan dump truck yang memenuhi
syarat.
2) Jumlah dan kapasitas dump truck harus disesuaikan dengan kapasitas produksi alat
pencampur (Mixer Plant), waktu tempuh dan kecepatan pemadatan.
c. Pencampuran dilapangan
1) Pelaksanaan dilakukan dengan mengaduk agregat, semen dan air sesuai dengan
proporsi masing-masing bahan.
2) Pengadukan dilakukan dalam beberapa lintasan sampai menghasilkan campuran yang
homogen.

6. Pekerjaan perkerasan aspal


a. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Sebelum melakukan pekerjaan ini kami akan meminta ijin dan pengesahan pelaksanaan
pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan ,dan pekerjaan ini kami akan
Menggunakan alat berat (cara mekanik) Komposisi campuran Aspal Pen 60 atau Pen 80
Kerosene Berat isi bahan Aspal Pen 60 atau Pen 80 Kerosen Bahan dasar (aspal & minyak
pencair) semuanya diterima di lokasi pekerjaan Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux
dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair Permukaan yang akan
dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor Campuran aspal cair
disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis. Maksud
dari pekerjaan ini adalah pelapisan aspal cair pada permukaan jalan yang telah beraspal
atau pun pada permukaan berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah
suhu dan prosentasi aspal yang dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan
dengan RKS dan Gambar Kerja.
b. Bahan anti pengelupas
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengatasi pengelupasan aspal yang disebabkan oleh
hilangnya ikatan suatu campuran aspal cara pelaksananya zat adktif dimasukan
menggunakan dozing pump disambungkan ke pipa aspal setelah pompa atau dimasukan ke
timbangan aspal.
c. Laston Lapis Antara AC-BC
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis
Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan
dan densitynya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat
tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian
dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan
sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya

V. PEKERJAAN AKHIR
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengecekan kembali dan pembersihan tempat lokasi dari
sisa sisa material dan kotoran atau sampah sisa-sisa proyek.Setelah pekerjaan selesai maka
dilakukan pengecekan hasil pekerjaan bersama dengan pihak penyelenggara pekerjaan, dan
dilakukan penyerahan kembali pekerjaan kepada pihak penyelenggara pekerjaan.
Kami akan mengendalikan mutu, waktu kerja serta bahan dan tenaga dan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Jadwal pelaksanaan kerja yang telah di setujui pihak proyek yang
akan menjadi acuannya, dengan cara membuat rencana kerja mingguan dan setiap minggu
akan dilakukan koreksi atas hasil pelaksanaan pekerjaanya.
VI. PROGRAM KESELAMATAN KERJA

Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya
kecelakaan adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami
mengenai bahaya yang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain
disebabkan oleh hal-hal berikut :

 Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan pekerjaan tanpa


mengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan mendorong kreatifitas pekerja
untuk membuat arahan sendiri yang mungkin dapat menyesatkan.
 Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi peraturan, tidak
mendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat menciptakan keadaan -keadaan tidak
aman dalam bekerja.
VII. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Masa Pemeliharaan merupakan kewajiban penyedia jasa dengan jangka waktu 194 (seratus
sembilan puluh empat) hari kalender setelah dilaksanakan penyerahan pertama (PHO). Selama
masa pemeliharaan penyedia jasa akan menempatkan personil yang akan memantau secara
berkala adanya kerusakan. Jika terjadi kerusakan maka sesegera penyedia akan melaporkan
kepada direksi pekerjaan, segera mengambil foto dokumentasi dan segera melaksanakan
perbaikan sesuai dengan prosedur pekerjaan yang ditangani. Apabila setelah jangka waktu
pemeliharaan konstruksi masih kokoh dan tidak terjadi kerusakan maka dapat dilaksanakan
penyerahan kedua (FHO).

Blora, 13 September 2018

CV. WIJAYA KARYA

BAMBANG HERI SULISTYONO


Direktur

Anda mungkin juga menyukai