DENGAN ANSIETAS
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa yang dibimbing
oleh : Ibu Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 3
1.1. Latar Belakang................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3. Tujuan .............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 5
2.1. Pengertian Ansietas.......................................................................... 5
2.2. Teori Ansietas................................................................................... 6
2.3. Tingkat Ansietas .............................................................................. 6
2.4. Pengukuran Kecemasan………………............................................ 7
2.5. Respon Kecemasan.......................................................................... 8
2.6. Reaksi Ansietas................................................................................ 8
2.7. Sumber Koping ............................................................................... 9
2.8. Mekanisme Koping ......................................................................... 11
2.9. Kepribadian Pencemas..................................................................... 12
2.10.. Pohon Masalah Dan Diagnosa Keperawatan ………………… 12
BAB III PENUTUP........................................................................................ 18
3.1.Kesimpulan....................................................................................... 18
3.2.Saran……………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap
orang dalam kehidupannya setiap hari. Setiap orang akan mengalaminya pada
waktu yang berbeda-beda. Takut dan cemas sering berhubungan erat. Saat orang
merasa takut akan sesuatu, orang tersebut sering merasa cemas juga. Walaupun
perasaan cemas dan takut keduanya berhubungan erat, keduanya berbeda.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-
spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi.
Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan sebagainya
merupakan gejala umum akibat cemas. Namun sampai sebatas mana situasi jiwa
berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh.
Karena seringkali ”cemas” menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar,
berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Begitu banyak manifestasi gejala akibat cemas. Begitu banyak pula penderita
yang terkecoh, menganggap fisiknya yang sakit, sehingga mereka gonta-ganti
dokter sampai minta dilakukan operasi dan bahkan ada yang minta bantuan
dukun. Dengan begitu, bahwa ‘cemas’ menjadikan seseorang tidak rasional lagi.
Karena itu, selagi Anda masih dapat berpikir rasional, kenalilah gejala ‘cemas
yang sakit’ (anxietas) itu.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang
mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas
tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang
berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab
atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang dapat
menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial bagi
penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan cemas
yang sakit. Karena keduanya merupakan respons yang umum dan normal dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan ansietas?
2. Apa saja teori ansietas yang merupakan faktor dari ansietas?
3. Apa saja tingkatan dari ansietas?
4. Bagaimana cara mengukur kecemasan?
5. Bagaimana respon kecemasan pada klien dengan ansietas?
6. Bagaimana reaksi ansietas pada klien dengan ansietas?
7. Apa saja sumber koping bagi klien dengan ansietas?
8. Bagaimana mekanisme koping bagi klien dengan ansietas?
9. Bagaimana kepribadian seorang pencemas?
10. Bagaimana askep bagi klien dengan ansietas?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ansietas
2. Untuk mengetahui teori ansietas yang merupakan faktor dari ansietas
3. Untuk mengetahui tingkatan dari ansietas
4. Untuk mengetahui cara mengukur kecemasan
5. Untuk mengetahui respon kecemasan pada klien dengan ansietas
6. Untuk mengetahui reaksi ansietas pada klien dengan ansietas
7. Untuk mengetahui sumber koping bagi klien dengan ansietas
8. Untuk mengetahui mekanisme koping bagi klien dengan ansietas
9. Untuk mengetahui kepribadian seorang pencemas
10. Untuk mengetahui askep bagi klien dengan ansietas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ansietas / kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2006). Kecemasan adalah perasaan
takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas,
individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan
ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus
ansietas (Videbeck, 2008). Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas
menyebar di alam dan terkait dengan perasaan ketidakpastian dan
ketidakberdayaan. Perasaan isolasi, keterasingan, dan ketidakamanan juga hadir
(Stuart & Laraia, 2005). Dari pendapat beberapa para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik
dan bersifat subjektif berupa rasa takut, kekhawatiran pada sesuatu yang akan
terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak
menentu dan tidak berdaya.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
1) Faktor eksternal :
a) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan
terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
b) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri,
dan fungsi social yang terintegrasi pada individu.
2) Faktor internal :
a) Usia, seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih mudah
mengalami gangguan akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua
usianya.
b) Jenis kelamin, gangguan panik merupakan suatu gagasan cemas yang ditandai
dengan kecemasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini lebih sering dialami
wanita daripada pria. Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi
dibandingkan subjek berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan bahwa perempuan
lebih peka dengan emosinya, yang pada akhirnya peka juga terhadap perasaan
cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya dipengaruhi oleh faktor emosi, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor kognitif. Perempuan cenderung melihat hidup atau
peristiwa yang dialaminya dari segi detail, sedangkan laki-laki cara berpikirnya
cenderung global atau tidak detail. Individu yang melihat lebih detail, akan juga
lebih mudah dirundung oleh kecemasan karena informasi yang dimiliki lebih
banyak dan itu akhirnya bisa benar-benar menekan perasaannya.
c) Tipe kepribadian , orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami
gangguan akibat kecemasan daripada orang dengan kepribadian B. Adapun ciri-
ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak sabar, kompetitif, ambisius, dan
ingin serba sempurna.
d) Lingkungan dan situasi, seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata
lebih mudah mengalami kecemasan dibanding bila dia berada di lingkungan yang
biasa dia tempati.
Prilaku Gelisah
Ketegangan fisik
Reaksi terkejut
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Cenderung mengalami cedera
Menarik diri dari hubungan
interpersonal
Inhibisi
Melarikan diri dari masalah
Menghindar
Hiperventilasi
Sangat waspada
Menurut Stuart & Sundeen ( 2002 ), rentang mekanisme koping pada ansietas
dapat digambarkan sebagai berikut :
Internal
Eksternal a. Lingkungan
Mekanism
a. Dukungan emosi b. Pengalaman masa e Koping
ekonomi maladaptif
c. Konsep diri
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme ) koping sbb;
c. Sosial budaya d. Pengetahuan
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas
d. Politik e. Motivasi
yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara
f. Kepercayaan
realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan, Menarik diri untuk memindahkan
dari sumber stress, Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan
kebutuhan personal.
Reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis untuk
mencegah gangguan psikologis yang didalam. Membantu mengatasi ansietas
ringan dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan diri
dan distorsi realitas dan bersifat maladaptif.
Kurang Pengetahuan
Masalah Keperawatan
1.Harga diri Rendah
2.Gangguan citra tubuh
3.Ansietas
4.Koping Individu inefektif
5.Kurangnya pengetahuan
Faktor yang berhubungan
Terpapar toksin, Konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai/ tujuan
hidup, Hubungan kekeluargaan/ keturunan, Kebutuhan yang tidak terpenuhi,
Interpersonal – transmisi/ penularan, Krisis situasional/ maturasi, Ancaman
Kematian, Ancaman terhadap konsep diri, Stress, Penyalahgunaan zat, Ancaman
terhadap atau perubahan dalam : Status peran, Status kesehatan, Pola Interaksi,
Fungsi Peran, Lingkungan, Status Ekonomi. (NANDA 2005-2006: 9-11)
2. Diagnosa Keperawatan
Cemas
4. Tindakan keperawatan :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Kaji kebutuhan rasa aman klien
c) Sediakan waktu untuk ekspress feeling
d) Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
e) Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
f) Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan
sehari-hari
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik dan bersifat
subjektif berupa rasa takut, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan
penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan
tidak berdaya.
3.2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J.. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa :
Yasmin Asih. Editor Monica Aster. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin
Asih. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 2000. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin
Asih. Jakarta : EGC.
http://www.academia.edu/5108215/asuhan_keperawatan_pada_klien_jiwa_denga
n_kecemasan_anxietas_