PENDAHULUAN
atau kelompok melalui proses pembelajaran. Pendidikan adalah proses sadar yang
guru, dosen, dokter, dan hakim. Kemudian pendidikan dalam arti luas
pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari tahapan kehidupan baik formal,
sosial, akan tetapi perupahan sikap, prilaku, dan aset pembangunan bangsa.
Pendidikan merupakan jalan untuk membawa orang menuju masa depan yang
baik. Selain itu, pendidikan berperan penting dalam membangun suatu negara
yang maju. Maju tidaknya suatu negara dilihat dari kualitas pendidikan warganya
pendidikan terikat dengan instansi atau lembaga pendidikan dan diatur oleh sistem
1
menghasilkan manusia yang memiliki pengetahuan, sikap yang baik, masa depan
lisan. Wacana pendidikan yang terdapat dalam novel diproduksi melalui bahasa
tulis. Menurut Onuekwusi hubungan sastra dan pendidikan terletak pada nilai
yang terkandung dalam sastra. Adapun nilai yang terdapat dalam sastra, yaitu
karya sastra diperoleh pembaca melalui kegiatan apresiasi sastra (Baribin, 1985).
dengan tokoh lainnya, khusunya dalam pendidikan. Bila dilihat dari perspektif
sosial dan ekonomi, keadaan Ikal dan Arai tidak jauh berbeda dengan tokoh
lainnya. Ikal dan Arai memliki mimpi besar agar dapat kuliah di negara Prancis.
Salah satu inspirator yang membuat Ikal dan Arai ingin kuliah di luar Negeri
adalah Pak Balia. Pak Balia sering menceritakan keindahan kota Sorbonne di
negara Prancis. Kota indah yang memiliki daya tarik bagi semua orang di dunia.
Kata indah dan daya tarik tidak hanya bermakna keindahan alam, melainkan juga
Mimpi besar Ikal dan Arai juga didukung oleh keluarga. Pandangan orang
tua Ikal dan Arai tentang pendidikan berbeda dengan pandangan masyarakat. Pada
2
memandang bahwa masa depan masyarakat Belitong saat itu adalah bekerja di PN
Timah. Oleh karena itu, banyak orang tua memilih tidak menyekolahkan anaknya.
Orang tua Ikal dan Arai tidak ingin anaknya bekerja sebagai buruh di PN timah
penulis melalui kisah, dialog, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam novel.
metode. Metode deskripsi secara langsung dan metode tidak langsung. Metode
pada akhirnya membentuk suatu identitas bagi tokoh Ikal, Arai dan keluarganya.
dibentuk dari pengetahuan, nilai dan emosi dari suatu masyarakat (Fina, 2003:15).
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu identitas pribadi dan identitas kolektif.
Sedangkan menurut Djite (2006), identitas adalah kata-kata yang sering diucapkan
3
identitas pribadi (Scollon, 1996;1). Meneliti struktur identitas dalam wacana
menurut Scollon terdapat dua pendekatan. Pertama, wacana identitas dilihat dari
peran produksi dan penerima. Kedua, wacana identitas dilihat dari peran interaksi
sosial.
Identitas dalam karya sastra dapat diartikan dari dua aspek. Aspek
kedua, sastra sebagai penanam identitas bagi pembaca. Kedua aspek tersebut
saling berkaitan satu dengan lainnya. Aspek pertama menjadi acuan kepada aspek
kedua. Sastra ditinjau dari segi isinya mengandung nilai-nilai, moral, pendidikan,
dan budaya. Nilai moral yang terdapat dalam karya sastra biasanya mencerminkan
diciptakan. Kedua, sastra merupakan refleksi sosial dari penulis atau pengarang.
Tetralogi novel Laskar Pelangi terdiri dari empat buah novel. Novel
pertama berjudul Laskar Pelangi diterbitkan tahun 2005. Novel kedua berjudul
Sang Pemimpi diterbitkan tahun 2006. Novel ketiga berjudul Edensor diterbitkan
tahun 2008. Keempat novel tetralogi Laskar Pelangi merupakan edisi serial.
4
pengalaman kehidupan pengarang turut andil mempengaruhi isi, bentuk, dan
wacana pendidikan.
faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan eksternal merupakan dualitas
internal menurut Brown ditentukan oleh motivasi, kebiasaan belajar, sikap, dan
individu pembelajar. Faktor eksternal antar individu dapat berbeda satu dengan
yang lainnya bergantung kondisi sosial dan masyarakat. Faktor eksternal yang
dimaksudkan dapat berupa, orang tua, guru, sekolah, lingkungan sekolah, dan
masyarakat.
dapat meningkatkan kualitas hasil belajar dan kualitas membaca. Selain itu,
kelulusan tepat waktu, dan meningkatkan prilaku sosial dan emosional (Bryan,
Young, Griffin, dan McCoy, 2018). Pentingnya peran keluarga, sekolah dan
budaya juga dijelaskan dalam penelitian Granata, Mejri, dan Rizzi (2016).
Penelitian ini dilakukan untuk mencari pengaruh hubungan sekolah, keluarga dan
5
interpersonal memfokuskan pada aspek keterampilan mendengar, emosi, dan
hubungan orang tua dan guru. Faktor struktural memfokuskan pada aspek kondisi
memfokuskan pada aspek nilai-nilai, gaya hidup, dan pendidikan orang tua dan
guru.
peran keluarga, sekolah, dan budaya dalam pendidikan tokoh tetralogi novel
Laskar Pelangi. Definisi konstruksi dalam penelitian dilihat dari perspektif sosial.
realitas. Teori ini merupakan bagian dari sosiologi yang mempunyai hubungan
Secara umum terdapat dua tanda pembeda tentang teori konstruksi sosial
menurut para ahli. Pertama, penolakan asumsi tentang sifat pikiran dan teori
penelitian ini dilihat dari peran keluarga, sekolah dan budaya. Guna mendukung
pengkajian, peran keluarga, sekolah, dan budaya dilihat dari perspektif sosiologi
membicarakan lima aspek. Kelima aspek tersebut, yaitu (a) kelas, (b) sekolah, (c)
Pertama, kelas secara umum memiliki tiga definisi, yaitu kelas dalam
pengertian sekolah, kelas dalam pengertian kelompok, dan kelas dalam pengertian
6
periode atau tingkatan siswa. (Adiwikarta, 1988:93). Kelas diartikan sebagai
interaksi antar teman dan guru. Proses interaksi yang baik dapat mendukung
(Damsar, 2015:93). Kelima kategori itu adalah; (1) kelas sebagai suatu sistem, (2)
teori ruang kelas, (3) ruang kelas dan pemeliharaan ketertiban dan kedisiplinan,
(4) ruang kelas dan penggunaan bahasa, dan (5) dinamika hubungan guru dan
Struktur formal di sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, pegawai, dan siswa
Ketiga, keluarga secara definisi dapat diartikan keluarga batih dan luas
(Adiwikarta, 1988:66). Keluarga batih atau keluarga inti terdiri dari suami/ayah
dan isteri/ibu. Pasangan suami dan isteri mempunyai anak yang lahir dari
hubungan keduanya. Anak dalam keluarga batih bisa juga anak tiri yang belum
hanya keluarga batih. Keanggotaan keluarga luas meliputi mertua (orang tua
7
suami/isteri), adik dan kakak ipar. Keluarga luas mencakup seluruh anggota
orang tua (Ibu dan Ayah). Ibu dalam keluarga mempunyai peran penting kepada
anaknya. Menurut Bagus Ibu adalah pembentuk identitas yang penting bagi
perkembangan anak. Hal ini dikarenakan Ibu mempunyai hubungan biologis yang
terikat sebelum anak lahir ke dunia (Ceka dan Murati, 2016:62). Menurut Ceka
dan Murati (2016:63), Ibu memiliki dua peran penting kepada anaknya; peran
Keempat, para ahli ilmu sosial seperti Maclver, Gillin L, dan Gillin P
berinteraksi sesuai dengan adat-istiadat tertentu yang telah disepati dan bersifat
tetap (Soelaeman, 1987;26). Interaksi antar anggota masyarakat diatur oleh nilai,
memegang prinsip yang kuat terhadap nilai-nilai agama, sikap dan prilaku.
intelektual yang baik. masyarakat perkotaan lebih terbuka terhadap budaya dan
kebiasaan baru.
8
dan sosial, (b) hubungan sekolah dan lingkungan, (c) hubungan antara manusia
dalam pendidikan, dan (d) pengaruh sekolah kepada anak didik. Sosiologi
melibatkan aspek keluarga, sekolah, dan budaya. Pada tetralogi novel Laskar
dua orang, yaitu Pak Harfan dan Bu Muslimah. Pak Harfan merupakan kepala
adalah guru dari semua mata pelajaran di sekolah. Siswa yang bersekolah di SD
elit. Sekolah yang hanya diisi oleh anak-anak gedongan para penguasa PN timah.
Pada novel Sang Pemimpi wacana pendidikan bercerita tentang tiga anak
muda penuh mimpi. Perjuangan ketiga anak tersebut dimulai ketika sekolah di
SMP dan SMA. Ketiga anak muda itu bernama Arai, Ikal, dan Jimbron. Ikal dan
Arai termasuk siswa yang pandai, sedangkan Jimbron siswa yang menduduki
9
ranking 78 dari 160 siswa. Arai dan Ikal mempunyai mimpi yang sangat tinggi,
yaitu sekolah di Sorbonne Prancis. Mimpi tersebut timbul karena cerita Pak Balia
yang menceritakan indahnya kota itu. Setelah lulus dari SMA, Ikal kuliah di
kuliah, Ikal dan Arai mengikuti tes beasiswa studi S2 keluar negeri. Pada akhirnya
Pada novel Edensor wacana pendidikan bercerita tentang Arai dan Ikal
negara lain seperti Amerika, Inggris, Jerman, India, Meksiko, Georgia dan tuan
rumah Prancis. Ikal dan Arai kagum dengan sifat dan prilaku beberapa
mahasiswa dari Prancis dan luar negeri. Mahasiswa tersebut mempunyai semangat
dalam menempuh pendidikan di Sorbonne. Selama kuliah di luar negeri Ikal dan
Arai banyak menjumpai berbagai macam sifat dan karakter manusia. Kelas saat
menceritakan tentang Ikal. Perjuangan Ikal untuk melaksanakan ujian akhir tesis
S2 di luar negeri menghadapi beberapa masalah. Ikal pada saat itu jatuh sakit,
sehingga mengganggu persiapan ujian tesisnya. Selain itu, Ikal juga masih
memikirkan A Ling, gadis pujaan Ikal dari kecil. Setelah Ikal sukses menjalankan
ujian tesis S2, Ikal segera kembali ke kampung halamannya di Belitong. Sesudah
Ling, Ikal dikejutkan dengan kabar Arai. Arai mendapatkan beasiswa untuk studi
10
di luar negeri hingga P.hd. Setelah mendengar kabar mendapatkan beasiswa, Arai
mengalami kebingungan untuk menerima atau tidak menerima. Arai pada saat
menerima kabar beasiswa, telah menunggu kedatang Cut Mala pujaan hati Arai
dari kecil. Sementara itu, Ikal dan teman-teman Laskar Pelangi mencari A Ling
dengan menaiki perahu buatan Ikal. Pada akhirnya, Ikal dan teman-teman Laskar
budaya. Sosialisasi merupakan proses belajar atau pembelajaran bagi setiap orang
untuk dapat hidup ditengah masyarakat dan mendapatkan kehidupan yang layak
(Idi & Safarina, 2011:100). Kemudian konsep sosialisasi lebih rinci dijelaskan
oleh Damsar. Damsar membagi sosialisasi dalam dua konsep, yaitu sosialisasi
dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi terencana dan sosialisasi tak terencana.
tanpa perencanaan dilakukan dengan sikap dan prilaku keteladanan dari orang tua
11
Wacana pendidikan dalam tetralogi laskar pelangi disampaikan melalui
Sosialisasi tidak terencana melalui contoh sikap, prilaku, keteladanan dari orang
Pelangi karya Andrea Hirata. Penelitian yang dilakukan Hajarwati (2009) meneliti
tentang pengaruh sosial dan setting dalam novel Laskar Pelangi. Kemudian
terhadap pendidikan dan sosial budaya dalam novel Laskar Pelangi. Adapun
persamaan penelitian Kadir dengan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek.
Aspek pertama, objek kajian yang diteliti sama-sama novel Laskar Pelangi. Aspek
perbedaan penelitian Kodir dengan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek.
pada peran keluarga, sekolah, dan budaya terhadap pendidikan tokoh. Aspek
kedua, penelitian yang dilakukan Kodir hanya meneliti satu novel yaitu Laskar
12
Pelangi. Kemudian dalam penelitian ini meneliti tetralogi novel Laskar Pelangi
motivasi internal tokoh utama, aturan-aturan yang digunakan dalam tokoh (nilai,
dengan penelitian ini terletak pada objek kajian tentang tetralogi novel Laskar
memfokuskan penelitiannya pada bentuk, makna, dan fungsi simbol verbal nilai
pendidikan. Bentuk, makna, dan fungsi verbal nilai pendidikan dikaitkan dengan
tanggung jawab sesama manusia, lingkungan alam, dan tanggung jawab kepada
penelitian Sihyati dengan penelitian ini, yaitu penelitian Sihyati mengkaji bentuk,
makna, dan fungsi nilai bendidikan. Kemudian penelitian ini mengkaji konstruksi
13
pendidikan berdasarkan peran keluarga, sekolah, dan budaya yang mempengaruhi
terdapat tiga fokus penelitian. Adapun ketiga fokus penelitian tersebut adalah
sebagai berikut.
novel Laskar Pelangi, dan (c) menafsirkan dan menjelaskan konstruksi pendidikan
sebagai berikut.
14
a. Sebagai sumbangan teoretis pada teori wacana dan sosiologi pendidikan
Pada bagian ini akan dipaparkan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (a) teori
konstruksi, (b) kontruksi pendidikan, (c) novel sebagai wacana pendidikan, (d)
wacana identitas pendidikan dalam novel, (e) konstruksi pendidikan keluarga, (f)
Teori konstruksi merupakan salah satu karya fenomenal dari Berger dan
15
sosial. Istilah kunci untuk memahami teori Berger dan Luckmaan yaitu keyataan
fenomena realitas itu nyata dan bersifat spesifik (Berger dalam Manuaba,
2008;221).
diantara kenyataan yang ada dalam masyarakat. Kenyataan utama yang dimaksud
adalah kenyataan par excellence, yaitu kenyataan yang menampilkan diri sebagai
kenyataan. Kenyataan diri merujuk pada kehadiran “diri sendiri, sekarang, dan di
kenyataan tidak selalu merujuk pada kehadiran “sekarang dan di sini”, ia dapat
merujuk pada fenomena-fenomena yang tidak hadir “di sini dan sekarang”
novel saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam masyarakat. Kehidupan
tokoh Laskar Pelangi juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
ditetapkan di masyarakat.
kehidupan manusia diatur dan dipengaruhi oleh budaya dan sosial masyarakat
16
konstruksi sosial mengkaji peran teori sosiologi, antropologi, filsuf, biologi, dan
realitas kehidupan dunia sehari-hari dalam masyarakat. Bagi Berger dan Luckman
lembaga formal melibatkan guru, kepala sekolah, dan peserta didik. Kemudian
Bila dilihat dari aspek kebudayaan baik lembaga pendidikan formal dan
17
Berger dan Luckman memandang kehidupan masyarakat sehari-hari tidak
hanya bersifat relitas atau nyata, melainkan juga bermakna. Metz (dalam
bersikap subjektif dan objektif. Menurut Berger dan Luckmann (2013;21), dasar
sosiologi pengetahuan adalah suatu realitas atau kenyataan yang memiliki dasar
realitas.
dirinya berada dalam masyarakat. Setiap individu tidak pernah lepas dari
masyarakat sehari-hari.
kesadaran merujuk pada pandangan manusia terhadap objek yang diamati dalam
18
penelitian ini, dilihat dari peran keluarga, sekolah dan budaya. Keluarga, sekolah
dan budaya memiliki peran yang penting dalam pendidikan anak. Aspek keluarga,
sekolah dan budaya dalam penelitian ini ditinjau dari teori sosiologi pendidikan.
dari sistem yang mentransmisikan sosial masyarakat dan budaya kepada generasi
lima aspek. Kelima aspek tersebut, yaitu (a) kelas, (b) sekolah, (c) keluarga, (d)
(Damsar, 2015:11).
Ketujuah tujuan tersebut, yaitu (a) proses sosialisasi, (b) pendidikan dalam
masyarakat, (c) interaksi sosial di sekolah dan sekolah dengan masyarakat, (d)
kemajuan dan perkembangan sosial, (e) dasar merumuskan tujuan pendidikan, (f)
19
dalam tetralogi novel Laskar Pelangi disebutkan mulai dari lembaga SD, SMP,
yang dimaksud adalah peran keluarga dalam pendidikan. Keluarga menjadi kunci
Laskar Pelangi memperoleh pendidikan pertama kali dalam keluarga. Ayah dan
ibu merupakan guru pertama yang mendidik dan mengajar anak-anak Laskar
Pelangi.
Selain sekolah dan keluarga, juga terdapat faktor budaya yang berperan
masyarakat dapat membentuk sikap dan prilaku anak-anak. Peran budaya tidak
masyarakat.
prilaku dan agama. Menurut Damsar (2015:70), terdapat tujuh agen sosialisasi,
yaitu (1) keluarga, (2) sekolah, (3) kelompok teman sebaya, (4) media massa, (5)
20
1.4.2 Novel Sebagai Wacana Pendidikan
mitos (Wellek dan Warren, 2016:109). Wacana pendidikan merupakan salah satu
masalah sosial yang dapat diangkat dan diungkapkan dalam novel. Persoalan
pendidikan yang dibahas dalam novel dapat membentuk suatu perspektif dan
pesan yang terkandung dalam novel. Pesan yang disampaikan pengarang secara
Novel atau roman merupakan salah satu bentuk prosa yang mengandung
sebuah cerita. Novel lebih cenderung menunjukkan sifat atau watak dari tokoh-
menampilkan isi cerita paling lengkap. Masalah yang terdapat dalam cerita novel
dalam novel terikat dengan unsur-unsur pembentuk dalam novel. Kemudian unsur
peristiwa dan konflik yang terjadi pada tokoh. Hubungan novel dan wacana
pendidikan dapat dilihat dari novel Tuan Guru. Wacana pendidikan yang
dibangun dalam novel Tuan guru adalah pendidikan religius. Tuan Guru dalam
menganggap Tuan Guru sebagai kunci atau jalan menuju surga. Bahkan
masyarakat menyakini doa yang dititipkan melalui tuan guru lebih cepat
21
dikabulkan. Selain novel Tuan Guru juga terdapat novel Negeri 5 Menara. Pada
Menurut Coles, Klob & Burner (dalam Marek, 2006:146), menggunakan sastra
dalam proses pembelajaran jauh lebih efektif. Penggunaaan intuisi dan imajinatif
dilihat dari tiga perspektif, pendidikan tentang sastra, pendidikan sastra, dan
sastra. Kemudian yang terakhir, pendidikan melalui sastra dengan tujuan untuk
penulis melalui kisah, dialog, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam novel.
Hubungan wacana dan novel dapat dilihat dari pandangan penulis terhadap suatu
22
objek sosial. Pengalaman yang dimiliki pengarang diekspresikan secara langsung
mengungkapkan ideologi dalam teks adalah (a) leksikal, (b) ketransittifan, (c)
piranti sintaksis, (d) modalitas, (e) tindak ujaran, (f) implikatur, (g) gilir tutur, (h)
sapaan, dan (i) fonologi (Fowler dalam Santoso, 2006:47). Makna suatu teks tidak
Identitas tidak bisa dilepaskan dari sosial dan kemanusiaan. Identitas dibangun
diri dan memungkinkan terjadinya resistensi terhadap pihak yang kuat atau
dominan. Oleh karena itu, persoalan identitas lebih menjadi persoalan routes
daripada roots (Sinaga, 2004:6). Dengan demikian persoalan identitas dan wacana
23
bersifat sementara. Menurut Hall (dalam Sinaga, 2004:6), identitas merupakan
titik yang belum baku yang telah diidentifikasi dalam wacana sosial dan
kebudayaan.
penempatan. Konsep pengakuan merupakan identitas yang dapat dikleim bagi diri
interaksi sosial dan masyarakat melalui banyak faktor, salah satunya melalui
merujuk pada penggunaan dialek bahasa dan dialek sosial. Kemudian yang
terakhir adalah warisan bahasa. Konsep warisan bahasa adalah suatu bahasa yang
tersebut mempunyai penggunaan dialek bahasa dan dialek sosial yang khas.
Bucholtz dan Hall memberikan penjelasan lebih detail tentang bahasa dan
24
Guna melihat kesamaan identitas dengan suatu kelompok. Setiap individu diminta
identitas pendidikan juga terdapat dalam tetralogi novel Laskar Pelangi. Tokoh
yang terdapat dalam tetralogi novel Laskar Pelangi membentuk identitas baru
melalui proses kreatif dan imajinatif. Sebagai contoh tetralogi novel Laskar
25
melalui proses membaca, diharapkan dapat memetik dan memahami makna yang
ketika membaca, karya sastra mempengaruhi pandangan, pola pikir, prinsip, dan
orang tua dan anak. Menurut Frank dan Sydney (1982:264), secara sederhana
keluarga didefinisikan dengan ikatan dua orang atau lebih yang terikat oleh
novel memiliki karakteristik yang beraneka ragam. Misalnya keluarga A ling yang
pedagang. Keluarga Arai yang ditampilkan menjadi keluarga miskin yang bekerja
mempunyai hubungan darah dengan Ikal dan orangtunya diangkat menjadi bagian
keluarga. Diangkatnya Arai menjadi bagian dari keluarga Ikal bemula pada saat
orang tua Arai meninggal saat bekerja. Meskipun sebagai anak angkat, Arai
26
Keluarga sebagai sistem sosial memiliki subsistem di dalamnya.
(Adiwikarta, 1988;68). Unit dalam keluarga terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak.
interaksi antara ayah dengan anak, ibu dengan anak, dan anak dengan anak
dipengaruhi oleh kualitas interaksi ayah dengan ibu. Pola interaksi yang baik
antara ayah dan ibu akan membuat interaksi yang baik terhadap ayah dengan anak
Kemudian pola interaksi yang baik antara orang tua dengan anak akan
berdampak pada interaksi yang baik antara anak dengan anak. Keluarga yang
memiliki interaksi yang baik antar unit-unit keluarga dapat mendukung proses
Pola interaksi yang terjadi dalam keluarga Arai dan Ikal berjalan dengan
baik. Ayah dalam keluarga berperan sebagai pemimpin dan mencari nafkah.
Selain itu, ayah dalam keluarga memberi contoh dan pemberi semangat kepada
kedua anaknya. Kemudian ibu dalam keluarga menjadi pelindung bagi kedua
anaknya. Ibu juga menjadi guru dalam bersikap dan berprilaku di masyarakat.
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tua menjadi bekal bagi Ikal dan
perkembangan anak. Hal ini dikarenakan Ibu mempunyai hubungan biologis yang
terikat sebelum anak lahir ke dunia (Ceka dan murati, 2016:62). Menurut Ceka
27
dan Murati (2016:63), Ibu memiliki dua peran penting kepada anaknya; peran
pembelaan anak dan perkembangan anak. Ayah dalam keluarga mempunyai peran
yang sangat penting. Ayah dalam keluarga berperan sebagai pimpinan keluarga.
Sebagai pimpinan keluarga, ayah akan menjadi contoh bagi seluruh unit keluarga.
Dalam memimpin keluarga, ayah harus menghadirkan suasana yang aman dan
nyaman. Suasanan aman dan nyaman dalam keluarga akan menguntungkan bagi
daripada peran ayah. Dalam penelitiannya, ibu lebih siap mengambil peran
ayah lebih berperan Memberi kekuatan atau motivasi dan menantang anaknya
Isu penting dalam keluarga terkait perannya dalam pendidikan adalah cara
mendidik anak. Terdapat tiga gaya dalam mendidik anak dalam keluarga menurut
(Adiwikarta, 1988:73). Ketiga gaya tersebut, yaitu (a) otoriter, (b) kontinuum, dan
(c) moderat. Gaya otoriter lebih cenderung tidak memberikan kebebasan kepada
anak. Orang tua menjadi pedoman yang harus ditaati oleh anaknya. Sikap, prilaku,
dan cara berpikir anak harus mengikuti orang tuanya. Pada gaya otoriter ini, anak
Orang tua pada gaya mendidik ini mengikuti semua kehendak anak. semua sikap,
prilaku, dan cara berpikir anak diikuti oleh orang tuanya. Gaya kontinuum
cenderung memanjakan anaknya. Dampak negatifnya, tidak ada kontrol moral dan
28
nilai dalam keluarga pada diri anak. Kemudian gaya moderat cenderung
kontrol.
Keluarga sebagai sumber mentransfer nilai, sikap, dan norma (Mifflen dan
Mifflen, 1982; 268). Nilai merupakan kepercayaan yang telah diyakini. Nilai
merupakan sikap dari penilaian suatu objek yang telah disepakati perorangan atau
konsep tersebut, yaitu pengakuan nilai dan pembentukan nilai (Mifflen dan
Mifflen, 1982; 282). Pengakuan nilai lebih mengarah pada ranah aplikasi. Anak-
anak belajar pengakuan nilai dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Seorang
anak dapat membela nilai baik, buruk, dan jahat karena orang tua telah
dianut dengan orang lain dan memahami akibat ketika mendukung suatu nilai,
yang dapat diajarkan dalam keluarga, yaitu nilai religius, moral, kebenaran, dan
keindahan.
Nilai religius merupakan nilai yang bersumber dari ajaran agama. Melalui
bahwa akhlak yang mulia merupakan salah satu dari implementasi nilai religius.
29
Nilai moral merupakan tolak ukur dari baik tidaknya manusia. Manusia
dapat dipandang sebagai manusia bila memiliki nilai moral yang baik (Suseno,
kebiasaan dan adat yang telah disepakati di masyarakat. Nilai moral perlu
lingkungan sosial yang baik agar nilai moral tertanam dan diaplikasikan dalam
estetika mempunyai hubungan yang erat dengan konsep Yunani. Konsep nilai
keindahan dapat didefinisikan secara sempit dan luas (Kartika dan Perwira,
2004:3). Pada pengertian sempit nilai keindahan hanya tertuju pada benda yang
dapat dilihat dan pada warna. Kemudian secara luas pengertian keindahan dapat
merujuk pada watak, hukum, dan kebiasaan. Istilah estetika juga dapat dikaitkan
dengan seniman, proses penciptaan seni dan karya seni (Kartika dan Perwira,
2004).
Sekolah dilihat dari konsep maknanya memiliki tiga pandangan. Ketiga konsep
Ketiga makna tersebut, yaitu (a) sekolah sebagai suatu tempat, (b) sekolah suatu
proses belajar, dan (c) sekolah sebagai suatu organisasi. Ketiga pengertian yang
30
berlangsung bila terdapat sebuah tempat atau bangunan yang mempunyai struktur
Sekolah dalam makna yang pertama berarti sarana dan prasarana atau fasilitas
diidentifikasi menjadi empat kategori, yaitu (1) bangunan sekolah, (2) lahan, (3)
ruangan sekolah, (4) perabot, dan (5) alat dan media pendidikan.
gedung sekolah. Kedua, lahan yang dimaksud adalah tempat untuk mendirikan
sekolah. Lahan sekolah mempunyai dua fungsi, yaitu lahan kegiatan praktek dan
aktivitas belajar dan mengajar. Ruangan di sekolah dilihat dari fungsinya dibagi
menjadi tiga, yaitu (1) ruang pendidikan, (2) ruangan administrasi, dan (c)
ruangan kelas, (b) ruangan perpustakaan, (c) ruangan laboraturium, dan (d)
berikut; (a) ruangan kepala sekolah, (b) ruangan guru, (c) ruangan tata usaha, dan
penunjang dapat dikalsifikasi sebagai berikut; (a) ruangan ibadah, (b) ruangan
serbaguna, (c) ruangan UKS, (d) ruangan OSIS, dan (e) ruangan kamar mandi.
di sekolah. Perebot diihat dari fungsinya dibagi menjadi tiga. Ketiga fungsi
perabot, yaitu (a) pendidikan, (b) administrasi, dan (c) penunjang. Perabot
31
pendidikan yang dimasud adalah segala bentuk barang yang berkaitan dengan
segala barang yang dibutuhkan di perpustakaan, OSIS, dan UKS. Kelima, alat dan
dibutuhkan adalah buku dan alat peraga yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
organisasi. Struktur organisasi yang terlibat dalam kegiatan belajar adalah guru
dan kepala sekolah. Guru mempunyai peran sentral dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Pada kasus tertentu, kepala sekolah dapat berperan sebagai pendidik
(guru). Sekolah sebagai suatu organisasi berarti melihat sekolah sebagai struktur
Kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, dan siswa merupakan struktur material
paling tinggi dari struktur organisasi sekolah. Kepala sekolah dalam struktur
sekolah memiliki empat tugas (Nasution, 1999:76). Ketujuh tugas kepala sekolah
pendidikan (mentri pendidikan dan kanwil) dengan guru, (2) kepala sekolah
sebagai konsultan yang memberikan nasehat, dan saran pada guru, (3) kepala
dengan murid, guru, pegawai, dan sosial masyarakat, dan (4) kepala sekolah juga
32
dapat berfungsi menjadi seorang guru, dan pegawai administrasi di sekolah kecil
dan terpencil.
yang sangat penting. Guru berperan sebagai pendidik dan pengajar di sekolah
(Nasution, 1999;91). Dilihat dari fungsi perannya seorang guru memili fungsi
manifes dan fungsi laten (Damsar, 2015;156). Fungsi manifes adalah tindakan
yang diharapkan dapat dilakukan oleh guru telah disadari oleh masyarakat.
Kemudian fungsi laten adalah tindakan yang tidak diharapkan dilakukan oleh
seorang guru.
menjadi tiga. Ketiga kelompok fungsi manifes, yaitu (a) guru sebagai pengajar,
(b) guru sebagai pendidik, dan (c) guru sebagai teladan. Kemudian ketiga fungsi
laten, yaitu (a) guru sebagai pelabel, (b) guru sebagai penyambung dari kelas
harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Menurut Idi dan Safarina
(2010:136), terdapat sembilan prinsip proses edukasi antara pendidik dan peserta
didik. Kesembilan proses tersebut, yaitu (1) motivasi, (2) persepsi, (3)
pendidik. Sebagai pendidik guru tidak hanya mengajarkan siswa tentang ilmu
33
pengetahuan. Guru harus menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang baik dan
(2015;156), tugas guru sebagai pendidik, yaitu membina budi pekerti (akhlak),
spft skill, budaya, simbolik, dan spiritual. Tugas guru sebagai pendidik dapat
Selain sebagai pengajar dan pendidik, guru juga sebagi teladan terutama
untuk sekolah tingkat kana-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) (Damsar,
2015;157). Guru bagi peserta didik pada tingkat TK dan SD dipandang sebagai
orang yang mulia. Maka tidak jarang peserta didik pada tingkat TK dan SD lebih
menenuruti kata-kata gurunya daripada orang tuanya. Oleh karena itu, hendaknya
guru pada tingkat ini memberikan contoh yang baik, memberikan saran yang baik,
menyuruh anak untuk melakukan yang baik, dan membiasakan anak berprilaku
baik.
wacana perspektif dipengaruhi oleh sistem dan struktur yang telah dijalankan di
ilmu pengetahuan, melainkan juga proses penanaman etika kepada peserta didik.
Keberhasilan pendidikan juga tidak semata-mata dilihat dari nilai, melainkan juga
dapat merujuk pada empat kategori, yaitu visual, grafis, kognitif, dan geometri.
34
Nampaknya perspektif wacana pendidikan disekolah merupakan gabungan dari
prespektif visual dan perspektif kognitif. Perspektif visual muncul dari pandangan
mata manusia terhadap suatu objek atau keadaan. Kemudian perspektif kognitif
merupakan ekspresi dari bentuk pilihan atau legitimasi dari suatu kepercayaan,
dibangun di sekolah dasar tentu berbeda dengan yang dibangun di SMP, SMA dan
dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, tingkat usia, kepribadian dan kognisi
peserta didik. Kedua, tujuan pembelajaran dan cara guru mengajar. Ketiga,
dalam pengertian materi segala bentuk benda yang diciptakan manusia untuk
bangunan, jalan, jembatan, irigasi, dan segala benda yang dapat dipergunakan dan
nonmateri terdiri, adat istiadat, kenyakinan, dan kebiasaan yang telah di anut oleh
masyarakat (Horton dan Hunt 1999;58). Budaya merupakan gaya hidup seseorang
35
yang diperoleh secara sosial yang dipengaruhi oleh kelompok. Nilai yang
diperoleh dari suatu budaya berupa pola pikir, prilaku dan kebiasaan (Harris
kebudayaan yang dianut, bagitu juga setiap kebudayaan dianut oleh kelompok
masyarakat. Kebudayaan melahirkan sistem nilai dan norma yang menjadi aturan
Suatu tindakan dikatakan benar jika sesuai dengan moral di masyarakat dan sesuai
Nilai merupakan ide atau gagasan penting yang dipikirkan oleh manusia
dan bersifat abstrak. Nilai mengacu pada keindahan, prilaku dan penilaian benar
atau salah (Fraenkel, 1977:6). Sementara itu menurut Horton dan Hunt (1999:71),
nilai merupakan gagasan tentang pengalaman yang berarti atau tidak. Suatu
Holden (2006:14), terdapat tiga konsep nilai budaya, yaitu nilai intrinsik, nilai
budaya seperti nilai intelektual, nilai emosional, dan nilai spiritual. Nilai
nilai yang diadopsi dan dibuat oleh lembaga. Nilai ini digunakan untuk
meningkatkan etos kerja dan sikap kerja berkaitan dengan ranah publik.
36
Setiap kebudayaan memiliki sistem kepercayaannya masing-masing.
dapat diamati melalui perilaku verbal dan nonverbal melalui anggota masyarakat.
individu yang memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Perbedaan yang ada di
karena itu, bila terdapat sikap, prilaku, dan praktik keagamaan yang menyimpang,
baik. masyarakat perkotaan lebih terbuka terhadap budaya dan kebiasaan baru.
Oleh karena itu, mereka lebih terbuka terhadap sikap, prilaku, pikiran, moral, dan
pergaulan yang baru. Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan fisik, iklim dan
37
Kebudayaan masyarakat industri ditandai dengan pabrik PN timah. Masyarakat
dihormati secara luas. Kehadiran tokoh masyarakat sebagai pemersatu antar unit-
unit kebudayaan. Tokoh masyarakat menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu kebudayaan. Tokoh masyarakat mempunyai peran yang besar dan
masyarakat meminta masukan dan saran untuk melaksanaan adat istiadat kepada
tokoh masyarakat.
1983), terdiri dari tokoh formal dan informal. Tokoh formal biasanya menduduki
38
kepala desa, camat, RT dan RW. Kemudian tokoh informal dianggap menjadi
Metode penelitian ini meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data, teknik
data yang digunakan dalam peneliti. Data penelitian ini berupa teks dari tetralogi
novel Laskar Pelangi. Pendekatan penelitian kualitatif menurut Bogdan & Biglen
menggunakan latar alamiah, (2) data penelitian bersifat deskriptif karena wujud
data berupa dialog, monolog, deskripsi, dan narasi yang terdapat dalam teks
sastra, (3) penelitian mengutamakan proses dan hasil, karena hasil penelitian
kualitatif dikatakan valid ketika melalui proses penelitian yang benar, (4) analisis
kontekstual, dan (5) makna yang terdapat dalam dialog, monolog, deskripsi, dan
narasi yang terdapat dalam novel dipandang sesuatu yang esensial, artinya analisis
data dan temuan penelitian bermakna dalam konteksnya. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kajian teks. Teks yang dianalisis berupa
39
karya sastra (novel). Pengkajian teks memusatkan pada rekonstruksi makna yang
terdapat dalam teks. Selanjutnya makna dalam teks ditafsirkan dan dikaitkan
wacana kritis yang dipadukan dengan teori sosiologi pendidikan. Sesuai dengan
konstruksi pendidikan dalam teks. Teori sosiologi pendidikan dalam penelitian ini
Tahap deskripsi, pada tahapan ini terdapat dua sub aspek tahapan, yaitu
kosa kata dan gramatika. Kosakata dan gramatia digunakan untuk mengungkap
dalam teks dan interaksi dalam teks. Pada tahapan ini konteks sosial dihubungkan
dengan teks. Tahap eksplanasi, berkaitan dengan konteks interaksi dan sosial.
Pada tahapan ini dijelaskan mengenai bentuk sosial dan bentuk bahasa yang
dan narasi yang berkaitan dengan peran keluarga, sekolah, dan budaya terhadap
pendidikan pada tokoh-tokoh tetralogi novel Laskar Pelangi. Adapun sumber data
40
dari penelitian ini terdiri dari tetralogi novel Laskar pelangi. Novel pertama
berjudul Laskar Pelangi (terbit tahun 2015 cetakan ketiga puluh satu). Novel
kedua berjudul Sang Pemimpi (terbit tahun 2013 cetakan kedua puluh tujuh).
Novel ketiga berjudul Edensor (terbit tahun 2017 cetakan kedua belas). Novel
penelitian ini dikarenakan sumber data berupa teks novel. Selain itu, data
penelitian yang digunakan berupa interpretasi dari sebuah teks. Pengumpulan data
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Kriteria tersebut meliputi tiga aspek,
konstruksi pendidikan keluarga (peran ayah, peran ibu, gaya mendidik dan sumber
langkah yang digunakan dalam proses pengumpulan data sebagai berikut ini. (1)
41
konstruksi pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan budaya. (3) mengklasifikasi
data, dan (4) pengkodean data berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat.
42
Fokus Subfokus Aspek Kode Data
Konsultan KPS/KP/KN
Memimpin KPS/KP/MN
Mendidik KPS/FG/MK
43
Fokus Subfokus Aspek Kode Data
Adat istiadat KPB/CM/AI
Kepercayaan KPB/MD/KN
Prilaku KPB/MD/PU
Kepercayaan KPB/MP/KN
Prilaku KPB/MP/PU
44
2. Melakukan identifikasi data dan kalsifikasi data berdasarkan fokus
4. Bila terdapat data yang belum sesuai dengan fokus penelitian, maka
awal.
Pelangi.
pendidikan.
45
1.5.7 Tahapan-tahapan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tiga tahapan penelitian yang digunakan. Ketiga
1. Tahap Awal
a. Menyusun draf proposal yang berisi tentang ide-ide atau pokok-pokok yang
pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
46