Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI JURNAL DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

THE EFFECT OF BENSON'S RELAXATION ON DEPRESSION, ANXIETY


AND STRESS IN PATIENTS
UNDERGOING HEMODIALYSIS

OLEH

KELOMPOK MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan presentasi jurnal dengan dengan judul The Effect of Benson's Relaxation
on depression, anxiety and stress in patients undergoing hemodialysis, telah
dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2017 di Ruang Hemodialisa RSD dr.
Soebandi Jember dan telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji.

Jember, 20 September 2017

Penguji:
1. Penguji Klinik : Ns.Mohammad Toha, S.Kep (………..........…)
2. Penguji Akademik I: (…...…...........…)
3. Penguji Akademik II : (………..........…)
4. Penguji Akademik III : (………..........…)

Mengetahui
Kepala Ruang Hemodialisa RSD dr. Soebandi

Ns.Mohammad Toha, S.Kep


NIP. 19670902 199302 1 001

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal ginjal kronis adalah penyakit kronis pada tahap akhir, dimana fungsi

ginjal tidak cukup untuk menopang kehidupan dan membutuhkan terapi pengganti

seperti hemodialisis. Saat ini, 2 sampai 3 persen orang di dunia menderita penyakit

gagal ginjal kronis dan jumlahnya akan berlipat ganda setiap tahunnya. Jumlah

kematian di dunia setiap tahunnya yang disebabkan oleh penyakit ini adalah 60 ribu

orang. Tingkat kematian tahunan pasien dialisis di Amerika Serikat sekitar 18%

sampai 20% dan dalam 5 tahun tingkat kelangsungan hidup mereka kira-kira 30

sampai 35 persen.

Menurut US Renal Data System, sekitar 90 persen pasien dengan gagal ginjal

kronis, menjalani terapi hemodialisis dan sebanyak 92% di antaranya lebih menyukai

metode pengobatan ini. Saat ini ada 16-17 ribu orang menderita hemodialisis di Iran.

Sekitar 15% ditambahkan ke pasien hemodialisis di Iran. Pada saat ini, pasien

hemodialisis diklasifikasikan sebagai kasus yang khusus.

Masalah yang dihadapi pasien hemodialisis diantaranya adalah depresi, stres

dan kecemasan. Dalam hal ini, gangguan kejiwaan yang paling umum terjadi dan

memerlukan rawat inap adalah depresi. Prevalensi depresi pada pasien yang

menjalani hemodialisis tidak diketahui, sehingga 10-66% telah dilaporkan. Kisaran

luas ini sebagian karena menggunakan kriteria yang berbeda untuk menilai gangguan

mood. Temuan beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi lebih sering terjadi

pada pasien dengan dialisis daripada yang didiagnosis dan diobati. Depresi dapat

mengurangi kualitas hidup, menghentikan perawatan yang tepat, kegagalan mengikuti


gaya hidup yang tepat dan akhirnya mengurangi panjangnya harapan hidup pasien.

Pengobatan pada gangguan kecemasan dan masalah terkait perlu penyelesaian dan

memerlukan biaya yang besar. Dari masalah tersebutlah maka akan timbul masalah

yang berkaitan dengan hubungan kerja dan hubungan interpersonal akibat dari

pengobatan ganda. Orang yang menjalani hemodialisis jangka panjang menderita

stres psikologis dan fisiologis selain depresi dan kecemasan dan mengalami

perubahan kepribadian dan gaya hidup. Kesimpulan yang tepat adalah stres dapat

mengurangi kualitas hidup mereka dan menciptakan banyak masalah fisik, psikologis,

ekonomi, dan sosial juga sebagai reaksi emosional.

Umumnya, metode pengendalian depresi, stres dan kecemasan meliputi

farmakologis dan non farmakologis. Penggunaan terapi non farmakologis lebih

banyak dipilih dibandingkan dengan metode farmakologis dalam mengendalikan

depresi, stres dan kecemasan pasien karena biaya yang tinggi, komplikasi serius yang

akan terjadi dan ketergantungan pasien terhadap obat-obatan. Metode non

farmakologis termasuk terapi komplementer diantaranya aromaterapi, terapi pijat,

relaksasi, terapi fisik, terapi musik dan asuhan keperawatan.

Manfaat terapi komplementer dapat disebutkan sebagai terapi yang murah,

mudah diberikan, tidak invasif dan non farmakologis dan mengurangi efek samping

kimia. Relaksasi adalah salah satu intervensi keperawatan yang bisa digunakan

sebagai terapi komplementer dan non-farmakologis. Salah satu teknik relaksasi yang

mudah dipelajari oleh pasien adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson termasuk

teknik mindfulness yang memepengaruhi berbagai macam tanda dan gejala fisik dan

psikologis seperti kegelisahan, rasa sakit, depresi, mood dan harga diri dan
mengurangi stres. Mengingat pentingnya depresi, stres dan kecemasan pada pasien

menjalani hemodialisis, para peneliti melakukan uji klinis untuk menyelidiki efek

relaksasi Benson pada depresi, kecemasan dan stres pada pasien yang menjalani

hemodialisis.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui efek dari relaksasi Benson pada depresi, kecemasan dan

stres pada pasien yang menjalani hemodialisis.


BAB II
PRESENTASI JURNAL
2.1 JURNAL
Lampiran
2.2 PICOT
P : patients undergoing hemodialysis
I : Benson's Relaxation
C :-
O : reduce depression, anxiety, and stress in in patients undergoing
hemodialysis
T : three months

2.3 RESUME
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialysis jangka pendek (beberapa hari
hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
(ESRD; end-stage renal disease) yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi
permanent. Bagi penderita GGK, hemodialisis akan mencegah kematian. Namun
demikian, hemodialisis tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal dan
tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolic atau endokrin yang
dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas
hidup pasien. Pasien-pasien ini harus menjalani terapi dialysis sepanjang hidupnya
(biasanya 3 kali seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam per kali terapi) atau
sampai mendapat ginjal baru melalui operasi pencangkokan yang berhasil. Pasien
memerlukan terapi dialysis yang kronis kalau terapi ini diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengendalikan gejala uremia. Karen
kondisi tersebutlah, pasien kerap mengalami depresi, kecemasan, dan juga stres.
Meningkatnya pengetahuan tentang kondisi pasien dengan hemodialisa,
perawatan diarahkan pada intervensi yang lebih baru. Salah satu bentuk perawatan
meditasi sederhana yang dapat menimbulkan ketenangan adalah relaksasi Benson.
Terapi relaksasi benson merupakan terapi religius yang merupakan
pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan faith factor dari benson.
Relaksasi benson ini merupakan penggabungan teknik relaksasi dengan memasukkan
faktor keyakinan. Terapi ini sudah banyak digunakan baik untuk penurunan
ketegangan, atau mencapai kondisi tenang seperti menghilangkan nyeri, stres,
kecemasan, insomnia, penurunan tekanan darah, dan depresi. Teknik ini merupakan
upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang-
ulang kalimat ritual dan menghilangkan berbagai pikiran yang menganggu. Teknik
relaksasi ini dapat dilakukan 10 sampai 20 menit sebanyak dua kali sehari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari relaksasi Benson
terhadap depresi, kecemasan, dan stres pada pasien dengan hemodialisa. Untuk
memenuhi tujuan penelitian, penelitian dilakukan penelitian acak secara prospektif
mengevaluasi keampuhan tehnik relaksasi Benson terhadap penurunan depresi,
kecemasan, dan stres pada pasien dengan hemodialisa.
Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi usia di atas 18 tahun, melek huruf,
dan penuh kesadaran. Kriteria eksklusi adalah ketidaksopanan untuk terus
berpartisipasi dalam studi ini, kehilangan kesadaran, intervensi krisis, termasuk
perubahan dalam kemajuan penyakit dan kematian anggota keluarga.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada staf
perawat dalam menerapkan Teknik relaksasi Benson's untuk membantu mengurangi
depresi, kecemasan dan stres pada pasien dengab hemodialisa. Studi ini
mengkonfirmasi dampak teknik relaksasi Benson. Teknik ini bisa digunakan di
berbagai bidang keperawatan klinis.
2.4 TELAAH

Critical appraisal check list


Judul: The Effect of Benson's Relaxation on depression, anxiety and stress in patients undergoing hemodialysis
Penulis:
1. Masoumeh Otaghi
2. Milad Borji
3. Sadegh Bastami
4. Leila Solymanian

JURNAL :
Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal
Judul - Apakah judul memenuhi kaidah penulisan  Judul jurnal terdiri dari 14 kata, penulisan judul karya
judul ilmiah maksimal menggunakan 20 kata.

- Apakah penulisan judul menggunakan tanda


 Tidak, penulisan judul menggunakan kalimat
tanya (?)
pernyataan
- Apakah penulisan judul menggunakan tanda
seru (!) Tidak, penulisan judul menggunakan kalimat

pernyataan
Penulis - Apakah nama penulis dicantumkan?  Penulis jurnal ini adalah:
1. Masoumeh Otaghi
2. Milad Borji
3. Sadegh Bastami
Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal
4. Leila Solymanian

- Apakah asal insitusi penulis dicantumkan?


Instituasi penulis jurnal dicantumkan, yaitu:
1. Nursing Department, Ilam University of

Medical Sciences, Ilam, Iran
2. MSc Student in Community Health Nursing,
Young Researchers And Elite Club, Isfahan
(khorasgan) Branch, Islamic Azad University,
Isfahan, Iran
3. Nurse, Faculty of nursing and Midwifery,
Ilam University of Medical Sciences, Ilam,
Iran
4. Master of Critical Care Nursing, Student
Research Committee, Ilam University of
- Apakah asal institusi penulis sesuai dengan
Medical Scines, Ilam, IR Iran
topik penelitian? 5. Student Research Committee, Ilam University
of Medical Sciences, Ilam, Iran

Asal institusi sesuai dengan topik penelitian, karena


topik penelitian ini adalah asuhan keperawatan terapi
Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal
komplimenter pada depresi, kecemasan dan stres
 pada pasien hemodialisa dimana berkaitan dengan
institusi yang menaungi

Bidang - Apakah bidang ilmu yang tercantum dalam  Pada Jurnal ini tercantum Medical Research
ilmu judul penelitian?

- Apakah latar belakang penulis (institusi  Latar belakang penulis dari Ilmu keperawatan, sesuai
tempat bekerja) sesuai dengan bidang ilmu dengan topik penulisan.
topik penulisan ?
Metode - Apakah tujuan penelitian disebutkan?  Mengetahui efek relaksasi benson terhadap depresi,
penelitian kecemasan, dan stres pada pasien hemodialisa.

- Apakah desain penelitian yang digunakan?  two experimental and control groups randomly yang
diadopsi untuk penelitian

- Apakah desain penelitian sesuai dengan  Desain penelitian sesuai dengan tujuan penelitian two

tujuan penelitian? experimental and control groups randomly.


Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal

- Bagaimana level of evidence dari desain  Level of evidence dari desain penelitian ini berada di
penelitian? derajat 2 karena menggunaka randomizied dengan
pendekatan kelompok control dan kelompok
perlakuan.

- Bagaimana pemilihan sampel dalam  Sampel pada penelitian ini 70 responden, yang dibagi
penelitian tersebut? menjadi 2 kelompok yaitu 35 di kelompok perlakuan
dan 35 di kelompok kontrol. Kriteria inklusi adalah
usia di atas 18 tahun, melek huruf, dan penuh
kesadaran. Kriteria eksklusi adalah ketidaksopanan
untuk terus berpartisipasi dalam studi ini, kehilangan
kesadaran, intervensi krisis, termasuk perubahan
dalam kemajuan penyakit dan kematian anggota
keluarga. Kelompok perlakuan diberi rencana
Relaksasi Benson dilakukan dua kali sehari, masing-
Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal
masing selama 15 menit
- Dalam bentuk apa hasil penelitian disajikan?  Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi
- Apakah uji statistik yang digunakan?  Pada jurnal ini menyebutkan uji statistic yang
digunakan

Hasil - Apakah hasil penelitian dapat  Hasil penelitian tersebut dapat diimplementasikan
penelitian diimplementasikan di keperawatan? dalam keperawatan, sebagai salah satu terapi non-
farmakologis yang mudah diterapkan dan bermanfaat
bagi pasien.
- Apakah ada rekomendasi khusus terkait  Penelitian ini direkomendasikan untuk diterapkan
hasil penelitian? pada pasien gagal ginjal kroni dengan terapi
hemodialisa
Daftar - Apakah daftar pustaka yang digunakan up to  Daftar pustaka yang digunakan up to date karena
pustaka date? menggunakan sumber yang terbit pada tahun 1994-
2015

- Apakah daftar pustaka yang digunakan  Daftar pustaka yang digunakan sesuai dengan topik
sesuai penelitian
Critical Point critical appraisal Ya Tidak Keterangam (uraikan)
appraisal

- Apakah daftar pustaka yang digunakan dari  Daftar pustaka yang digunakan dari sumber
sumber yang terpercaya? terpercaya karena tercantum nama, tahun, judul dan
asal sumber.

Kesimpulan : ada perbedaan yang signifikan dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok perlakuan dan kontrol, yang
dibuktikan dengan terapi relaksasi Benson memiliki dampak positif pada depresi, kecemasan, dan stres, dan dapat digunakan
sebagai layanan perawatan non-invasif rendah untuk mengurangi kejadian depresi, kecemasan, dan stres yang dialami oleh
pasien
as
SOP PRAKTIK
TEKNIK RELAKSASI BENSON

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum: Klien dapat memahami teknik relaksasi Benson
Tujuan Khusus: Klien dapat mempraktekan teknik relaksasi Benson

B. ALAT DAN BAHAN


1. Tempat tidur atau kursi yang memiliki sandaran punggung
2. Satu buah bantal dan selimut
3. Ruangan yang tenang

C. CARA KERJA
1. Pra interaksi
a. Siapkan suasana ruang yang tenang
b. Cari tahu identitas klien
c. Persiapkan diri klien agar tenang dan santai

2. Perkenalan
a. Mengucapkan salam
b. Senyum dan salaman
c. Perkenalan
d. Menjelakan tujuan relaksasi benson
e. Menjelaskan manfaat relaksasi benson
f. Menanyakan kesedian klien

3. Kerja
a. Anjurkan klien untuk memilih kata-kata untuk memfokuskan perhatian
saat relaksasi.
b. Posisikan pasien pada posisi duduk atau berbaring yang paling nyaman.
c. Instruksikan pasien memejamkan mata.
d. Istruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot tubuh dari
ujung kaki sampai dengan otot wajah dan rasakan rileks.
e. Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung,
tahan selama 3-5 detik lalu hembuskan lewat mulut disertai dengan
mengucapkan “Astaghfirulloh hal’adzim” (bagi yang muslim) atau kata
yang sudah dipilih sesuai keyakinan pasien.
f. Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif, dan tetap fokus
pada nafas dalam dan “Astaghfirulloh hal’adzim” (bagi yang muslim)
atau kata-kata yang diucapkan sesuai keyakinan pasien.
g. Lakukan selama kurang lebih 10 menit.
h. Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap menutup
mata selama 2 menit, lalu membukanya dengan perlahan.

4. Terminasi
a. Tanyakan perasaan klien
b. Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
c. Akhiri dengan salam
d. Dokumentasi

D. REFERENSI
1. Benson, H & Proctor, W. (2000). Keimanan yang Menyembuhkan: Dasar-
dasar Respon Relaksasi. Bandung: Kaifa.

2. Purwanto, S. (2006). Relaksasi Dzikir. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas


Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai