Oleh:
A. Latar Belakang
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi
waktu,tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain merupakan aktivitas sehari-hari bagi anak, dengan bermain anak
mendapatkan banyak sekali manfaat yang diperlukan bagi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak tidak dapat memisahkan antara
bermain dan bekerja, bagi anak bermain merupakan seluruh aktifitas anak
termasuk bekerja, kesenangan, dan merupakan metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta dan kasih sayang.
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan fisik, emosi, mental,
intelektual, kreativitas, dan sosial. Anak yang mendapatkan kesempatan yang
cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapatkan kesempatan bermain (Rohmah, 2012).
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak
apada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut
akan mudah mengalami krisis karena stres akibat perubahan, baik terhadap
status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, dan
anak mengalami keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi
masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nursalam, 2005)
dalam (Agustina, 2016). Dalam kondisi sakit atau sehat anak dirawat di
Rumah Sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan, namun harus
sesuai dengan kondisi anak. Oleh karena itu kelompok mengambil terapi
bermain di ruang Aster RSD dr. Seobandi Jember, karena ingin memberikan
waktu bermain pada anak meskipun keadaan anak itu sakit, akan tetapi tidak
lepas juga melihat kondisi pasien yaitu yang sudah dinyatakan oleh dokter
perawatan minimal (minimal care) sehingga bisa membuat anak senang.
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi
anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi,
sehingga timbul hal yang menakutkan akibat perpisahan dengan saudara atau
teman-temannya serta adanya perubahan dari lingkungan yang sudah akrab
dengan lingkungan yang asing. Salah satu intervensi kepererawatan dalam
mengatasi dampak hospitalisasi (rawat inap) pada anak adalah dengan
memberikan terapi (aktivitas) bermain.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti program terapi bermain diharapkan keluarga dapat
melakukan permainan sederhana untuk mengurangi dapak hospitalisasi
selama di rawat di rumah sakit dan juga melanjutkan tumbuh kembang bayi.
C. Tujuan Khusus
1. Kognitif bayi berkembang
2. Bayi lebih ceria dan senang di rumah sakit
3. Bayi dapat beradaptasi dengan stres atau kecemasan akibat pengobatan
dan perawatan di rumah sakit
D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan : 5 menit
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat atau media
c. Menyiapkan pasien (bayi)
2. Pembukaan: 5 menit
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan maksud dan tujuan kepada keluarga pasien (bayi)
3. Kegiatan: 10 menit
a. Menjelaskan prosedur kepada keluarga bayi
b. Bermain benda yang menarik perhatian dan bunyi-bunyian
c. Mengamati ekspresi wajah bayi
4. Penutup: 5 menit
a. Mengevaluasi kegiatan bermain
b. Memberikan reward kepada pasien (bayi)