Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN DI RUANG ASTER


RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh:

NAMA : DEWI TAUFIQIYATUL LAILY


NIM : 17 0103 1052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017-2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Departemen : Keperawatan Anak


Topik/Pokok Bahasan : Menggenggam benda menarik perhatian dan
bunyi-bunyian
Hari, Tanggal : Jum’at, 30 November 2017
Waktu : WIB
Tempat : Ruang Aster RSD dr. Soebandi Jember
Nama Anak : By. A
Umur : 24 hari

A. Latar Belakang
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi
waktu,tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain merupakan aktivitas sehari-hari bagi anak, dengan bermain anak
mendapatkan banyak sekali manfaat yang diperlukan bagi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak tidak dapat memisahkan antara
bermain dan bekerja, bagi anak bermain merupakan seluruh aktifitas anak
termasuk bekerja, kesenangan, dan merupakan metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta dan kasih sayang.
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan fisik, emosi, mental,
intelektual, kreativitas, dan sosial. Anak yang mendapatkan kesempatan yang
cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapatkan kesempatan bermain (Rohmah, 2012).
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak
apada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut
akan mudah mengalami krisis karena stres akibat perubahan, baik terhadap
status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, dan
anak mengalami keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi
masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nursalam, 2005)
dalam (Agustina, 2016). Dalam kondisi sakit atau sehat anak dirawat di
Rumah Sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan, namun harus
sesuai dengan kondisi anak. Oleh karena itu kelompok mengambil terapi
bermain di ruang Aster RSD dr. Seobandi Jember, karena ingin memberikan
waktu bermain pada anak meskipun keadaan anak itu sakit, akan tetapi tidak
lepas juga melihat kondisi pasien yaitu yang sudah dinyatakan oleh dokter
perawatan minimal (minimal care) sehingga bisa membuat anak senang.
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi
anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi,
sehingga timbul hal yang menakutkan akibat perpisahan dengan saudara atau
teman-temannya serta adanya perubahan dari lingkungan yang sudah akrab
dengan lingkungan yang asing. Salah satu intervensi kepererawatan dalam
mengatasi dampak hospitalisasi (rawat inap) pada anak adalah dengan
memberikan terapi (aktivitas) bermain.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti program terapi bermain diharapkan keluarga dapat
melakukan permainan sederhana untuk mengurangi dapak hospitalisasi
selama di rawat di rumah sakit dan juga melanjutkan tumbuh kembang bayi.

C. Tujuan Khusus
1. Kognitif bayi berkembang
2. Bayi lebih ceria dan senang di rumah sakit
3. Bayi dapat beradaptasi dengan stres atau kecemasan akibat pengobatan
dan perawatan di rumah sakit

D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan : 5 menit
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat atau media
c. Menyiapkan pasien (bayi)
2. Pembukaan: 5 menit
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan maksud dan tujuan kepada keluarga pasien (bayi)
3. Kegiatan: 10 menit
a. Menjelaskan prosedur kepada keluarga bayi
b. Bermain benda yang menarik perhatian dan bunyi-bunyian
c. Mengamati ekspresi wajah bayi
4. Penutup: 5 menit
a. Mengevaluasi kegiatan bermain
b. Memberikan reward kepada pasien (bayi)

E. Evaluasi Yang Diharapkan


1. Bayi merasa senang dan terhibur
2. Bayi tidak merasa takut terhadap perawat atau petugas kesehatan
3. Orangtua terlibat aktif dalam mendampingi anak
4. Orangtua mengungkapkan perasaan dan manfaat yang dirasakan dari
terapi bermain
Daftar Pustaka

Agustina, Ika. 2016. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi


Bermain. Diakses pada 28 November 2017

Bagas, Rahmat. 2015. Berbagi Ilmu Keperawatan: Satuan Acara Penyuluhan


Terapi Bermain Mewarnai. Diakses pada 28 November 2017

Rohmah, Nikmatur. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Anak. Ar-Ruz Media:


Yogyakarta

Kusuma, Ningrum, Nasrudin. (2015) Pengaruh Terapi Bermain Kolase Kartun


Terhadap Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Selama Prosedur
Nebuleser Di Rumah Sakit Airlangga Jombang. Jurnal Edu Health. 5(1).
Diakses tanggal 28 November 2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen46 halaman
    Bab I
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • RPP Indah
    RPP Indah
    Dokumen3 halaman
    RPP Indah
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Piket Kelas Ix
    Jadwal Piket Kelas Ix
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Piket Kelas Ix
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • Desiminasi Akhir Igd Rsuk
    Desiminasi Akhir Igd Rsuk
    Dokumen35 halaman
    Desiminasi Akhir Igd Rsuk
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • STT
    STT
    Dokumen2 halaman
    STT
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat
  • Sop Kemo
    Sop Kemo
    Dokumen6 halaman
    Sop Kemo
    Rajaf Aratnasun
    Belum ada peringkat