Anda di halaman 1dari 13

KIMIA ATMOSFIR

 Kompetensi Dasar

Mahasiswa dapat menjelaskan bahan kimia dan reaksi-reaksi fotokimia dalam

atmosfer.

 Pokok Pembahasan

Kimia Atmosfir

 Sub Pokok Pembahasan

1. Reaksi fotokimia

2. Radikal dalam atmosfer

3. Reaksi oksigen, nitrogen, karbon dioksida dalam atmosfir

4. Air dalam atmosfir

A. Reaksi fotokimia

Fotokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari interaksi antara

atom, molekul kedaan cahaya (atau radiasi elektromagnetik). Sebagaimana disiplin

ilmu lainnya, fotokimia mensistem satuan SI atau metrik. Unit dan konstanta yang

sering dipergunakan antara lain adaladetik, hertz, joule, mol, konstanta gas R, serta

konstanta Boltzmann. Semua unit dan konstamerupakan bagian dari bidang kimia

fisik. Reaksi fotokimia adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di atmosfer

sebagai akibat dari penyerapan foton cahaya oleh molekul-molekul. Penyerapan

energi bebas radiasi ultraviolet oleh molekul di udara dapat mengakibatkan

terjadinya reaksi-reaksi fotokimia. NO2 merupakan salah satu molekul yang aktif

73
secara fotokimia, dan sangat penting dalam proses pembentukan SMOG. Molekul

NO2 ini mampu menyerap energi ultraviolet (hv), menjadi molekul yang excited

secara elektronik (NO2):

NO2 + hv NO2*

Molekul-molekul yang telah menyerap energi seperti ini sifatnya tidak stabil

dan reaktif. Dalam keadaan tersedia NO, temperatur inversi, low humidity, sunlight,

hidrokarbon ini dapat menghasilkan Smog-fotokimia yang berbahaya.

Smog berasal dari dua kata yaitu smoke dan fog sehingga disingkat menjadi

bentuk akronim smog. Selanjutnya smog lebih disebut dengan photochemical smog

(smog fotokimia atau kabut asap fotokimia). Smog fotokimia merupakan kabut asap

yang dapat terbentuk dari beberapa senyawa kimia berikut: aldehide (R-CHO),

nitrogen oksida (NO dan NO2), ozon troposfer (O3), peroxyacyl nitrates (PAN), dan

volatile organic compound (VOC). Senyawa-senyawa tersebut bersifat sangat reaktif

dan mudah teroksidasi di troposfer. Smog fotokimia terjadi ketika senyawa-senyawa

tersebut berinteraksi dengan radiasi ultraviolet dari matahari. Smog banyak terjadi di

kota-kota besar. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa pembentuk smog fotokimia

tersebut banyak dihasilkan dari kegiatan industri dan transportasi.

Diantara zat yang diketahui menjadi penyebab utama penipisan lapisan ozon

adalah Khlorin (ClOx), Bromin (BrOx) serta beberapa unsur dari golongan

halogen lainnya. Zat-zat ini termasuk zat yang reaktif yang dapat memecah

ozon dengan reaksi sebagai berikut.

X + O3 → XO + O2

74
XO + O → X + O2

Zat-zat yang sangat reaktif ini sampai ke atmosfer dan lapisan stratosfer

dalam bentuk senyawa yang sangat stabil, antara lain seperti CFC (Chloro Fluoro

Carbon). CFC yang sangat stabil ini menjadi tidak stabil ketika mencapai

lapisan stratosfer karena sinar matahari yang jauh lebih besar di ketinggian tersebut.

Atom khlor, brom, ataupun fluor (X) yang dilepaskan tersebut kemudian bereaksi

dengan O3. Hasil reaksi tersebut berupa XO yang juga bersifat reaktif kemudian

bereaksi lagi dengan atom oksigen dan menghasilkan atom X. Atom X kembali

bereaksi memecah O3, dan seterusnya sehingga jumlah O3 yang terbentuk

menjadi tidak seimbang dengan jumlah O3 yang terurai. Jumlah ozon dalam

lapisan stratosfer tersebut pun menjadi menipis. Selain CFC, penipisan lapisan ozon

juga dapat terjadi karena senyawa lain. Namun menurut penelitian saat ini, CFC

berperan paling besar. CFC sampai ke lapisan stratosfer dalam waktu kurang

lebih 5 tahun. Namun sesampainya di lapisan stratosfer, senyawa ini bertahan

mencapai 70 tahun sebelum keluar dari lapisan ini. Adanya CFC di lapisan

stratosfer ini mengakibatkan penguraian ozon menjadi lebih cepat empat kali

lipat dibandingkan kondisi alami.

B Radikal dalam atmosfer

Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di atmosfer naik

sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan turunan

hidrokarbon. Hasil reaksi antara O dengan hidrokarbon merupakan produk

75
intermediat yang sangat reaktif yang disebut hidrokarbon radikal bebas (RO2Radikal

bebas semacam ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan berbagai komponen termasuk

NO, NO2 , O2 , O3 , dan hidrokarbon lainnya. Beberapa reaksi yang mungkin terjadi

diantara bermacam-macam reaksi tersebut adalah sebagai berikut (Fardiaz, 1992) :

1. Radikal bebas bereaksi cepat dengan NO membentuk NO2. Karena NO

dihilangkan dari siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk

menghilangkan O3 dari siklus tidak terjadi, sehingga konsentrasi O3

meningkat.

2. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O2 dan NO2 membentuk

peroksiasilnitrat.

3. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen

oksigen membentuk komponen-komponen organik lainnya yang tidak

diinginkan.

Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam

siklus fotolitik NO2 disebut smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O3 , CO,

PAN dan komponen-komponen organik lainnya termasuk aldehide, keton, dam alkil

nitrat. Konsentrasi oksidan di udara dipengaruhi oleh ada tidaknya sinar matahari dan

kadar bahan-bahan pencemar primernya di udara. Pada siang hari kadar oksidan

mencapai titik maksimum dan malam hari kadar oksidant berada pada titik

minimumnya.

76
C. Reaksi Oksigen, Nitrogen Dan Karbondioksida Dalam Atmosfer

a. Reaksi-Reaksi Oksigen Atmosfer

Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer,

dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting dalam kimia atmosfer, dalam

perubahan atau transformasi geokimia dan proses-proses kehidupan. Oksigen dalam

troposfer perannya sangat penting pada proses-proses yang terjadi dipermukaan

bumi. Oksigen atmosfer mengambil bagian dalam reaksi yang menghasilkan

energi, seperti pada pembakaran bahan bakar fosil.

Oksigen atmosfer digunakan oleh organisme aerobic dalam proses

degradasi bahanorganik. Proses-proses oksidasi oleh udara membutuhkan oksigen

atmosfer seperti :

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman :

Semua oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam atmosfer

bermula dari kegiatan fotosintesis oleh organisme, yang memperlihatkan

pentingnya fotosintesis dalam kesetimbangan oksigen dalam atmosfer. Artinya

meskipun pembakaran dari bahan bakar fosil membutuhkan banyak oksigen, hal ini

tidak membahayakan kontinuitas oksigen dalam atmosfer. Oksigen di atmosfer yang

lebih tinggi berbeda dengan di atmosfer yang lebih rendah karena adanya pengaruh

77
dari radiasi ionisasi. Dalam daerah ini oksigen terdapat dalam bentuk oksigen atom

O, molekul oksigen tereksitasi O2*, dan ozon O3. Kurang dari 10% oksigen dalam

bentuk O2 terdapat dalam atmosfer pada altitude kurang lebih 400 Km.

Atom oksigen dalam keadaan “ ground state “ (elektron tidak tereksitasi)

biasanya dinyatakan sebagai O. adapun atom-atom oksigen yang elektronnya

tereksitasi dinyatakan sebagai O*. spesi ini dihasilkan dari reaksi fotosintesis ozon

pada panjang gelombang dibawah 308 mm.

Ion oksigen yang bermuatan positif ini merupakan ion positif yang utama

yang terdapat dibeberapa bagian ionosfer. Ion ini selanjutnya akan bereaksi lebih

lanjut membentuk ion-ion positif penting lainnya :

Dibagian tengah ionosfer, spesi O2+ dihasilkan oleh oksidasi radiasi

ultraviolet pada panjang gelombang 17-103 mm

Reaksi ini juga dapat terjadi dengan adanya sinar X berenergi rendah.

Reaksi dibawah ini.

78
Juga menghasilkan O2+ dibagian tengah ionosfer.

Ozon, O3 suatu senyawa oksigen yang sangat signifikan ditemukan di

stratosfer. Ozon mengabsorbsi radiasi ultraviolet yang berbahaya yang berfungsi

sebagai pelindung makhluk hidup di bumi dan sejumlah pengaruh radiasi tersebut.

Ozon dihasilkan dari reaksi fotokimia berikut :

Dimana M = spesi lain, seperti molekul N2 atau O2 yang mengabsorbsi

kelebihan energi yang dilepaskan reaksi dan memungkinkan molekul-molekul ozon

tinggal bersama-sama. Daerah dimana ozon ditemukan dalam konsentrasi

maksimum berkisar antara 25-30 Km dalam stratosfer, konsentrasinya dapat

mencapai 10 ppm.

Sinar ultraviolet yang diabsorbsi ozon secara intensif di daerah 220-230mm.

bila sinar tersebut tidak diabsorbsi oleh ozon, maka berbagai kerusakan terjadi

terhadap kehidupan dipermukaan bumi. Ozon dapat mengurai menjadi O2,

Dan ini terjadi di stratosfer yang dikatalis oleh sejumlah bahan kimia baik

secara ilmiah maupun polutan, seperti NO, NO2, N2O, HO, HOO, CIO, CI, Br, dan

BrO. Reaksi penguraian ozon yang berbaur diketahui adalah reaksi ozon dengan

atom oksigen,

79
dimana atom oksigen yang diperlukan berasal dari reaksi pemisahan ozon yang lain.

Reaksi ini dapat menguraikan ozon hanya kira-kira 20%. Reaksi lain yang

dapat menguraikan kira-kira 10% ozon adalah reaksi dengan radikal hidroksil, OH

yang dihasilkan dari reaksi-reaksi fotokimia dari H2, O2, dan H2O di stratosfer.

Reaksi yang masuk akal urutannya sebagai berikut :

Penyebab kerusakan ozon di stratosfer telah diketahui juga yaitu NO, yang

menyebabkan terjadinya reaksi rantai sebgai berikut :

Gas NO merupakan bahan pencemar dikeluarkan oleh pesawat supersonik

yang sedang terbang tinggi.

b. Reaksi-Reaksi Dari Nitrogen Atmosfer

Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan yang

paling tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir sempurna

menjadi nomor atom di daerah atmosfer dengan altitude yang lebih tinggi, molekul

80
nitrogen terdisosiasi secara langsung oleh radiasi ultraviolet. Tetapi, pada altitude

melebihi 100 Km, atom nitrogen dihasilkan oleh reaksi fotokimia.

Reaksi-reaksi lainnya yang dapat menghasilkan nitrogen monoatom adalah :

Dilapisan ionosfer, yang disebut daerah E, NO+ merupakan ion yang


dominant. Ionosfer terendah yaitu daerah D, yang mempunyai ketinggian lebih

kurang 50 Km sampai lebih kurang 85 Km, NO+ dihasilkan langsung dari radiasi
ionisasi :

Pada daerah lebih rendah dari daerah D, terbentuk ion N 2+ melalui


kerja sinar kosmik galastic melalui reaksi :

Zat-zat pencemar oksida nitrogen, terutama NO2, merupakan jenis pencemar


utama dalam pencemaran udara dan pembentukan kabut fotokimia. Sebagai contoh,
NO2 mudah terdisosiasi secara fotokimia menjadi NO dan oksigen atomic yang
reaktif :

81
Reaksi tersebut merupakan proses fotokimia primer penting yang
menyangkut pembentukan kabut.Bahan kimia atmosfer yang berupa gas dapat
dikelompokkan menjadi
1. Oksida anorganik: CO, CO2, NO2, SO2

2. Oksidan, oksidator: O3, H2O2, gugus OH-, gugus HO2-, gugus ROO-, dan
NO3
3. Reduktan, reduktor: CO, SO2, H2S
4. Organik: reduktan, CH4, alkan, alken, aril
5. Organik: oksidan, Karbonil, nitrat-organik
6. Senyawa fotokimia aktif : NO2, aldehide
7. Asam: H2SO4
8. Basa : NH3
9. Garam : NH4HSO4

10. Senyawa reaktif yg tidak stabil: NO2-excited, gugus OH-


Dua komponen penting dalam kimia atmosfer adalah:

1. Energi bebas dari matahariu, terutama spektrum ultraviolet

2. Gugus hidroksil OH- penting selama siang hari


3. Gugus NO3 penting selama malam hari

c. Karbondiaoksida

Meningkatnya konsentrasi CO2 sangatlah berperan bagi terjadinya

pemanasan global. Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses

peningkatan suhu rata - rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Berlebihnya

kandungan gas CO2 di alam menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap

oleh bumi dan benda - benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak

82
dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer.

Akibatnya, suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di

bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti

atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar

CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.

D. Air Dalam Atmosfer

Salah satu kandungan yang paling banyak yang dimiliki oleh lapisan

troposfer ini adalah uap air. Hampir sebanyak 99% kandungan uang air yang ada

bumi berada di lapisan troposfer ini. kandungan uap air yang berada di daerah kutub

lebih sedikit daripada di daerah yang bukan kutub atau di aderah yang tropis. Uap air

ini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengatur suhu udara. Hal ini

karena uap air mempunyai sifat menyerap energi matahari dan juga radiasi termal.

Selain mengandung uap air yang banyak, troposfer juga mengandung 80% dari total

massa di atmosfer, dam juga masih banya berbagai kandungan yang ada di dalam

lapisan troposfer ini.

Dalam tinjauan cuaca, troposfer mengadung hampir semua uap air dan 80 %

massa udara yang ada di atmosfer. Dinamika troposfer ditentukan oleh pergerakan

udara baik vertikal dan horizontal, karena perbedaan tekanan dan suhu pada altitude

dan latitude yang berbeda. Dalam banyak kepentingan studi berkaitan dengan

fenomena yang terjadi, troposfer dibagi dalam dua lapisan, lapisan batas planetari

(planetary boundary layer) dan lapisan troposfer bebas (free troposphere). Lapisan

batas planetari membentang dari permukaan bumi sampai sekitar 1 km, dan troposfer

83
bebas dengan ketinggian lebih dari 1 km.

Ketika parcel (paket) udara bergerak vertikal, temperatur akan berubah

sebagai respon turunnya tekanan lokal. Suatu parcel udara akan mengalami ekspansi

pada tekanan yang lebih rendah, sehingga suhu parcel akan menjadi lebih rendah.

Sebagai gambaran, parcel udara yang ditransport dari permukaan menuju ketinggian

1 km dapat mengalami penurunan temperatur 5 – 10oC, tergantung pada kandungan

air yang dibawanya. Tekanan uap air (jumlah uap air stabil dalam parcel udara)

sangat tergantung pada temperatur. Ketika udara bergerak naik, temperatur turun,

maka tekanan uap air juga akan turun. Karena jumlah uap air yang terbawa dalam

parcel tetap, maka perbandingannya dengan jumlah uap stabil akan semakin besar.

Perbandingan ini dikenal dengan kelembaban relatif (relative humidity, RH)

dalam parcel. Sebagai hasilnya, pergerakan udara keatas beberapa ratus meter dapat

menyebabkan RH mencapai 100 %, dan selanjutnya menjadi superjenuh. Kondisi ini

ditandai dengan fenomena pembentukan awan (Seinfeld and Pandis 2006).

Pergerakan udara vertikal di atmosfer merupakan akibat dari (Seinfeld and Pandis

2006):

1. Konveksi dari pemanasan energi matahari pada permukaan bumi

2. Aliran konvergen atau divergen horisontal

3. aliran horisontal melewati roman topografi pada permukaan bumi

4. pelayangan atau pengapungan disebabkan oleh pelepasan panas laten ketika

air terkondensasi.

84
DAFTAR PUSTAKA

Fenger, Jes, and Jens Christian Tjell. 2009 . Air Pollutan, from a Local to a Global
Perspective. 1st. RSC Publishing, Polyteknisk Forlag.

Holton, J.R, P.H. Haynes, M.E. McIntyre, A.R. Douglass, R.B. Rood, and L. Pfister.
1995."Strattosphere-troposphere exchange." Rev. Geophysics. vol 33,: 403-
439.

Manahan, Stanley E. 2000. The Atmosphere and Atmospheric Chemistry-


Environmental Chemistry. Boca Raton: CRC Press LLC.

Petty, Grant W. A. 2008. First Course in Atmospheric Thermodynamics. 1st .


Madison, Wisconsin: Sundog Publisher.

Seinfeld, John H, and Spyros N Pandis. 2006. Atmospheric Chemistry and Physics,
from Air Pollution to Climate Change. 2nd edition vols. Hoboken, New
Jersey: John Wiley & Sons. Inc.

Trenberth, K.E, and L Smith. 2005. "The mass of the atmosphere: A constraint on
global Analysis." Journal of Climate vol 18,: 864-875.

85

Anda mungkin juga menyukai