Anda di halaman 1dari 2

1

3.3 Diagnosis
1. Diagnosa Kerja (ICD 10)
G40 Epilepsi dan kejang berulang
2. Diagnosis holistik
a. Aspek personal
Alasan pasien berobat yaitu pasien riwayat kejang dan rutin
mengkonsumsi Carbamazepin 2 x 200 mg yang didapat dari
Puskesmas di Sumba namun obat habis.
b. Aspek risiko interna
 Pasien lahir tidak langsung menangis (asfiksia), menurut ibu pasien
sekitar 10 menit setelah lahir baru pasien menangis.
 Riwayat trauma kepala saat usia 4 tahun
c. Aspek psikososial keluarga
 Pasien tinggal bersama kedua orang tua. Hubungan pasien dengan
kedua orang tua dan keluarga baik.
 Hubungan pasien dengan tetangga rumah juga baik.

3.4 Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah membuat penderita
epilepsi terbebas dari serangan epilepsinya. Pengobatan dikatakan berhasil
dan penderita dinyatakan sembuh jika serangan epilepsi dapat dicegah atau
dikontrol dengan obat-obatan sampai pasien tersebut 2 tahun bebas kejang.
Terapi lini pertama obat anti epilepsi (OAE) di Indonesia adalah obat
golongan fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproat. Pasien
mendapat pengobatan Carbamazepin 2 x 200 mg sejak tahun 2015.

3.5 Edukasi
1. Edukasi pada pasien dan keluarganya :
 Penjelasan mengenai penyakit epilepsi
 Penjelasan bagi pasien agar menghindari kondisi yang mengancam
nyawa, seperti berenang atau mengemudikan kendaraan.
 Penjelasan pentingnya minum obat teratur dan tepat waktu sehingga
terhindar dari serangan kejang berulang
 Rajin kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan obat.
 Penjelasan mengenai pertolongan pertama saat kejang
2. Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya
 Pencegahan primer :
- Mencegah terjadinya cedera kepala.
- Rutin melakukan Ante Natal Care (ANC) di puskesmas atau
2

fasilitas kesehatan terdekat minimal 4x selama kehamilan.


 Pencegahan sekunder
- Menyarankan kepada pasien agar minum obat anti epilepsi secara
teratur dan tepat waktu.
- Menghindari faktor pencetus serangan kejang seperti stres, cahaya,
suara keras/bising dan lain sebagainya.
 Pencegahan tertier
- Menjalani rehabilitasi medik
- Tindakan pembedahan diperlukan bagi pasien yang tidak berhasil
diterapi dengan medikamentosa.

3.6 Follow Up dan Evaluasi


Tabel 3.2 Follow up dan evaluasi

Waktu Kunjungan Evaluasi


22 Agustus 2018 Melakukan kunjungan rumah yang pertama,
memperkenalkan diri, dan memberitahukan tujuan kami.
Melakukan anamnesa seputar keluhan pasien tentang
keadaan pasien, mengisi data identitas pasien dan
keluarga, mengisi form inform consent oleh pasien.
Keadaan pasien saat ini baik. Tidak ada keluhan kejang.
Pasien minum obat tidak teratur dan saat ini obat sudah
habis.

Anda mungkin juga menyukai