Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Obat Golongan Nitrat pada

Angina Pektoris
Posted on December 16, 2007 | 4 Comments

Penggunaan Obat Golongan Nitrat pada Angina Pektoris


(Ni Komang Trisna Dewi, S. Farm/ 078115022)

Angina pektoris adalah deskripsi dari sekumpulan gejala khas yang berkaitan dengan iskemia miokard
dan biasanya diakibatkan oleh penyempitan ateromatosa arteri koroner. Gejala ini termasuk rasa
terikat pada dada, biasanya retrosternal dan sering menjalar ke lengan, dispresipitasi oleh aktivitas,
dan membaik dengan istirahat serta pemberian nitrat. Angina pektoris terjadi dimulai dari arteri
koroner yang mengalirkan darah ke jantung. Dengan meningkatnya usia, plak ateromatosa secara
progresif mempersempit arteri, dan obstruksi pada aliran darah pada suatu saat bisa menjadi sangat
parah. Pada saat aktivitas meningkatkan konsumsi oksigen jantung, darah yang melalui arteri tidak
cukup untuk memberi darah pada jantung. Otot yang mengalami iskemia kemudian memberikan
gejala khas angina pektoris, kemungkinan karena produk-produk sisa yang dilepaskan selama
kontraksi otot tertumpuk dalam jaringan yang perfusinya buruk.

Secara klinis dikenal tiga jenis angina pektoris, yaitu angina klasik (angina stabil kronik, effort-
induced angina) terjadi karena adanya sumbatan anatomik berupa aterosklerosis koroner sehingga
aliran koroner tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat (paling umum ditemui
setelah kerja fisik, emosi atau makan); angina varian (angina Prinzmetal) terjadi karena vasospasme
koroner (sumbatan fungsional) dan timbul sewaktu istirahat, yang mengakibatkan berkurangnya
suplai oksigen pada jaringan jantung; angina tidak stabil ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan
lama serangan angina (crescendo), diinduksi oleh adanya stimulus ringan dan terjadi baik sewaktu
istirahat maupun kerja fisik. Angina tidak stabil meliputi: kelompok penderita yang baru (dalam 6
minggu) mengalami serangan angina yang berat dan sering; yang mengalami angina sewaktu istirahat;
angina stabil yang bertambah berat, lebih sering dan lebih lama; dan angina yang mengalami infark
jantung akut atau infark yang semakin memburuk

Sasaran terapi untuk angina pektoris meliputi relaksasi otot polos jantung, dilatasi pembuluh vena
besar, dan melebarkan pembuluh darah koroner. Pemberian terapi antiangina bertujuan untuk
mengatasi atau mencegah serangan akut angina pektoris, pencegahan jangka panjang serangan angina.
Tujuan ini dapat tercapai dengan mengembalikan imbangan dan mencegah terjadinya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard, dengan cara meningkatkan suplai
oksigen (meningkatkan aliran darah koroner) ke bagian miokard yang iskemik dan/atau mengurangi
kebutuhan oksigen jantung (mengurangi kerja jantung).

Strategi terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi angina pektoris meliputi terapi non
farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan mengontrol
emosi, mengurangi kerja yang berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya,
mengurangi konsumsi makanan berlemak, dan istirahat yang cukup. Terapi farmakologis untuk
angina pektoris meliputi penggunaan obat golongan nitrat, obat golongan antagonis adrenoreseptor β
dan antagonis kalsium.

Obat golongan nitrat merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan angina pektoris. Mekanisme
kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat pertama kali melepaskan ion nitit (NO2–),
suatu proses yang membutuhkan tiol jaringan. Di dalam sel, NO2– diubah menjadi nitrat oksida (NO),
yang kemudian mengaktivasi guanilat siklase, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi guanosin
monofosfat siklik (cGMP) intraseluler pada sel otot polos vaskular. Bagaimana cGMP menyebabkan
relaksasi, belum diketahui secara jelas, tetapi hal tersebut akhirnya menyebabkan defosforisasi miosin
rantai pendek (MCL), kemungkinan dengan menurunkan konsentrasi ion Ca2+ bebas dalam sitosol.
Hal tersebut akan menimbulkan relaksasi otot polos, termasuk arteri dan vena. Nitrat organik
menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi pembuluh darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan
penurunan aliran darah balik ke jantung, sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan
volume ventrikel menurun. Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi sub endokard.
Vasodilatasi menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding ventrikel sewaktu
sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya, kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang. Ini
merupakan mekanisme antiangina yang utama dari nitrat organik.

Dilihat dari farmakokinetiknya, nitrat organik mengalami denitrasi oleh enzim glutation-nitrat organik
reduktase dalam hati. Golongan nitrat lebih mudah larut dalam lemak, sedangkan metabolitnya
bersifat lebih larut dalam air sehingga efek vasodilatasi dari metabolitnya lebih lemah atau hilang.
Eritritil tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami degradasi tiga kali lebih cepat
daripada nitrogliserin (berat molekul rendah, bentuk seperti minyak). Sedangkan isosorbid dinitrat dan
pentaeritritol tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami denitrasi 1/6 dan 1/10 kali
dari nitrogliserin. Kadar puncak nitrogliserin terjadi dalam 4 menit setelah pemberian sublingual
dengan waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya berefek sepuluh kali lebih lemah, tetapi waktu paruhnya
lebih panjang, yaitu kira-kira 40 menit. Isosorbid dinitrat paling banyak digunakan, tetapi cepat
dimetabolisme oleh hati. Penggunaan isosorbid mononitrat yang merupakan metabolit aktif utama
dari dinitrat bertujuan untuk mencegah variasi absorpsi dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat
yang dapat diperkirakan.

Dalam mengatasi serangan angina, maka yang terpenting adalah memilih nitrat organik dengan mula
kerja obat yang cepat. Sebaliknya, untuk pencegahan timbulnya angina, maka yang terpenting adalah
lama kerja obat. Mula kerja (onset) dan lama kerja (durasi) obat tergantung dari cara pemberian dan
formulasi farmasi. Pemberian nitrat organik sublingual efektif untuk mengobati serangan angina akut.
Dengan cara ini absorpsi berlangsung cepat dan obat terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati,
sehingga bioavailabilitasnya sangat meningkat (isosorbid dinitrat 30% dan nitrogliserin 38%). Mula
kerja obat tampak dalam 1-2 menit, tetapi efeknya dengan cepat akan menurun sehingga setelah 1 jam
hilang sama sekali. Nitrat organik dapat diberikan secara oral (p.o) untuk tujuan pencegahan
timbulnya serangan angina. Dalam hal ini, obat tersebut harus diberikan dalam dosis cukup besar agar
kemampuan metabolisme hati untuk obat ini menjadi jenuh. Mula kerja nitrat organik oral adalah
lambat, puncaknya tercapai dalam 60-90 menit dan lama kerja berkisar 3-6 jam. Nitrat organik dapat
juga diberikan intravena (i.v) agar kadar obat dalam sirkulasi sistemik yang tinggi cepat tercapai.
Nitrogliserin i.v bermanfaat untuk pengobatan vasospasme koroner dan angina pektoris tidak stabil
dan mungkin merupakan cara terbaik untuk mengobati segera angina akut. Pemberian nitrogliserin
dalam bentuk salep atau disk dimaksudkan untuk tujuan profilaksis karena obat diabsorpsi secara
perlahan lewat kulit. Efek terapi tampak dalam 60 menit dan berakhir dalam 4-8 jam. Pada sediaan
disk, nitrogliserin terdapat sebagai depot dengan reservoir suatu polimer pada plester. Mula kerja
lambat dan puncak efek tercapai setelah 1-2 jam.

Secara umum efek samping yang timbul akibat penggunaan obat golongan nitrat untuk antiangina,
antara lain: dilatasi arteri akibat nitrat menyebabkan sakit kepala (30-60% dari pasien yang menerima
terapi nitrat), sehingga seringkali dosisnya dibatasi. Efek samping yang lebih serius adalah hipotensi
dan pingsan. Refleks takikardia seringkali terjadi. Dosis tinggi yang diberikan jangka panjang bisa
menyebabkan methemoglobinemia sebagai akibat oksidasi hemoglobin. Sesekali juga dapat
menyebabkan rash. Penggunaan nitrat yang berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya toleransi,
bukan saja pada efek samping, tapi juga pada efek antiangina dari nitrat kerja lama. Ketergantungan
pada nitrat terjadi pada pemberian nitrat kerja lama (oral maupun topikal). Penghentian terapi kronik
harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari timbulnya fenomena rebound berupa vasospasme
yang berlebihan dengan akibat memburuknya angina sampai terjadinya infark miokard dan kematian
mendadak. Udem perifer juga kadang-kadang terjadi pada pemberian nitrat kerja lama (oral maupun
topikal). Nitrat yang diberikan secara oral dapat menimbulkan terjadinya dermatitis kontak.

Beberapa contoh obat antiangina dari golongan nitrat:

1. Isosorbid mononitrat
Generik: –

Merek dagang (brand name):

 Distributor dari Indonesia: Elantan® (Pharos) tablet 20 mg, 40 mg; Monecta* (Pratama
Nirmala) tablet 10 mg, 20 mg; Pentacad® (Darya Varia) tablet 20 mg.
 Distributor dari luar negeri: Imdur® ( Astra pharmaceuticals-Australia) tablet pelepasan
lambat 60 mg; Mono Mack® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) tablet 40 mg dan tablet
pelepasan lambat 50 mg; Mono Mack® 50 D (Heinrich Mack Nachf-Jerman) tablet pelepasan
lambat 50 mg dan Drops 40 mg.

Indikasi: profilaksis angina, tambahan pada gagal jantung kongestif.


Kontraindikasi: hipersensitif terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia berat,
trauma kepala, pendarahan otak, dan glaukoma sudut sempit.

Dosis dan aturan pakai: dosis awal 20 mg, 2-3 kali sehari atau 40 mg, 2 kali sehari (10 mg, 2 kali
sehari pada pasien yang belum pernah menerima nitrat sebelumnya), bila perlu sampai 120 mg sehari
dalam dosis terbagi.

Efek samping: sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi
bradikardi paradoksial).

Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C

– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui

– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui feses
juga dieksresi melalui urin, akantetapi pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada pasien usia lanjut
yang mengalami gangguan fungsi ginjal.

– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
akantetapi pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada pasien usia lanjut yang mengalami gangguan
fungsi hepar.

2. Isosorbid dinitrat
Generik: Isosorbid Dinitrat tablet sublingual 5 mg, 10 mg.

Merek dagang (brand name):

 Distributor dari Indonesia: Isoket® (Pharos) tablet 5 mg, 10 mg; Isoket Retard® (Pharos) tablet
pelepasan lambat 20 mg, 40 mg, cairan injeksi 1 mg/ml, aerosol 25 mg/ml, krim 100 mg/g;
Farsorbid® (Pratama Nirmala) tablet sublingual 5 mg, 10 mg; Cedocard® (Darya Varia) tablet
5 mg, 10 mg, 20 mg; Cedocard Retard® (Darya Varia) tablet pelepasan lambat 20 mg.
 Distributor dari luar negeri: Isomack Retard® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) kapsul 20 mg;
Isomack Spray® (Heinrich Mack Nachf-Jerman) buccal spray 13,9 mg/ml; Td. Spray Iso
Mack (Heinrich Mack Nachf-Jerman) spray transdermal 96,7 mg/ml; Vascardin (Nicholas)
tablet 5 mg, 10 mg.

Indikasi: profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri.

Kontraindikasi: lihat Isosorbid mononitrat.

Dosis dan aturan pakai: oral, sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg; gagal jantung kiri 40-160
mg sampai 240 mg bila perlu. Infus intravena 2-10 mg/jam, dosis lebih tinggi sampai 20 mg/ jam
mungkin diperlukan.

Efek samping: lihat isosorbid mononitrat

Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C

– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui

– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui feses
juga dieksresi melalui urin, sehingga dosis obat perlu diturunkan.

– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
sehingga dosis obat perlu diturunkan.

3. Gliseril trinitrat

Generik: –
Merek dagang (brand name):

 Distributor dari Indonesia: –


 Distributor dari luar negeri: Glyceryl Trinitrate® (Davil Bull Lab-
Australia) cairan injeksi 5 mg/ml; Nitro Mack Retard® (Heinrich
Mack Nachf-Jerman) kapsul pelepasan lambat 2,5 mg, 5 mg;
Minitran® (3M Pharmaceutical Pty Ltd-Australia) tansdermal 0,2
mg/jam, 0,4 mg/jam; Nitradisc® (Searle Pharmaceutical Inc-U.S.A)
transdermal 16 mg, 32 mg; Nitro-Dur® (Key-U.S.A) transdermal 2,5
mg/24 jam, 5 mg/24 jam, 7,5 mg/24 jam, 10 mg/24 jam; Nitrocin®
(Schwarz-West Germany) cairan injeksi 1 mg/ml; Nitroderm Tts®
(Novartis-Switzerland) transdermal 250 mg, 500 mg, 750 mg;
Nitrodisc® (Novartis-Switzerland) 160 mg; Nitrostat (Parke Davis-
Australia) tablet 0,3 mg, 0,6 mg.

Indikasi: profilaksis dan pengobatan angina, gagal jantung kiri.

Kontraindikasi: lihat Isosorbid mononitrat.

Dosis dan aturan pakai: sublingual, 0,3-1 mg, bila perlu diulang; oral profilaksis angina, 2,6-2,8 mg 3
kali sehari atau 10 mg 2-3 kali sehari; infus intravena 10-200 mcg/menit.

Efek samping: lihat isosorbid mononitrat

Risiko khusus:
– Kehamilan : faktor risiko C
– Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui

– Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat selain diekskresi melalui feses
juga dieksresi melalui urin, sehingga dosis obat perlu diturunkan.

– Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat dimetabolisme di hati,
sehingga dosis obat perlu diturunkan.

Referensi:

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 58-68, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2005, British National Formulary, Edisi 50, 104-108, British Medical Association, Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain.

Anonim, 2007, MIMS Indonesia: Petunjuk dan Konsultasi, Edisi VI, 37-38, PT. InfoMaster Lisensi
dari CMPMedica.

Lacy, C.F, dkk, 2006, Drug Information Handbook, Edisi XIV, 871-874,1909, Lexi-Comp Inc.,
Hudson, Ohio.

Neal, M.J., 2006, At a Galance Farmakologi Medis, Edisi V, 38-39, Erlangga, Jakarta.

Setiawati, A. dan Suyatna, F.D., 2001, Farmakologi dan Terapi: Obat Antiangina, Edisi IV, 343-363,
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Tierney, L.M., McPhee, S.J., dan Papadakis, M.A., 2006, Current Medical Diagnosis & Treatment,
Edisi 45, 343-350, Lange Medical Books, McGraw-Hill.

Related

PENGGUNAAN β-BLOCKER PADA ANGINA PECTORISIn "sistem Kardiovaskular"

Penggunaan Amlodipin Sebagai AntihipertensiIn "sistem Kardiovaskular"

PENGGUNAAN ANTIPLATELET CLOPIDOGREL DALAM TERAPI ANGINA


PECTORISIn "sistem Kardiovaskular"

This entry was posted in sistem Kardiovaskular. Bookmark the permalink.


4 responses to “Penggunaan Obat Golongan Nitrat pada Angina Pektoris”

1. jauzak | July 22, 2008 at 5:07 am | Reply

yang ingin saya tanyakan apakah salep nitrogliserin bisa dipakai untuk penyakit kram
di kaki. jika bisa apakah pembuluh balik darah yang diberi salep nitrogliserin menjadi
melebar

2. Okim | October 30, 2008 at 2:30 am | Reply

Sebelumnya Terimakasih informasinya,


Seandainya minum obat (misal Farsorbid) hanya jika diperlukan bagaimana? Dokter
menganjurkar saya untuk minum obat farsorbid 1/2×3 sehari. Saya sudah lakukan
selama 4 bulan. kira-kira yang bener gimana, dan apa resikonya jika diminum sekali-
kali saja atau terus menerus. Terimakasih.

3. Immer | October 30, 2008 at 11:52 am | Reply

Haluuww….piye carae letakin Google Adsense?


nice blog….see u

4. diana | January 16, 2009 at 12:39 pm | Reply

kenapa nitromack retard tidak digunakan lagi sekarang atau ditarik dari peredaran?

Leave a Reply

 Blog Stats
o 6,256,068 hits
 Archives
o April 2012
o March 2012
o October 2011
o September 2011
o April 2011
o September 2010
o August 2010
o March 2010
o March 2009
o December 2008
o November 2008
o October 2008
o September 2008
o June 2008
o May 2008
o April 2008
o March 2008
o January 2008
o December 2007
o August 2007
 Klik tertinggi
o yosefw.files.wordpress.co…

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to
their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Anda mungkin juga menyukai