Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya, maka


pada pembelajaran IPS setiap jenjang pendidikan, kita harus melakukan
pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada tingkat masing-masing.
Sebagaimanam Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius ruang lingkup
pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat
dijangkau geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan
sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid SD tersebut”. Menyimak
dari pernyataan di atas bahwa ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah
manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu segala gejala dan
masalah serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat
dijadikan sumber dan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari
di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber kepada
masyarakat, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS.
Oleh karena itu Nursid (1994: 13) selanjutnya mengatakan bahwa:
“Pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya,
merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan”.
Terkait dengan penelitian ini, Peneliti tertarik dengan permasalahan-
permasalahan yang menyangkut pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar, yang dirumuskan dalam judul penelitian. Peneliti yakin apabila guru
tidak mengetahui perkembangan anak, maka guru akan menghadapi kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya, sebab guru telah mengabaikan potensi anak,
sedangkan bila guru melupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, maka
guru akan membina anak didik dalam mimpi-mimpi yang tidak realistis.
Pengajaran IPS tidak akan mampu membina keterampilan sosial para siswa.
Hal ini dikemukakan oleh Jhon Dewey, (dalam Numan,S,dkk,1997:23)
mengungkapkan bahwa:

1
“Masalah yang utama dalam pengajaran sosial ialah bagaimana menemukan
bahwa pelajaran yang dapat memberikan dorongan siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yag cocok dengan waktu, kebutuhan serta cita-cita peserta
didik, karenanya guru seyogyanya berusaha mencari dan merumuskan stimuli-
stimuli yang mampu membina respon murid ke arah terciptanya kecakapan
intelektual dan pertumbuhan rasa yang dikehendaki. Untuk itu program
pengajaran harus mampu menyajikan masalah lingkungan kehidupan anak”.
Kalau kita perhatikan, banyak sekali sumber daya potensial yang
berada di sekolah yang dapat kita jadikan sebagai sumber belajar. Di sekitar
sekolah kita terdapat masjid, toko, pasar, kolam, tempat rekreasi, kebun,
pabrik, grup seni, dan lain-lainnya. Secara fungsional itu semua dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dalam proses belajar mengajar siswa.
“Secara umum, proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan lingkungan
alam sekitar adalah upaya pengembangan kurikulum dengan
mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai
sumber belajar”.( Lily Barlia. 2002:2 )
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, akan memberikan
pengetahuan nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk menghindari
verbalisme, sebab menurut Piaget, anak usia SD pada umumnya yaitu pada
taraf anak belajar mengenal sesuatu melalui benda yang nyata terlihat di
lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran, lebih mengenal kondisi
lingkungannya, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya, serta akrab dengan lingkungannya. Dalam hal ini Lily Barlia
(2002: 1) menyatakan bahwa: “Kebiasaan untuk memanfaatkan fasilitas yang
tersedia di lingkungan sekitar dalam proses belajar mengajar merupakan
wujud proses belajar mengajar dengan pendekatan ekologi”.
Salah satu tantangan mendasar dalam pengajaran IPS saat ini adalah
bagaimana mecari strategi pembelajaran yang inovatif yang memungkinkan
meningkatnya mutu proses pembelajaran. Perkembangan dan kemajuan
IPTEK membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas akan
tetapi peserta didik dapat belajar di luar kelas. Dengan belajar di luar kelas
peserta didik akan lebih leluasa menemukan ide-ide yang diperoleh dari
informasi berbagai sumber, melatih siswa utuk memecahkan suatu masalah

2
yang ada di masyarakat. Maka dengan demikian siswa bisa secara kritis dan
kreatif serta dapat melakukan aktivitas dalam belajar. JJ. Rouseau, (dalam
Lily, B 2002: 3) menyatakan bahwa: “Anak-anak sebaiknya belajar langsung
dari pengalamannya sendiri, dari pada hanya mengandalkan perolehan
informasi dari buku-buku, guru pertamaku adalah kakiku, tanganku dan
mataku, karena dengan inderaku itu mengajariku berpikir”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dianggap perlu memperkenalkan,
memahami, mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran dengan
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS SD dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Siswa Melalui
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Cumedak 03 Sumberjambe Jember”.

1.2 Rumusan Masalah


Agar lebih jelas permasalahan penelitian ini lebih difokuskan pada pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya guru memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber
belajar IPS di SD ?
2. Bagaimana guru dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa ?

1.3 Tujuan Perbaikan


Agar penelitian dapat dilakukan sesuai dengan tujuan maka perlu adanya
rumusan tujuan yang jelas.
Adapun pada penelitian ini bertujuan:
a. Dengan menggunakan sumber lingkungan maka guru dapat meningkatkan
proses pembelajaran IPS.
b. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di SD.

3
1.4 Manfaat Perbaikan

A. Bagi Peneliti
a) Mendapat temuan atau gambaran tentang pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS
B. Bagi guru
a) Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran IPS dan
mengetahui kelemahan guru dalam mengajar.
b) Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan pembelajaran IPS.
C. Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.
b) Dapat menciptakan daya nalar siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan
aktif.
D. Bagi Sekolah
Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.

BAB II

4
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Belajar


Peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana
peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses
dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama
dalam pikirannya. Dengan kata lain, kita perlu menyadari bahwa peserta didik
merupakan sumber daya manusia sebagai aset bangsa sangat berharga. Oleh
sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk
menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeingina untuk
maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya
seara utuh dan optimal.
Sumber belajar sebagaimana di ketahui adalah sarana atau fasilitas
pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses
belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegitan belajar mengaja
guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber
belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar
tersebut. Di katakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan
dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipa serta
dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit. Kemudian dapat juga
memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan
dapat di capai dengan efisien dan efektif.
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak
didik yang memungkinkannya untuk belajar yang dapat berupa pesan, orang,
bahan, alat teknik dan lingkungan. Uraian tersebut dapat di lihat dari defenisi
AECT (Association For Educaton Communication Technology) yang
menyatakan penegrtian sumber belajar sebagai berikut :
Sumber belajar untuk teknologi pendidikan meliputi semua sumber
(data, orang, barang) yang dapat digunakan oleh peserta didik baik
secara tepisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam
situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”
Kenyataan yang kita hadapi selama di sekolah adalah siswa hanya
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar

5
megajar berlngsung keaktifan siswa sangat kurang sekali. Hal ini
menggambarkan belajar secara tradisional dimana siswa hanya mendengar
penjelasan dari guru sebagai satu-satunya sumber. Sedangkan kita ketahui
kemampuan guru terbatas baik dari segi keterampilan maupun dari
pengetahuan. Walaupun di gunakan juga sumber lain seperti buku teks, namun
sumber belajar tidak terbatas pada buku saja masih banyak sumber belajar lain
yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.
Dalam penggunaan sumber belajar tersebut oleh siswa harus di
arahkan oleh guru. Jadi guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar
melainkan ada sumber lain yang serta bermanfaat bagi perluasan pemahaman
dan pengalaman siswa. Sumber belajar yang lain tersebut sebenarnya banyak
tedapat di sekeliling kita sungguhpun itu tidak harus memakai peralatan yang
mahal. Bahan-bahan sederhanapun bisa di jadikan sumber belajar yang
berharga.
Belajar dengan mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar
yang berorientasi kepada siswa yang di atur sangat rapi untuk belajar
individual atau kelompok. Kegiatan belajar di lakukan dengan menggunakan
sumber belajar baik manusia maupun bahan belajar non manusia dalam situasi
belajar yang di atur secara efektif.
Fenomena yang kita lihat sekarang ini, sumber-sumber belajar yang
tesedia di lingkungan kita masih kurang di manfaatkan sehingga pelaksanaan
proses belajar mengajar juga kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan
mutu pendidikan yang kita harapkan belum lagi tecapai. Beranjak dari hal
inilah Peneliti tertarik untuk membahas tentang “Pemafaatan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar”. Lebih lanjut dalam penelitian ini .
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang
tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berintegrasi di
dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar.
Sadiman (1989) menyatakan bahwa “segala macam sumber yang ada di luar
diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan
tejadinya proses belajar”.
Menurut pengertian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber
belajar itu adalah semua sumber. Jadi, dari pegertian ini sumber itu dapat
berupa manusia maupun non manusia atau juga sumber belajar yang di
rancang maupun yang dimanfaatkan.

6
Menurut Fercipal dan Elinghton (1988:124) memberikan batasan
bahwa sumber belajar adalah “Satu set bahan atau situasi belajar yang dengan
sengaja diciptakan agar siswa secara individual dapat belajar”.
Dari kutipan ini dikatakan bahwa sumber belajar itu satu set bahan
atau situasi belajar yang sengaja diciptakan, jadi sumber belajar itu hanya
yang di rancang saja dan bisa menunjang terjadinya proses belajar.
Dalam pengertian sempit sumber belajar dapat diartikan seperti seperti
buku- buku atau bahan tercetak lainnya. Pengertian itu dapat di pakai dewasa
ini sebagian guru hal ini dapat kita lihat dalam program pengajaran yang di
susun oleh para guru, biasanya terdapat komponen sumber belajar pada
umumya di isi dengan buku tek atau buku wajib yang di anjurkan. Namun
dalam pengertian yang lebih luas tantang sumber belajar dapat di berikan
Edgar Dale yang dikutip, yang dikutip oleh Rohani (1990:153) yang
mengatakan bahwa “ sumber belajar itu adalah pengalaman”. Sumber belajar
dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya seluas hidup itu
sendiri karena segala sesuatu yang di alami di anggap sebagai sumber belajar
sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar.
Sebagaimana kita ketahui belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelumnya.

2.2 Syarat dan Manfaat Sumber Belajar


Pada dasarnya sumber belajar yang di pakai dalam pendidikan adalah
suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan
dengan sengaja dan di buat agar memungkinkan siswa belajar secara
individual. Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber
belajar yang cocok, gambar tersebut harus memenuhi persyaratan, Fred
Percipal (1998) ada Tiga Persyaratan Sumber Belajar yaitu sebagai berikut:
1. Harus tersedia dengan cepat
2. Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri
3. Harus bersifat individual misalnya harus dapat memenuhi
berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka sebuah sumber belajar
harus berorientasi pada siswa secara individu, berbeda dengan sumber belajar

7
tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang berorientas pada
guru atau lembaga pendidikan
Dalam kegiatan instruksional ada banyak sumber dan daya yang
dapat kita manfaatan baik yang tedapat di ruang maupun yang banyak
tedapat di sekitar kita, dan semuanya bermanfaat untuk meningkatkan
cakrawala berfikir siswa dalam rangka peningkatan hasil belajar. Berikut ini
ada beberapa manfaat sumber belajar menurut P&K (1983:7) yaitu :
1. Sumber belajar dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit dan
langsung kepada pelajarnya. Seperti kegiatan darma wisata ke pabrik,
pusat tenaga lstrik, pelabuhan dan sebagainya.
2. Sumber belajar menyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan atau di
kunjungi dan di lihat secara langsung oleh siswa. Contohnya seperti
penggunaan peta, denah, foto dan sebagainya.
3. Sumber belajar dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang
ada di dalam kelas, misalnya buku, foto-foto dan nara sumber
4. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru,
misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sumber informasi
5. Sumber belajar dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran
baik dalam lingkup mikro maupun makro
6. Sumber belajar dapat memberikan motivasi yang positif, lebih-lebih jika
di atur dan direncanakan pemanfaatannya dengan tepat.
7. Sumber belajar dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan
berkembang lebih lanjut.
Berdasarkan ke tujuh poin di atas maka dapat kita lihat besarnya
manfaat sumber belajar dalam proses pembelajaran, dan menggunakan sistem
pendekatannya berorientasi pada siswa sehingga betul-betul menekankan
pada perkembangan pola pikir siswa

2.3 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Kegiatan belajar mengajar bukanlah berproses pada kehampaan tetapi
berproses pada kemaknaan. Di dalamnya ada sejumlah nilai yang di
sampaikan kepada anak didik, nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya
tetapi terampil dari berbagai sumber guna di pakai dalam proses belajar
mengajar, jadi dari berbagai sumberlah pengajaran itu di ambil dan salah
satunya dari lingkungan

8
Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu di terima
oleh siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio,
auditorium, taman dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan
sirkulasi udara dan lain-lain.
Selanjutnya lingkungan yang di sebut sebagai sumber belajar adalah
tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan
tersebut ada yang di rancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran,
misalnya gedung sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan
sebagainya. selain itu ada juga tempat atau ruangan yang bukan di rancang
secara khusus atau hanya dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk tujuan
pengajaran, seperti gedung dan peninggalan sejarah, bangunan industri
lingkungan pertanian, museum, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain.
Menurut Semiawan (1990: 96) ada empat sumber belajar yang
berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut:
a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang
yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di manfaatkan cukup
menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang tidak mungkin atau
tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan lewatkan
peristiwa itu tanpa adanya catatan pada buku atau alam pikiran
siswa.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat kita lihat bahwa di sekitar
sekolah terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat di manfaatkan
oleh guru dan siswa dalam proses belajar engajar. Dengan demikian siswa
akan lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif,
sifat verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan
lebih banyak berlatih.

2.4 Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar akan dapat digunakan bila sumber belajar itu tersedia
sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar

9
merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar,
karena tanpa menggunakan sumber belajar maka pesan yang tersimpan dalam
materi suatu pelajaran tidak akan di terima oleh siswa. Semakin banyak
sumber belajar yang digunakan semakin banyak pula keterlibatan indera siswa
dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin banyak kesan dan
pengalaman yang di serap oleh siswa.
Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah di jangkau,
biayanya relatif murah, objek permasalahan dalam lingkungan beraneka
ragam dan menarik serta tidak pernah habis.
Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
ini, Nasution (1985:125) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa
sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke dalam kelas dan
dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing-masing cara
tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
Lebih lanjut Nasution (1982:134) menjelaskan ada beberapa metode
yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam lingkungan itu
sendiri yaitu metode Karya wisata, service proyek, school camping, surfer
dan interviu. Lewat karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh
pengalaman secara langsung, membangkitkan dan memperkuat belajar siswa,
mengatasi kebosanan siswa balajar dalam kelas serta menanamkan kesadaran
siswa tentang lingkungan dan mempunyai hubungan yang lebih luas dengan
lingkungan.
Namun metode karya wisata ini memiliki kelemahan yang berbeda
yang berkaitan dengan waktu dan follow up karya wisata ini perlu
diperhatikan secara cermat. Demikian juga dengan metode lain yang
membawa siswa ke luar kelas, metode yang di pilih memerlukan rencana yang
lebih cermat dan matang serta harus berpedoman kepada tujuan pengajaran
yang hendak di capai. Cara yang kedua yaitu dengan cara membawa sumber
dan lingkungan luar ke dalam kelas, hal tersebut dapat dilakukan dengan
membawa resourses person, hasil, contoh dan koleksi tertentu ke dalam kelas.
Kedua cara yang telah dijelaskan di atas sebenarnya saling berkaitan
satu dengan yang lainnya karena keduanya dapat dikombinasikan. Misalnya

10
melalui karya wisata siswa mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai benda sehingga koleksi benda tersebut dapat memperkaya khasanah
laboratorium di sekolah dan sewaktu-waktu benda-benda tersebut dapat
digunakan sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar.

2.5 Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber


belajar
Urgensi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang
telah dijelaskan terdahulu sebenarnya sudah lama disadari oleh pendidik,
namun kesadaran itu tidaklah berarti bahwa lingkungan sudah dimanfaatkan
secara maksimal sebagai sumber belajar di sekolah dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan
sebagai sumber belajar, mungkin dari segi guru, faktor dana, lembaga dan
sebagainya. Sehubungan dengan hal ini Hanafi (1986: 23) menyatakan:
Pemanfaatan sumber belajar tergantung pada kreatifitas guru,
kemampuan guru, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, serta
kebijakan-kebijakan lainnya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam
pemanfaatan sumber belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat
tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru
berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi
guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru memang sudah tahu dan mengenal dengan baik jenis-jenis
sumber belajar yang harus digunakan. Itu saja belum cukup karena disini
dibutuhkan lagi kemauan dan kreatifitas guru-guru tadi untuk menyediakan
dan mencari pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber belajar tersebut
secara efektif dan efisien.
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan
seyogyanya harus mengerti dan cakap dalam mencari dan memakai sumber
belajar yang ada mampu berperan sebagai komunikator, fasilitator, dan
motivator dalam menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pihak sekolah juga harus memperhatikan
kebutuhan akan sumber belajar dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas.

11
Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan adanya kerjasama yang baik
antara pihak sekolah, masyarakat serta lembaga terkait lainnya.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

3.1 Jenis Penelitian

12
Jenis penelitian ini adalah Classroom Action Research (Penelitian
Tindakan Kelas) adalah suatu action research yang dilakukan di kelas. Action
Research sesuai arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang
oleh Carr dan Kemmis (McNiff, J, 1991, p.2) didefinisikan sebagai berikut :
“Action research is a from of self-reflective enquiry undertaken by
participiants (teachers, students or principals, for example) in social
(including educational) situations in order to improve the rationality and
justice of (a) their own social or educational practices, (2) their
understanding of these practices, and the situations (and institutions) in which
the practices are carried out.”
Jika kita cermati pengertian di atas secara seksama, kita akan menemukan
sejumlah ide pokok sebagai berikut :
1. Penelitian tindakan
adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui
refleksi diri;
2. Penelitian tindakan
dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti
guru, siswa, atau kepala sekolah;
3. Penelitian tindakan
dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan;
4. Tujuan penelitian
tindakan adalah memperbaiki : dasar pemikiran dan kepantasan dari
praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut, serta situasi atau
lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

3.2 Subyek Penelitian


Penelitian dilaksanakan terhadap 30 siswa Kelas IV SDN Cumedak 03
Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Tahapan-tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terjadwal
sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 sampai minggu ke-4 bulan April
2009

13
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009

3.4 Rancangan Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mengikuti prosedur penelitian Action
Research (penelitian tindakan). Dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan empat
tahap pada setiap putarannya, yaitu:
3.4.1 Tahap I Perencanaan Penelitian
a. Refleksi awal, peneliti dengan kepala sekolah mengidentifikasi
masalah yang selama ini ada dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dengan lebih komprehensif (seksama).
b. Permasalahan yang telah digali dalam refleksi awal selanjutnya
dirumuskan peneliti dengan lebih operasional dan menetapkan dan
merumuskan rancangan tindakan penelitian
3.4.2 Tahap II Kegiatan dan Pengamatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
a. Proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
 Pada kegiatan ini, metode pembelajaran dengan menggunakan
media lingkungan sebagai sumber belajar yang telah
direncanakan diimplementasikan. Dalam hal ini, pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai sumber daya alam
dan kegiatan ekonomi dilaksanakan sesuai dengan rencana,
skenario, dan setting pembelajaran serta alokasi waktu yang
telah ditetapkan.
 Untuk membantu siswa memahami masalah yang diajukan
guru, siswa diberi bimbingan untuk memahami petunjuk dalam
LKS berupa pertanyaan dan langkah-langkah dalam melakukan
kegiatan pengamatan dan diskusi tentang sumber daya alam
dan kegiatan ekonomi dengan menggunakan media lingkungan
sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar.
 Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan
perangkat penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Posttest

14
Posttest dilaksanakan pada akhir pembelajaran, dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan oleh guru.
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti diamati oleh
pengamat yang bertugas mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Dalam hal ini Kepala Sekolah sebagai pengamat tersebut.
Aspek yang diobservasi adalah aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran apakah telah sesuai dengan rencana yang telah disiapkan
dan tujuan yang ingin dicapai.
3.4.3 Tahap III Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan.
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang
sudah dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan
kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
pada setiap putaran yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
3.4.4 Tahap IV Revisi
Revisi rancangan dilakukan setelah mengetahui hasil refleksi setiap
putaran, yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar agar berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Revisi
yang dilakukan sebagai penyempurnaan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin atau harus dicapai

3.5 Perangkat Penelitian


Perangkat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Handout Materi Pembelajaran
Handout siswa bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
terhadap materi “ Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi” yang telah
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar atau nilai yang diperoleh siswa dalam evaluasi yang diberikan
guru.

b. Media Pembelajaran

15
Media pembelajaran digunakan adalah lingkungan sebagai sumber belajar
tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang disesuaikan dengan
acuan materi dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

3.6 Metode Analisis Data


Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif. Adapun tahapan analisis yang akan dilakukan adalah :
a. Analisis Kegiatan Pembelajaran
Data tentang bagaimana proses pembelajaran dikelas berlangsung, dan
kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Proses
pembelajaran yang diamati adalah meliputi: bagaimanakah pembelajaran
telah dilaksanakan oleh guru dikelas, bagaimanakah aktivitas murid
tentang penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar, bagaimana
hasil yang diperoleh sebelum penggunaan media lingkungan sebagai
sumber belajar pada pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
b. Analisis Respon Siswa
Respon yang dimaksud adalah tanggapan dan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mengumpulkan data tersebut
alat bantu yang digunakan adalah dengan cara menggunakan daftar
pertanyaan untuk dijawab secara tertulis oleh siswa (angket tertutup).
Dianalisis dengan menggunakan persentase yaitu banyaknya siswa yang
berhasil mencapai target hasil belajar yang diharapkan guru dibagi dengan
jumlah siswa keseluruhan dikali 100 %

16
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan


4.1.1 Observasi Awal
Pelaksanaan tindakan I dimulai dengan mengadakan observasi
awal yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 02 november
2017Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah,
sebagai kelas yang akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut
mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses
pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan
prasarana pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada
observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1)
Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal
yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang materi yang
akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak
menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media apapun
kecuali buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Guru lebih
banyak menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam
menjelaskan konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan
konsep yang abstrak dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada
guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini
terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan
memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan
penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan
beberapa kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran.
Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :

17
1) proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2) guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi
walau hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru
secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti
pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan
guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I


Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Kamis 07
April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan

18
b) Siswa dipaparkan tentang contoh media pada hal yang nyata media
lingkungan sebagai sumber belajar yang tentunya akan menarik
beberapa siswa baik untuk memahami.
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadap Ilmu Pengetahuan
Sosial ( IPS ). Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap
media lingkungan sebagai sumber belajar sumber daya alam dan
kegiatan ekonomi ditunjukkan oleh lebih antusiasnya seorang
siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
media/ sumber belajar tersebut.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk mengerjakan soal-soal tes dan LKS hanya diberikan
waktu sedikit.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
TUNTAS TUNTAS/
NILAI

NILAI
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
TDK TDK
TUNTAS TUNTAS
1 AHMAD SUBADAR 60 TT 16 DAFIT GAJALI 80 T
2 MURSIDI 50 TT 17 EEN WAHYUDI 70 T
3 A. AZIZ 55 TT 18 M. FAISEH 60 TT
4 BAHRUL 70 T 19 FIRDA LUSIANA 60 TT
5 CATI YOFA O. 75 T 20 HEMAS RISKI 65 T
6 ALIWANI 80 T 21 IKEMATUL 45 TT
7 ALI SUAEDI 65 T 22 LAYINWARDA 50 TT
8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT
9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T
10 NURAELI 50 TT 25 RISKA ALFIA 70 T
11 ROFIKA 40 TT 26 SITI FAISAH 65 T
12 RIFQI MUBAROK 55 TT 27 SITI MUTMAINAH 60 TT
13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 60 TT
14 HAFIFAH DWI Y 60 TT 29 WIDIA USNUL M. 65 T
15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL ARIFIN 40 TT
JUMLAH 935 JUMLAH 915
TUNTAS 14 RATA-RATA 61,67
TIDAK TUNTAS 16 PROSENTASE KETUNTASAN 46,67

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

19
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 61,67
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 14
3 Persentase ketuntasan belajar 46,67

Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran
berbasis masalah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
61,67 dan ketuntasan belajar mencapai 46,67 % atau ada 14 siswa
dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 35,71 % lebih kecil
dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal
ini disebabkan karena siswa masih asing dengan diterapkannya
pendekatan kontekstual dengan media lingkungan sebagai sumber
belajar.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
1) Guru harus lebih menguasai cara penyampaian materi dan pengelolaan
kelas ketika menggunakan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar. Guna lebih memperjelas pemahaman siswa serta memotivasi
respon siswa agar lebih seksama memperhatikan penjelasan guru
dengan media yang telah dipersiapkan oleh guru (peneliti), sehingga
dicapai pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang optimal.
2) Guru harus memacu semangat siswa untuk aktif menyelesaikan
masalah yang terdapat di LKS dan menumbuhkan rasa ingin bertanya
kepada guru untuk meminta bimbingan dan penjelasan lagi bila tidak
mengerti.
3) Guru harus memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap
anak terutama yang memiliki kemampuan lebih rendah.
4) Guru harus memberikan arahan dan bimbingan dengan lebih
menekankan pada cara memahami media lingkungan sebagai sumber

20
belajar, sehingga siswa lebih mudah memahami tentang sumber daya
alam dan kegiatan ekonomi
5) Guru harus tetap memotivasi siswa dan memberikan bantuan jika
diperlukan, terutama siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam
memahami masalah pada LKS.
6) Sebelum melakukan tindakan selanjutnya (tindakan II), peneliti
terlebih dahulu menyampaikan kesimpulan yang diputuskan
berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan .

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Pelaksanaan Tindakan Siklus II dibagi dalam 2 tahap, yakni tahap
uji coba dan tahap pemantapan. Dalam hal ini siklus II dilaksanakan 2 kali
setiap hari Selasa dengan alokasi waktu yang sama.
Pelaksanaan Tindakan I Siklus II
Pertemuan Siklus Kedua tindakan I ini dilakukan pada tanggal 15
April 2009. Pada siklus ini, peneliti memberikan tindakan seperti pada
Siklus I, namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru
mengunakan sumber belajar lingkungan sekitar seperti lahan pertanian,
pasar dan lain-lain, dimana guru tidak banyak melakukan persiapan
sebelumnya. Tindakan ini diberikan dengan tujuan memperoleh perbedaan
awal antara siklus I dengan siklus II tindakan I. Tindakan ini hanya
berlangsung 45 menit untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna
tercapainya proses belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang
terdapat pada rencana pengajaran pada siklus kedua tindakan I.
Pertemuan pada tindakan I Siklus II dimulai dengan pertanyaan guru
tentang apa yang didapatkan dan yang terkesan dari pertemuan pada
tindakan sebelumnya, kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran guru
memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang
dilaksanakan pada siklus I. Guru juga masih menyiapkan soal-soal seperti
pertemuan sebelumnya dan siswa tampak senang dan sudah mulai paham
tentang tugas yang diberikan. Melihat kondisi seperti ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa lebih siap daripada pertemuan sebelumnya.
Setiap siswa lebih merespon soal-soal tersebut dan guru tidak banyak
memberikan penjelasan seperti pertemuan sebelumnya, hanya memberikan
bantuan jika ada problem dalam memahami soal yang sedikit kompleks.

21
Setelah selesai mengerjakan soal, beberapa siswa secara sukarela
dan acak disuruh mempresentasikan jawabannya, siswa lain disuruh
mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang mempresentasikan ke
depan kelas dengan sisa waktu 30 menit. Kegiatan ini dimanfaatkan guru
untuk memberikan kesempatan siswa menunjukkan ketrampilan proses
dalam menjelaskan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi di depan
temannya. Setelah pertemuan pada siklus II tindakan I ini selesai
dilaksanakan, peneliti melakukan refleksi guna membahas tentang
kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran siklus II
tersebut. Namun demikian beberapa kekurangan yang terdapat pada siklus
II tindakan I ditemukan antara lain sebagai berikut :
1) Peneliti belum bisa menguasai situasi kelas yang berbeda dari
biasanya;
2) Para siswa masih sedikit pasif, yakni motivasi kurang karena masih
kebingungan dengan penjelasan dan demonstrasi guru yang masih
canggung dan kurang tersistematisasi;
3) Karena itu masih ada sebagian siswa yang masih enggan untuk
bertanya karena penggunaan media gambar dan benda sebenarnya
belum digunakan secara maksimal.
Pelaksanaan Tindakan II Siklus II
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan pertama siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
pertama siklus II, peneliti belum bisa menguasai situasi kelas yang
berbeda dari biasanya dalam artian guru masih kurang efektif mengelola
proses belajar mengajar, sedangkan pada pembelajaran ini seharusnya
respon dan daya tangkap para siswa lebih bisa diarahkan untuk
menentukan perolehan hasil pembelajaran yang optimal. Pada siklus
sebelumnya siswa belum nampak aktif. Hal ini disebabkan karena siswa
belum memahami konsep dengan efisien, karena guru juga masih sedikit
canggung dalam menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar
di depan kelas. karena itu jalan keluar yang ditemukan peneliti diharapkan
dapat memperbaiki pembelajaran dengan memanfaatkan media yang sama
namun dengan persiapan yang lebih matang dan materi sumber daya alam
dan kegiatan ekonomi diubah dengan materi yang lebih kontekstual.

22
Pertemuan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2009.
Pada awal pertemuan, peneliti menanyakan pada pertemuan kemarin
apakah ada pertanyaan atau tidak. Pertanyaan yang diajukan salah seorang
siswa tidak langsung dijawab guru tapi dilemparkan pada para siswa yang
lain yang tahu jawabannya. Respon siswa benar-benar mengejutkan, di
atas 50 % siswa mengangkat tangan mencoba untuk memberikan jawaban.
Setelah tanya jawab dirasa cukup, maka peneliti melanjutkan pertemuan
ini dengan pola diskusi tentang beragam permasalahan yang dihadapi guru
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah. Sekaligus
dengan solusi alternatif yang kiranya bisa digunakan oleh guru di sekolah.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa tetap disuruh maju
untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat secara nyata
kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah merupakan hasil
yang nyata.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II
TUNTAS/ TUNTAS/
NILAI

NILAI
NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA
TDK TDK
TUNTAS TUNTAS
1 AHMAD SUBADAR 70 T 16 DAFIT GAJALI 85 T
2 MURSIDI 65 T 17 EEN WAHYUDI 70 T
3 A. AZIZ 60 TT 18 M. FAISEH 60 TT
4 BAHRUL 75 T 19 FIRDA LUSI 75 T
5 CATI YOFA O. 80 T 20 HEMAS RISKI 65 T
6 ALIWANI 85 T 21 IKEMATUL 55 TT
7 ALI SUAEDI 65 T 22 LAYINWARDA 65 T
8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT
9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T
10 NURAELI 60 TT 25 RISKA ALFIA 70 T
11 ROFIKA 65 T 26 SITI FAISAH 65 T
12 RIFQI MUBAROK 65 T 27 SITI MUTMAINAH 70 T
13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 70 T
14 HAFIFAH DWI 70 T 29 WIDIA USNUL 65 T
15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL A 60 TT
JUMLAH 1035 JUMLAH 1000
TUNTAS 23 RATA-RATA 67,83
TIDAK TUNTAS 7 PROSENTASE KETUNTASAN 76,67

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

23
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 67,83
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 23
3 Persentase ketuntasan belajar 76,67

Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 67,83 dan ketuntasan belajar mencapai
76,67 % atau ada 23 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa sudah mulai
akrab dan menemuan keasyikan dengan pendekatan kontekstual
dengan media lingkungan sebagai sumber belajar. Disamping itu
kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam
metode ini juga semakin meningkat sehingga proses belalar-mengajar
semakin efektif.
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :
1) peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran
dengan bantuan media lingkungan sebagai sumber belajar.

4.1.4 Pelaksanaan Siklus III


Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,
dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan
pertama siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas namun beberapa
kali masih nampak siswa kurang konsentrasi pada pembelajaran,
sedangkan pada pembelajaran ini seharusnya respon dan daya tangkap
para siswa lebih bisa diarahkan untuk menentukan perolehan hasil

24
pembelajaran yang optimal. Pada siklus sebelumnya siswa sudah nampak
aktif. Hal ini disebabkan siswa sebagian sudah termotivasi dengan
penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar namun terdapat 50
% siswa yang aktif sisanya masih pasif.
Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2009.
Pada awal pertemuan, peneliti menanyakan apakah ada pertanyaan atau
tidak, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan dan hasilnya
50% siswa merespon pertanyaan.
Dalam siklus III ini, peneliti menggunakan sumber belajar
lingkungan yakni membawa siswa ke pasar untuk mengamati kegiatan
yang terjadi di sana dan menulis sumber daya alam yang ada di sana.
Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab kemudian guru mengajukan
sebuah pertanyaan tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi siswa
yang merespon masih sedikit. Dengan mengandalkan pasar sebagai
sumber belajar nampak seluruh siswa sangat antusisias terbukti seluruh
siswa terkosentrasi untuk memperoleh informasi yang telah ditugaskan
guru . Setelah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tadi peneliti
memberikan pertanyaan dan hasilnya sangat luar biasa 90 % siswa
mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab pertanyaan peneliti.

Tabel 4.5 Tabel Hasil Belajar Siklus III


TUNTAS/ TUNTAS/
NILAI

NILAI

NO NAMA SISWA NO NAMA SISWA


TDK TDK
TUNTAS TUNTAS
1 AHMAD SUBADAR 80 T 16 DAFIT GAJALI 90 T
2 MURSIDI 70 T 17 EEN WAHYUDI 75 T
3 A. AZIZ 70 T 18 M. FAISEH 70 T
4 BAHRUL 75 T 19 FIRDA L 75 T
5 CATI YOFA O. 80 T 20 HEMAS RISKI 65 T
6 ALIWANI 85 T 21 IKEMATUL 65 T
7 ALI SUAEDI 70 T 22 LAYINWARDA 65 T
8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT
9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T
10 NURAELI 60 TT 25 RISKA ALFIA 70 T
11 ROFIKA 75 T 26 SITI FAISAH 65 T
12 RIFQI MUBAROK 70 T 27 SITI MUTMAINAH 70 T
13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 70 T
14 HAFIFAH DWI 70 T 29 WIDIA USNUL 65 T
15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL A 60 TT
JUMLAH 1080 JUMLAH 1030
TUNTAS 26 RATA-RATA 70,33

25
TIDAK TUNTAS 4 PROSENTASE KETUNTASAN 86,67

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III


1 Nilai rata-rata tes formatif 70,33
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 26
3 Persentase ketuntasan belajar 86,67

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 diatas diperoleh nilai


rata-rata tes formatif sebesar 70,33 dan dari 26 siswa yang telah
tuntas sebanyak 30 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai
sebesar 86,67 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan
hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan
selama ini. Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini
siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses
bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari
temannya yang lebih paham tentang materi pelejaran tersebut. Juga
dari hasil pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar ini murid jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan
sesama temannya.
Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti
mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum
pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa
kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai
90 %;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran
dengan bantuan media /sumber belajar berupa lingkungan sekitar
26
4.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan angket yang disebarkan kepada para guru pada siklus
tambahan dapat diperoleh beberapa data tentang respon para guru. Adapun
data hasil respon para siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.7. Persentase Respon Siswa


Persentase
Pemilih
No Kategori Respon (%)
Y T Y T
1 Apakah dengan menggunakan lingkungan 25 5 80 20
sebagai sumber belajar dapat membantu
pemahaman kalian terhadap materi sumber
daya alam dan kegiatan ekonomi ?
2 Apakah terdapat kesesuaian dengan apa 25 5 80 20
yang kalian ketahui dengan penggunaan
media lingkungan sebagai sumber belajar
dapat mempermudah pemahaman kalian
terhadap materi sumber daya alam dan
kegiatan ekonomi?
3 Apakah kalian dapat memahami dengan 27 3 88 12
mudah materi sumber daya alam dan
kegiatan ekonomi dengan menggunakan
media lingkungan sebagai sumber belajar ?
4 Apakah kalian merasa lebih menyenangkan 25 5 80 20
mengikuti pembelajaran IPS tentang materi
sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
menggunakan media lingkungan sebagai
sumber belajar ?
5 Apakah menurut kalian media/sumber 20 10 72 18
belajar yang digunakan di sekolah dalam
pembelajaran IPS sudah digunakan dengan
efektif dan efesien ?
Sumber : Hasil angket respon para guru dan data diolah

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, ditunjukkan bahwa para siswa
menganggap bahwa pola pembinaan tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan
27
Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
termasuk hal baik yang perlu terus dikembangkan. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu
beberapa para siswa merasa bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar cukup membantu dalam
memahami tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan
menggunakan media audio visual, hal ini ditunjukkan dari sekitar 88 %
menyatakan demikian sedang sisanya tidak. Beberapa hal yang menyebabkan
para siswa tidak kesulitan cukup menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran
ini tidak sesulit yang dibayangkan namun perlu kesungguhan.
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
80 %, oleh sebab itulah sekitar 80 % para siswa merasa bahwa fasilitas
pembelajaran cukup memadai sehingga menumbuhkan sikap senang selama
pembelajaran berlangsung. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan
merupakan latar belakang mengapa hal ini terjadi.
Sekitar 80 % para siswa merasakan bahwa alokasi waktu yang diberikan
dalam mengikuti pembelajaran cukup memadai. Hal ini turut ditunjang dengan
setting forum yang baik sehingga 80 % para siswa membenarkan hal ini, dan
beberapa para siswa menyatakan bahwa suasana ruang pembelajaran demikian
menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar ini mampu menciptakan iklim yang kondusif.
Dalam aspek penguasaan materi dan metode fasilitator dinyatakan oleh
para guru terkategori baik dengan berturut 80 % dan 80 % menyatakan hal ini.
Sedangkan dalam aspek kesesuaian latar belakang pendidikan terhadap materi
dan metode yang digunakan seluruhnya menyatakan bahwa semuanya sesuai.
Berkaitan dengan aspek kesesuaian metode dan media yang digunakan sekitar
80 % dan 88 % menyatakan hal tersebut.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar, sangat membantu siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar membutuhkan persiapan mengajar dan
manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada
setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa.

5.2 Saran – Saran


1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar
Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) sebaiknya dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, lingkungan sebagai sumber belajar/dvd player, lcd proyektor
serta alat bantu mengajar yang dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan
buku panduan macam-macam metode pengajaran

29
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

30
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 1

Mata Pelajaran : IPS


Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu: 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Kamis, 9 April 2009

 Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
 Kompetensi Dasar
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya
 Indikator
Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam
yang ada di sekitar lingkungan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar
2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan
benar
 Materi Ajar
Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
 Salam, Absensi
31
 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam
untuk mengetahui kemampuan awal siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
 Siswa diajak untuk mengamati sumber daya alam dan kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah
 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai
 Guru memberikan tambahan penjelasan
 Siswa mendiskusikan sumber daya alam yang telah mereka jumpai
tadi, diskusi dilaksanakan di dalam kelas
 Siswa membacakan hasildiskusi kelompok secara bergantian
 Kegiatan Akhir
 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
 Evaluasi
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP
 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku IPS Kelas IV, Ganeca
 Lingkungan sekitar
 Penilaian
 Bentuk Penilaian.
o Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
o Soal
1. Apa yang dimaksud dengan Negara agraris?
2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi di bidang
pertanian?
3. Siapa yang melaksanakan usaha perkebunan?
4. Apa nama badan usaha pemerintah yang mengelola
perkebunan?
5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan!
o Kunci Jawaban

32
1. Negara yang sebagaian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani
2. Kegiatan penduduk dalam mengolah sawah
3. Masyarakat
4. PTPN
5. Kopi, karet, kakao, the, lada dll
o Pedoman Penskoran
Nilai maksimal = 100
Bobot Nilai per item soal = 20
Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 9 April 2009

Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI
NIM. 814 081 859

33
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 2

Mata Pelajaran : IPS


Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu: 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2009

 Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
 Kompetensi Dasar
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya
 Indikator
Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam
yang ada di sekitar lingkungan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar
2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan
benar
 Materi Ajar
Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
34
 Salam, Absensi
 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam
untuk mengetahui kemampuan awal siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
 Siswa diajak untuk mengamati sumber daya alam dan kegiatan
ekonomi yang ada di sekitar sekolah ( kebun, sawah, peternakan )
 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai
 Guru memberikan tambahan penjelasan
 Siswa mendiskusikan sumber daya alam yang telah mereka jumpai
 Siswa membuat laporan hasil pengamatan
 Kegiatan Akhir
 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
 Evaluasi
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP
 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku IPS Kelas IV, Ganeca
 Lingkungan sekitar
 Penilaian
 Bentuk Penilaian.
o Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
o Soal
1. Binatang apa sajakah yang termasuk binatang ternak?
2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan peternakan?
3. Sebutkan nama penyakit yang menyerang hewan ternak!
4. Sebutkan hasil-hasil pertanian!
5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan!
o Kunci Jawaban
1. Sapi, kambing, ayam, itik
2. kegiatan yang dilakukan melalui memelihara, merawat, dan
membersihkan, memberi makan hewan

35
3. Flu burung, antrax
4. padi, jagung, kedelai, sayuran
5. Kopi, karet, lada, cengkeh

o Pedoman Penskoran
Nilai maksimal = 100
Bobot Nilai per item soal = 20
Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 15 April 2011

Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI
NIM. 814 081 859

36
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 3

Mata Pelajaran : IPS


Kelas / Semester : IV / 2
Alokasi Waktu: 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Rabu, 22 April 2009

 Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
 Kompetensi Dasar
Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya
 Indikator
Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam
yang ada di sekitar lingkungan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar
2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan
benar
 Materi Ajar
Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
37
 Salam, Absensi
 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam
untuk mengetahui kemampuan awal siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Kegiatan Inti
 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok
 Siswa diajak untuk mengamati kegiatan ekonomi yang ada di pasar
 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai
 Guru memberikan tambahan penjelasan
 Siswa mendiskusikan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang
telah mereka jumpai tadi, diskusi dilaksanakan di dalam kelas
 Guru melakukan tanya jawab
 Kegiatan Akhir
 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran
 Evaluasi
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP
 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku IPS Kelas IV, Ganeca
 Lingkungan sekitar
 Penilaian
 Bentuk Penilaian.
o Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
o Soal
1. Apa yang dimaksud dengan pasar?
2. Apa saja yang dapat kamu temui di pasar ?
3. Sebutkan hasil pertanian yang kamu dapat jumpai di pasar?
4. Sebutkan hasil peternakan yang kamu jumpai di pasar?
5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan!
o Kunci Jawaban
1. Tempat bertemunya penjual dan pembeli
2. bahan makanan, buah-buahan, dll
3. beras, tepung, sayur mayur

38
4. telur, daging
5. teh, kopi, lada

o Pedoman Penskoran
Nilai maksimal = 100
Bobot Nilai per item soal = 20
Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 22 April 2011

Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI
NIM. 814 081 859

39
Lampiran 4

REKAPITULASI HASIL BELAJAR PERSIKLUS

NILAI
NO NAMA SISWA
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
1 AHMAD SUBADAR 60 70 80
2 MURSIDI 50 65 70
3 A. AZIZ 55 60 70
4 BAHRUL 70 75 75
5 CATI YOFA O. 75 80 80
6 ALIWANI 80 85 85
7 ALI SUAEDI 65 65 70
8 MIFTAHUL 60 60 60
9 MAS HUDI 65 65 65
10 NURAELI 50 60 60
11 ROFIKA 40 65 75
12 RIFQI MUBAROK 55 65 70
13 YULI FATIMAH 75 75 75
14 HAFIFAH DWI Y 60 70 70
15 ANDI KRISWANTO 75 75 75
16 DAFIT GAJALI 80 85 90
17 EEN WAHYUDI 70 70 75
18 M. FAISEH 60 60 70
19 FIRDA LUSIANA 60 75 75
20 HEMAS RISKI 65 65 65
21 IKEMATUL 45 55 65
22 LAYINWARDA 50 65 65
23 MAHRUS ALI 55 55 55
24 MUH RIZAL 70 70 70
25 RISKA ALFIA 70 70 70
26 SITI FAISAH 65 65 65
27 SITI MUTMAINAH 60 70 70
28 SRI WAHYUNI 60 70 70
29 WIDIA USNUL M. 65 65 65
30 ZAENAL ARIFIN 40 60 60
RATA-RATA KELAS 61,67 67,83 70,33

40
Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam


Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ Bogor
Di Bogor

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.
NIP : 19630521 198303 1 007
Tempat Mengajar : SDN Kedunghalang 3
Alamat Sekolah : Jl. Pesantren
Telepon :-

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : Marliana
NIM : 814091638
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Cumedak 03
Alamat Sekolah : Sumberjambe Jember
Telepon :-

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor ,6 April 2011

Mengetahui, Teman Sejawat,


Kepala Sekolah

DASUKI,S.Pd BAHDER JOHAN, S.Pd.


41
NIP. 19630201 198305 1 002 NIP. 19630521 198303 1 007

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI


NIM : 814 091 638
UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.


Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 03 SUMBERJAMBE
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 9 April 2011

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


Mahasiswa,

BAHDER JOHAN, S.Pd. NUNUK PURWATI


NIP. 19630521 198303 1 007 NIM. 814 091 638

42
Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI


NIM : 814 091 638
UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.


Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 15 April 2011


Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan
Mahasiswa,

BAHDER JOHAN, S.Pd. NUNUK PURWATI


NIP. 19630521 198303 1 007 NIM. 814 091 638

43
Lampiran 8

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI


NIM : 814 091 638
UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.


Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3 BOGOR
Guru Kelas :V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 22 April 2011

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


Mahasiswa,

BAHDER JOHAN, S.Pd. NUNUK PURWATI


NIP. 19630521 198303 1 007 NIM. 814 091 638

44
Lampiran 9

DATA KEADAAN SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2010-2011


SD NEGERI KEDUNGHALANG 3

NO NAMA SISWA L/P ALAMAT


1 AHMAD SUBADAR L BOGOR
2 MURSIDI L BOGOR
3 A. AZIZ L BOGOR
4 BAHRUL L BOGOR
5 CATI YOFA O. P BOGOR
6 ALIWANI L BOGOR
7 ALI SUAEDI L BOGOR
8 MIFTAHUL L BOGOR
9 MAS HUDI L BOGOR
10 NURAELI P BOGOR
11 ROFIKA P BOGOR
12 RIFQI MUBAROK P BOGOR
13 YULI FATIMAH P BOGOR
14 HAFIFAH DWI Y P BOGOR
15 ANDI KRISWANTO L BOGOR
16 DAFIT GAJALI L BOGOR
17 EEN WAHYUDI L BOGOR
18 M. FAISEH L BOGOR
19 FIRDA LUSIANA P BOGOR
20 HEMAS RISKI P BOGOR
21 IKEMATUL P BOGOR
22 LAYINWARDA P BOGOR
23 MAHRUS ALI L BOGOR
24 MUH RIZAL L BOGOR
25 RISKA ALFIA P BOGOR
26 SITI FAISAH P BOGOR
27 SITI MUTMAINAH P BOGOR
28 SRI WAHYUNI P BOGOR
29 WIDIA USNUL M. P BOGOR
30 ZAENAL ARIFIN L BOGOR

45

Anda mungkin juga menyukai