Etika Bisnis Kalbe merupakan pedoman berperilaku bagi seluruh jajaran Kalbe (termasuk
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan) dalam melakukan interaksi dan hubungan dengan
segenap pemangku kepentingan. Kode Etik tersebut dikembangkan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan kepada Panca Sradha Kalbe yang
merupakan nilai-nilai perusahaan yang menjiwai perkembangan sejarah Kalbe.
Kelima aspek ini menjadi dasar bagi setiap insan Kalbe dalam bersikap, berperilaku dan
berinteraksi dengan para stakeholders Kalbe.
Etika Bisnis Kalbe dapat menghindari terjadinya penyimpangan terhadap standar perilaku
yang ditetapkan dan menjadi pedoman dalam mendeteksi pelanggaran yang terjadi. Kepatuhan
terhadap Etika Bisnis Kalbe akan menghindari timbulnya hubungan yang tidak wajar dengan
para pemangku kepentingan yang pada kelanjutannya akan merugikan Perseroan. Pokok-pokok
Etika Bisnis Kalbe mencakup standar perilaku dan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-
undangan, komitmen terhadap karyawan, pemegang saham, mitra usaha, prinsip-prinsip
persaingan usaha, integritas bisnis, benturan kepentingan, standar produk dan layanan,
penghargaan atas hak kekayaan intelektual, komitmen terhadap lingkungan, kemitraan dengan
masyarakat, serta aktivitas organisasi dan politik.
Peluncuran Etika Bisnis diikuti dengan program sosialisasi bertahap yang akan
menjangkau seluruh insan Kalbe. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang untuk memastikan
bahwa seluruh lapisan karyawan memiliki pemahaman yang sama atas prinsip Etika Bisnis
Kalbe. Selain kewajiban untuk mentaati Etika Bisnis Kalbe Perseroan, karyawan Kalbe juga
akan diwajibkan mematuhi aturan dan kebijakan Perseroan lainnya serta tidak bersikap diam
apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau tindakan yang merupakan pelanggaran atas
Etika Bisnis Kalbe. Karyawan wajib melaporkan pelanggaran atas Etika Bisnis Kalbe tersebut
melalui Whistleblowing System.
Visi:
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang
didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.
Misi:
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Motto:
The Scientific Pursuit of Health for a Better Life
Dalam menunjang pelaksanaan GCG, Kalbe telah membentuk Komite GCG yang
bertugas membantu Dewan Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab atas peningkatan dan
penyempurnaan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan
Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris.
Adapun tugas dan tanggung jawab Komite GCG adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi implementasi GCG di lingkungan Perseroan.
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan dan kelengkapan GCG dalam
Perseroan.
3. Memastikan kebijakan yang berlaku dalam Perseroan telah sesuai dengan budaya, etika,
nilai Perseroan dan sesuai dengan asas GCG.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris terkait dengan
pengembangan dan penerapan GCG.
Per tanggal 5 Juni 2017, susunan anggota Komite GCG terdiri dari:
Profil Risiko
Beberapa risiko utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kegiatan usaha Kalbe antara
lain:
1. Risiko Persaingan Usaha
Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan produk
kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun internasional
yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara lain sumber daya
keuangan dan kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih kuat, serta inovasi
produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar, daya beli masyarakat yang
terbatas serta kesiapan Perseroan menghadapi persaingan bisnis yang tidak sehat.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan meningkatkan kepekaan terhadap
perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap peluang yang tersedia.
Disamping itu, Kalbe juga dituntut untuk mampu memberikan nilai lebih dari produk dan jasa
yang ditawarkan oleh Kalbe dibandingkan dengan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain
yang sejenis.
2. Risiko Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Grup Kalbe juga menghadapi risiko keuangan yang
timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta likuiditas. Karena
sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor, hal ini menimbulkan dampak dalam bentuk
kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang asing, terutama dalam Dollar
A.S. sangat berdampak pada biaya produksi.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan pengelolaan manajemen
kas secara lebih prudent untuk menjamin kebutuhan impor, menjaga tingkat persediaan bahan
baku dan barang jadi yang mencukupi dengan selalu memperhatikan kondisi perekonomian
domestik dan global.
4. Risiko Reputasi
Risiko reputasi ini meliputi keluhan konsumen, penarikan kembali produk dan juga
kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik. Di saat seperti
sekarang ini, dimana citra perusahaan sangatlah penting, maka pencemaran reputasi merupakan
risiko yang harus diperhatikan.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan
kualitas produk yang meliputi hasil proses bisnis Perseroan yang menyeluruh, yaitu sejak tahap
riset dan pengembangan hingga masa kadaluarsa produk, termasuk kewaspadaan terhadap
pemalsuan produk yang selalu menjadi salah satu fokus utama Grup Kalbe sehingga dapat
meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Tidak hanya dari sisi
produk, Kalbe juga meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan melalui pembinaan sumber
daya manusia.
https://www.slideshare.net/RudiRudi11/1-be-gg-rudi-hapzi-ali-ethics-and-business-concept-and-
theory-universitas-mercu-buana-2018