Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Ozon adalah suatu molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen (O3). O3 juga sebagai
oksigen yang tidak stabil dibandingkan dengan O2. Ozon, unsur kimia yang pertama diusulkan
sebagai suatu senyawa kimia oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840, nama ozon
menurut bahasa Yunani berasal dari kata ozein berarti bau busuk, bau yang khas dari proses
penyinaran oksigen oleh ultra violet (Rubin, 2001). Lapisan ozon melindungi bumi dari
pengaruh berbahaya radiasi matahari. Radiasi ultraviolet UV yang berasal dari matahari
berbahaya baginkehidupan bumi. Semakin meningkatnya jumlah radiasi UV-B dapat merusak
rantai makanan yang ada di laut. Disamoing itu terdapat hubungan yang kuat antara
meningkatnya UV dengan meningkatnya kasus kasus penyakit kanker kulit dan kataark mata
pada manusia. Pada dasarnya atmosfer bertindak sebagai perisai terhadap radiasi matahari
melalui penyebaran atau penyerapan oleh molekul-molekul gas yang ada dalam atmosfer bumi.
Dalam hal ini ozonlah yang paling efektif menyerap radiasi UV. Secara alami molekul-molekul
ozon terbentuk dan rusak di atmosfer bumi. Secara alami pula penipisan lapisan ozon terjadi di
atas Kutub Selatan selama musim semi. (Nur Fajar, 2011., halaman 6).

Namun, Penipisan lapisan ozon menjadi salah satu isu kerusakan lingkungan hidup
yang sedang dihadapi oleh seluruh masyarakat dibelahan bumi ini. Penipisan lapisan ozon
menjadi perhatian masyarakat internasional berawal sejak tahun 1970-an, para ilmuwan sudah
mencurigai bahwa lapisan ozon stratosfer berada dalam bahaya. Menipisnya lapisan ozon
diduga ada kaitannya dengan gas CFC (Cholorofluorocarbon), dugaan tersebut ternyata benar
sejak Sherwood Rowland dan Mario Molina mengumumkan hasil penelitiannya. Kedua
ilmuwan dari Universitas California ini yang pertama kali menemukan bahwa 99 persen dari
gas CFC yang teremisi ke atmosfer akan mencapai stratosfer dan akan tetap tinggal di sana
sampai puluhan tahun, mereka juga mendugabahwa akumulasi gas CFC dan Halon inilah yang
menyebabkan kerusakan lapisan ozon. (Gerald Foley, 1993., halaman 7).
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat pencemar udara
yang merusak lapisan ozon. Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak
Ozon (BPO), contohnya yaitu : Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons
(HCFC). CFC yang berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-
puluh tahun yang lalu. CFC dapat melepaskan atom Chlorine dan dapat merusak lapisan
ozon.CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin lainnya
merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon. Menurut hasil
penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000 senyawa ozon dan bertahan sampai
40-150 tahun di atmosfer. Padahal stratosfer hanya bisa menyerap sejumlah atom klorin,
sehingga pada akhirnya meskipun penggunaan CFC ditekan, jumlah yang ada dalam atmosfer
masih cukup besar dan perlu waktu yang sangat lama untuk diserap. (Itha Masitah, 2011,.
Halaman 5).

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana upaya Pemerintah Indonesia yang dilakukan untuk mencegah
penipisan lapisan ozon ?
2. Bagaimana

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk Mencegah Penipisan Lapisan Ozon
Apabila ozon semakin lama semakin menipis, maka akan membahayakan semua makhluk
hidup di belahan bumi ini. pada tahun 1989 lahirlah The Montreal Protocol On Substances That
Deplete The Ozone Layer, yang berisi tentang larangan penggunaan bahan-bahan yang
merusak lapisan ozon. Sejumlah 197 negara baik negara-negara maju dan negara-negara
berkembang telah meratifikasi perjanjian internasional ini. Termasuk Indonesia juga turutserta
meratifikasi Konvensi Wina 1985 dan Protokol Montreal 1989 ini, sebagai wujud kepedulian
terhadap kerusakan lingkungan hidup dan masa depan bumi ini. Setelah meratifikasi perjanjian
internasional, sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan perjanjian internasional tersebut, maka
Pemerintah Indonesia memiliki dua kewajiban yang wajib dilaksanakan, yakni melaksanakan
tindakan legislasi dan menerapkan pemaksaan kepatuhan.
Aksi nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah satu Bahan Perusak
Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang dilaksanakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP).
Kegiatan proyek dilaksanakan mulai tahun 2003 sampai 2007 dengan tujuan untuk
menghapuskan penggunaan CFC pada industri yang memproduksi alat pendingin. Proyek ini
merupakan pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol Montreal. Namun kenyataannya, masih
banyak beredar barang-barang yang mengandung bahan-bahan kimia perusak ozon dan sampai
saat ini masih banyak masyarakat menggunakannya, yakni air conditioner (AC), lemari es atau
kulkas, bahan pelarut seperti kilang-kilang elektronik sebagai pelarut untuk pembersih dan
pengeringan minyak dll.

Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia telah
menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam
bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF), dimana UNDP menjadi salah
satu lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29
proyek investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor
pendinginan (Cessnasari, 2005). Pekerjaan di kedua sektor ini telah membantu mengurangi
produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton metrik dan 117 ton metrik di masing-masing sektor.
Penipisan lapisan ozon ini berlangsung memang dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh
negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali kondisi
ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju maupun negara
berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut
dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang diperlukan. Tindakan yang dapat kita
lakukan pada saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai pengurangan atau tidak
menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat
merusak lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet ini. (Cessnasari, 2005)

Anda mungkin juga menyukai