Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. PROFIL KABUPATEN MUNA

Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia,
dengan Ibu kota di Raha

1. Geografi

Kabupaten Muna adalah salah satu daerah otonom tingkat II dari 12 kabupaten Kota yang
ada di Sulawesi Tenggara.Socara geografis Kabupaten Muna terletak di jazirah Pulau Sulawesi
ba-gian Tenggara yang meliputi sebagian pulau Buton bagian Utara ( 3 Kecamatan ) dan bagian
Utara Pulau Muna ( 20 Kecamatan), serta pulau-pulau kecil disekitarnya atau berada pada posisi
4006’ samapi 5015’ lintang Selatan dan 12208’ – 123015’ bujur timur.

2. Batas Wilayah

Secara administrasi Kabupaten Muna berbatasan dengan Selat Tiworo dan Kabupaten Ko-
nawe dan Konawe Selatan di Sebelahutara, Kabupaten Buton utara di sebelah Timur , Kabupaten
Buton di Sebelah Selatan serta kabupaten Bombana dan Selat Spelman di Sebe-lah Barat. Jumalh
Penduduk kabupaten Muna saat ini adalah 227.595 jiwa yang tersebar di 23 Kecamatan dan 237

3. Desa/ Kelurahan.

Luas daratan Kabupaten Muna adalah 4.887,00 Km2 yang terdiri dari sebagian pulau Buton
Bagian Utara, Pulau Muna Bagian Utara dan Pulau-pulau di dekatnya yang tersebar, yaitu ;
Pulau Tobea kecil, P. Tobea besar, P. Wataitonga, P. Bakealu, Kepulauan Tiworo ( P. Maginti,
P. Balu, P.Katela, P.Mandike, P. Bero, P.Bango, P. Manoang, P.Gala, P.Kajoangin dan P.
Tobuan).

4. Kondisi Tanah

Kondisi Geografis kabupaten Muna pada umumnya merupakan daratan rendah dengan
ketinggian rata-rata kurang dar 100 meter dari permukaan laut. Keadaan ini dijumpai mulai dari
Timur ke Selatan Kota Raha dan melanda kebarat. Pada bagian wilayah yang ada di bagian Utara
Pulau Buton terdiri dari barisan pegunungan dengan ketinggian antara 300-800 meter diatas
permukaan laut.

Pada umumnya wilayah Kabupaten Muna yang ada di Pulau Buton memiliki jenis tanah
mediteran, rensina dan litosol. Sedangkan di wilayah Pulau Muna terdiri dari podsolik me-rah
dan kuning.

Kabupaten Muna memiliki sungai yang cukup besar dan menurut hasil penelitian air yang
besar pula yaitu; Sungai katangan dengan debit ait 670 liter/detik, S. Wandoso dengan de-bit air
689 liter/detik, S. Lanoumba 400 liter/detik dan S. Tabangka Balano 1.270 liter/detik.
Selain itu Kabupaten Muna juga masih memiliki Sungai besar lainya namun masih memer-lukan
penelitian tehnis untuk mengetahui potensi yang dimilikinya yaitu ; Sungai Kambara,dan Sungai
malogano.

5. Iklim

Kabupaten Muna pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 250C-270C
dan seperti halnya daerah lain di Indonesia juga memiliki dua musim yaitu musin hujan dan
musim kemarau. Musim hujan terjadi antara bulan Nopember – maret, dimana pada bula-bula
tersebut angin bertiup benua asia dan samudera pasifik yang banyak mengandung uap air yang
menyebabkan terjadi hujan di Indonesia. Sedangka musim kemarau terjadi antara bulan Mei-
Oktober. Pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan hanya
sedikit mengandung uap air. Khusus Bulam Maret seperti daerah lain di Sulawesi tenggara di di
Kabupaten Muna angin bertiup dengan arah yang tidak menentu, akibatnya curah hujan ikut
tidak menentu dan keadaan ini di kenal dengan panca roba.

6. Curah Hujan.

Curah Hujan di kabupaten Muna setiap tahun besarannya berfariasi antara 1.250 mm – 2.323
mm / tahun. Namun sejak tahun 2002 kondisinya semakin memburuk dan terjadi pe-rubahan
yang sangat radikal disetiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari curah hujan pada tahun 2003 –
2008 yang tidak mencapai 1000mm/pertahun. Kondis ini diprediksi akibat ke-rusakan hutan
yang terjadi secar besar-besaran selama masa pemerintahan Ridwan sebagai Bupati Muna.

BAB II

NASIONALISME

A. Gerak Jalan

Di awal kedatangan kami pada tanggal 7 agustus 2015 seluruh peserta KKN UHO yang berlokasi
di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Di awal bulan agustus ini, seperti tahun-tahun
sebelumnya masyarakat kabupaten muna sedang berpartisipasi menjelang kegiatan 17 agustus
(kemerdekaan Indonesia), nama kegiaan ini yaitu Gerak Jalan.

B. Pengertian Gerak Jalan

Gerak jalan adalah kegiatan seperti berolahraga dengan berjalan kaki menyusuri jalan dengan
bersama-sama atau bias dikatakan berkelompok yang terdiri dari 5 orang atau lebih.

C. Sejarah Gerak Jalan


Gerak jalan berasal dari dua kata yaitu gerak dan jalan, yang berarti gerak tangan dan kaki
yang teratur secara bersama – sama disertai dengan berjalan.
Gerak jalan sudah ada sejak bangsa Indonesia masih dijajah oleh bangsa asing. Tetapi bangsa
Indonesia baru mengenal makna gerak jalan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.
Pejuang bangsa Indonesia selalu menjalankan tugas berlatih mengangkat senjata dengan gerak
tangan dan berjalan. Sepanjang hari pejuang Indonesia melatih fisik, mental, dan rasa
kebanggaan pada diri sendiri maupun bangsa.
Gerak jalan juga untuk melatih kedisiplinan dan kepatuhan terhadap pemimpin. Dengan
adanya gerak jalan juga dapat memupuk rasa persaudaraan, semangat persatuan dan kesatuan
bangsa dan nilai-nilai perjuangan serta meningkatkan rasa nasionalisme bagi bangsa Indonesia.
D. Deskripsi Kegiatan

Tepat setelah hari kunjuan kami ke kantor kelurahan wamponiki, ke esokan harinya lurah
wamponiki mengantar kami ke sebuah sekolah dekat kelurahan, yang berjarak 50 meter dari
kelurahan. Sekolah tersebut yaitu SD N 9 Katobu.

Pada gambar di samping adalah permohonan izin


kami di SDN 9 katobu yang alhamdulilah di sambut
dengan baik. Setelah kunjungan kami, kami di minta
untuk membantu sekolah tersebut untuk melatih gerak
jalan, karena sekolah tersebut sedang berpartisipasi
dalam kegiatan kemeredekaan (17 agustus). Dan hari
esoknya kami mulai melatih murid-murid tersebut.

Pada gambar di atas kami yang sedang mengajar baris-berbaris dan membuat fariasi pada
barisan, sedangkan pada gambar ke dua, hari dimnan hasil dari latihan murid-murid SDN 9
Katobu.

Anda mungkin juga menyukai