Menurut istilah, kultur jaringan terdiri dari dua kata, yaitu kultur yang berarti budidaya,
dan jaringan yang berarti sekumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
Jadi, kultur jaringan ialah suatu upaya untuk membudidayakan sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama dari suatu tanaman, sehingga menjadi tanaman
mata tunas, daun, dan lain-lain lalu menumbuhkan jaringan tersebut ke dalam suatu
wadah tertutup yang tembus cahaya dan dengan prinsip yang aseptic (steril), sehingga
Jaringan yang diambil untuk kultur jaringan baiknya ialah jaringan meristem, yaitu
jaringan muda yang masih aktif membelah, dinding tipis, plasmanya penuh, dan
akhir kultur.
Proses kultur jaringan sebenarnya sudah lama terjadi. Pertama kali, kultur jaringan
dilakukan oleh Gottlieb Haberland dengan menggunakan tanaman mesofil yang ada pada
tumbuhan monokotil.
Menurut jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur, kultur jaringan dibagi menjadi
Kultur jenis ini merupakan kultur jaringan yang menggunakan serbuk sari sebagai
2. Kultur Embrio
Merupakan jenis kultur yang memanfaatkan bagian tanaman berupa embrio tanaman.
3. Kultur Protoplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan sel jaringan hidup tanpa dinding sebagai
eksplannya.
4. Kultur Kloroplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan kloroplas (sel hijau) dari suatu tumbuhan
5. Kultur Meristem
Merupakan kultur yang menggunakan bagian tanaman berupa jaringan yang masih muda
6. Kultur Enter
Yaitu jenis kultur jaringan yang menggunakan bagian tanaman berupa kepala sarinya
sebagai eksplan.
Ada dua macam media yang bisa dipilih untuk proses kultur jaringan, yaitu :
1. Media Dasar Murashige dan Skoog (MS)
Media ini digunakan pada semua jenis tanaman khususnya herbaceous. Pada media ini,
Media ini digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa, dan legume lainnya.
Media ini difungsikan untuk kultur akar. Namun, pada medium ini kandungan mineral
8. Media Dasar N6
Media ini digunakan pada tanaman serealia, khususnya padi, dan serealia lain.
Teknik yang digunakan dalam proses kultur jaringan yaitu pertumbuhan tanaman secara
vegetative. Suatu irisan bagian tanaman atau sel atau jaringan yang diambil diletakkan
dan dipelihara di dalam dua media, yaitu media padat dan media cair. Jangan lupakan
Dengan diletakkannya pada media tersebut, maka bagian tanaman yang digunakan akan
melakukan proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus tersebut dipindahkan dan
diletakkan pada media diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk planlet (tanaman
Teknik kultur jaringan sebenarnya menggunakan teori totipotensi yang ditemukan oleh
Schleiden dan Schwan pada tahun 1838. Totipotensi ialah prinsip yang menyatakan
bahwasanya bagian manapun dari tanaman yang diambil untuk dikembang biakkan, jika
diletakkan pada media dan lingkungan yang sesuai, maka akan tumbuh menjadi tanaman
yang sempurna.
1. Pemilihan Eksplan
Jaringan yang diambil untuk dilakukan kultur seharusnya merupakan jaringan muda yang
2. Pemilihan Media
Media yang baik dan cocok digunakan untuk media kultur jaringan ialah media yang
menyediakan segalam macam nutrisi bagi proses pertumbuhan jaringan seperti vitamin,
mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur hormone. Oleh karena itu, kita harus
menambahkan berbagai macam vitamin, mineral, sumber karbohidrat, dan zat pengatur
3. Pemilihan Lingkungan
Keadaan lingkungan yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat aseptic sebagai prinsip dari
kultur jaringan. Artinya, semua tahapan yang dilakukan dalam proses kultur haruslah
steril. Hal ini bertujuan supaya menghindari kontaminasi kuman maupun bakteri.
Sterilisasi eksplan dan media dapat dilakukan di dalam laminar air flow. Tempat
penyimpanan juga haru sdiperhatikan, yaitu tempat yang suhu, pencahayaan, dan
Hal ini merupakan hal yang sangat penting. Pemilihan tanaman dimulai dari jenis,
spesies, dan varietas yang jelas. Tanaman juga harus sehat dan bebas dari hama dan
penyakit. Persiapan pemilihan dapat dilakukan di dalam laminar air flow atau juga dapat
dilakukan di greenhouse, agar tanaman yang ingin dikultur dapat tumbuh dengan baik.
2. Inisiasi Kultur
Tujuan dari inisiasi kultur disini yaitu untuk memenuhi prinsip aseptic dan aksenik.
Aseptic ialah bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik yaitu bebas dari
pertumbuhan tanaman yang baru, sehingga kita dapat memilih bagian tanamn yang paling
3. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untuk memenuhi persyaratan bahwa segala sesuatu usaha yang
dilakukan dalam proses kultur jaringan harus terbebas dari kontaminan. Tempat yang
steril yang berada di dalam laminar air flow, alat yang ingin dipakai juga haru
sdisterilkan dengan menggunakan larutan etanol, serta orang atau teknisi yang melakukan
4. Multiplikasi
Tahap ini dilakukan untuk menggandakan atau memperbanyak bahan tanaman dan juga
memelihara bahan tanaman ini untuk dapat digunakan pada waktu-waktu tertentu.
Perbanyakn dapat dilakukan melalui perangsangan pertumbuhan tunas cabang dan aksiler
dan merangsang terbentuknya tunas pucuk yang adventif, baik secara langsung maupun
Tunas-tunas yang dihasilkan pada saat multiplikasi dipindahkan dari media in-vitro yang
bersifat steril ke lingkungan luar untuk proses pemanjangan tunas. Setelah tumbuh cukup
panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas maupun pengakaran dapat
dilakukan dengan sekaligus ataupun dengan tahap satu persatu. Keberhasilan tahap ini
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran
dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru. Lingkungan baru yang dimaksud disini
ialah lingkungan yang non aseptic seperti botol dengan media tanah atau pakis, sehingga
planlet dapat terus bertahan menjadi tanaman yang siap untuk diindukkan.
Aklimatisasi merupakan prosedur yang sangat penting dan kritis di dalam keseluruhan
proses kultur jaringan. Keberhasilan kultur jaringan dinyaatakan berhasil jika planlet
F. MANFAAT KULTUR
Dapat menciptakan tanaman baru yang bebas dari kontaminan berupa penyakit atau
Positif :
Metabolit sekunder tanaman dapat segera diperoleh tanpa menunggu tanaman dewasa
Negatif :
Dalam kultur sel hewan, hasil kultur tidak dapat menghasilkan individu baru selain kultur
embrio
OLEH:
KELAS: XI.IPA 6
SMA N 6 PEKANBARU