Lapkas CKD Fix
Lapkas CKD Fix
Pembimbing :
dr.Katharina Setyawati, Sp. PD
Penyusun :
Ahmad Rizky Ferdina Kevin
2013730003
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien :
Nama : Tn. C
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Keluhan utama :
Pada 7 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri perut yang dirasakan terus
menerus, pasien merasa nyeri terasa pada seluruh lapang perut yang disertai rasa
panas, nyeri muncul secara tiba-tiba tanpa pasien sadari dan memberat secara
perlahan selama 1 minggu terakhir, keluhan lebih terasa terutama setelah bekerja
atau pada saat istirahat dari kegiatan sehari-hari, dan nyeri menjalar hingga ke
pinggang serta punggung bagian bawah. Menurut pasien, pasien belum pernah
merasakan keluhan yang sama sebelumnya. Keluhan pasien disertai dengan
adanya lemas, cepat lelah, dan nafsu makan menurun, jika ingin makan pasien
merasa mual. Mual dirasakan hilang timbul dan memburuk apabila pasien ingin
makan yang diikuti dengan muntah. Muntahan dikatakan berupa sisa makanan
atau terkadang air saja. BAB tidak bermasalah dengan feses tidak terlalu keras
ataupun lunak, berwarna kuning kecolatan, tidak berlapis lendir, tidak ada darah
yang keluar bersama feses, dan tidak ada nyeri saat BAB. Saat BAK air seni
berwarna kuning yang lebih pekat dari biasanya dan terkadang berbuih,
jumlahnya sebanyak lebih kurang satu gelas air mineral. Tidak nyeri saat
berkemih, kencing berpasir, dan kencing disertai darah. Pasien mengaku BAK
hanya dua sampai tiga kali dalam sehari. Menurut istri pasien, selama keluhan
berlangsung pasien menjadi sering marah-marah seperti orang yang tidak sadar,
suka berbicara tidak jelas atau berbicara tidak nyambung diikuti dengan tingkah
yang aneh. Pasien berobat ke poliklinik penyakit dalam dan dilakukan foto
rontgen pada bagian perutnya. Dokter spesialis penyakit dalam menyatakan
terdapat batu pada ginjal kiri dan kanan disertai pembengkakan dilihat dari hasil
foto rontgen. Dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi namun
pasien menolak dan hanya minta diberi obat. Istri pasien mengatakan setelah
berobat, pasien diberikan obat untuk sakit lambung dan pereda nyeri, namun istri
pasien lupa nama obatnya. Setelah minum obat-obatan tersebut pasien merasa
keluhan berkurang.
Pada 6 minggu yang lalu, pasien merasakan keluhan nyeri perut disertai
rasa panas pada seluruh lapang perut, mual disertai muntah-muntah selama 2
hari, dalam sehari muntah sebanyak 2-3x, muntahan berupa air, tidak nafsu
makan selama seminggu terakhir karena pasien suka mencium aroma busuk
sehingga membuat pasien mual. Pasien dibawa ke IGD RS Pelabuhanratu dan
menjalani perawatan selama 3 hari. Istri pasien mengatakan bahwa pasien
dinyatakan gagal ginjal oleh dokter spesialis penyakit dalam dan disarankan
untuk menjalankan hemodialisa di RSUD R. Syamsudin SH, namun pasien
sendiri menolak dan meminta dipulangkan.
Pada 1 bulan yang lalu, pasien merasakan keluhan demam naik turun
sepanjang hari disertai nyeri perut dan rasa panas pada seluruh lapang perut
dengan nyeri yang menjalar ke pinggang hingga ke punggung bagian bawah,
mual tanpa disertai muntah, dan tidak nafsu makan. Keluhan dirasakan selama 3
hari. Istri pasien membawa pasien ke RSUD R. Syamsudin SH dan menjalani
perawatan inap selama 3 hari. Setelah keluhan berkurang pasien minta
dipulangkan.
Pada 12 hari SMRS, pasien merasa keluhan yang sama kembali kambuh
yaitu nyeri perut disertai rasa panas pada seluruh lapang perut dengan nyeri yang
menjalar ke pinggang hingga ke punggung bagian bawah, mual tanpa disertai
muntah, tidak nafsu makan, dan tampak lemas. Di samping keluhan tersebut istri
pasien mengatakan bahwa pasien demam tinggi. Istri pasien juga mengatakan
bahwa pasien kembali bersikap kasar, mengamuk, marah-marah seperti orang
yang tidak sadar, berbicara dengan topik yang tidak jelas seperti orang yang
berhalusinasi, dan jika diajak bicara pasien merespons dengan pembicaraan yang
tidak relevan. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD R Syamsudin SH. Di
rumah sakit, suhu diukur dengan termometer di ketiak dan didapatkan suhu
tubuh pasien mencapai 38oC. Di IGD pasien diberikan parasetamol dan suhu
berangsur menurun. Pasien dirawat selama 5 hari. Setelah keluhan dirasakan
membaik, pasien minta dipulangkan. Namun sesampainya di rumah pasien
mengalami demam kembali, demam naik turun, kemudian istri memberikan obat
parasetamol yang dibelinya di warung. Demam sempat turun namun dalam
beberapa jam kemudian pasien mengalami demam kembali disertai menggigil
Pada 4 hari SMRS pasien kembali ke IGD RSUD R. Syamsudin SH
dengan keluhan demam menetap sepanjang hari disertai BAB dengan feses
berwarna hitam, lunak, dan lengket yang sudah berlangsung selama 2 hari
SMRS. Pasien merasa nyeri saat berkemih yang dirasakan sejak 4 hari SMRS.
Tidak ada BAK berdarah atau air seni yang berpasir. Pasien juga merasa mual
dan muntah satu kali sebelum ke rumah sakit dengan isi muntahan seperti air
berwarna bening dengan buih dan pasien pun merasa lemas. Pasien menjalani
rawat inap untuk terapi pengobatan lebih lanjut di bangsal Korpri Melati Atas.
Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi 1-2 cangkir dalam sehari.
Pasien biasa makan 2-3 kali sehari namun pasien sering menunda makan jika
pekerjaan belum selesai. Pasien gemar makan makanan tumisan, lalap, sambal,
sayur bening, ikan asin, dan jengkol. Pasien tidak suka makan makanan berkuah
santan dan berlemak.
Pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan rutin
Riwayat merokok sejak 27 tahun yang lalu dengan jumlah 1/2 bungkus perhari.
Namun sejak 2 bulan terakhir pasien mulai belajar berhenti merokok.
Riwayat minum minuman alkohol pada 16 tahun yang lalu saat pasien kerja di
terminal selama 1 tahun.
Riwayat konsumsi obat-obatan terlarang selama 2 bulan pada 16 tahun yang lalu
saat pasien bekerja di terminal, pemakaian jarum suntik berganti-ganti disangkal,
transfusi darah disangkal.
Riwayat Pribadi
Pasien adalah putra ke-8 dari 8 bersaudara. Ibu pasien meninggal saat
pasien berusia 3 tahun, dikatakan oleh pasien bahwa ibunya meninggal karena
serangan jantung, namun pasien tidak mengetahui pasti bagaimana riwayat
penyakit ibunya sebelum meninggal. Ayah pasien meninggal di usia ke-87,
meninggal karena sakit paru-paru dengan gejala batuk berdarah, pasien tidak
mengetahui bagaimana perjalanan penyakit ayahnya dan pengobatan apa saja
yang sudah dijalani. Anak pertama berjenis kelamin perempuan berusia 80 tahun
sudah memiliki 9 orang anak. Anak kedua berjenis kelamin perempuan berusia
72 tahun dan sudah memiliki 12 orang anak. Anak ketiga berjenis kelamin laki-
laki berusia 65 tahun dan sudah memiliki 3 orang anak. Anak keempat berjenis
kelamin laki-laki berusia 60 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak. Anak
kelima berjenis kelamin perempuan berusia 55 tahun dan sudah memiliki 3 orang
anak. Anak keenam berjenis kelamin perempuan berusia 56 tahun dan sudah
memiliki 2 orang anak. Anak ketujuh berjenis kelamin laki-laki berusia 51 tahun
dan sudah memiliki 2 orang anak. Anak kedelapan adalah pasien sendiri dengan
1 istri dan 4 orang anak. Anak pertama pasien berjenis kelamin perempuan
berusia 22 tahun dan sudah menikah, dalam keadaan sehat, saat ini ikut bersama
suaminya. Anak kedua pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 10 tahun dengan
pendidikan Sekolah Dasar, kesehatan dalam keadaan baik. Anak ketiga pasien
berjenis kelamin perempuan berusia 5 tahun, belum masuk jenjang pendidikan,
kesehatan dalam keadaan baik. Anak keempat pasien berjenis kelamin laki-laki
berusia 2 tahun, kesehatan dalam keadaan baik. Pasien tinggal berlima bersama
istri dan ketiga anaknya di rumah dengan tipe yang tidak diketahui yang terbuat
dari batu bata dan lantai dilapisi kramik, terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,
dan 1 dapur. Luas rumah sekitar 6x12 m2. Lokasi rumah dekat dengan wisata
arung jeram di sebuah perkampungan, perumahan tidak padat, jarak antara
rumah pasien dengan rumah tetanggnya tidak terlalu berdempetan satu sama lain
yang hanya berjarak kurang lebih 5 meter antara rumah satu dengan lainnya,
cahaya matahari masuk ke rumah pasien dengan baik saat pagi hari. Pasien
pernah meninggalkan rumah untuk bekerja di Bandung Soreang untuk bekerja
sebagai kuli galian pipa pada 7 bulan yang lalu. Saat bekerja disana pasien
sempat mengeluh kencing berdarah dan terdapat batu seperti biji pepaya, pasien
mengobatinya dengan obat herbal dan merasa ada perbaikan, tidak ada kencing
berdarah dan terdapat batu lagi.
Genogram
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS = 15 (E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : pertama masuk IGD : 110/70 mmHg
Laju nadi : 86 x/menit (reguler, kuat, penuh)
Laju napas : 17 x/menit (tipe abdominotorakal, irama
teratur)
Suhu : 37.8 o C per axilla
Status gizi :
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 19,6 kg/m2
Status gizi : normal
Bentuk badan : astenikus
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
5. Sensibilitas (kanan/kiri)
Permukaan (raba, suhu, nyeri):
Lengan : dalam batas normal
Tungkai : dalam batas normal
Tubuh : tidak dinilai
Dalam:
Rasa gerak : tidak dinilai
Rasa getar : tidak dinilai
Diskriminasi 2 titik : tidak dinilai
Sikap dan arah : tidak dinilai
Sistem otonom
Miksi :+
Defekasi :+
Sekresi keringat :+
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Rujukan 12/03/2018
HEMATOLOGI
Hemoglobin (g/dL) 12 - 14 g/dL 8,1
Leukosit (/uL) 4.000-10.000 /uL 11.100
Hematokrit (%) 40-54 % 26
Eritrosit (jt/uL) 4,4– 6 juta/uL 3,0
Trombosit (/uL) 150.000-450.000 /uL 228.000
MCV (fL) 80-100 fL 85
MCH (pg) 36-34 pg 30
MCHC (g/dl) 32-36 g/dl 36
KIMIA KLINIK
GDS (mg/dL) <140 mg/dL 99
Ureum (mg/dL) 19-43 418
Kreatinin (mg/dL) 0,66-1,25 13,16
URINE
Keton Negatif Negatif
Warna Kuning Kuning
Berat Jenis 1.003-1.030 g/mL 1.015
pH 5.0-6.0 6.0
Nitrit Negatif Negatif
Protein 0,03-0,15 mg/24 jam Pos (+/30)
Urobilinogen 0,1-1 U/dL (Normal) Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Eritrosit 0-3 sel/LPB 12-15
Leukosit 2-4 sel/LPB 4-6
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Kejernihan Jernih Agak Keruh
Glukosa Negatif Negatif
Pemeriksaan Polos Abdomen
Kesimpulan :
Pria 47 tahun datang dengan keluhan nyeri perut disertai rasa panas di
seluruh lapang perut yang dirasakan hilang timbul sejak 7 bulan yang lalu. Saat
pasien bekerja sebagai kuli galian pipa, pasien pernah mengalami kencing
berdarah disertai batu yang keluar seperti biji pepaya. Keluhan pasien disertai
dengan adanya lemas, cepat lelah, dan nafsu makan menurun, jika ingin makan
pasien merasa mual dan diikuti muntah juga dialami oleh pasien, muntah berupa
sisa makanan atau air saja. Menurut istri pasien, selama keluhan berlangsung
pasien jadi suka marah-marah, terkadang mengamuk, bicara tidak jelas, dan jika
diajak bicara tidak nyambung. Pasien pernah berobat ke Poliklinik Penyakit
Dalam untuk mengatasi keluhannya, dilakukan foto rontgen pada bagian perut
dan diidentifikasi bahwa adanya batu pada ginjal kanan dan kiri disertai
pembengkakan.
Pada 6 minggu yang lalu keluhan yang sama kembali dirasakan oleh
pasien dan berobat ke RS Pelabuhanratu. Setelah diperiksa pasien dinyatakan
gagal ginjal oleh dokter spesialis penyakit dalam dan disarankan menjalani
haemodialisa di RSUD R. Syamsudin, namun pasien menolak. Pada 1 bulan
yang lalu pasien kembali merasakan keluhan yang sama dan disertai demam naik
turun. Kemudian pasien dibawa ke RSUD R. Syamsudin SH untuk dirawat dan 3
hari setelah dirawat pasien minta dipulangkan. Pada 12 hari SMRS, pasien
kembali mengalami keluhan yang sama disertai demam tinggi, saat di IGD suhu
pasien mencapai 38oC. Pasien dirawat dan setelah 5 hari dirawat pasien minta
dipulangkan kembali. Pada 4 hari SMRS pasien kembali datang ke RSUD R.
Syamsudin SH dengan keluhan demam menetap sepanjang hari disertai BAB
dengan feses warna hitam, lunak, dan lengket. Pasien juga nyeri saat berkemih
tanpa disertai BAK berdarah maupun urine bercampur pasir. Pasien merasa jadi
sering BAK yang keluar sedikit-sedikitsaat dalam perawatan di rumah sakit
sehingga pasien dipakaikan popok dewasa.
Pemeriksaan fisik :
Tanda-tanda vital :
Abdomen :
Punggung :
Inspeksi : gerak napas tampak simetris dalam keadaan statis dan
dinamis.
Palpasi : gerak napas teraba simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Perkusi : sonor +/+, nyeri ketok CVA +/+
Auskultasi : vesikular +/+, ronkhi (-/-), wheezing -/-
Pemeriksaan lab:
Hb : 8,1 g/dL
Leukosit : 11.100 /uL
Hematokrit : 26 %
Eritrosit : 3.0 Juta/uL
Ureum : 418 mg/dL
Kreatinin : 13.16 mg/dL
Eritrosit Urine : 12-15 sel/LPB
Leukosit Urine : 4-6 sel/LPB
Diagnosis kerja
Abdomen :
Jadi, kebutuhan kalori perhari untuk pasien ini adalah 1.527,5 kkal
Distribusi makronutrien:
Lemak: 25-30% dari total kalori 25% x 1.527,5 = 380 kkal setara
dengan 42 gram
Hemodialisa 2 kali / minggu
Farmakoterapi:
o Furosemide 3 x 40 mg IV
o Aminoral tab 3x1 PO
o Bicnat 3 x 500 mg PO
o Bionemi 1 x 1 PO
o Asam folat 1 x 5 mg PO
Abdomen :
Laboratorium:
Hb : 8,1 g/dL
Leukosit : 11.100 /uL
Hematokrit : 26 %
Eritrosit : 3.0 Juta/uL
Eritrosit Urine : 12-15 sel/LPB
Leukosit Urine : 4-6 sel/LPB
4. Diagnosis Banding: Infeksi Saluran Kemih
5. Diagnosis Kerja: Hidronefrosis ec Nefrolitiasis
6. Rencana Pemeriksaan:
Pemeriksaan urinalisis
7. Tata Laksana:
Dianjurkan untuk minum banyak air putih 1,5-2 Liter / hari.
Diet rendah kalsium.
Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong
terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi
makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-
kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan
makanan tersebut dikurangi.
Furosemide 3 x 40 mg IV
Ibuprofen tab 3 x 400 mg PO
Rencana tindakan ESWL
C. Pria 47 tahun dengan Anemia Normositik Normokromik
1. Anamnesis
Pasien mengeluh lemas, cepat lelah, dan nafsu makan menurun
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 8,1 g/dL
Leukosit : 11.100 /uL
Hematokrit : 26 %
Eritrosit : 3.0 Juta/uL
4. Diagnosis Kerja: Anemia Normositik Normokrom
5. Tata laksana
Edukasi pasien makan makanan yang mengandung kadar zat besi
tinggi (ati/ampela ayam, daging merah, sayur hijau)
Bionemi 1 x 1 caps
Asam folat 1 x 5 mg
Abdomen :
3. Pemeriksaan penunjang
Cek darah rutin
Gastroendoskopi
4. Diagnosis banding: Melena ec Ulkus Duodenum
5. Diagnosis kerja: Melena ec Gastritis Erosif
6. Tata laksana
Inj. Ranitidin 30 mg 2 x 1 amp
Inj. Ondansentron 4 mg 2 x 1 amp
Sucralfat sirup 3 x 1 C
Inj. Cefoperazone vial 1 gr 2 x 1
Inj. Vit. K 3 x 1 amp
Inj. Asam tranexamat 100 mg 3 x 1 amp
KESIMPULAN
Rangkuman terapi :
o Pemakaian oksigen
o Furosemide 3 x 40 mg IV
o Aminoral tab 3x1 PO
o Bicnat 3 x 500 mg PO
o Bionemi 1 x 1 PO
o Asam folat 1 x 5 mg PO
o Ibuprofen tab 3 x 400 mg PO
o Inj. Ranitidin 30 mg 2 x 1 amp
o Inj. Ondansentron 4 mg 2 x 1 amp
o Sucralfat sirup 3 x 1 C
o Inj. Cefoperazone vial 1 gr 2 x 1
o Inj. Vit. K 3 x 1 amp
o Inj. Asam tranexamat 100 mg 3 x 1 amp
o Haloperidol tab 1,5 mg 3 x 1 PO
Prognosis :