Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AUDIT INTERNAL

PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN

BAGIAN FARMASI

Oleh:

dr. Mochammad Fajar Bhayrully

Pembimbing :

dr. Farida Indriawati


NIP:197010242002122001

PUSKESMAS LEUWISADENG

2020
KATA PENGANTAR

Dalam rangka menilai sistem manajemen dan kinerja pelayanan bagian farmasi
puskesmas Leuwisadeng untuk memastikan sistem manajemen mutu dapat mendukung
kemampuan puskesmas Leuwisadeng dan kepentingan puskesmas Leuwisadeng.

Tujuan audit internal ini disusun untuk memastikan terselenggaranya pelayanan


kesehatan yang bermutu dengan memantau kesesuaian antara kondisi aktual dengan regulasi
maupun standard yang telah ditetapkan, agar manajemen dapat melakukan upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Dengan adanya audit internal puskesmas Leuwisadeng ini, diharapkan semua


kegiatan layanan dapat terstandar. Audit internal ini digunakan untuk menilai kemampuan
organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk produk dan persyaratan organisasi sendiri.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.

Akhir kata kami berharap audit internal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Leuwisadeng, 2020

Kepala Puskesmas Leuwisadeng

dr. Farida Indriawati


NIP:197010242002122001

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................................3

Bab I : Latar Belakang

I. Latar Belakang..............................................................................................4
II. Tujuan...........................................................................................................4

Bab II : Rencana Audit Internal

I. Lingkup Audit...............................................................................................5
II. Objek Audit...................................................................................................5
III. Standart Kriteria............................................................................................5
IV. Auditor..........................................................................................................5
V. Proses Audit..................................................................................................5
VI. Hasil dan Analisis Hasil Audit......................................................................5
VII. Rekomendasi dan Batas Waktu Penyelesaian...............................................5

Bab III : Proses Pelaksanaan Audit Internal

I. Jadwal Audit.................................................................................................6
II. Tim Audit.....................................................................................................6
III. Auditee.........................................................................................................6
IV. Instrumen audit.............................................................................................6

Bab IV : Hasil dan Analisis Penelitian..........................................................................10

Bab V : Penutup

I. Kesimpulan.................................................................................................17
II. Saran...........................................................................................................17

3
BAB I
LATAR BELAKANG

I. Latar belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayang kerjanya. Puskesmas merupakan
fasilitas penting di masyarakat karena dengan adanya puskesmas tingkat kesehatan
masyarakat sekitar dapat meningkat lewat beberapa kegiatan yang ada di puskesmas. Salah
satu unit yang berperan agar terlaksananya kegiatan puskesmas adalah pelayanan farmasi.
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian mempunyai tujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien.
Untuk menjaga kualitas dari puskesmas, perlu dilakukan audit internal terhadap
kinerja sebagai langkah untuk melakukan perbaikan mutu dan kinerja dalam upaya mencapai
sasaran/indikator mutu yang ditetapkan agar keberhasilan manajemen mutu puskesmas dapat
dipertahankan dengan baik. Karena hal tersebut maka dilakukanlah audit terhadap bagian
farmasi agar tujuan dari farmasi tercapai maksimal dan menjaga kualitas puskesmas tetap
baik.

II. Tujuan
A. Tujuan Umum
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi data
dan fakta sebagai dasar untuk mendukung keberhasilan manajemen mutu Puskesmas
Leuwisadeng.
B. Tujuan Khusus
Agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi
bagaimana penggunaannya.

4
BAB II
RENCANA AUDIT INTERNAL

I. Lingkup audit
Pelayanan UKP farmasi meliputi petugas farmasi dan standard operasional prosedur
(SOP) farmasi

II. Objek audit


 Pemenuhan sumber daya terhadap standar sumber daya
 Kepatuhan proses pelayanan terhadap SOP
 Capaian kinerja pelayanan belum ditetapkan
 Kesesuaian terhadap standar akreditasi belum ditetapkan
 Keselamatan pasien

III. Standard kriteria yang digunakan yaitu : SOP pemberian obat kepada pasien dan
pelabelan

IV. Auditor : Auditor UKM

V. Proses Audit :
 Menetapkan jadwal Audit
 Menetapkan Tim Audit
 Menetapakan Auditee
 Membuat Instrumen Audit
 Membuat Laporan Audit

VI. Hasil dan Analisis Hasil Audit


SDM, proses pelakasanaan dan kinerja farmasi telah sesuai standar

VII. Rekomendasi dan batas waktu penyelesaian yang disepakati bersama dengan Auditee

5
BAB III
PROSES PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL

I. Jadwal audit
Setelah dilakukan rapat internal puskesmas Leuwisadeng, diputuskan audit internal
dilaksanakan pada Senin, 29 Juni 2020 – Sabtu, 4 Juli 2020. Untuk audit bagian
farmasi dilakukan pada Kamis, 2 Juli 2020 dan Kamis, 9 Juli 2020.

II. Tim audit


Tim audit adalah dokter Mochammad Fajar Bhayrully yang merupakan dokter
internsip di puskesmas Leuwisadeng.

III. Auditee
Auditee adalah Asep Supriatin sebagai penanggung jawab farmasi puskesmas
Leuwisaden dan para staff puskesmas Leuwisadeng yang membantu di farmasi

IV. Instrumen audit


SOP pemberian obat kepada pasien dan pelabelan berbentuk,
a. Kuesioner untuk wawancara
b. Panduan observasi
c. Check list
Berikut SOP yang menjadi instrumen audit,

No Langkah Kegiatan Ya Tidak


1. Apakah pengelola obat menyiapkan alat untuk meracik
obat dan alat tulis, menyiapkan obat sesuai dengan
perkiraan kebutuhan pada hari itu melalui buku harian
obat

2. Apakah pengelola obat mengatur letak obat secara


alfabetis sehingga memudahkan dan mempercepat proses
pelayanan

6
3. Apakah pengelola obat memberikan daftar obat yang tidak
tersedia dan daftar obat baru di ruang pelayanan obat
kepada petugas medis (sewaktu-waktu ada perubahan
daftar)

4. Apakah pengelola obat menyediakan tempat untuk


meletakan resep dan diberi tulisan yang jelas

5. Apakah pengelola obat mengambil resep sesuai urutan


awal pasien memberikan resep

6. Apakah pengelola obat membaca dan meneliti resep yang


diterima dengan berpedoman pada 5B + 1W( Benar obat,
benar pasien, benar dosis, benar cara pemberian, benar
waktu pemberian, dan waspada inkompatibilitas obat)

7. Apabila resep belum benar sesuai pedoman 5B + 1W


Apakah pengelola obat selalu konsultasikan kembali
kepada penulis resep

8. Bila resep sudah benar dan obat tersedia apakah pengelola


obat menyiapkan obat sesuai dengan resep

9. Apakah pengelola obat Beri etiket dan label yang sesuai


dengan resep dengan mencantumkan nama pasien, tanggal
pembuatan resep, cara penggunaan obat, jumlah obat
yang harus dikonsumsi dan instruksi lain sesuai perintah di
resep
10. Apakah pengelola obat memeriksa Obat yang sudah diberi
etiket dan label dikemas dan diteliti kembali untuk
diserahkan kepada pasien

11. Apakah pengelola obat memberikan obat kepada pasien


2 sesuai nama, umur dan alamat pasien. Kemudian
menjelaskan pemakaian obat, efek samping obat serta
cara penyimpanan obat dirumah.

7
12. Apakah pengelola obat menanyakan kepada pasien apakah
penjelasan yang diberikan sudah dimengerti dan tanyakan
apakah ada hal lain yang ingin ditanyakan berkenaan
dengan pemakaian obat

13. Apakah pengelola obat meminta nomor telepon


pasien/keluarga yang bisa dihubungi

14. Apakah pengelola obat mengucapkan terima kasih dengan


senyum

15. Apakah pengelola obat mengembalikan dan merapikan


obat pada tempatnya lalu menghitung pengeluaran obat
yang ada di buku harian

16. Apakah pengelola obat mencatat jenis obat yang habis


untuk dimintakan kegudang obat Puskesmas

17. Apakah pengelola obat memberitahu bila di gudang obat


Puskesmas tidak ada maka diinformasikan besok paginya
kepada petugas medis

18. Apakah pengelola obat membersihkan ruangan tempat


pelayanan

19. Apakah Pengelola obat membersihkan mortar dan stamfer

20. Apakah pengelola obat mencatat jumlah obat yang keluar


dan data pasien

21. Apakah pengelola obat membuat Rekapitulasi bulanan


pengeluaran obat dengan LPLPO setiap akhir bulan dan
dilaporkan ke unit farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor

22. Apakah pengelola obat Dalam keadaan mendesak untuk


obat-obat yang habis dapat segera dimintakan ke unit
farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

8
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Setelah dilakukan audit internal bidang farmasi pada Kamis, 2 Juli 2020 dan Kamis, 9
Juli 2020. Berikut hasil dan analisis dari audit bidang farmasi,

9
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1. Apakah pengelola obat menyiapkan alat untuk meracik


obat dan alat tulis, menyiapkan obat sesuai dengan
perkiraan kebutuhan pada hari itu melalui buku harian
obat

Analisis:

Pengelola obat mengatakan selalu mencatat perkiraan kebutuhan obat di buku harian obat di
rumahnya. Tetapi selama 2 hari audit pengelola obat tidak membawa bukunya, sehingga tidak
dapat dibuktikan.

2. Apakah pengelola obat mengatur letak obat secara


alfabetis sehingga memudahkan dan mempercepat proses
pelayanan 
Analisis:

Ini merupakan hal penting, terbukti dari jika bukan pak asep yang bertugas, staff puskesmas
lain bingung dimana obat yang diminta oleh resep dan ini dapat menyebabkan lamanya
pelayanan atau bahkan dapat diganti obat karena staff yang tidak tahu dimana obatnya
menganggap obat tersebut habis.

3. Apakah pengelola obat memberikan daftar obat yang tidak


tersedia dan daftar obat baru di ruang pelayanan obat
kepada petugas medis (sewaktu-waktu ada perubahan
daftar)

Analisis:

Pengelola obat melakukan sosialisasi daftar obat yang tersedia dan tidak tersedia kepada
petugas medis setiap awal bulan.

10

4. Apakah pengelola obat menyediakan tempat untuk
meletakan resep dan diberi tulisan yang jelas

Analisis:

Pengelola obat sudah menyediakan tempat untuk meletakan resep dan diberi tulisan yang
cukup jelas.


5. Apakah pengelola obat mengambil resep sesuai urutan
awal pasien memberikan resep

Analisis:

Pengelola obat sudah mengambil resep sesuai urutan awal pasien memberikan resep.

6. Apakah pengelola obat membaca dan meneliti resep yang


diterima dengan berpedoman pada 5B + 1W( Benar obat,
benar pasien, benar dosis, benar cara pemberian, benar 62
waktu pemberian, dan waspada inkompatibilitas obat)

Analisis:

Pengelola obat sudah membaca dan meneliti resep yang diterima dengan berpedoman pada
5B + 1W( Benar obat, benar pasien, benar dosis, benar cara pemberian, benar waktu
pemberian, dan waspada inkompatibilitas obat).

7. Apabila resep belum benar sesuai pedoman 5B + 1W


Apakah pengelola obat selalu konsultasikan kembali
6 1
kepada penulis resep

Analisis:

Dari 7 resep yang tidak sesuai pedoman 5B + 1W, ada 1 resep yang pengelola obat tidak
konsultasikan ke penulis resep.

11

8. Bila resep sudah benar dan obat tersedia apakah pengelola
obat menyiapkan obat sesuai dengan resep

Analisis:

Pengelola obat selalu menyiapkan obat sesuai dengan resep yang tertulis.

9. Apakah pengelola obat Beri etiket dan label yang sesuai


dengan resep dengan mencantumkan nama pasien, tanggal
pembuatan resep, cara penggunaan obat, jumlah obat
yang harus dikonsumsi dan instruksi lain sesuai perintah di

resep

Analisis:

Pengelola obat sudah memberikan etiket dan label pada obat yang akan diberikan ke pasien,
tetapi pengelola obat tidak mencantumkan apapun di etiket dan label kecuali cara penggunaan
obat. Hal ini dapat disebabkan ramainya pasien sehingga pengelola obat tidak sempat untuk
menulis nama, tanggal, dan jumlah obat.

10. Apakah pengelola obat memeriksa Obat yang sudah diberi


etiket dan label dikemas dan diteliti kembali untuk
57 5
diserahkan kepada pasien

Analisis:

Dari 62 resep yang masuk ke farmasi, 5 resep tidak diteliti kembali oleh pengelola obat yang
saat itu adalah staff puskesmas bidang lain yang sedang membantu farmasi.

12
11. Apakah pengelola obat memberikan obat kepada pasien
2 sesuai nama, umur dan alamat pasien. Kemudian
menjelaskan pemakaian obat, efek samping obat serta 57 5
cara penyimpanan obat dirumah.

Analisis:

Dari 62 resep yang masuk ke farmasi, 5 resep tidak dijelaskan cara pemakaian obat oleh
pengelola obat yang saat itu adalah staff puskesmas bidang lain yang sedang membantu
farmasi.

12. Apakah pengelola obat menanyakan kepada pasien


apakah penjelasan yang diberikan sudah dimengerti
dan tanyakan apakah ada hal lain yang ingin 62
ditanyakan berkenaan dengan pemakaian obat

Analisis:

Pengelola obat hanya menjelaskan kepada pasien mengenai cara penggunaan obat saja tanpa
menanyakan kembali apakah pasien sudah paham atau ada yang ditanyakan atau tidak.


13. Apakah pengelola obat meminta nomor telepon
pasien/keluarga yang bisa dihubungi

Analisis:

Pengelola obat tidak meminta nomor telepon pasien/keluarga yang bisa dihubungi.

14. Apakah pengelola obat mengucapkan terima kasih dengan


senyum 62

Analisis:

13
Berdasarkan wawancara kepada pengelola obat hal ini tidak dilakukan karena dahulu pernah
dilakukan tetapi ada beberapa pasien yang risih terhadap senyuman yang diberikan petugas
obat. Sehingga mulai saat itu pengelola obat tidak mengucapkan terima kasih dengan
senyum.

15. Apakah pengelola obat mengembalikan dan merapikan


obat pada tempatnya lalu menghitung pengeluaran obat
yang ada di buku harian 
Analisis:

Pengelola obat mengatakan selalu mencatat pengeluaran obat di buku harian obat di
rumahnya. Tetapi selama 2 hari audit pengelola obat tidak membawa bukunya, sehingga tidak
dapat dibuktikan.


16. Apakah pengelola obat mencatat jenis obat yang habis
untuk dimintakan kegudang obat Puskesmas

Analisis:

Hal ini dikarenakan pengelola obat merupakan petugas farmasi dan petugas gudang obat
juga. Sehingga pengelola obat merasa tidak perlu mencatat karena jika obat di farmasi habis
tinggal ambil di ruang obat.

17. Apakah pengelola obat memberitahu bila di gudang obat


Puskesmas tidak ada maka diinformasikan besok paginya
kepada petugas medis 
Analisis:

Pengelola obat selalu memberi tahu petugas medis jika obat yang di resepkan tidak ada atau
habis.

14

18. Apakah pengelola obat membersihkan ruangan tempat
pelayanan

Analisis:

Pengelola obat selalu membersihkan ruangan tempat pelayanan setelah selesai pelayanan.


19. Apakah Pengelola obat membersihkan mortar dan stamfer

Analisis:

Pengelola obat selalu membersihkan mortar setelah selesai pelayanan.


20. Apakah pengelola obat mencatat jumlah obat yang keluar
dan data pasien

Analisis:

Pengelola obat mengatakan selalu mencatat pengeluaran obat di buku harian obat di
rumahnya. Tetapi selama 2 hari audit pengelola obat tidak membawa bukunya, sehingga tidak
dapat dibuktikan.

21. Apakah pengelola obat membuat Rekapitulasi bulanan


pengeluaran obat dengan LPLPO setiap akhir bulan dan
dilaporkan ke unit farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor

Analisis:

Pengelola obat mengatakan selalu membuat Rekapitulasi bulanan pengeluaran obat dengan
LPLPO setiap akhir bulan dan dilaporkan ke unit farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

15
22. Apakah pengelola obat Dalam keadaan mendesak untuk
obat-obat yang habis dapat segera dimintakan ke unit
farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. 
Analisis:

Hal ini dikarenakan birokrasi dinas kesehatan kabupaten yang bogor yang bertele-tele
sehingga pengelola obat tidak mau berurusan dengan dinas.

BAB V
PENUTUP

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil audit pada hari kamis 9 Juli 2020 dapat disimpulkan bahwa
bidang farmasi puskesmas Leuwisadeng masih belum menjalankan SOP pemberian obat
kepada pasien dan pelabelan dengan baik. Terlihat dari masih ada poin-poin SOP yang
belum terpenuhi saat di lapangan.

II. Saran
Tim audit mempunyai beberapa saran untuk poin-poin SOP yang belum
terpenuhi, yaitu
1. Lebih baik pengelola obat menyimpan buku harian catatan obat di puskesmas,
sehingga pencatatan dapat dibuktikan dan tersedia jika tiba-tiba dibutuhkan
untuk suatu laporan atau hal lain.
2. Sebaiknya pengelola obat menyusun peletakan obat di depot obat sesuai alfabetis
agar tidak menyulitkan staff puskesmas yang ingin membantu.
3. Mencantumkan tanggal pembuatan obat pada pembungkus obat sebelum
memulai pelayanan. Untuk nama pasien mungkin di pendaftaran bisa mencetak
label nama pasien yang dapat ditempel, jadi bisa langsung di tempel nanti di obat
pasien

16
4. SOP farmasi dicantumkan di ruangan farmasi agar staff puskesmas yang akan
membantu bidang farmasi dapat membaca dahulu SOP farmasi.
5. Setelah memberikan obat kepada pasien, pengelola obat tanya kembali apakah
sudah paham dan jika sudah paham, tetap ucapkan terima kasih dan senyum.
6. Nomor telepon pasien lebih baik sudah dimintakan di pendaftaran sehingga tidak
diperlukan lagi di farmasi
7. Pengelola obat tetap harus melakukan pencatatan obat masuk, obat keluar,obat
habis walaupun pengelola obat bertugas sebagai petugas gudang obat juga.

17

Anda mungkin juga menyukai