Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERIRIT II
Jln. Raya Seririt-Gilimanuk, ds Banjarasem, Kecamatan Seririt
E-MAIL: puskesmassrt2@gmail.com Kode Pos. 81153

KERANGKA ACUAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL GUDANG OBAT


PUSKESMAS SERIRIT II
TAHUN 2018

I. Pendahuluan
Menurut Departemen Kesehatan RI tentang standar Pelayanan Puskesmas
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Obat dapat meningkatkan derajat kesehatan,
menambah kepercayaan dan terlibat dalam pelayanan kesehatan.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dilakukan dengan
meningkatkan berbagai fasilitas pelayanan termasuk diantaranya bidang farmasi.
Pelayanan obat juga tidak dapat lepas dari prinsip penggunaan obat yang rasional yaitu
pemilihan obat yang tepat sesuai dengan tujuan pengobatan. Dengan demikian, sektor
memerlukan pengelolaan yang professional dengan mengutamakan efisiensi, baik pada
pemilihan, penyelenggaraan stok, penggunaan maupun pada prosses perencanaannya
sendiri. Rendahnya mutu perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas merupakan faktor
penting yang sangat mempengaruhi tidak optimalnya persediaan obat. Faktor saat
dibutuhkan serta pengawasan penggunaan yang masih kurang.
Persediaan atau inventory adalah sumber daya yang disimpan untuk memenuhi
permintaan saat ini dan masa yang akan datang. Persediaan merupakan bagian yang
besar dari modal yang ditanamkan dan biaya penyimpanan persediaan. Terdapat empat
fungsi dasar manajemen pengelolaan obat yaitu seleksi, pengadaan, distribusi dan
penggunaan. Untuk memastikan bahwa kegiatan sistem mutu telah sesuai dengan
ketentuan/ standar yang di jadikan acuan maka peru di laksanakan audit internal
puskesmas. Audit merupakan kegiatan mengumpulkan informasi melalui interaksi
secara sistematis (pemeriksaan, pengukuran, dan penilaian yang berujung pada
penarikan kesimpulan ), obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas
penggalian nilai dan manfaat dengan cara membandingkan antar standar yang telah
disepakati bersama dengan apa yang dilaksanakan di lapangan.
Kriteria audit adalah kriteria yang digunakan untuk melakukan audit
berdasarkan standar yang digunakan dalam penilaian audit.
Secara umum dikenal 2 jenis audit, yaitu:
1. Audit internal
Adalah suatu proses penilaian yang dilakukan di dalam suatu organisasi oleh
auditor internal yang juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan internal
organisasi sendiri. Dalam kaitannya dengan audit internal puskesmas, tim audit internal
yang dibentuk oleh kepala puskesmas dengan berdasarkan pada standar kinerja dan
standar akreditasi yang digunakan.
2. Audit eksternal
Adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi dengan
menggunakan standar tertentu. Sebagai contoh audit jenis ini dapat dilakukan Komisi
Akreditasi kepada Puskesmas dengan mengacu pada standar akreditasi, atau audit yang
dilakukan BPJS terhadap FKTP yang menjadi mitra atau audit dari BPK terhadap
pengelolaan keuangan Puskesmas, dan lain sebagainya.

II. Latar Belakang


Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut aspek
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat.
Perencanaan kebutuhan obat merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan
menentukan jumlah dan jenis obat dalam rangka pengadaan. Pengadaan obat adalah
suatu proses untuk pengadaan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan.
Tujuannya adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu
yang tinggi dan dapat diperoleh pada jangka waktu yang tepat. Penyimpanan obat
adalah suatu kegiatan pengaman dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima
pada tempat yang dinilai aman. Distribusi obat adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
rangka pengeluaran dan peneriamaan obat-obatan yang bermutu dari gudang obat
secara merata dan teratur dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Pengawasan
merupakan fungsi terakhir dari manajemen yang berkaitan erat dengan fungsi
perencanaan, melalui pengawasan standar keberhasilan program yang dituangkan dalam
bentuk, target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil
yang telah dicapai (Hasibuan, 2003)
Sedangkan pengawasan obat adalah untuk menjamin keadaan obat yang ada,
baik pencatatan dan pelaporannya dari dan ke unit-unit yang ada.
Sasaran pokok pencatatan obat di puskesmas adalah terlaksananya tertib
administrasi dan pengelolaan obat, tersedianya data yang akurat dan tepat waktu dan
tersedianya data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian oleh unit yang lebih
tinggi.
Untuk menilai Pengeloaan Perbekalan Kefarmasian Di Gudang Obat
Puskesmas perlu dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan dapat
diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk melakukan perbaikan
dan penyempurnaan baik pada sistem pelayanan maupun system manajemen.
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas dengan berdasarkan pada standar kinerja dan standar akreditasi yang
digunakan.

III.Tujuan Audit
a. Tujuan Umum
Tersedianya setiap saat obat diperlukan dalam jumlah yang cukup dan terjamin
untuk mendukung pelayanan yang bermutu, serta untuk mencegah terjadinya
stagnasi pada unit obat.

b. Tujuan Khusus
- Peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan obat.
- Terlaksananya optimalisasi penggunaan obat.
- Penggunaan obat secara tepat dan rasional.

IV. Kegiatan Pokok


a. Lingkup Audit
Lingkup audit internal adalah Upaya Kesehatan Perorangan Gudang Obat

b. Kegiatan Audit dan Rencana Kegiatan


KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
Penyusunan rencana Menentukan unit kerja yang akan di audit, Menentukan
audit tujuan audit, Membuat jadwal audit, Menyiapkan
instrument audit
Pelaksanaan audit Auditor menyampaikan jadwal pelaksanaan audit
kepada auditee yang telah ditentukan menggunakan
audit yang telah disusun
Pengumpulan Data audit Auditor mengumpulkan data dari petugas Gudang Obat
menggunakan instrument audit berdasarkan Standar
Operasional Prosedur
Analisis hasil audit Auditor menganalisis data yang sudah didapat,
membuat rumusan masalah, menentukan prioritas
masalah, dan membuat rencana tindak lanjut bersama
auditee
Pelaporan dan Auditor menyampaikan hasil audit kepada Kepala
diseminasi hasil Puskesmas dan Tim Manajemen Puskesmas

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Kriteria audit yang digunakan :
Pelayanan Lingkup Objek Audit Kriteria Keterangan
Upaya Kesehatan Gudang Obat o Petugas Gudang Obat o Wawancara
Perorangan o Proses Pengelolaan o Daftar ceklist
Gudang Obat kelengkapan
ObatPerorangan o Hasil pengelolaan Penunjang
Obat Gudang Obat

b. Metode audit internal ini adalah wawancara, dan melihat dokumen dan rekaman
yang ada.
c. Instrumen audit
Instrumen yang digunakan dalam melakukan audit internal ini meliputi kuisioner
wawancara, dan check list sesuai standar kriteria yang ditentukan.
1. Sasaran
a. Upaya Kesehatan Perorangan
Gudang Obat
- Wayan Eka Merti Suyadnyani
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Audit I : 26 Januari 2018
Audit II : 26 Juli 2018
3. Pencatatan,Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan
Auditor internal mencatat / mendokumentasikan keseluruhan proses kegiatan
audit internal, dan hasil temuan audit, hasil analisis, dan rencana tindak lanjut yang
disepakati bersama dengan auditee. Keseluruhan kegiatan audit internal dievaluasi
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam melaksanakan audit.
Auditor menyampaikan hasil kegiatan audit internal kepada ketua tim mutu.
Hasil audit akan disampaikan kembali saat rapat tinjauan manajemen.
Seririt , 19 Januari 2018

Ketua TIM Audit Internal


UPT Puskesmas Seririt II

dr. I Putu Surya Sujana


NIP 19881221.201412.1.001

Anda mungkin juga menyukai