Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN MEMPAWAH

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK


DAN KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS RAWAT JALAN ANTIBAR
Jalan Pangsuma Desa Antibar
Kecamatan Mempawah Timur Kode Pos 78917

KERANGKA ACUAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL


UNIT KEFARMASIAN (APOTIK)
PUSKESMAS RAWAT JALAN ANTIBAR
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Monitoring dan penilaian kinerja Puskesmas dilakukan sebagai wujud
akuntabiltas puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai
mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik melalui supervisi, laporan
capaian kinerja, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja
semester, dan penilaian kinerja tahunan.
Audit internal merupakan salah satu mekanisme untuk menilai kinerja
puskesmas yang dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas berdasarkan standar/kriteria/target yang ditetapkan.
Agar pelaksanaan audit internal dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
maka di susun kerangka acuan kegiatan audit intenal.

B. LATAR BELAKANG.
Pelayanan kefarmasian dipuskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dari upaya pelaksanaan kesehatan, yang sangat berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan
konsumen itu sendiri dalam hal ini adalah pasien.
Pasien yang puas adalah aset yang sangat berharga karena apabila pasien
puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya. Untuk
menciptakan kepuasan pasien, puskesmas harus membentuk dan mengolah suatu
sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pasiennya.
Standar kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian dipuskesmas
meliputi pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis.
Pelayanan farmasi klinis meliputi pengkajian resep, penyerahan dan pemberian
informasi obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, ronde/visite pasien pada
puskesmas rawat inap, pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
Selain meningkatkan kepuasan pelanggan, puskemas juga perlu meningkatkan
keselamatan pasien dengan memperhatikan 6 sasaran keselamatan pasien salah
satunyanya yg berhubungan erat dengan pelayanan di unit kefarmasian adalah tidak
terjadinya kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien.
Dari uraian diatas maka Puskesmas Rawat Jalan Antibar perlu meningkatkan
stardar pelayanan di unit kefarmasian (apotik) dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dimasyarakat salah satunya dengan dilakukannya audit internal di unit
kefarmasian (apotik).

C. TUJUAN AUDIT
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari audit internal di Puskesmas Rawat Jalan Antibar
adalah untuk memastikan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu dengan memantau kesesuaian antara kondisi aktual dengan regulasi
maupun standar yang telah ditetapkan, agar manajemen dapat melakukan
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Jalan
Antibar.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari audit internal antara lain :
a. Terlaksananya monitoring implementasi sistem manajemen mutu yang
diterapkan di Puskesmas.
b. SOP yang telah dibuat digunakan dengan semestinya demi peningkatan
mutu di Puskesmas.
c. Meningkatkan kepatuhan petugas apotik terhadap SOP pemberian obat
kepada pasien sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Lingkup audit
Pelayanan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) di Unit Kefarmasian (Apotik).
2. Kegiatan Audit dan Rincian kegiatan :
a. Penyusunan rencana program audit
b. Penyusunan KAK audit internal unit kefarmasian (apotik)
c. Pemberitahuan kepada unit yang akan diaudit
d. Pelaksanaan kegiatan audit sesuai jadwal
e. Analisis hasil audit
f. Tindak lanjut hasil audit
g. Monitoring pelaksanaan tindak lanjut
h. Menyusun laporan audit internal
i. Penyampaian laporan hasil audit dan tindak lanjutnya
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Objek audit internal, kepatuhan petugas terhadap SOP pemberian obat
2. Kriteria audit internal yang digunakan adalah SOP pemberian obat kepada
pasien.
3. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan audit internal di Kefarmasian
adalah wawancara, observasi serta meminta peragaan yang dilakukan oleh
auditee
4. Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik dan daftar pertanyaan.

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ALOKASI WAKTU


Audit internal di Unit Kefarmasian (Apotik) akan dilaksanakan sebanyak 2 kali
dalam 1 tahun, yaitu audit I pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 11.00 Wib sd selesai dan
audit II pada tanggal 4 November 2019 pukul 11.00 wib sd selesai.
Auditor yang melakukan proses audit internal yaitu :
1. Gesy Wiziaresmi, A.Md.Kg
2. Nur Sriharti, A.Md.Gz
3. Dian Wahyuni, SKM

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan audit dilakukan untuk menilai apakah pelaksanaan


audit sesuai dengan jadwal yang sudah disusun setiap enam bulan sekali di Unit
Kefarmasian. Jika terjadi ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan audit dilaporkan
kepada ketua tim audit untuk dibahas bersama dalam tim audit internal.

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Audit internal harus mencatat dan mendokumentasikan keseluruhan proses


kegiatan audit internal dan melaporkan hasil temuan audit, hasil analisis, dan rencana
tindak lanjut yang disepakati bersama dengan auditee. Keseluruhan kegiatan audit
internal harus dievaluasi sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam
melaksanakan audit.

Anda mungkin juga menyukai