Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

AUDIT INTERNAL UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


FARMASI PUSKESMAS CIKANCUNG
2018

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIKANCUNG
Jln. Raya Cikancung Desa Mandalasari Telp. 022 87790646 Kode Pos 40396
I. Pendahuluan
Menurut Departemen Kesehatan RI tentang standar Pelayanan
Puskesmas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Obat dapat meningkatkan derajat kesehatan, menambah kepercayaan dan terlibat
dalam pelayanan kesehatan.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dilakukan
dengan meningkatkan berbagai fasilitas pelayanan termasuk diantaranya bidang
farmasi. Pelayanan obat juga tidak dapat lepas dari prinsip penggunaan obat yang
rasional yaitu pemilihan obat yang tepat sesuai dengan tujuan pengobatan.
Dengan demikian, sektor memerlukan pengelolaan yang professional dengan
mengutamakan efisiensi, baik pada pemilihan, penyelenggaraan stok,
penggunaan maupun pada prosses perencanaannya sendiri. Rendahnya mutu
perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas merupakan faktor penting yang
sangat mempengaruhi tidak optimalnya persediaan obat. Faktor saat dibutuhkan
serta pengawasan penggunaan yang masih kurang.
Persediaan atau inventory adalah sumber daya yang disimpan untuk
memenuhi permintaan saat ini dan masa yang akan datang. Persediaan
merupakan bagian yang besar dari modal yang ditanamkan dan biaya
penyimpanan persediaan. Terdapat empat fungsi dasar manajemen pengelolaan
obat yaitu seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan. Untuk memastikan
bahwa kegiatan sistem mutu telah sesuai dengan ketentuan/ standar yang di
jadikan acuan maka peru di laksanakan audit internal puskesmas. Audit
merupakan kegiatan mengumpulkan informasi melalui interaksi secara sistematis
(pemeriksaan, pengukuran, dan penilaian yang berujung pada penarikan
kesimpulan ), obyektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas
penggalian nilai dan manfaat dengan cara membandingkan antar standar yang
telah disepakati bersama dengan apa yang dilaksanakan di lapangan.
Kriteria audit adalah kriteria yang digunakan untuk melakukan audit
berdasarkan standar yang digunakan dalam penilaian audit.
Secara umum dikenal 2 jenis audit, yaitu:
1. Audit internal
Adalah suatu proses penilaian yang dilakukan di dalam suatu organisasi
oleh auditor internal yang juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan
internal organisasi sendiri. Dalam kaitannya dengan audit internal puskesmas, tim
audit internal yang dibentuk oleh kepala puskesmas dengan berdasarkan pada
standar kinerja dan standar akreditasi yang digunakan.
2. Audit eksternal
Adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi dengan
menggunakan standar tertentu. Sebagai contoh audit jenis ini dapat dilakukan
Komisi Akreditasi kepada Puskesmas dengan mengacu pada standar akreditasi,
atau audit yang dilakukan BPJS terhadap FKTP yang menjadi mitra atau audit dari
BPK terhadap pengelolaan keuangan Puskesmas, dan lain sebagainya.

II. Latar Belakang


Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut
aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan
obat.
Perencanaan kebutuhan obat merupakan suatu proses kegiatan seleksi
obat dan menentukan jumlah dan jenis obat dalam rangka pengadaan.
Pengadaan obat adalah suatu proses untuk pengadaan obat yang dibutuhkan di
unit pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah tersedianya obat dengan jenis dan
jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh pada jangka
waktu yang tepat. Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengaman dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman.
Distribusi obat adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan
peneriamaan obat-obatan yang bermutu dari FARMASI secara merata dan teratur
dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Pengawasan merupakan fungsi
terakhir dari manajemen yang berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, melalui
pengawasan standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk, target,
prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah
dicapai (Hasibuan, 2003)
Sedangkan pengawasan obat adalah untuk menjamin keadaan obat yang
ada, baik pencatatan dan pelaporannya dari dan ke unit-unit yang ada.
Sasaran pokok pencatatan obat di puskesmas adalah terlaksananya tertib
administrasi dan pengelolaan obat, tersedianya data yang akurat dan tepat waktu
dan tersedianya data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian oleh unit
yang lebih tinggi.
Untuk menilai Pengeloaan Perbekalan Kefarmasian Di FARMASI
Puskesmas perlu dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan
dapat diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan baik pada sistem pelayanan maupun system
manajemen.
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas dengan berdasarkan pada standar kinerja dan standar akreditasi yang
digunakan.

III. Tujuan Audit


a. Tujuan Umum
Tersedianya setiap saat obat diperlukan dalam jumlah yang cukup dan terjamin
untuk mendukung pelayanan yang bermutu, serta untuk mencegah terjadinya
stagnasi pada unit obat.

b. Tujuan Khusus
- Peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan obat.
- Terlaksananya optimalisasi penggunaan obat.
- Penggunaan obat secara tepat dan rasional.

IV. Kegiatan Pokok


a. Lingkup Audit
Lingkup audit internal adalah Upaya Kesehatan Perorangan FARMASI

b. Kegiatan Audit dan Rencana Kegiatan

KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


Penyusunan rencana Menentukan unit kerja yang akan di audit,
audit Menentukan tujuan audit, Membuat jadwal audit,
Menyiapkan instrument audit
Pelaksanaan audit Auditor menyampaikan jadwal pelaksanaan audit
kepada auditee yang telah ditentukan menggunakan
audit yang telah disusun
Pengumpulan Data Auditor mengumpulkan data dari petugas FARMASI
audit menggunakan instrument audit berdasarkan Standar
Operasional Prosedur
Analisis hasil audit Auditor menganalisis data yang sudah didapat,
membuat rumusan masalah, menentukan prioritas
masalah, dan membuat rencana tindak lanjut
bersama auditee
Pelaporan dan Auditor menyampaikan hasil audit kepada Kepala
diseminasi hasil Puskesmas dan Tim Manajemen Puskesmas

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Kriteria audit yang digunakan :
Pelayanan Lingkup Objek Audit Kriteria Keterangan
Upaya FARMASI o Petugas o SOP
Kesehatan FARMASI Penyimpanan
o Proses
Perorangan Obat
FARMASIPer Pengelolaan o Permenkes RI
Obat No 74. Tahun
orangan o Hasil 2016 Tentang
pengelolaan Standar
Obat Kefarmasian di
Puskesmas

b. Metode audit internal ini adalah wawancara, dan melihat dokumen dan
rekaman yang ada.
c. Instrumen audit
Instrumen yang digunakan dalam melakukan audit internal ini meliputi
kuisioner wawancara, dan check list sesuai standar kriteria yang ditentukan.

1. Sasaran
a. Upaya Kesehatan Perorangan
FARMASI
- Husni Ahmad Khusaeri, S.Si., Apt.

2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Terlampir

3. Pencatatan,Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan


Auditor internal mencatat / mendokumentasikan keseluruhan proses
kegiatan audit internal, dan hasil temuan audit, hasil analisis, dan rencana tindak
lanjut yang disepakati bersama dengan auditee. Keseluruhan kegiatan audit
internal dievaluasi sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam
melaksanakan audit.
Auditor menyampaikan hasil kegiatan audit internal kepada ketua tim mutu.
Hasil audit akan disampaikan kembali saat rapat tinjauan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai