I. Latar Belakang
Dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh puskesmas baik
Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan dan Manajemen
Administrasi maka puskesmas memerlukan penilaian yang objektif terhadap kinerja yang
telah dilakukan. Penilaian internal terhadap mutu pelayanan puskesmas dilakukan melalui
audit internal, dari audit yang dilaksanakan diharapkan diperoleh gambaran terhadap
mutu kegiatan pelayanan yang ada dipuskesmas.
II. Tujuan Audit
Melakukan penilaian terhadap kesesuaian sumber daya, proses pelayanan dan kinerja
pelayanan ADMEN, UKM dan UKP sebagai dasar untuk melakukan perbaikan mutu dan
kinerja.
III. Lingkup Audit
Ruang lingkup audit internal merupakan indikator prioritas yang didapatkan melalui
penghitungan metode USG dan 3H + 1P, dimana masing-masing pelayanan memiliki
indikator prioritas yaitu
1. Pelayanan UKM yang terdiri dari:
a. Program KIA-KB
b. Program Gizi
c. Program Kesehatan Lingkungan
d. Program P2P/PTM
e. Program Pengembangan
2. Pelayanan UKP yang terdiri dari
a. Poli Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
b. Poli Umum
c. Poli Anak
d. Poli Gigi
e. UGD
f. Loket Pendaftaran
g. Pelayanan Farmasi
h. Pelayanan Laboratorium
i. Ruang Konseling
3. Administrasi Manajemen
a. Kepegawaian (Pengarsipan Dokumen)
b. Manajemen Keuangan
IV. Objek Audit
Merupakan perihal yang akan diaudit yaitu
1. Kepatuhan proses pelayanan terhadap SPO
2. Capaian kinerja pelayanan
V. Jadwal dan Alokasi Waktu
Sesuai dengan kesepakatan audit internal dilakukan setiap 6 bulan sekali, dimana pada
tahun 2022 audit internal dilakukan pada bulan Juni dan Desember 2022. Alokasi waktu
yang disepakati saat akan melakukan audit internal bergantung pada unit yang akan
diaudit dan metode audit yang digunakan.
VI. Metoda Audit
Metoda audit yang akan dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan melihat dokumen dan
rekaman yang ada.
VII. Kriteria Audit
Kriteria/standar audit yang digunakan saat dilakukan audit internal adalah
1. SPO (Standar Pelayanan Operasional)
2. Standar kinerja (SPM/ Standar Pelayanan Minimal)
3. Standar akreditasi (misalnya: pelayanan laboratorium, pelayanan farmasi,
pemberdayaan sasaran pada pelayanan UKM, perencanaan kegiatan UKM dll).
VIII. Auditor
Auditor berjumlah 7 orang dengan 1 orang sebagai ketua dan 6 orang sebagai anggota.
Auditor audit internal UPT Puskesmas Tembuku II
Ketua : dr. Ida Ayu Alit Juwitashanti
Anggota :
1. Komang Karnilawati
2. Diah Adi Utami
3. Hery Sastrawan
4. A. A. Sri Adnyani
5. Danayasa
6. Putu Suastini
IX. Proses Audit
1. Penyusunan rencana audit melalui pertemuan dengan tim audit internal yang dipimpin
oleh Ketua Tim Audit Internal untuk melaksanakan audit internal, setelah itu tim audit
internal melakukan koordinasi yang meliputi:
a. Membuat rencana usulan kegiatan (RUK) audit internal
b. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) audit internal
c. Membuat jadwal audit
d. Menyiapkan instrumen audit
e. Menentukan unit kerja yang akan diaudit
f. Menyusun tim yang akan melakukan audit pada tiap-tiap unit
2. Pelaksanaan Audit Internal
a. Auditor melakukan audit terhadap unit yang akan diaudit oleh tim audit yang telah
dibentuk.
b. Auditor menggunakan instrumen audit untuk melakukan audit melalui metode
observasi dan wawancara.
c. Hasil audit kemudian dikumpulkan kepada ketua audit internal
d. Setelah disusun laporan audit kemudian dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Tembuku II
X. Instrumen Audit
Instrumen audit terlampir
XI. Laporan Hasil Audit
A. Indikator yang akan dilakukan audit adalah sebagai berikut
1. Kepatuhan Petugas dalam Mencuci Tangan dengan Sabun
2. Kepatuhan Petugas dalam Mencuci Tangan Aseptik
3. Kepatuhan Petugas dalam Menggunakan APD
4. Kepatuhan Petugas dalam Mengidentifikasi Pasien
5. Kepatuhan Petugas dalam Melakukan Skrining Preeklamasia pada Ibu Hamil
6. Kepatuhan Petugas dalam Melakukan Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada Ibu
Hamil
7. Kunjungan Pasien DM dan HT di Puskesmas
8. Kunjungan K1 Ibu Hamil
9. Balita Stunting yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
10. Semua pasien ODGJ mendapatkan Pelayanan Kesehatan
11. Rumah Tangga yang memiliki dan memanfaatkan jamban sehat
12. Kepatuhan Petugas dalam Mengarsipkan File Dokumen Kepegawaian
13. Keuangan
B. Hasil Audit Internal UKM
Setelah dilakukan audit internal pada beberapa unit didapatkan hasil audit internal UKM
yaitu
1. Pada Program KIA ditemukan pengisian dan pencatatan buku kohort belum
lengkap.
2. Pada program Gizi masih belum memiliki SK Tim Percepatan Penanganan Balita
Stunting dan SOP Penanganan Balita Stunting dan SOP Validasi Data Balita
Stunting.
3. Program Jejaring sudah melakukan pembinaan ke Jejaring namun belum memiliki
MOU Jejaring
4. Program PTM posbindu dan prolanis sudah dilaksanakan rutin sesuai jadwal
kegiatan.
5. Program P2P yaitu kepatuhan petugas dalam menginvestigasi kasus baru TBC
sudah dilakukan dengan baik 100%
Setelah dilakukan audit internal tingkat kepatuhan petugas dalam menerapkan SPO Cuci
Tangan dengan Sabun dan SPO Cuci Tangan Aseptik pada Unit Kerja UKP didapatkan
bahwa
1. Unit Poli KIA-KB tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan SPO cuci
tangan dengan sabun saat memberikan pelayanan kesehatan pada pasien yang
berobat dipoli KIA yaitu 93%, semua tahapan cuci tangan dengan sabun
dilaksanakan dengan baik.
2. Unit Pelayanan Laboratorium tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan SPO
cuci tangan dengan sabun saat memberikan pelayanan laboratorium yaitu 93%,
semua tahapan sudah dilakukan dengan baik.
3. Unit Poli Rawat Jalan tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan SPO cuci
tangan dengan sabun yaitu 93% ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
petugas dalam mencuci tangan sudah baik.
4. Unit Poli Gigi tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan SPO cuci tangan
dengan sabun yaitu 93%, ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas
dalam mencuci tangan sudah baik.
5. Unit Pelayanan Farmasi/Apotek tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan
SPO cuci tangan aseptic pada saat menerima resep pasien dalam melakukan
pelayanan kesehatan terhadap pasien yang mengambil obat didapatkan hasil yaitu
88,75%. Semua tahapan sudah dilakukan dengan baik namun ada beberapa
tahapan yang terkadang dilupakan oleh pegawai farmasi/apotek.
6. Unit Pelayanan UGD tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan SPO cuci
tangan dengan sabun dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang
memeriksakan diri keUGD didapatkan hasil yaitu 93%, yaitu semua tahapan
prosedur sudah dilakukan dengan baik oleh petugas yang berjaga diUGD.
7. Unit Pelayanan Loket Pendaftaran tingkat kepatuhan pegawai dalam menerapkan
SPO cuci tangan aseptic dalam melakukan pelayanan pendaftaran diloket
pendaftaran terhadap pasien yang memeriksakan diri ke Puskesmas didapatkan
hasil yaitu 88,75%. Semua tahapan sudah dilakukan dengan baik namun masih
ada beberapa tahap yang terkadang dilupakan oleh pegawai diloket pendataran.
Setelah dilakukan audit internal tingkat kepatuhan petugas dalam menerapkan SPO
Identifikasi Pasien pada Unit Kerja UKP didapatkan bahwa
Setelah dilakukan audit internal tingkat kepatuhan petugas dalam menerapkan SPO
Penggunaan APD pada Unit Kerja UKP didapatkan bahwa
1. Refresing pengisian dan pencatatan buku kohort dan ekohort oleh bikor (bidan
koordinator)
2. Membuat SK Tim Percepatan Penanganan Balita Stunting dan SOP Penanganan
Balita Stunting dan SOP Validasi Data Balita Stunting.
3. Membuat MOU dengan Jejaring
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk hasil audit internal dibidang
UKP adalah
1. Refresing tentang SOP Cuci Tangan dengan Sabun maupun SOP Cuci Tangan
Aseptik
2. Refresing tentang SOP Identifikasi Pasien
3. Refresing tentang SOP Penggunaan APD
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk hasil audit internal dibidang
Admen adalah
1. Refresing SOP Pengarsipan File Dokumen Kepegawaian dan membuat List
sesuai yang tercantum diSOP untuk memudahkan pegawai administrasi
mengarsipkan semua file
2. Melakukan review SOP Keuangan dan membuat SOP baru berdasarkan
mekanisme BLUD puskesmas
XII. Lampiran