Anda di halaman 1dari 52

Ped

PEDOMAN

PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI


KLINIK RAWAT INAP dr.M. SUHERMAN UM JEMBER

KLINIK RAWAT INAP dr. M.SUHERMAN UM JEMBER


Jl. Karimata No 49 Kec. Sumbersari Jember
Telp. (0331 ) 326091

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A.Latar Belakang ............................................................................... 1
B.Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1
C.Sasaran .......................................................................................... 2
D.Dasar Hukum................................................................................. 2
BAB II. PENYELENGGARAAN DOKUMENTASI ........................................... 5
A.Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber ............................................. 5
B.Jenis Dokumen Akreditasi Klinik .................................................... 5
C.Jenis Dokumen yang Perlu Disediakan ........................................... 6
BAB III. PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI ....................................... 8
A.Kebijakan. ...................................................................................... 8
B.Pedoman Mutu ............................................................................. 11
C.Rencana Strategik Lima Tahunan ................................................. 14
D.Perencanaan Anggaran Tahunan. ................................................. 17
E.Pedoman / Panduan ..................................................................... 20
F.Penyusunan Kerangka Acuan Program/Kegiatan. ......................... 22
G.Standar Operasional Prosedur (SOP) ............................................ 25
H.Pengendalian Dokumen dan Rekam implementasi. ....................... 36
I.Penataan Dokumen. ...................................................................... 37
BAB IV. PENUTUP ................................................................................... 30
LAMPIRAN............................................................................................... 31

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh KAK


Lampiran 2 Contoh SK
Lampiran 3 Contoh SOP

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akreditasi klinik pratama merupakan upaya peningkatan mutu
dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem
manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan,dan sistem
pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan
dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu,
sistem pelayanan, perlu disusun pengaturan-pengaturan (regulasi)
internal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan upaya kesehatan di
klinik. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman,
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun
berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman
eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan dalam mempersiapkan
regulasi internal tersebut,maka perlu disusun pedoman penyusunan
dokumen akreditasi klinik.
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pimpinan klinik, koordinator bagian dan
seluruh tim dalam menyusun kelengkapan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dalam standar akreditasi. Dalam pedoman tata
naskah perlu dimasukkan bagaimana penyusunan kebijakan,
standar operasional prosedur, dengan tata penomorannya.

B. Maksud dan Tujuan


1.Maksud
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan
memiliki acuan dalam melakukan standarisasi seluruh dokumen
terkait akreditasi klinik.
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi pimpinan, penanggung jawab dan
pelaksana upaya kesehatan di klinik dalam menyusun

1
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam standar
akreditasi,
b. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan pendampingan
pada FKTP,
c. Tersedianya pedoman bagi Surveior dalam melakukan
penilaian akreditasi FKTP,
d. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan
akreditasi FKTP.

C. Sasaran
a. Pelatih akreditasi
b. Pendamping dan surveyor akreditasi FKTP
c. pimpinan FKTP, penanggung jawab, pelaksana dan Tim
Mutu/Akreditasi FKTP
d. Pemerhati akreditasi FKTP

D.Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor116;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
2
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148
Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464
Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052
Tahun2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/148/3/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001
Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik;

3
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter,dan Tempat Praktik Mandiri
DokterGigi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun2015 tentang
RenstraKementerian Kesehatan Tahun 2015– 2019;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang
Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

4
BAB II. PENYELENGGARAAN DOKUMENTASI

A.Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber


1. Dokumen Internal
Sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, dan sistem
penyelenggaraan upaya klinik dibakukan berdasarkan regulasi
internal. Regulasi internal ini disusun dalam bentuk dokumen
akreditasi yang dipersiapkan oleh klinik untuk memenuhi standar
akreditasi dan penyelenggaraan pelayanan
2. Dokumen Eksternal
Penyusunan regulasi internal didukung regulasi eksternal yang
berupa peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang
diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi profesi, yang
merupakan acuan bagi klinik dalam menyelenggarakan manajemen
klinik dan pelayanan klinik. Dokumen-dokumen eksternal tersedia di
Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember dalam bentuk
hardcopy dan atau softcopy yang terkendali dan dapat diakses di
semua unit pelayanan.

B.Jenis Dokumen Akreditasi Klinik


1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan Pimpinan Klinik yang disimpan
oleh administrasi klinik. Ditandai dengan stempel merah “DOKUMEN
ASLI”
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/
pelaksana, terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali,
dan menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik
bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini ditandai dengan stempel
merah “DOKUMEN TERKENDALI”.

5
3.Dokumen tidak terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas
permintaan pihak di luar klinik digunakan untuk keperluan
insidentil, tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan dan ditandai dengan stempel merah “DOKUMEN TIDAK
TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah
Penanggung jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar
Distribusi Dokumen Tidak Terkendali.
4. Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan
dalam melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini ditandai dengan
stempel merah ‘DOKUMEN TIDAK BERLAKU”. Dokumen induk
diidentifikasi dan dokumen sisanya dimusnahkan.

C.Jenis Dokumen yangPerlu Disediakan


Dokumen-dokumen yang dipersiapkan di Klinik Rawt Inap dr. M.
Suherman UM Jember,meliputi:
1. Rencana strategik lima tahun
2. Rencana tahunan
3. Kebijakan pimpinan klinik
4. Pedoman
5. Panduan
6. Standar Operasional Prosedur (SOP)
7. Kerangka Acuan Kegiatan
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Klinik Rawat
Inap dr. M. Suherman UM Jember menyiapkan rekam implementasi
dalam bentuk:
1. Bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan dan atau,
2. Foto dan atau,
3. Rekaman

6
Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember juga menyiapkan
dokumen-dokumen pendukungl ain, seperti fotocopy ijazah, sertifikat
pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.

7
BAB III. PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

A. Kebijakan.
Kebijakan adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Pimpinan
Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember yang merupakan garis
besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh:
penanggungjawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut,
disusun pedoman/panduan dan standar operasional prosedur (SOP)
yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan
kegiatan di Klinik.
Penyusunan Surat Keputusan didasarkan pada peraturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Pimpinan Daerah, Peraturan
Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Surat Keputusan Pimpinan Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman
UM Jember dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan
tersebut,atau merupakan lampiran dari keputusan.
Format surat keputusan Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM
Jember disusun sebagai berikut:
1. Semua halaman dalam Surat Keputusan menggunakan kertas
berkop Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember
2. Pembukaan:
a. Judul : ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal, simetris di
tengah margin. Contoh: KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK RAWAT
INAP dr. M. SUHERMAN UM JEMBER
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di
KLINIK RAWAT INAP dr. M. SUHERMAN UM JEMBER (lihat
Pedoman Tata Naskah dokumen Akreditasi). Nomor surat dapat
dalam bentuk tulisan tangan atau ketikan.

8
c. Judul surat keputusan ditulis dengan huruf kapital, cetak tebal
dan simetris di tengah margin.
d. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin serta ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal.
3. Konsideran,meliputi:
a.Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf capital
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( :), dan diletakkan di
bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
”bahwa” dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca
(;)
b.Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata
menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang
lebih awal disebut lebih dulu,diawali dengan nomor dengan
huruf angka1,2, dst dan diakhiri dengan tanda baca (;)
4.Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital;
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata
memutuskan disejajarkan kebawah dengan kata menimbang dan

9
mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf
kapital,dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:);
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (Pimpinan),
seluruhnya ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda
baca titik ( .).
5.Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum,misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan dan peraturan
lainnya,dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan Peraturan/Surat
Keputusan.
6.Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang
terdiri dari:
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tandakoma (,),
c. tanda tangan pejabat,
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani.
7.Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Pimpinan Klinik ditandatangani oleh
Pimpinan Klinik dituliskan “Ditetapka ndi:...............” diawali huruf
kapital, kemudian dibawahnya ditulis “pada tanggal:...............”
ditulis dengan huruf kecil. “Pimpinan KLINIKRAWAT INAP dr. M.
10
SUHERMAN UM Jember“ ditulis dengan huruf kapital. Nama dengan
gelar dan dibawahny adiberikan nomor NIK.
8.Lampiran peraturan/keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
keputusan dikiri atas.
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Pimpinan Klinik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat
Keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan klinik tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian pimpinan Klinik hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak
ditulis sebagai diktum tetapi dalambentuk Bab-bab danPasal-
pasal.

B. Pedoman Mutu
Pedoman mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang
konsisten ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu.
Pedoman mutu disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi.
Pedoman mututersebut meliputi:
KataPengantar
I. Pendahuluan
A. Latarbelakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (ProsesBisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hokum dan acuan
E. Istilah dan definisi

11
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan
Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab ManajemenMutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan):
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a.Proses pembelian
b.Verifikasi barangy ang dibeli
c.Kontrak dengan pihak ketiga

12
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen,rekam
medis,dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indicator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran,analisis,dan penyempurnaan:
a.Umum
b.Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses,kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c.Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d.Analisis data
e.Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g.Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada).

13
C. Rencana Strategik Lima Tahunan
1.Pendahuluan
Klinik menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target
kinerja yang ditetapkan oleh manajemen klinik.
Rencana lima tahunan tersebut sesuai dengan visi, misi, tata nilai
dan fungsi klinik berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yaitu :
a. Pemilik, yaitu Universitas Muhammadiyah Jember ( UM Jember)
b. Captive market, yaitu mahasiswa UM Jember,civitas akademika
UM Jember, warga Muhammadiyah dan Aisyiyah
c. Masyarakat sekitar klinik sebagai upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Pimpinan Klinik bersama
seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Klinik Rawat Inap dr. M.
Suherman UM Jember melakukan analisis situasi yang meliputi
analisis pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi
pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun
program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan dan
rencana anggaran.
2.Sistematika Rencana Strategik Lima Tahunan Klinik.
Sistematika Rencana strategik lima tahunan Klinik disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
KataPengantar
Bab I. Pendahuluan
Bab II. AnalisaSWOT
Bab III.Visi,Misi
Bab IV.Kultur,tatanilai
Bab V. Strukturorganisasi
Bab VI.Goal
Bab VII.Matrik Renstra(mengacu padabalance scorecard)

14
3. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan
Klinik:
Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Klinik adalah
sebagai berikut :
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang
terdiri dari pimpinan Klinik dengan jajaran koordinator dan
penanggung jawab program kerja.
b. Tim mempelajari rencana stratejik dan target kinerja lima
tahunan yang harus dicapai oleh Klinik
c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja
d. Tim melakukan analisis kinerja
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk
tiap program kerja dengan penjabaran pencapaian untuk tiap
tahun.
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk
disahkan oleh Pimpinan Klinik
h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran staf klinik
4. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan
Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Perspektif,terdiri atas:
1) Keuangan
2) Customer
3) Proses bisnis internal
4) Pertumbuhan dan pembelajaran
5) Indikator
6) Program kerja
b. Pelayanan Klinik : diisi dengan Pelayanan Klinis dan
Program pengembangan pendidikan yang dilakukan.
c. Indikator : diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolak
ukur kinerja Pelayanan dan program kerja
15
d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator
e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f. Target pencapaian : diisi dengan target-target yang akan dicapai
pada tiap tahap tahunan
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil
analisis kinerja, misalnya program kerja pengembangan SDM,
program kerja peningkatan mutu, program kerja pengembangan
SDM, program kerja pengembangan sarana,dsb
h. Kegiatan : merupakan rincian kegiatan untuk tiap program
yang direncanakan, misalnya untuk program pengembangan
SDM, kegiatan Pelatihan Perawat,dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk
tiap tahapan tahunan
j. Harga Satuan :h arga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan
harga satuan.
5. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Pimpinan
Klinik dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana
Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Lampiran:
Lampiran 1.Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Klinik

16
D. Perencanaan Anggaran Tahunan.
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Anggaran Tahunan diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Klinik pada tahun yang akan datang,
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah yang mungkin
akan dihadapi serta sebagai langkah sistematis untuk realisasi rencana
ke depan.
Perencanaan klinik mencakup semua kegiatan yang dilakukan di
Klinik mulai dari kegiatan Mutu dan Pelayanan, Pendidikan, Umum
sampai Hubungan Masyarakat sebagai rencana Tahunan Klinik dengan
pembiayaan hasil operasional , Kapitasi dan Non kapitasi BPJS
Kesehatan ataupun Dana Kesehatan Mahasiswa dan Karyawan UM
Jember.
1. Mekanisme Perencanan Anggaran
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Klinik
adalah: menyusun usulan kegiatan yang meliputi semua Kegiatan
yang diajukan oleh penanggung jawab masing masing bidang di
Klinik.
Penyusunan Usulan Kegiatan memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, serta rencana lima tahunan klinik agar tetap
sejalan, Klinik perlu mempertimbangkan Kritik dan saran dari
Pasien demi perbaikan serta pemenuhan pelayanan di Klinik. Usulan
Kegiatan harus dilengkapi usulan sumber pembiayaan.
Setelah dilakukan proses pengkajian mendapatkan
persetujuan. Pimpinan barulah usulan kegiatan dapat dimasukkan
ke dalam anggaran.

17
2.Tahap penyusunan usulan Kegiatan.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Klinik yang terlibat dalam proses
penyusunan anggaran agar memperoleh kesamaan pandangan
dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi Klinik
melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan tim.
Data-data tersebut mencakup data umum dan data khusus (hasil
penilaian kinerja Klinik) .
3. Tahap penyusunan Usulan Kegiatan.
Penyusunan usulan Kegiata nmemperhatikan hal-hal untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode
sebelumnya dan memperhatikan program/upaya yang masih
bermasalah, menyusun rencana kegiatan baruyang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan Klinik. Penyusunan Usulan
Kegiatan terdiri dua tahap,yaitu:
a. Analisis Masalah dan rencana pengembangan Klinik. Analisis
masalah dan rencana pengembangan Klinik dapat dilakukan
melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan pasien akan
pelayanan kesehatan, melalui analisis kepuasan pelanggan
maupun kritik dan saran. Sedang kan pemenuhan rencana
pengembangan klinik harus mempertimbangkan
kemampuan Klinik baik SDM maupun pembiayaannya.
2) Menetapkan urutan prioritas
b. Penyusunan Rencana Anggaran Tahunan.
Penyusunan Rencana anggaran tahunan meliputi kegiatan Mutu
dan Pelayanan, Pendidikan, Umum sampai dengan Hubungan
Masyarakat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
18
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan,pengembangan
maupun rencana inovasi secara bersama-sama, terpadu dan
terintegrasi, dengan langkah-langkah:
a. Penanggung jawab kegiatan mengajukan Surat Pengajuan
Pembiayaan (SPP) ditujukan kepada Pimpinan Klinik melalui
bagian keuangan di Klinik yang berisi rincian dana yang
digunakan untuk kegiatan tersebut dengan memperhatikan
anggaran tahunan kegiatan tersebut,
b. Bagian keuangan klinik mengoreksi dan memverifikasi
usulan SPP dari penanggung jawab kegiatan, apabila telah
sesuai diserahkan kepada Pimpinan Klinik,
c. Pimpinan Klinik memeriksa SPP yang diajukan, apabila telah
sesuai dan disetujui lalu membuat Surat Perintah Membayar
(SPM) dan di serahkan pada bagian keuangan.
d. Bagian keuangan mencairkan dana yang telah disetujui ke
pimpinan lalu menyerahkan kepada penanggungjawab
kegiatan.
e. Penanggung jawab kegiatan mengelola dana sesuai dengan
yang diajukan dan setelah kegiatan selesai, penanggung
jawab membuat surat pertanggung jawaban kegiatan.

19
E. Pedoman/ Panduan
Pedoman/panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah
petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur
1(satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan
benar melalui penerapan SOP.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau
panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan
atau keputusan Pimpinan Klinik untuk pemberlakuan pedoman/
panduan tersebut. Peraturan Pimpinan Klinik tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Pimpinan Klinik.
2. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal
setiap2-3 tahun sekali
3. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Klinik dalam
membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
4. Format sistematika pedoman/panduan yang digunakan sebagai
berikut :
a. Format Pedoman Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum

20
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber DayaManusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIIIPENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

b. Format Panduan Pelayanan Klinik


BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

Sistematika panduan pelayanan Klinik dapat dibuat sesuai


dengan materi/isi panduan. Pedoman/panduan yang dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di Klinik yang
dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen penilaian.
Klinik telah menggunakan e-file tetap mempunyai
hardcopy pedoman/panduan yang dikelola oleh tim akreditasiKlinik.

21
F. Penyusunan Kerangka AcuanProgram/Kegiatan.

Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang


akan dilakukan oleh Klinik, misalnya: program senam Prolanis,
Program Imunisasi, papsmear dsb. Dalam menyusun kerangka acuan
harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang
merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari
tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus
dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai,
dengan penjadualan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
1. Sistematika/Format Kerangka Acuan Program/Kegiatan.
Sistematika atau format kerangka acuan Program/Kegiatan adalah
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latarbelakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan,
tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan
dan anggaran

22
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yangbersifat umum
yang masih terkait dengan upaya/kegiatan
b. Latarbelakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan.Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya,sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bias antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan
lain- lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasaran
Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :Sasaran yang baik harus
memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific: sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
23
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas
harus ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable: apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun
tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented: sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya:mengurangi complain
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%
5) Timebound: sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relative pendek, mulai dari beberapa minggusampai beberapa
bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada
Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran
akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran diKlinik.
g. Jadual pelaksanaankegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk
tiap- tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarka
ndalam bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadual yang
direncanakan. Jadual tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan
sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka
dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
24
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapayang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat.Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka
acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan
atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan
kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan
tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaan Program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di
tulis di dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan
kapan evaluasi harus dilakukan.

G. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Pengertian prosedur yang dipergunakan di dalam dokumen
akreditasi Klinik di dalam buku panduan ini adalah “Standar
Operasional Prosedur (SOP)”. Sedangkan pengertian SOP adalah :
Suatu perangkat instruksi/ langkah- langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

25
b. Manfaat SOP
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Klinik.
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan.
3) Memastikan staf Klinik memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya
Contoh :SOP Pemberian informasi, SOP pendaftaran pasien baru

c. Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai
dengan akreditasi Klinik ini diberlakukan,
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama
penyusun SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan
agar memudahkan di dalam melihat langkah-langkahnya boleh
dibuat bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-lain,
namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.

26
Format SOP sebagai berikut :

JUDUL
No Dokumen :
No Revisi :

SOP Tgl Terbit :


Klinik Rawat Inap Halaman :
dr. M. Suherman Dr. Fitriana Putri
UM Jember NIK :09 03 520

1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Prosedur
6.DiagramAlir
7.Unit terkait

Penjelasan :
Penulisan SOP meliputi: nama Klinik dan logo, judul SOP, nomor
dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Pimpinan Klinik, pengertian,
tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah- langkah, dan unit terkait diberi
kotak/tabel.
Petujuk Pengisian SOP

1) Logo yang dipakai adalah logo Klinik , nama klinik adalah Klinik
Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember, alamat klinik adalah
Jl.Karimata No. 49 Jember, No. Telp (0331 326091)
2) Kotak Heading : masing-masing kotak (Klinik, judul SOP,
No.dokumen, No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan
Pimpinan Klinik) diisi sebagai berikut :
a) Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada
halaman pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-

27
halaman berikutnya kotak heading dapat hanya memuat: kotak
nama Klinik, judul SOP, No.dokumen,No.Revisi dan halaman.
b) Kotak Klinik diberi nama Klinik dan Logo klinik.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
d) No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang
berlaku di Klinik,dibuat sistematis agar ada keseragaman.Nomor
bias diketik atau tulis tangan.
e) No.Revisi: diisi dengan status revisi,dengan menggunakan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0,sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1,dan seterusnya.
f) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut. misalnya :halaman pertama : 1/5,
halaman kedua:2/5, halaman terakhir:5/5.
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Klinik/FKTP.
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan Pimpinan Klinik: diberi tandatangan Pimpinan Klinik,
nama jelas dan NIK.

28
3) IsiSOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
a) Pengertian:yang paling awal diisi judul SOP adalah, dan berisi
penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi
persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.Katakunci:
c) “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
d) Kebijakan: berisi kebijakan Pimpinan Klinik yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari
SOP tersebut,contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan: Keputusan Pimpinan Klinik No005/2014 tentang
Pelayanan Imunisasi.
e) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka,
f) Langkah-langkahprosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
g) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan diatas, dapat ditambahkan
antara lain:baganalir, dokumen terkait,dsb, yang penting dalam satu
organisasi menggunakan satu format yang seragam.

Diagram Alir/ baganalir (Flow Chart):


Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/baganalir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya.
Bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam,yaitu
diagram alir makro dan diagram alir mikro.

29
i. Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar
dari proses yang ingin kita tingkatkan,hanya mengenal satu
simbol,yaitu simbol balok:

ii. Diagram alir mikro,menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap


tahapan diagram makro,bentuk simbul sebagai berikut:

O Awalkegiatan :

O Akhir kegiatan :

O SimbolKeputusan : ?Ya

Tidak

O Penghubung :

O Dokumen :

O Arsip :

d. Tata Cara Pengelolaan SOP:


1) Ditetapkan siapa yang mengelola SOP,
2) Pengelola SOP mempunyai arsip seluruh SOP Klinik,
3) Pengelola SOP membuat tatacara penyusunan, penomoran,
distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SOP

30
e. Tata Cara Penyusunan SOP
Hal-hal yang perlu diingat :
1) Siapa yang harus menulis atau menyusun SOP
2) Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SOP
3) Bagaimana SOP dapat dikenali
4) Bagaimana memperkenalkan SOP kepada pelaksana dan unit
terkait
5) Bagaimana pengendalian SOP:penomoran, revisi yang
keberapa,dan distribusi kepada siapa.
6) Syarat penyusunan SOP:
a) Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah
kegiatan yang dilakukan saat ini sudah memiliki SOP atau
belum, dan bila sudah agar diidentifikasi apakah SOP masih
efektif atau tidak, jika belum apakah kegiatan tersebut perlu
disusun prosedurnya.
b) SOP ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan
tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
ditunjuk oleh Pimpinan Klinik hanya untuk menanggapi dan
mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah penting,
karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya
diperoleh dengan adany keterlibatan personel/unit kerja
dalam penyusunan SOP.
c) SOP merupakan flowcharting dari suatu kegiatan.Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat
alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan
tanggapan.
d) Didalam SOP dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana,kapan,dan mengapa.
e) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek,
predikat dan objek harus jelas.
f) SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
31
g) SOP harus jelas,ringkas, dan mudah dilaksanakan.Untuk
SOP pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien.Untuk
SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar
pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan
danTeknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek
keselamatan pasien.
f. Proses penyusunanSOP
1) SOP disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan penyelenggaraan dokumentasi Klinik Rawat Inap dr. M.
Suherman UM Jember
2) Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim akreditasi Klinik dengan
mekanisme sebagai berikut :
a) Pelaksana atau unit kerja menyusun SOP dengan melibatkan unit
terkait.
b) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja
disampaikan ke tim akreditasi,
c) Fungsi tim akreditasi Klinik di dalam penyusunan SOP adalah
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP
yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari
segi bahasa maupun penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan SOP sehingga tidak terjadi
duplikasi SOP/tumpang tindih SOP antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP - SOP yang akan
ditandatangani oleh Pimpinan Klinik.
(4) Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi
kebutuhan SOP. Untuk SOP pelayanan dan SOP
administrasi, untuk melakukan identifikasi kebutuhan SOP
bisa dilakukan dengan menggambarkan proses bisnis di unit
kerja tersebut atau alur kegiatan dari kerja yang dilakukan di
unit tersebut. Sedangkan untuk SOP klinis,identifikasi
kebutuhan dilakukan dengan mengetahui pola penyakit yang
32
sering ditangani di unit kerja tersebut. Dari identifikasi
kebutuhan SOP dapat diketahui berapa banyak dan
macamSOP yang harus dibuat/disusun. Untuk melakukan
identifikasi kebutuhan SOP dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi,
minimal SOP-SOP apa saja yang harus ada. SOP yang
dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal yang
harus ada diKlinik. Sedangkan identifikasi SOP dengan
menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja
adalah seluruh SOP secara lengkap yang harus ada di unit
kerja tersebut.
(5) Mengingat SOP merupakan flowcharting dari proses kegiatan
maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek,
penulisan SOP adalah dimulai dengan membuat flow chart
dari kegiatan yang dilaksanakan.Caranya adalah membuat
diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah
penting dari seluruh proses.
(6) Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di
masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
(7) Semua SOP harus ditandatangani oleh Pimpinan Klinik,
(8) Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu
dilakukan sosialisasi SOP-SO Ptersebut dan bila SOP
tersebut rumit maka untuk melaksanakan SOP tersebut
perlu dilakukan pelatihan.
g. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
1) Ada komitmen dari Pimpinan Klinik terlihat dengan adanya
dukungan fasilitas dan sumber daya.
2) Adanya fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk menyusun SOP.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan
disepakati
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP.
33
i. Tata cara penomoran SOP.
Penomoran SOP maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen,dengan ketentuan:
1) Semua SOP harus diberi nomor,
2) Klinik membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SOP
sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman,
3) Pemberian nomor mengikuti tata naskah Klinik. Pemberian nomor
sebaiknya dilakukan secara terpusat.
j. Tata Cara Penyimpanan SOP
1) Penyimpanan adalahbagaimana SOP tersebut disimpan.
2) SOP asli (master dokumen/ SOPyang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) disimpan disekretariat Tim Akreditasi Klinik, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.Penyimpanan SOP yang asli
disimpan dengan rapi dan mudah dicari kembali bila diperlukan.
3) SOP softcopy/ fotocopy disimpan di masing-masing unit kerja Klinik,
dimana SOP tersebut dipergunakan.Bila SOP tersebut tidak berlaku
lagi atau tidak dipergunakan maka diganti dengan yang masih
berlaku saja. Sekretariat Tim akreditasi dapat memusnahkan
fotocopy SOP yang tidak berlaku tersebut, namun untuk SOP yang
asli agar tetap disimpan.
4) Softcopy SOP diunit kerja klinik diletakkan dikomputer ditiap-tiap
unit tempat yang mudah dilihatdan mudah dibaca oleh pelaksana.
k. Tata Cara Pendistribusian SOP
1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan SOP kepada
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar
dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu akreditasi sesuai
pedoman tata naskah.
2) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda
terima.
3) Distribusi SOP bias hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bias juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
34
l. Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan
dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam
SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar tilik/checklist
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suaturangkaian
kegiatan,untuk diingat,dikerjakan,dan diberi tanda(check-mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutuuntuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untukSOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
(1) Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
(2) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(3) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(4) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(5) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(6) Lakukan uji-coba,
(7) Lakukan perbaikan daftar tilik,
(8) Standarisasi daftar tilik.
Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah- langkah kegiatan,dengan rumus sebagai berikut.

Compliance rate(CR)= ΣYa x 100 % Σ


Ya+Tidak

35
2) Evaluasi isi SOP.
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
(b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bias dipergunakan,atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi.Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
(c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila:
(1) Alur SOPsudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
(2) Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi
(IPTEK)pelayanan kesehatan,
(3) Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
(4) Adanya perubahan fasilititas
(d) Pergantian pimpinan Klinik,bila SOP memang masih
sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.

H. Pengendalian Dokumen dan Rekam implementasi.

1. Pengertian dokumen adalah:Semua dokumen yang disiapkan Klinik Rawat


Inap Dr. M. Suherman UM Jember yang merupakan regulasi internal yang
berlaku diklinik. Dokumen tersebut disusun disesuaikan dengan
persyaratan yang diminta oleh standar Akreditasi.
2. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektif dari
kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan klinik
dalam melaksanakan regulasi internal ataukegiatan yang direncanakan.
3. Pengendalian dokumen dan rekam implementasi adalah:system penomoran
dan sistem penyimpanan dokumen dan rekam implementasi.Pengendalian
dokumen sebagaimana dipersyaratkan oleh standar akreditasi meliputi:
a. Menyetujui dokumen untuk kecukupan sebelum terbit,
b. Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan
pemeberlakukan ulang dokumen,
c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
teridentifikasi,
36
d. Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat
diterapkan tersedia ditempat pengguna,
e. Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat
teridentifikasi,
f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang
ditetapkan oleh organisasi yangpenting untuk perencanaan dan
operasional sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya
dikendalikan,
g. Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadaluwarsa dan
untuk menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila
disimpan untuk maksud apapun.
h. Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan
juga harus dikendalikan. Klinik harus menetapkan SOP
terdokumentasi untuk mendefinikan pengendalian yang diperlukan
untuk identifikasi, penyimpanan,perlindungan,pengambilan, lama
simpan dan permusnahan. Catatan/rekam implementasi harus dapat
terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.

I. Penataan Dokumen.

Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi Klinik


dikelompokan masing-masing bab/kelompok pelayanan dengan diurutkan
setiap urutan criteria dan elemen penilaian,dan diberikan daftar secara
berurutan

37
BABV. PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM


Jember adalah “TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS,
BISA DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA”.
Namun pada penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan
kebijakan,pedoman/panduan, Standar Operasional Prosedur dan program
selain diperlukan komitmen Pimpinan klinik,juga diperlukan staf yang
mampu dan mau menyusun dokumen tersebut. Dengan tersusunnya Buku
Pedoman Pengendalian Dokumen ini diharapkan dapat membantu dalam
menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.

30
LAMPIRAN

KERANGKA ACUAN
PENINGKATANMUTU LAYANAN PROGRAM PENYAKITKRONIS
(PROLANIS)

I. Pendahuluan
PROLANIS adalah suatu sistempelayanankesehatan dan
pendekatan proaktif yang dilaksanakansecara terintegrasiyangmelibatkan
Peserta, Fasilitas Kesehatandan BPJS
Kesehatandalamrangkapemeliharaankesehatanbagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai
kualitashidup yangoptimaldenganbiayapelayanankesehatanyangefektif
dan efisien.

II. LatarBelakang
Program pengelolahan penyakitchronis(Prolanis) adalah suatu
sistem pelayanankesehatan danpendekatanproaktif
yangdilaksanakansecara terintegrasi
yangmelibatkanpeserta,fasilitaskesehatan dan BPJS.Penyakit Kronis
yang di alami oleh masyarakat dewasa ini, akan memberikan
dampakdanbebanbagikeluarga, bila penanganandilakukansecara tidak
intesif danberkelanjutan. Manfaatpenanganan yangintesif bagi penderita,
adalahdapatmengenaltandabahaya,dantindakansegerabila mengalami
kegawatdaruratan.
Dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional sejak
Januari2014,sesuaiamanahUndang-Undang
No40tahun2004tentangSistim JaminanSosialNasionaldan Undang-
UndangNomor 24tahun2011tentang BPJS, maka Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama ( Puskesmas) sebagai garda terdepandalam
memberikanpelayanankepada masyarakat, dapat
melaksanakanprogramProlanis, melalui kerjasamadenganBPJS untuk
melakukan pembinaan bagi penderita penyakit chronis.

31
32
LatarBelakang SetiapKegiatan antaralain :
1. Pengingat pesertauntuk kontrol rutin setiapbulan
Kesadaran pasien untuk kontrol rutin dan pengetahuan
tentang pentingnyaminumobatrutin setiapharipadapasien prolanis
masihlah sangat rendah. Sehingga sangat diperlukan pengingat
kepada pasien untuk selalu datang kontrol keklinik
2. Mendaftarpesertabaru prolanis setiap 3 bulan
Semakinmeningkatnyajumlahpeserta pasienBPJSdiKlinikPratama
Firdaus,makasemakinmeningkatpulajumlahpasiendengan penyakit
kronis. Pendaftaran pasien prolanis ini penting dilakukan agar
pasien dapat memanfaatkan fasilitas prolanis dari BPJS.
3. Membuat kartu anggotaprolanis
Tertibadministrasiadalahsuatu tujuanpenting dalamsuatukelompok
ataupunorganisasi. Demiterwujudnyatertibadministrasidan
meningkatkanrasamemilikianggotapesertaprolanismakadiwajibkanse
tiapanggota prolanismemilikikartuanggota
yangmemilikikekuatandanadakewajiban danhak setiap anggotanya.
4. Membuat Kartu Menuju Sehat untuk prolanis
Pemantauankesehatandantandavitalpadapasienprolanis sangatlah
penting untukmencegahkomplikasidaripenyakitkronisitusendiri.
Agar kualitashiduppara
pasiendenganpenyakitkronissemakinbagusdan meningkat.
5. SenamProlanis
Senamyang dilakukan rutin setiap hari Sabtu berfungsi untuk
menjaga kebugaran fisik pasienprolanis.Pasien menjadi sehat
bugardan bahagia. Pasien dapat sharingataucerita tentang
penyakitnya kepada sesama penderita sehinggapasien tidak merasa
sendiri.
6. Edukasi dan Penyuluhan
Meningkatnya teknologi dan informasi membuat berita hoax atau
berita palsu mudah tersebar.Hal ini membuat pasien menjadi salah
kaprah dan salah pemahaman tentang penyakit yang
dideritanya.Edukasi dan penyuluhan prolanis ini untuk

33
menjagadanmeningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
dan carapencegahannya.Harapannyapasien
pun dapat menghalauhoax dan sebagai dutakesehatan bagi
dirinyadan anggota keluarganya sertamasyarakat sekitar.
7. Arisan prolanis
Sebulan 2x setiap hari Ahad
8. Jumat berbagi setiap siang jumat manis, berbagi nasi bungkus
untuk yang membutuhkan
9. Jumpa saudara
Musibahbisaterjadikepada siapa saja.Untukmeningkatkantali
silaturahmi,program jumpasaudarakita buatuntukmeringankanbeban
kepadasesameanggotaprolanisyangsedangterkenamusibah,missal
sakit di rawat di rumah sakit atau adaanggota keluargayang
meninggal.

III.Tujuan
Mendorongpesertapenyandangpenyakit kronismencapaikualitashidup
optimaldengan indikator75%pesertaterdaftar yangberkunjungkeFaskes
TingkatPertamamemilikihasil“baik”pada pemeriksaanspesifikterhadap
penyakit DMTipe2danHipertensisesuaiPanduanKlinisterkaitsehingga
dapat mencegah timbulnyakomplikasi penyakit.

IV.KegiatanPokok
Kegiatan Pokok dalamprogram penyakit kronisadalah:
1. Kegiatanyangberdasarkanpencegahanpenyakitkualitashidupdi
masatuayang lebih baik
2. Kegiatan berdasarkan promotif untuk meningkatkan
penegtahuananggotaprolanis
3. Kegiatanberdasarkankuratifataupengbatanpasiensecarateraturuntu
k mencegah komplikasi
a. Rincian Rencana Kegiatan
Rinciankegiatanpadaprogrampengelolaanpenyakitkronisterlampirdala
m tabeldibawah ini

34
MATRIKSRENCANAKERJATIMPENGELOLAANPENYAKITKRONISKLINIKRAWAT INAP dr. M. SuhermanUM Jember

Sumber
No Kegiatan Tujuan Penanggungjawab RincianBiaya TotalBiaya
Dana
1. Pengingatpeserta Terkontrolnyapenyakitpeserta Penanggungjawab 12 kl x 65 org X 500 390.000
untukkontrolrutin prolanis prolanis
setiapbulan
a. Pengingat Terkontrolnyapenyakitpeserta Penanggungjawab 6 kl x 10 org X 5.000 300.000
memaluitelpon prolanis prolanis
jikatidakdatang
2 bulanberturut-
turut
b. Melakukan Terkontrolnyapenyakitpeserta Penanggungjawab 3 kl x 5 org X 20.000 300.000
kunjungan prolanis prolanis
rumahjikatidak Anggaran
datang4bulan Klinik
berturut
2. Mendaftarpeserta Meningkatkanjumlahpeserta Penanggungjawab 4 X 25.000
baruprolanissetiap3 prolanisKlinikPratamaFirdaus prolanis 100.000
bulan
3. Membuatkartu Memantaukehadiranpeserta Koordinatorkegiatan 1 kl x 100 Kartu X 5000 1.000.000
anggotaprolanis
4. MembuatKartu Memantaukesehatanpesertadi Koordinatirkegiatan 1 kl x 100 Kms x 10000 1.000.000
MenujuSehatuntuk setiapkegiatan
prolanis
5, SenamProlanis Menjagakebugaranpeserta KoordinatorKegiatan 43 kl x 350.000 15.050.000
BPJS
6. Edukasidan MeningkatkanPengetahuan KoordinatorKegiatan 12 kl x 950.000 11.400.000
Penyuluhan Kesehatan,PesertaProlanis
7. WisataAlam Meningkatkankesegarandan KoordinatorKegiatan MenyesuaikanBudget
kebahagiaanpeserta Swadaya
10.000.000
Meningkatkankeakrabanantar +subsidi
peserta klinik
8. TabunganProlanis Menunjangkegiatanklinik PenanggungJawab
Prolanisdan
PenanggungJawab
Tabungan
9. JumpaSaudara MeningkatkanTaliSilaturahim KetuadanSekretari MenyesuaikanKasProlanisdaniuran
antaranggota Prolanis peserta

39
V. CaraMelaksanakanKegiatan

Kegiatandilaksanakansecara mandiridanhasilkegiatandilaporkan
kepadaPimpinanKlinik Rawat Inap dr. M. Suherman UM Jember
sesuaidengan jadwalyangtelah disusun.Kegiatan dilaksanakan oleh :
1. TimProlanis Klinik Klinik Rawat Inap dr. M. SuhermanUM Jember
2. PesertaProlanis
SumberDanakegiatanmenggunakansumberdanaoperasional
KlinikRawat Inap dr. M. SuhermanUM Jember,Kas Prolanis,BPJS
danSwadana PesertaProlanis

VI. Subyek danSasaran


SubyekkegiatanprogrampengendalinapenyakitkronisdiKlinik Rawat
Inap dr. M. SuhermanUM Jember meliputi :
1. Pasien dengan penyakit Hipertensi
2. Pasien dengan Penyakit Diabetes Melitus

VII. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan 5 6 7 8 9 1 1 1
1 2 3 4
0 1 2
1. Pengingat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Pendaftaran Pasien
√ √ √ √
Prolanis
3. Pembuatan Kartu

Anggota
4. Pembuatan KMS √
5. Senam √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Edukasi dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Penyuluhan
8. WisataAlam √
9. JumpaSaudara Insidental (jikaadayang sakit)

36
VIII.Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Evaluasikegiatandisesuaikandenganjadwalkegiatan yangtelahdisusun
denganmelibatkanseluruhkomponenpelayananklinikdanmanajemen.
Halini diperlukan untuk melibatkan secara aktif seluruh elemen Klinik
Rawat Inap dr. M. SuhermanUM Jember,melaksanakanketerpaduan
kegiatan,danpendanaannya.Kegiatan
evaluasidisusunbersamadengandokumenyangterkaitdalam pelaporan
Kegiatan Prolanis keBPJS.

IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasikegiatan


Pencatatan,pelaporandan evaluasiupayapeningkatanmutudan
pencapaian sasaran mutulayanan klinis disusun oleh TimPeningkatan
Mutu LayananKlinis.Pemantauan upaya
dilaksanakandandidokumentasikan. Dokumentasi kegiatan dilaksanakan
oleh sekretaris 1 tim dan dilaporkan kepadaKepala
UPTDPuskesmas.EvaluasidanPelaporandilaksanakansetiap6
(enam)bulansekali.Peninjauan, evaluasidanusulanperbaikanmutuyang
diakibatkanolehInsidendilaksanakansetiapada laporaninsiden.
Auditinternal dilaksanakan sesuai rencana TimAudit Internal.

Mengetahui, Jember, Agustus 2018


Pimpinan Ketua
Klinik Rawat Inap dr. M. Suherman TimProlanis
UM Jember

dr.Fitriana Putri. M. Si Bekti Nila Sari, SST

37
KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK RAWAT INAP dr. M. SUHERMAN UM JEMBER
Nomor :06/A/I/SK/10/2015

TENTANG PENDATAAN
INVENTARIS

PIMPINAN KLINIKRAWAT INAP dr. M. SUHERMAN UM JEMBER

Menimbang : a. bahwadalamrangkamenjagakualitasdankelancaran
pelayanan di KlinikRawat Inap Dr. M. SuhermanUM
Jember,maka dipandang perlu menunjuk petugas
khusus untuk pendataan inventaris dengan
mengeluarkan surat keputusan ini.

b. bahwa saudara yang namanya tercantum dalam


lampiran surat keputusan inidipandang mampu dan
memenuhi syarat untuk diangkat sebagai petugas
pendataan inventaris yang bertugas sebagai penanggung
jawab dan pelaksana untuk melakukan tugas sesuai
dengan tanggung jawab dan kewenangan yang diberikan.

Mengingat : 1.UU No. 29 Tahun2004 tentang Praktik Kedokteran;


2.PMK No 09 tahun 2014 tentang Klinik.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIKRAWAT INAP dr. M.


SUHERMANUM JEMBERTENTANGPENDATAAN
INVENTARIS.

KESATU : Menetapkan petugas pendataan inventaris melalui surat tugas


yang disahkan oleh pimpinan klinik.

KEDUA : Menunjuk nama pemangku jabatan di dalam surat tugas untuk


melaksanakan uraian tugas sesuai yang tercantum dalam
lampiran.
KETIGA :Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Pimpinan Klinik Rawat Inap Dr. M. Suherman UM Jember.
KEEMPAT : Hal-hal yang belum diatur dalam surat keputusan
iniberkaitan dengan pendataan inventaris akan diatur
tersendiri dan ditetapkan kemudian.
38
KELIMA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diadakan perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 3 Oktober 2018
PIMPINAN KLINIK RAWAT INAP dr. M. SUHERMAN UM JEMBER

dr. Fitriana Putri, M. Si


NIK. 09 03 520

39
LAMPIRAN KEPUTUSANPIMPINAN KLINIKRAWAT INAP dr. M.
SUHERMANUM JEMBER
NOMOR : 06/A/I/SK/10/2018
TENTANG : PENDATAAN INVENTARIS

URAIAN TUGASPENANGGUNG JAWABPENDATAAN INVENTARIS

1.Melakukanpencatataninventarisyangdibukukansecaratertibdan rapi.
2.MemberikancirikepadasetiapbaranginventarisyangdimilikiKlinikRawat
Inap Dr. M. SuhermanUM Jember.
3.Monitoringkeberadaandankondisibaranginventarissecaraberkala
(minimal satu kali dalam 1 bulan).
4.Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan jam tugas,
dan di luar jam tugas apabila diperlukan
5.Mendokumentasikan dan melaporkan hasil kegiatan kepada
Pimpinan Klinik

Ditetapkan di: Jember


Pada tanggal: 3 Oktober 2018

PIMPINAN
KLINIKRAWAT INAP dr. M. SUHERMANUM JEMBER

dr. Fitriana Putri, M. Si


NIK. 09 03 520

Anda mungkin juga menyukai