Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

A. Pengertian

Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang


(inspkesi), pemeriksaan raba ( palpasi), periksa dengan ( austultasi), dan periksa
ketuk ( perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki,
yanga dalam pelaksanaan dilakukan secara sistemis atau berurutan.

Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan tepat dan benar sesuia dengan
pedoman yang meliputi fisik mulai dari kepala sampai kaki ( head to toe),
pemeriksaan leopold 1 sampai 4, pemeriksaan DJJ, penghitungan usia kehamilan,
dan perhitungan taksiran persalinan.

B. Tujuan
 Untuk mengetahui apa saja indikasi pemeriksaan fisik ibu hamil.
 Untuk mengetahui tata cara pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
 Mampu mengaplikasikan tata cara pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

C. Persiapan
1. Pasien & Perawat
a. Selalu meminta kesediaan/ ijin pada pasien untuk setiap
pemeriksaan
b. Jagalah privasi pasien
c. Pemeriksaan harus seksama dan sistimatis

2. Tempat
a. lingkungan yang nyaman
b. lingkungan yang tertutup

2
3. Alat yang Dibutuhkan
Untuk mendapatkan data tentang perkembangan janin dan adaptasi
fisiologis ibu terhadap kehamilan, perawat dapat melakukan pengkajian
melalui pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan metode inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi. Adapun alat yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Timbangan badan.
2. Pengukur tekanan darah ( tensi meter/sphygmomanometer)
3. Stetoskop
4. Termometer
5. Tisu pada tempatnya
6. Bengkok/tempat sampah
7. Pen light
8. Meteran/pita
Digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas ( LILA ) dan tinggi
fudus uteri ( TFU).

3
9. Laennec/ Doppler elektrik

10. Alat untuk mengukur lingkar pinggul

11. Humnner untuk memeriksa refleks


12. Sarung tangan
13. Kapas kering ditempatnya
14. Air desinfeksi tingkat tinggi ( DTT) pada kom-nya
15. Pengalas
16. Bengkok
17. Alat-alat untuk pengendalian infrksi ( PI ), seperti cairan klorin 0,5 % pada 2
baskom, 2 buahwaslap, tempatsampahmedisdannommedis.

4
D. Pelaksaan prosedur

Tindakan pemeriksaan fisik ibu hamil adalah sebagai berikut:

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik dan ruangan


dengan pencahyaan yang cukup.
2. Mencuci tangan dengan teknik yang benar.
3. Memberitahu ibu tentang tujuan dan langkah prosedur
4. Perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat.
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan ibu. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung, dan cara berjalannya. Apakah
cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, skoliosisi atau pincang.
Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan
kuat atau apakah ibu tampak lemah.
5. Inspeksi muka ibu apakah ada kloasma gravidarum, pucat pada wajah dan
pembengkakan pada wajah ( bila terdapat pucat pada wajah periksalah
konjungtiva dan kuku, pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia,
sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan pada ibu bahwa dirinya
sedang di periksa untuk mengetahui apakah dia kurang darah atau tidak.
Informasikan bahwa kalau ibu kurang darah ia akan lebih kuat selama
kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mampu
mencegah kurang darah. Bila terdapat bengkak di wajah, periksalah adanya
bengkak pada tangan dan kaki. Daerah lain yang dapat di periksa adalah
kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah edema, biasanya keadaan
pre-eklampsia ( sudah lebih berat).
6. Meminta ibu mengganti kan baju dengan baju pemeriksaan
7. Menganjur ibu membuang air kecil terlebih dahulu
8. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan.

5
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan.Bila tidak
tersediah timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya.Berat
badan ibu biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan.
kenaikan berat badan ini sangat besar diperoleh terutama pada trimester kedua
dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukan bahwa ibu
mendapatkan cukup makanan. Berat badan ibu naik secara normal
menunujukkan janin nya tumbuh dengan baik. Bila kenaikan berat badan ibu
kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu menandakan adanya
ketidaknormalan, maka ia perlu dirujuk.
Tinggi dan BB hanya di ukur pada kunjungan pertama.Bila tidak tersedia alat
ukur tinggi badan maka bagian dari dinding dapat di tandai dengan ukuran
cm. maka ibu yang terlalu pendek perlu diperhatikan kemungkinan
menpunyai panggul yang sempit, sehingga nantinya dapat menyulitkan
persalinan. Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek
dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu di waspadai.
Rumus kenaikan berat badan ibu selama kehamilan adalah sebagai berikut:
a. 10 minggu : minimal 400 g
b. 20 minggu : minimal 4.000 g
c. 30 minggu : minimal 8.000 g
d. Mulai usia kehamilan trimester ke-2 ( 13 minggu ) naik 500 gr per
minggu)
9. Ukur lingkar lengan atas ibu dengan alat ukur yang khusus.
10. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital ibu yang meliputi tekanan darh,
frekuensi nadi, pernapasan, dan suhu. Pastikan bahwa ibu sudah istirahat
minimal 30 menit setelah kedatangan atau sebelum dilakukannya pemeriksaan
tanda-tanda vital. Hal ini bertujuan agar hasil yang didaptakan sesuai dengan
kondisi ibu yang sebebarnya.
Tekanan darah ibu hamil biasanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan.Bila
tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, maka mintalah ibu

6
berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai samapi
terkantuk.Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darah nya.Bila
tekanan darah tetap tinggi, maka hali ini menunjukan ibu menderita pre-
eklampsia dan harus di rujuk, serta perlu diperiksa kehamilannya lebih lanjut
(tekanan darah diperiksa setiap minggu).Ibu dipantau secara ketat dan
anjurkan ibu merencanakan persalinan di rumah sakit.
11. Lakukan pengkuran panggul dengan jangkar panggul.
Pemeriksaan panggul pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan
untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kealainan atau
keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalianan. Ada 4 cara dalam
melakukan pemeriksaan panggul yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pandang ( inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan
kesempitan panggul atau kelainan panggul,misalnya ibu snagat pendek,
berjalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis aau lordosis, belah
ketupat michaelis tidak simetris.
b. Pemeriksaan raba, ibu dapat di duga mempunyai kelainan atau kesempitan
panggul bial. Pemeriksaan raba di dapatkan kelainan letak pada
primigravida kehamilan aterm.
c. Melakukan perasat osborn positif dengan melakukan pengukuran panggul
luar.
Alat ukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka
panggul dari martin. Ukuran-ukuran panggul yang sering digunakan untuk
menilai keadaan panggul adalah sebagai berikut :
1. Distansia spinarum, yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri berukuran normal 23-26 cm.
2. Distansia kristarum, yaitu jarak antara krista iliaka berjauh kanan dan
kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisi antara distansi
kristarum dan distansia spinarum kurag dari 16 cm, kemungkinan
besar adanya kesempitan panggul.

7
12. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan infeksi,
palpasi , auskultasi, perkusi. Pemeriksaan di lakukan dari ujung rambut
sampai ujung kaki, yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara sistematis
atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut,pemeriksaan
inspeksi, palpasi dan auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan
sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju ibu yang dapat membuat
ibu malu. Berikut ini akan diuraikan pemeriksaan obstetrik terhadap ibu hamil
mulai dari kepala sampai kaki.
a. Lihatlah wajah atau muka ibu
Adakah kloasma gravidarum, pucat pada wajah atau pembengkakan pada
wajah.Pucat pada wajah, kongjungtiva, dan kuku menandakan bahwa ibu
menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut.Jelaskan
bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan
bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan
dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah akan mencegah
kurang darah.
Bila terdapat bengkak di wajah, periksalah apakah ada bengkak juga
pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaki akan terjadi pada
kehamilan normal, namun bengkak pada tangan atau wajah menandakan
terjadinya pre-eklampsia. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan
tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang
dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak
cepat hilang bila ditekan, maka ibu di rujuk ke dokter, dipantau ketat
kehamilanannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya
di rumah sakit.

8
b. Periksa dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil ( tekstur, warna,
kerontokan, dan lesi). Memeriksa keadaan muka ibu hamil ( udema,
kuning atau memar, hiperpigmentasi/kloasma gravidarum).
c. Inspeksi sklera dan konjungtiva ibu hamil ( menyuruh ibu melihat ke atas
saat dua jari pemeriksa menarik kelopak mata ke arah bawah).
d. Periksa lubang hidung ibu hamil menggunakan speculum hidung (lihat
apakah ada septum deviasi, polip, perdarahan, dan secret)
e. Periksa kondisi sinus dengan perkusi ringan didaerah sinus, menggunakan
jari (sambil menanyakan ke ibu apakah terasa sakit dan lihat permukaan
kulit muka di bagian inur apakah ada kemerahan)
f. Periksa liang telinag ibu dengan menggunakan senter (lihat kebersihan
dan adanya serumen) lakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran
dengan tes berbisik.
g. Periksa rongga mulut, lidah, gigi, dan bibir ibuhamil. Perhatikan adakah
tampak bibir pucat, bibir kring dan pecah-pecah, stomatitis, gingivitis,
gigi yang tanggal, gigi yang berlubang, serta karie gigi. Selain dilihat
pemeriksa juga perlu mencium adanya bau mulut yang menyengat.
h. Periksa kelenjar getah bening didepan dan belakang telinga, bawah
rahang, leher, dan bahu (apakah teraba pembesaran).
i. Periksa kelenjar tiroid dengan 3 jari tangan pada kedua sisi trakea sambil
berdiri dibelakang ibu. Anjurkan ibu menelan dan rasakan benjolan yang
teraba saat ibu menelan.
j. Dengarkan bunyi jantung dan napas ibu menggunakan stetoskop
binokuler.
k. Periksa payudara ibu (ukuran simetris, putting menonjol/masuk retraksi,
massa, nodul aksila, hiperpigmentasi areola, dan kebersihan). Lihat dan
raba payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal.
Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau
datar bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan

9
mengganggu proses menyusui nantinya. Lalu perhatikan apakah ASI
sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan areola mamae, adakah
hiperpigmentasi areola mamae.
l. Periksa kolostrum dengan menekan areola mamae sambil memegang
putting mamae dengan ibu jari kemudian memencetnya (dengan tangan
menggunakan sarung tangan).
m. Letakkan tangan ibu kearah kepala kemudian kelenjar didaerah aksila
kanan dan lanjutkan dengan akssila kiri dengan tehnik yang sama untuk
mengetahui pembesaran kelenjar getah bening.
n. Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut
o. Lakukan insoeksi dan palpasi pada dinding abdomen. Perhatikan apakah
perut ibu simetris atau tidak, raba adanya pergerakan janin, apakah terjadi
hiperpigmentasi pada abdomen/linea nigra atau tidak, dan apakah terdapat
luka bekas operasi, varises, jaringan parut atau tidak.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan
presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tertinggi fundus
uteri, dan denyut jantung janin. Sebelum memulai pemeriksaan abdomen,
penting untuk melakukan pemeriksaan Leopold.
13. Melakukan pemeriksaan Leopold I untuk menentukan bagian janin yang di
fundus

10
a. Pemeriksaan berdiri disebelah kanan ibu, menghadap kearah kepala
ibu.
b. Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
c. Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong). Hasilnya adalah kepala janin yang berada di
fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras, dan dapat
digerakkan (ballottement). Jika bokong yang terletak difundus, maka
pemeriksa akan meraba satu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak apat digerakkan, serta fundus terasa
penuh. Pada letak lintang, palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
d. Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia
kehamilan.perkiraan tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan:
 20 minggu: ±20 cm
 24 minggu: ±28 cm
 32 minggu: ±32 cm
 36 minggu: ±34-36 cm
e. Jelaskan kepada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena
pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tinggi fundus di
cocokkan dengan perhitungan usia kehamilan, dimana hal ini hanya
dapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak
diketahui, maka usia kehamilan hanya dapat diperirakan dari
tiingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tinggi fundus uteri
perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil
atau terlalu besar.

11
14. Melakukan pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang
berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala
janin.

a. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan
tekanan yang lembut tapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi.
b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu.
c. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilicus.
d. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk
menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
e. Hasilnya adalah bagian bokong janin akan terba sebagai suatu benda
yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,
sedangkan bila teraba adanya bagian-bagian kecil yang tidak teratur
dan mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang,
maka bagian tersebut adalah bagian kaki, lengan, atau lutut. Bila
punggung janin tidak teraa dikedua sisi yang sama dengan punggung
ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan
punggung teraba disalah satu sisi.

12
15. Melakukan pemeriksaan Leopold III untuk menentukan bagian janin yang
berada pada bagian terbawah.

Cara melakukannya adalah sebagai beriikut:


a. Lutut ibu dalam posisi fleksi.
b. Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada disana.
c. Terendah janin dicekap diantara ibu jari atau telunjuk tangan kanan.
d. Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian
tersebut sudah mengalami engagement atau belum.
e. Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial
ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewti pintu atas
pangggul. Bila kepala yang berada dibagian terbawah, coba untuk
menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka
kepalas sudah engaged dan apabila tidak dapat diraba adanya kepala
atau bokong, maka letakkan janin dengan melintang.

13
16. Melakukan pemeriksaan Leopld IV untuk melakukan presentasi dan
engangement (sampai berapa jauh derajat desensus jani dan
mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk ke pintu atas
panggul).

a. Pemeriksaan menghadap kea rah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih
dalam posisi fleksi.
b. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kearah pintu atas panggul.
c. Hasil yang didapatpada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold
III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan
menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.

17. Pemeriksaan denyut jantung janin.


Denyut jantung janin menunjukkan status kesehatan dan posisi janin
terhadap ibu.Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20
minggu.Jantung janin biasanya berdenyut 120 – 160 kali per
menit.Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada
ibu bahwa DJJ telah dapat didengar.Mintalah ibu segera memberitahukan
pada petugas bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai usia kehamilan
28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya

14
lebih dari 160 atau kurang dari 120 per menit atau janinnya berkurang
gerakannya atau tidak tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
Mendengarkan denyut jantung janin bias dilakukan dengan
menggunakan doppler elektrik. Peletakan doppler ini disesuaikan dengan
letak punggung bayi, apakah punggung kiri (puki) atau punggung kanan
(puka). Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
a. Auskultasi detak jantung janin dengan menggunakan fetoskop de
Lee.
b. Detak jantung terdengar paling keras di daerah punggung janin.
c. Detak jantung janin dihitung selama 5 deti dilakukan sebanyak 3 kali
secara berurutan dan berselang 5 detik.
d. Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 - 12 -10 berarti frekuensi
detak jantung janin 32 x 4 = 128 kali per menit.
e. Mendengrkan denyut jantung janin menggunakan stetoskop
Leanec/doppler detak jantung janin normal 120-160 kali per menit.

18. Pemeriksaan punggung di bagian ginjal. Tepuk punggung di bagian ginjal


dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan.Bila ibu merasa nyeri,
mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.

19. merapikan pakaian atas dan membuka pakaian bawah ibu untuk melihat
varises pada ekstremitas bawah kana dan kiri. Lihat dan raba nagian
belakang betis dan paha., catat adanya tonjolan kebiruan dari pembuluh
darah.

20. Pemeriksaan ekstermitas atas dan bawah untuk memeriksa adanya udema.
Tempat yang paling mudah untuk pemeriksaan adalah daerah pretibia dan
mata kaki. Dilakukan dengan cara menekan jari selama beberapa detik.
Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti udema
positif. Udema positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre-

15
eklampsia. Bila terdapat bengkak di wajah, periksalah adanya bengkak
pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada, mata dapat terjadi pada
kehamilannormal, namun bengkak pada tangan dan atau wajah pertanda
pre-eklampsia. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada
ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya.
Apabila mata kaki bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat
hilang bila ditekan, bila yam aka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau
ketat kehamilan serta tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya
di rumah sakit.

21. Melakukan pemeriksaan refleks lutut (patella) dengan menggunakan


hummer. Mintralah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan
jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendo di bawah lutut/patella.
Dengan menggunakan hummer, ketuklah tendo pada lutut bagian depan.
Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika rendo diketuk. Bila refleks
lutut negatif kemungkinan ibu mengalami kekurangan vitamin B1.Bila
gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda
pre-eklampsia.

22. Mengatur posisi dorsal recumbent/M shape pada ibu hamil, memasang
pengalas di bawah bokong ibu, kemudian perawat memakai sarung
tangan untuk melakukan vulva higiene. Vulva higiene dilakukan dengan
kapas kering yang dibasahi oleh cairan DTT. Lakukan inspeksi terhadap
genitalia luar (eksternal) ibu yang meliputi:

a. Varises;
b. Perdarahan;
c. Luka;
d. Cairan yang keluar;
e. Pengeluaramn dari uretra dan skene; serta

16
f. Kelenjar Bartholini, periksaapakahadacairan yang keluar atau
ditemukan massa (bengkak).
Selain genitalia luar, periksa juga kondisi genitalia internal ibu yang
meliputi:
a. Serviks (lihat apakah ada cairan yang ke;uar, luka/lesi, kelunakan,
posisi, mobilitas tertutup atau terbuka);
b. Vagina (cairan yang keluar, luka, dan darah);
c. Ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada
trimester pertama);
d. Uterus (ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, serta adanya massa di
trimester pertama).

23. Melakukan teknik PI setelah melakukan pemeriksaan fisik ibu dengan


mendesinfeksi pengalas yang digunakan.

24. Menerapkan komunikasi terapeutik selama pemeriksaan.

25. Memperhatikan keadaan ibu hamil selama pemeriksaan.

26. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil.

E. Evaluasi

Untuk mengetahui apakah tindakan Anda telah sesuai dengan prosedur,


Anda diharuskan melakukan evaluasi dengan memastikan bahwa pemeriksaan
fisik pada ibu hamil dapat menghasilkan data yang diperlukan.

F. Dokumentasi

Setelah selesai melaksanakan prosedur, Anda diwajibkan


mendokumentasikan segala data yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik yang

17
Anda lakukan pada ibu hamil mulai dari kepala sampai ke kaki, tuliskan nama
perawat dan disahkan dengan tanda tangan Anda.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspkesi), pemeriksaan raba( palpasi), periksa dengan ( austultasi), dan periksa
ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai keujung kaki,
yang dalam pelaksanaan dilakukan secara sistemis atau berurutan.

B. saran
Dengan pemeriksaan fisik ibu hamil diharapkan pembaca mampu
mengaplikasikan tata cara pemeriksaan fisik pada ibu hamil. Selain itu, dengan
pemeriksaan fisik, perawat mampu menganalisis masalah dan sejauh mana
perkembangan janin.

19

Anda mungkin juga menyukai