Anda di halaman 1dari 10

KEBUDAYAAN BETAWI

Betawi pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan kata Betawi, baik dari daerahnya,
keseniannya ataupun makanan khasnya. Seperti yang kalian ketahui bahwa suku
Betawi adalah penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Jakarta, tapi apakah
kalian tau bahwa suku Betawi mendapatkan banyak pengaruh dari suku lain baik
dari bahasa yang digunakan, pakaian adat dan lain lainnya? Yuk kita bahas
kebudayaan Betawi lebih dalam lagi.

Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh Belanda ke Batatvia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan
berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang
Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar dan Ambon, serta suku-suku
pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa dan Eropa.

Jika kalian mendengar telah menjadi ikon kota Jakarta. Ondel-ondel adalah bentuk
pertunjukan rakyat betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-
ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan diameter ±
80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan sedemikian rupa sehingga
mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan
rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan
warna merah dan menggunakan kostum berwarna gelap, sedangkan yang
perempuan dicat dengan warna putih dan menggunakan kostum berwarna terang.

 BAHASA

Bahasa Betawi adalah anak dari bahasa melayu yang ditambah dengan unsur-
unsur bahasa Sunda, Bali, Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), Arab, serta
bahasa dari Eropa, terutama Belanda dan Portugis. Karena berkembang secara
alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya
dengan bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat
dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran –in (pengaruh
bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada
beberapa dialek lokal. Seperti contohnya: gimane (bagaimana), siape/sape (siapa),
engkong (kakek), Nyai (nenek), bupet (laci), ponten (nilai).

 kata Betawi pasti kalian teringat dengan ‘Ondel-Ondel’ yang PAKAIAN ADAT

Dalam adat Betawi dikenal beberapa jenis model pakaian adat yang banyak
mendapatkan pengaruh dari kebudayaan atau adat lainnya seperti budaya Arab,
China dan Melayu. Berbagai pengaruh tersebut dapat dijumpai pada pakaian
pengantin dan pakaian keseharian masyarakat Betawi.

1. Pakaian Keseharian
Pakaian adat yang digunakan oleh pria Betawi dalam kegiatan sehari-hari yaitu
berupa baju koko berwarna polos atau disebut juga sadariah yang dipadukan
dengan celana kolor panjang bermotif batik dan sebagai pelengkap ditambahkan
pula penggunaan kain pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan
di pundak, serta peci warna hitam dari bahan beludru.

2. Pakaian Pengantin

Pakaian pengantin adat Betawi sangat kental pembauran budaya Tionghoa, Arab
dan Barat. Busana yang dikenakan oleh pengantin pria dalam adat Betawi disebut
dengan ‘Dandanan Care Haji’. Busana ini terdiri dari jubah berwarna cerah yang
terbuat dari bahan beludru dengan bagian dalam berupa kain berwarna putih yang
halus. Sebagai pelengkap ditambahkan penggunaan tutup kepala dari sorban yang
disebut dengan nama Alpie, selendang bermotif benang emas atau manik-manik
yang berwarna cerah, serta alas kaki berupa sepatu pantofel agar tampak lebih
serasi.

Sedangkan busana yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam adat Betawi
disebut ‘Dandanan Care None Pengantin Cine’. Busana ini terdiri dari blus bergaya
Cina yang terbuat dari bahan satin berwarna cerah yang dipadukan dengan
bawahan berupa rok model putri duyung berwarna gelap (hitam atau merah hati)
atau disebut dengan nama Kun. Sebagai pelengkap kepala ditambahkan
penggunaan sanggul palsu yang dihiasi dengan kembang goyang motif burung
hong, bunga melati yang dibentuk roonje dan sisir, serta pemakaian cadar di bagian
wajah. Perhiasan lain yang dipergunakan diantaranya berupa kalung lebar, gelang
listring, dan hiasan teratai manik-manik yang dikalungkan di bagian dada, serta alas
kaki berupa selop dengan model perahu.

 TARI TRADISIONAL

Betawi memiliki cukup banyak tarian tradisional. Tarian Betawi terbentuk dari proses
asimilasi berbagai kebudayaan. Tarian Betawi juga mempunyai ciri khas sendiri,
yaitu penggunaan suara musik pengiring yang riang serta gerakan-gerakan tari yang
dinamis. Dibawah ini adalah jenis tarian Betawi:

1. Tari Topeng Betawi

Tari Topeng Betawi merupakan paduan aspek tari, musik dan teater. Penggunaan
topeng dalam tarian ini didasarkan atas kepercayaan dahulu masyarakat Betawi
bahwa topeng mempunyai kekuatan magis yang dapat menolak bala, bahkan
menghilangkan rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng biasanya dipentaskan
untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya pada acara pernikahan dan
khitan. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
2. Tari Yapong

Tari Yapong pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka
mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Tari Yapong telah
diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo. Tari ini merupakan tari yang gembira dengan
gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tari Yapong diperlihatkan
suasana yang gembira sehingga sering dipentaskan dalam acara-a
cara sambutan. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya ya ya ya” dan
alunan musik yang berbunyi “pong pong pong”. Sehingga lahirlah nama Yapong.

3. Tari Cokek

Tari Cokek adalah salah satu tarian klasik masyarakat Betawi di Jakarta. Tarian
khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya etnik Cina.
Kata cokek sendiri berasal dari bahasa Cina (cukin) yang berarti selendang, yang
dipakai para penari wanitanya guna menarik pasangannya. Tarian Cokek ini diiringi
oleh musik Gambang Kromong dan ciri khasnya adalah goyangan pinggul yang
dinamis.

4. Tari Lenggang Nyai


Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini
telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa
dianggap masih baru. Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni
tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut
kebebasannya. Seperti Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi
oleh budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6
orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada acara-
acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.

5. Tari Japin

Tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab
dan Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan
masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh musik
dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari
Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan
biasanya ditarikan secara berpasangan.
 ALAT MUSIK

Masyarakat Betawi sangat mencintai seni musik, hal ini dapat dilhat dari
keberagaman musik yang berkembang di daerah ini seperti musik tanjidor, marawis,
keroncong dan gambus.

1. Tanjidor

Tanjidor merupakan salah satu musik Betawi yang mendapat pengaruh kuat dari
musik Eropa. Tanjidor bisa dikatakan sejenis orkes rakyat Betawi karena selain
menggunakan alat-alat berat, alat-alatnyapun dibuat dari barang bekas yang sudah
usang. Alat musik yang dimainkan dalam tanjidor kebanyakan adalah alat musik tiup
diantaranya adalah clarinet, piston, trombone, terompet dan lain sebagainya.

2. Marawis

Marawis adalah salah satu jenis band tepok dengan perkusi sebagai alat musik
utamanya. Nama Marawis diambil dari nama alat yang dipergunakan dalam
kesenian ini. Lagu-lagu dalam musik marawis biasanya berirama gambus dan
padang pasir. Lagu yang dinyanyikan diiringi oleh jenis pukulan tertentu seperti
zapin, sarah dan zahefah. Pukulan Zapin untuk mengiringi lagu-lagu gembira.
Pukulan Sarah dipakai untuk mengarak penganten dan Zahefah mengiringi lagu-
lagu di Majelis. Pemain musik ini biasanya terdiri dari 10 orang.

3. Keroncong
Kesenian musik keroncong pada awalnya diperkenalkan oleh bangsa Portugis.
Masyarakat Betawi memiliki keroncong Tugu dan keroncong Kemayoran. Musik
Keroncong Kemayoran dimainkan untuk memeriahkan pesta. Alat musik Keroncong
Kemayoran berupa biola, keroncong, melodi, ukulele, gitar, bass, rebana, seruling
dan cello.

4. Gambus

Gambus merupakan seni musik yang bercorak Islami. Musik Gambus biasa
ditampilkan dalam berbagai acara, dari pesta perkawinan hingga acara
adat.Peralatan musik Gambus bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri
dari gambus, biola, dumbuk, suling, organ, accordion dan marawis. Selain sebagai
musik mandiri, musik Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang
biasa ditarikan oleh pria berpasang-pasangan.

 MAKANAN & MINUMAN KHAS BETAWI

-Makanan
Makanan Khas Betawi dipengaruhi oleh budaya Cina, Eropa, dan Arab. Citarasa
gurih dan sedap merupakan ciri khas makanan Betawi. Sebenarnya, Betawi memiliki
banyak makanan khas yang lezat. Namun, seiring perkembangan pesat kota
Metropolitan Jakarta yang sekaligus ibukota negara Indonesia ini, Makanan Khas
Betawi sudah banyak yang langka bahkan nyaris punah. Dibawah ini adalah
beberapa makanan khas Betawi:

1. Asinan Betawi
2. Soto Betawi
3. Ayam sampyok
Hidangan mewah asal betawi dengan sentuhan cita rasa cina yang menyelimuti
daging ayam.

4. Sayur babanci
Salah satu kuliner ikonik khas Betawi yang kini mulai langka. Kelangkaan ini
disebabkan karena bahan dan rempah-rempah untuk membuat sayur ini sudah
sulit ditemukan di Jakarta, sehingga masyarakat Betawi hanya menyajikan sayur
ini saat hari-hari besar keagamaan seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Dinamakan
Sayur Babanci karena sayur ini tidak jelas jenisnya, bahkan tidak bisa
dikategorikan sebagai sayur karena tidak ada campuran sayur.
5. Soto tangkar
Makanan khas yang satu ini lahir pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu,
orang Betawi hanya mampu membeli iga sapi yang sedikit dagingnya (tangkar).
Kemudian, orang Betawi menyulapnya menjadi soto yang enak. Kini, soto
tangkar ditambah dengan daging dan jeroan. Soto tangkar berkuah santan tetapi
rasanya tidak terlalu ‘berat’.

6. Bandeng pesmol
7. Nasi ulam
Nasi ulam merupakan makanan khas Betawi yang mendapat pengaruh dari
budaya kuliner Cina. Nasi ulam biasanya memakai nasi pera yang disiram
dengan semur kentang/ semur tahu/ semur telur. Nasi ulam juga ditambah
dengan cumi asin goreng, bihun goreng, telur dadar iris, dan perkedel kentang.
Nasi ulam bertambah nikmat dengan tambahan daun kemangi, sambal, bawang
goreng, dan taburan kacang tanah tumbuk.

8. Nasi Kebuli

-Minuman

1. Bir Pletok
Minuman penyegar yang dibuat dari campuran beberapa rempah,
yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai. Agar warnanya lebih menarik, orang
Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan
warna merah bila diseduh dengan air panas. Walaupun mengandung kata bir, bir
pletok tidak mengandung alkohol. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar
edaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari
sebagai penghangat.
2. Es goyang
3. Es selendang mayang
Minuman ini sekarang jarang ditemukan karena dikalangan
masyarakat Betawisendiri minuman ini dianggap minuman kuno. Di acara-acara
tertentu seperti Lebaran Betawi, minuman ini disajikan dan sering disertai dengan
label “minuman Betawi jadul”. Selain menyegarkan, minuman ini dapat
mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras.
Beberapa penjual di kota tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung
hunkwe dengan alasan lebih mudah dan efisien.

-Kue/Makan ringan

1. Kue cucur
Di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk makanan adat, artinya pada
upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan. Rasanya manis,
gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian pinggirnya. Cara membuat kue ini
cukup di goreng.

2. Kue talam
3. Kerak telor
Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang sangat terkenal terutama
pada saat acara Pekan Raya Jakarta. Kerak telor hampir mirip dengan martabak,
perbedaanya terletak pada isi dan cara memuatnya. Isi kerak telor adalah ketan
dan ubi. Cara memasak kerak telor, yaitu dengan dipanaskan di atas tungku
arang.

4. Kue kembang goyang


Nama kembang goyang berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga
atau kembang dan proses membuatnya digoyang-goyang hingga adonan
terlepas dari cetakan.

5. Putu Mayang
kue tradisional Betawi yang dibuat dari tepung kanji atau tepung beras, santan
kelapa, dan gula merah. Memakan kue ini dapat dilakukan dengan menyiram
gula merah dan santan, atau memberi tambahan sedikit taburan kelapa pada
gula putu mayang tersebut.

6. Sagon
7. Kue ape
8. Kue dongkal
Dongkal terbuat dari beras yang ditumbuk halus hingga menghasilkan tepung.
Kemudian tepung beras yang telah halus diisikan gula aren dan dikukus. Dongkal
biasanya disajikan diatas daun pisang dan ditaburi parutan kelapadiatasnya.

9. Dodol Betawi
10. Roti buaya
Hidangan Betawi berupa roti manis berbentuk buaya. Roti buaya senantiasa
hadir dalam upacara pernikahan dan kenduri tradisional Betawi.
11. Sengkulun
Kue mirip kue keranjang dengan permukaan berbintil kasar, tekstur lunak,
kenyal, dan lembut. Kue ini dibuat dengan bahan baku utama tepung ketan.
Penggunaan gula merah membuatnya berwarna coklat, walaupun ada juga
variasi pewarna lain di berbagai daerah. Santan kental menambahkan rasa gurih.

Dengan semakin besarnya jumlah orang yang masuk Indonesia sejak kemerdekaan,
masyarakat asli Betawipun terdorong ke area terpencil, kebanyakan ke Jakarta
Barat dan Selatan.

Di atas lahan seluas 289 hektar di Setu Babakan dibangun perkampungan Budaya
Betawi, dimana masyarakat dapat berkunjung dan berjalan-jalan di tempat yang
mempertahankan gaya Betawi, baik dari arsitekturnya maupun tata letaknya.

Setiap bulan Juli, Festival Budaya Betawi berlangsung di tempat ini, yaitu
seperti upacara perkawinan, pesta sunatan, ritual nujuh bulanan kehamilan
dan lainnya. Para pengunjung juga dapat memancing ikan dan menikmati
berbagai makanan khas setempat di pondok-pondok yang menjual makanan
maupun restoran.

Anda mungkin juga menyukai