Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam membangun jamban perlu memperhatikan metode pembuangan tinja
yang baik, pembuangan dengan sumber air, penangan tinja anak - anak juga tak kalah
penting untuk diperhatikan karena tinja bagi anak - anak lebih berbahaya daripada
terhadap orang dewasa. Untuk membuat jamban yang baik harus menentukan lokasi,
rancangan, dan kepantasan dari sarana sanitasi yang sudah disetujui oleh seluruh
penggunanya, persediaan dalam air harus memadai.
Indikator jamban yang memadai bisa dilihat dari beberapa indikator, yaitu:
ditempatkan secara layak sesuai tipenya, jamban di tempat umum, memperhatikan
keselamatan penggunanya, pembagian sarananya (lahan, pembersihan, pemeliharaan),
letak tidak lebih dari 50 meter, penggunaan bahan bangunan danperalatan lokal,
memperhatikan juga sarana untuk cuci tangan, keadaan menstruasi, memperhatikan
penyedotan, dan memikirkan untuk kondisi yang sulit.
Sarana pembuangan tinja atau kotoran manusia di lokasi pengungsian sangat
penting diperhatikan dan disediakan. Jika tidak tersedia maka pada setiap genangan
air akan Jumlah Jamban dan Akses Masyarakat korban bencana harus memiliki
jumlah jamban yang cukup dan jaraknya tidak jauh dari pemukiman mereka, supaya
bisa diakses secara mudah dan cepat kapan saja diperlukan, siang ataupun malam.
Sasaran program sanitasi: membuat sebanyak mungkin anggota masyarakat
memanfaatkan sarana pembuangan ekskreta yang saniter terjadi pengotoran
khususnya tinja manusia.
Prinsip untuk pengadaan dan penyediaan pembuangan kotoran dan tinja
manusia di pengungsian. Pada awal terbentuknya lokasi pengungsi perbandingan 1
(satu) buah jamban maksimal digunakan oleh 50 sampai dengan 100 orang pengungsi.
Pada hari-hari berikutnya setelah masa darurat berakhir pembangunan jamban harus
dilakukan dengan perbandingan untuk 1 (satu) unit jamban maksimal digunakan
untuk 20 orang pengungsi.

Anda mungkin juga menyukai