Lapkas Hipotiroid PDF
Lapkas Hipotiroid PDF
Penyusun:
Vaniseery A/P Subramaniam 110100393
Thinaggaran A/L K.Karthirasu 110100370
Parveen Nair Kunhikanan 120100510
Pembimbing:
dr. Lenni Evalina Sihotang, Sp.PD
Nilai :
COW COW
PEMBIMBING:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tinjauan pustaka
yang berjudul “Hipotiroid”. Selama penyusunan tinjauan pustaka ini, penulis
iii
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada dr.
Lenni Evalina Sihotang, SpPD sebagai pembimbing dan seluruh Konsulen di
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, yang telah memberi saran dan
masukan yang membangun dalam penyusunan tinjauan pustaka ini.
Penulis sangat menyadari tinjauan pustaka ini pasti tidak luput dari
kekurangan, baik isi materi, pengetikan, penggunaan bahasa, maupun tata letak.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan menerima masukan berupa kritik dan
saran yang membangun agar kelak kesalahan tersebut dapat diperbaiki dalam
tulisan selanjutnya. Semoga tinjauan pustaka ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
Spektrum gambaran klinis hipotiroidisme sangat lebar, mulai dari keluhan cepat
lelah atau mudah lupa sampai gangguan kesadaran berat (koma miksedema).
Gejala-gejala klinis hipotiroidisme sering tidak khas, juga dapat ditemukan pada
orang normal atau penyakit-penyakit lain, maka untuk menegakkan diagnosisnya
perlu diperiksa fungsi tiroid. Pemeriksaan faal tiroid yang sudah tervalidasi adalah
kadar TSH dan FT4 (Free Thyroxine).4,5
perhatian yang baik terhadap gejala dapat membantu untuk mendiagnosis kondisi
awal dan mengobatinya dengan tepat.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memahami tinjauan
ilmu teoritis “Hipotiroid”, serta memahami penatalaksanaan yang tepat, cepat dan
akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik.
1.3. MANFAAT
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk
lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang “Hipotiroid” dan sebagai
bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai “Hipotiroid”.
2.1. DEFINISI
2.2. ETIOLOGI
Hipotiroidisme terbagi dalam primer, yang disebabkan oleh kegagalan fungsi tiroid
dan sekunder karena kegagalan sekresi thyroid-stimulating hormone (TSH) dari
kelenjar pituitari atau thyrotrophin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus.2
i. Primer2
(a) Pituitari
• Adenoma pituitari
• Riwayat operasi atau radioterapi pituitari
• Riwayat trauma kepala
• Riwayat apopleksi pituitary
(b) Hipotalamus
2.3. EPIDEMIOLOGI
Hipotiroid merupakan kelainan endokrin kedua yang paling banyak dijumpai di
Amerika Serikat setelah diabetes mellitus (Hueston)5. Hipotiroid lebih banyak
4
terjadi pada wanita pada wanita dibandingkan pria dan insidensinya meningkat
dengan pertambahan umur. Hipotiroid primer lebih sering dijumpai dibanding
hipotiroid sekunder dengan perbandingan 1000:1.7
Umur
• Jenis kelamin
Perempuan lebih beresiko terjadi gangguan tiroid.
• Genetik
Di antara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid,
genetik dianggap merupakan faktor pencetus utama.
• Lingkungan
Kadar iodium dalam air kurang.
• Obat-obatan
Terapi obat seperti amiodarone dan lithium karbonat.
2.5. KLASIFIKASI
Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasarkan :
5
i) Primer7
Kongenital
Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi
asupan yodium endemis. Pada daerah dengan asupan yodium yang
mencukupi, hipotiroid kongenital terjadi pada 1 dari 4000
kelahiran hidup, dan lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan
(Roberts). Pada anak-anak ini, hipotiroid kongenital disebabkan
oleh agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis
hormon tiroid.
Didapat
Hipotiroid didapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang
paling sering dijumpai adalah tiroiditis autoimun yang sering
disebut tiroiditis Hashimoto. Operasi atau radiasi dan beberapa
bahan kimia atau obat juga dapat menyebabkan hipotiroid dengan
cara mempengaruhi produksi hormon tiroid atau mempengaruhi
autoimunitas kelenjar tiroid.
ii) Sekunder7
Pituitari
(a) Adenoma pituitari
(b) Riwayat operasi atau radioterapi pituitari
(c) Riwayat trauma kepala
(d) Riwayat apopleksi pituitary
Hipotalamus
(a) Tumor hipotalamik atau suprasella
(b) Riwayat operasi atau radioterapi hipotalamik
2.6. PATOFISIOLOGI
Gejala yang sering dikeluhkan pada usia dewasa adalah cepat lelah, tidak
tahan dingin, berat badan naik, konstipasi, gangguan siklus haid dan kejang otot.
2.8. DIAGNOSIS
Kelenjar tiroid akan menghasilkan dua macam hormon tiroid yaitu triiodotironin
(T3) dan tetraiodotionin (T4). T3 merupakan bentuk biologi aktif dari hormon tiroid
(memiliki lima kali lebih aktif bentuk biologinya dari T4), yang dihasilkan secara
langsung dari metabolisme tiroksin yang didapat dari konversi T4 di perifer. Hanya
35-40% dari T4 ini yang akan dikonversi menjadi T3 diperifer, 50% dari T4 ini
akan dikonversi menjadi bentuk rT3.10 Pada keadaan penyakit sistemik, stres
fisiologik dan pemakaian obat-obatan dapat menghambat konversi T4 menjadi T3
diperifer sehingga kadar T4 dan T3 serum akan menurun. Hal ini dapat
menimbulkan keadaan hipotiroidisme, dan keadaan seperti ini disebut dengan
“Euthyroid sick syndrome” (ESS).11
Pemeriksaan Penunjang
5. Histopatologi.
• Depresi
• Demensia Alzheimer
Pada pasien yang lebih tua, 2 kondisi mungkin tidak dapat dibedakan.
Disfungsi kognitif pada hipotiroidisme merespons terapi penggantian tiroid.
Pasien dengan demensia Alzheimer memiliki TSH normal. CT kepala
mungkin menunjukkan tanda atrofi.
• Anemia
Pasien hipotiroid dan anemia sering mengalami kelelahan dan dispnea saat
beraktivitas. Hipotiroidisme dikaitkan dengan anemia pernisiosa. TSH
meningkat pada hipotiroidisme dan anemia biasanya normositik. Dalam
bentuk anemia lainnya, TSH tidak meningkat dan indeks sel darah merah
bervariasi (misalnya, makrositosis pada anemia pernisiosa, mikrositosis
pada anemia defisiensi besi).
2.10. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan :
1. Meringankan keluhan dan gejala
2. Menormalkan metabolisme
3. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)
4. Membuat T₃ (dan T₄) normal
5. Menghindarkan komplikasi dan resiko
10
Jika hipotiroidisme yang berat sudah terjadi sewaktu hidup fetal, maka kita
akan mendapatkan penderita yang cebol dan mungkin imbesil. Pada waktu
lahir tidak ditemukan kelainan tetapi pada umur 2-3 bulan sudah bisa timbul
gejala lidah tebal dan jarak antara ke dua mata lebih besar dari biasanya.
Pada waktu ini kulit kasar dan warnanya agak kekuningan. Kepala anak
besar, mukanya bulat dan raut mukanya (ekspresi) seperti orang bodoh
sedangkan hidungnya besar dan pesek, bibirnya tebal, mulutnya selalu
terbuka dan juga lidah yang tebal dikeluarkan. Pertumbuhan tulang juga
terlambat. Sedangkan keadaan psikis berbeda-beda biasanya antara agak
cerdik dan sama sekali imbesil.
2.12. PROGNOSIS12
dengan koma myxedema memerlukan rawat inap dan pengobatan segera dengan
hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan.
Jika hipotiroidisme tidak didiagnosis dan diobati pada anak-anak, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pertumbuhan dan perkembangan otak dan tubuh.
Hipotiroidisme adalah penyebab keterbelakangan mental yang umum dan dapat
dicegah pada anak-anak. Pada hipotiroidisme didapat dengan pengobatan yang
baik, prognosisnya akan lebih baik.
ANAMNESA PRIBADI
Nama : EES
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Store Keeper
Suku : Batak
Agama : Kristen Prostestan
Alamat : Desa Pearaja Kec Sorkam
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Kaku kedua tangan dan kaki
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak kurang lebih 1 bulan ini dan
semakin memberat 30 menit sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh bibirnya juga kaku. Pada saat ini rasa kaku
sudah berkurang. Pasien juga mengeluh adanya rasa kebas-
kebas disertai dengan kejang pada kedua tangan dan kaki. Os
mengeluh sering cramp otot kaki pada pagi hari setelah
ANAMNESIS ORGAN
Jantung
Sesak Nafas : (-) Edema : (-)
Angina Pectoris : (-) Palpitasi : (-)
Lain-lain : (-)
Saluran Pernapasan
Batuk-batuk : (-) Asma, bronchitis : (-)
Dahak : (-) Lain-lain : (-)
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : biasa Penurunan BB : (-)
Keluhan Mengunyah : (-) Keluhan Defekasi : (-)
Keluhan Perut : (-) Lain-lain : (-)
Saluran Urogenital
Nyeri BAK : (-) BAK Tersendat : (-)
Batu : (-) Keadaan Urin : Keruh
Haid : (-) Lain-lain : (-)
Sendi dan Nyeri Pinggang : (-) Keterbatasan Gerak : (-)
Tulang
Keluhan Persendian : (-) Lain- lain : (-)
Endokrin
Haus/Polidipsi : (-) Gugup : (-)
Poliuri : (-) Perubahan suara : (-)
Polifagi : (-) Lain-lain : (-)
Saraf Pusat, Sakit Kepala : (-) Hoyong : (-)
Lain- lain : (-)
Darah dan Pembuluh Darah
Pucat : (-) Perdarahan : (-)
Petechie : (-) Purpura : (-)
Lain-lain : (-)
Sirkulasi Perifer
Claudicatio Intermitten : (-) Lain-lain : (-)
Temperatur : 36, 6 C
Anemia (-), Ikterus (-), Dispnoe (-) Sianosis
(-), Edema (-), Purpura (-)
Turgor Kulit : Baik
Keadaan Gizi : Normal
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 26,67 kg/m2 (Pre-Obese)
KEPALA
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterus (-/-),
pupil ukuran 3 mm isokor, refleks cahaya direk (+/+), indirek
(+/+),kesan : ikterus
Telinga : Sekret (-/-), penyempitan lubang telinga (-/-)
Hidung : deviasi septum (-/-), pernapasan cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir : Dalam batas normal
Lidah : Dalam batas normal
Gigi geligi : Dalam batas normal
Tonsil/Faring : Dalam batas normal
LEHER
Leher : simetris, struma tidak membesar, pembesaran kelenjar limfa (-)
Posisi trakea : medial, TVJ : R-2 cm H2O, Kaku kuduk (-), lain-lain (-)
THORAKS DEPAN
18
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan bernafas
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak dijumpai
Fremitus suara : Stem fremitus kanan=kiri
Iktus : Teraba
Perkusi
Paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Batas Paru Hati R/A : Relatif ICS 4, absolute ICS 5
Peranjakan : ± 1 cm
Jantung
Batas atas jantung : ICS III LMCS
Batas kiri jantung : ICS V, 1 cm ;lateral LMCS
Batas kanan jantung : ICS V Linea Parasternal Dextra
Auskultasi
Paru
Suara Pernafasan : Vesikuler pada kedua lapangan paru
Suara Tambahan : (-/-)
Jantung
M1>M2,P2>P1,T1>T2,A2>A1, desah sistolis (-), lain-lain (-)
Heart rate : 80 x/menit, reguler, intensitas: cukup
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan = Vesikuler
19
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Gerakan lambung/usus :-
Vena kolateral :-
Caput medusa :-
Lain-lain :-
Palpasi
Dinding abdomen :-
HATI
Permukaan : Tidak teraba
Konsistensi : Tidak teraba
Pinggir : Tidak teraba
Ukuran : Normal
Nyeri Tekan : (-)
LIMFA
Pembesaran : (-)
GINJAL
Ballotement :(-)
TUMOR :(-)
PERKUSI
Pekak Hati :-
Pekak Beralih :-
AUSKULTASI
Peristaltik usus : normoperistaltik
Lain-lain : (-)
PINGGANG
Nyeri ketuk Sudut KostoVertebra (-)
SUPRAPUBIK
Nyeri tekan suprapubik (-)
INGUINAL : Tidak dilakukan pemeriksaan
20
Ankylostoma:
Limfosit: 13,90 % Urobilinogen: + tdp
T. Trichiura:
tdp
Monosit: 7.40 %
Eosinofil: 7.30 % Sedimen Kremi: tdp
Basofil: 0,50 % Eritrosit: 6-8
Leukosit: 8-10
GINJAL Kristal: -
BUN: 3 mg/dL
Ureum: 6 mg/dL
Kreatinin: 0.65 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium: 137 mEq/L
Kalium: 4.3 mEq/L
Klorida: 100 mEq/L
RESUME
ANAMNESA Keluhan utama : Kaku kedua tangan dan kaki
Hal ini dialami kurang lebih 30 menit. Kaku
seluruh tubuh. Kebas –kebas pada ekstemitas atas
dan bawah. . Os juga mengeluh tidak tahan dingin.
cramp otot kaki pada pagi hari setelah bangun atau
saat cuaca dingin. Riwayat kejang (+) mual (+).
sering lemas dan mengantuk (+). Penurunan daya
mengingat (+). Penglihatan semakin kabur(+).
Kebiasaan makan tidak teratur dan penambahan
berat badan dijumpai. Berat badan meningkat
±10kg dalam 3 bulan ini. Riwayat tiroidektomi
dijumpai.
STATUS LOKALISATA
Kepala :
Mata: Sklera ikterik (-/-)
T/H/M : Dalam batas normal Leher
:
Leher simetris, Trakea medial,
pembesaran KGB (-), Struma (-) Thorax:
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara Pernafasan = Vesikuler
SuaraTambahan = (-/-) Abdomen:
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, H/L tidak teraba
Nyeri ketuk Sudut KostoVertebra (-)
Limpa : Pembesaran (-)
Ekstremitas atas : Dalam batas normal
Ekstremitas bawah : Edema (-/-)
Kemih :
Warna: Kuning keruh
Kejernihan: Jernih
24
Protein: +2
Reduksi: -
Bilirubin: -
Urobilinogen : +
Sedimen
Eritrosit : 6-8/lpb
Leukosit: 8-10/lpb
Silinder: - Epitel:
0-1/lpb
1. Darah Lengkap
2. RFT, TSH, FT4, T3, Elektrolit, Ca2+ BAB IV
FOLLOW UP HARIAN DI RUANGAN
Tanggal S O A P
25
Thorax Suara
pernapasan:vesikuler
suara tambahan: (-)
Abdomen
Simetris, soepel
H/L/R : ttb
Tanggal S O A P
26
Leher
TVJ R-2 cmH2O,
Trakea: medial,
pembesaran KGB (-/-)
Thorax Suara
pernapasan:vesikuler
suara tambahan: (-)
Abdomen
Simetris, soepel
H/L/R : ttb
Tanggal S O A P
06 Kaku Sens:CM • Hipotiroid • Tirah
Desembe di TD:110/70 mmHg primer baring
r 2017 - kedua HR:72 x/menit, • Hipokalsemia • Diet MB
&7 tanga regular, t/v cukup kronis
Desembe n RR:20 x/menit
r 2017 T:36.4 ºC
27
Thorax Suara
pernapasan:vesikuler
suara tambahan: (-)
Abdomen
Simetris, soepel
H/L/R : ttb
Ekstremitas edema (-
/-)
Kaku (+)
Hasil Lab :
Elektrolit
Kalsium : 5.30
Natrium : 137
Kalium :3.3
Phospor : 4.2
Klorida : 104
Magnesium : 1.49
Immunoserologi
Tiroid:
T3 Total :0.51
TSH : 23.34
S O A P
Tanggal
08 Kaku Sens:CM Hipotiroid Tirah
Desembe di TD:110/70 mmHg primer baring
28
Thorax Suara
pernapasan:vesikuler
suara tambahan: (-)
Abdomen
Simetris, soepel
H/L/R : ttb
Ekstremitas edema (-
/-)
Kaku (+)
Tanggal S O A P
12 Kaku Sens:CM • Hipotiroid • Tirah baring
Desember di TD:120/80 mmHg primer • Diet MB
2017-13 kedua HR:84 x/menit, regular, • Hipokalsemia • IVFD Nacl
Desember tangan t/v cukup RR:19 kronis 0,9 % 20
2017 (-) x/menit • Hipomagnesia gtt/i
T:36.8 ºC • Post • Euthyrox
tiroidektomi 1x1
Pemeriksaan fisik • Alprazolam
2x0.25
Kepala
29
Telinga/Hidung/Mulut
Dalam batas normal
Leher
TVJ R-2 cmH2O,
Trakea: medial,
pembesaran KGB (-/-)
Thorax Suara
pernapasan:vesikuler
suara tambahan: (-)
Abdomen
Simetris, soepel
H/L/R : ttb
Lingkungan
Kurang mengkonsumsi
makanan tinggi iodium
31
BAB VI KESIMPULAN
• Tirah baring
• Diet MB
• IVFD Nacl 0,9% 20gtt/i
• Euthyrox 1x1
• Alprazolam 0.25mg 2x1
• Nopres 20mg 1x1
• Substitusi Ca Glukonas 1fls dalam 200cc Nacl 0,9% 20gtt/i
DAFTAR PUSTAKA
15. Schiff RL, Welsh GA. Perioperative evaluation and management of the
patient with endocrine dysfunction. North America. Medical clinics of north
America. 2003; 87: 1-15
16. Sumual AR, Langi Y. Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto, editor.
Buku ajar tiroidologi klinik. Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang. 2007. 295-317
17. Guerrero EB, Kramer DC, Schwinn DA. Effect of chronic and acute thyroid
hormone reduction on perioperative outcome. New York. Anesth analg.
1997; 85: 30-36
18. T Venkatesan, N Thomas, M Ponnlah. D Khan, AG Chacko, V Rajshekhar.
Oral triiodotironin in the perioperative management of central
hypothyroidism. India. Singapore Med J. 2007; 48(6): 555-558
19. Edwards FH, Ferraris VA, Shahian DM, et al. Gender-spesific practice
guidelines for coronary artery bypass surgery: perioperative management.
Florida. Ann thorax surg. 2005; 79: 2189-2194
20. Clyde PW, Harari AE, Getka EJ, M Shakir KM. Combined levotiroksin plus
liothyronine compared with levotiroksin alone in primary hypothyrodism.
JAMA. 2003; 290: 2952- 2958
21. Guerrero B. Treatment of myxedema coma for emergency surgery. Anesth
analg. 1998; 86: 445