PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa
tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.
Puskesmas UPTD Pulokulon I dijadikan Puskesmas Perawatan atau Puskesmas
rawat inap karena :
1. Puskesmas Terletak kurang lebih 8 km dari rumah sakit.
2. Puskesmas mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor
3. Puskesmas dipimpin oleh dokter (memiliki 5 dokter) dan memiliki tenaga
keperawatan 3 PNS dan 7 Non PNS
4. Penduduk wilayah kerja Puskesmas UPTD Pulokulon I sekitar 66.396 jiwa
tahun 2015
Kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin lama semakin meningkat,
sehingga kesadaran masyarakat akan kesehatan juga meningkat. Ini dapat dibuktikan
dengan kunjungan pasien rawat inap Puskesmas UPTD Pulokulon I yang selalu
meningkat sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Tahun 2012 kunjungan baru
pasien rawat inap Puskesmas I UPTD Pulokulon Inaik 1,25 %, Tahun 2013 naik
sebesar 1,5 %, Tahun 2014naik sebeasar 2,2 %, tahun2015 naik sebesar 2,2 %.
B. Tujuan Pedoman
Pedoman rawat inap Puskesmas UPTD Pulokulon I bertujuan untuk menjadi acuan
dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat inap. Sehingga pada akhirnya
pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan..
D. Batasan Operasional
1. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnostis, pengobatan.
2. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
3. Pasien UGD adalah pasien yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
5. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
6. Rujukan adalah proses pemindahan pasien ke fasilitas yang lebih tinggi dikarenakan
ketidakmampuan puskesmas memberikan pelayanan lebih lanjut karena terbatasnya
sarana dan prasarana
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. PNS
- Leli Ngatikoh, AMK
- Sutrisno, AMK
- Afriyanti, AMK
2. Non PNS
- Ahmad Muawan , AMK
- Dili Yuda Panama, Skep.Ns
- TantiCahyatun, AMK
- Susilo Yulianto, AMK
- Kasiyati, AMK
- Clara Sinta Ratmadanti, AMK
- Abduh Hasan, AMK
R.LAUNDRI
R.SPOEL R. SADEWA
HOEK
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang Rawat Inap terdiri dari : ruang perawat dan ruang pasien yang terdiri
dari 16 bed yang diletakkan ke dalam 4 ruangan. Tempat tidur yang ada terdiri dari : 4
( empat) bed untuk pasien anak dan 12 bed untuk pasien dewasa. Disamping itu pada
ruangan pasien sudah dilengkapi dengan meja pada setiap bednya. Almari, meja, rak
serta wastafel melengkapi ruang rawat inap. Di rawat inap juga dilengkapi dengan
peralatan yang menunjang pelayanan kepada pasien.
2. Peralatan
Set Rawat Inap
1. Baki instrumen tertutup
2. Bisturi
3. Barnkar
4. Gunting lengkung, ujung tajam
5. Gunting lengkung, ujung tumpul
6. Gunting mayo lurus/ lengkung
7. Gunting pembuka jahitan
8. Kaca pembesar
9. Kanula hidung
10. Kateter, selang penghisap lendir
11. Klem
12. Klem pemegang jarum jahit dengan kunci
13. Klem penjepit kain
14. Klep pengatur oksigen dengan humidifier
15. Korentang
16. Incubator bayi
17. Lampu periksa, senter
18. Manset anak dan dewasa
19. Meja instrument
20. Nebulizer
21. Pinset anatomis, bedah
22. Resuscitator anak dan dewasa
23. Selang oksigen
24. Scalpel
25. Spalk
26. Sphygmomanometer
27. Standar infus
28. Standar Waskom tunggal, ganda
29. Stetoskop infant, anak, dewasa
30. Suction pump
31. Sonde
32. Tabung oksigen dan regulator
33. Tabung/ sungkup untuk resusitasi
34. Thermometer
35. Tempat tidur rawat inap
36. Torniket
37. Tromol kassa/ kain steril
38. Waskom bengkok, cekung, cuci
39. Wing needle
Perlengkapan
1. Bantal
2. Dorongan untuk tabung oksigen
3. Duk biasa dan bolong
4. Handuk
5. Kain penutup meja
6. Kasur
7. Lap untuk mandi pasien
8. Pispot anak dan dewasa
9. Perlak
10. Sarung bantal
11. Selimut
12. Sikat tangan
13. Sprei
14. Tempat sampah tertutup dengan injakan
Meubelair
1. Kursi
2. Lemari kecil untuk perlengkapan pasien
3. Lemari peralatan
4. Penyekat ruangan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Rawat Inap
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Tatalaksana
Petugas menerima pasien dari UGD.
Petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien sesuai dengan pesanan
kamar,
Petugas memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah disediakan.
Petugas mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
Petugas memberi informasi hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan
Petugas memberi informasi kepada pasien agar melaporkan kepada
petugas jika ada hal-hal yang kurang berkenan,
Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam 06.00 WIB,
dan jam 17.00 WIB sekaligus menganamnesa keluhan yang di alami
pasien saat itu untuk dituliskan pada lembar perjalanan penyakit.
Dokter melakukan visite setiap hari pada jam 09.00 dan jam 17.00 WIB
atau jika suatu saat pasien benar-benar membutuhkan visite karena
kondisi penyakitnya.
Petugas Rawat inap melengkapi terapi yang diresepkan dokter saat
visite.
Jika ada terapi injeksi antibiotika petugas melakukan skin test terlebih
dahulu untuk menghindari anafilaktik syok
Petugas memberikan terapi injeksi antibiotika jam 07.00 WIB dan 19.00
atau jam 11.00 WIB dan 23.00 WIB jika terapi 2 kali pemberian dalam 24
jam, Jika pemberian 3 kali dalam 24 jam diberikan pada jam 07.00 WIB,
jam 15.00 WIB dan jam 23.00 WIB.
Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien dalam
rekam medis
Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang penting
dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien,
Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika didapatkan KTD,
KTC, KPC dan KNC pada pasien untuk segera di follow up.
BAB V
LOGISTIK
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien
dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di rawat
inap semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak
proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal
165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”.
Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai
kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui
upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin
kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja
maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di puskesmas.
Program keselamatan kerja di rawat inap merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat sekitar.
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat
dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan
lancar.
Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja)
dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.
Alat Keselamatan Kerja
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. APD (alat Pelindung Diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
b. Pakailah APD saat bekerja,
c. Orientasi pada petugas baru,
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
f. Buanglah sampah pada tempatnya,
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
h. Dilarang merokok.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai
mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada
pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat
tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian
mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan
kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada unit rawat Inap Puskesmas I UPTD Pulokulon I selalu dilakukan rapat intern
rawat inap setiap bulan untuk membahas pelayanan yang sudah dilakukan dalam
bulan tersebut. Jika ada permasalahan diselesaikan dalam rapat intern rawat inap
untuk segera diputuskan rencana tindak lanjutnya. Rencana tindak lanjut yang
dirumuskan dikonsultasikan pada penanaggungjawab rawat inap untuk disetujui oleh
kepala Puskesmas I UPTD Pulokulon I.
Pada unit rawat Inap menetapkan indikator mutu pemindahan pasien dari UGD
ke rawat inap selama 30 menit
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada koordinator rawat
inap untu segera di follow up bersama-sama dengan tim mutu dan keselamatan pasien
Puskesmas I UPTD Pulokulon I.
BAB IX
PENUTUP
Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap Puskesmas
I UPTD Pulokulon I adalah Kepala Puskesmas I UPTD Pulokulon I. Sedangkan
penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
di wilayah kabupaten Banyumas adalah dinas kesehatan kabupaten Banyumas.
Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Banyumas sesuai
dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.