Format Laporan
Laporan
Disusun Oleh
KELOMPOK …..
… /(kelas)
Laporan ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja Nyata
(PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS
RUAS JL. …………………………………………………… KOTA MALANG
Laporan ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja Nyata
(PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
3
RUAS JALAN PERKOTAAN ( URBAN ROAD )
A. HASIL PENGUKURAN
1. Nama Ruas Jalan : Jl. …………………………………………………
2. Tipe ruas jalan* : (a) Tak terbagi (b) Terbagi
3. Kondisi Lingkungan : (a) Permukiman (b) Komersiil/Pelayanan Umum
4. Titik A (awal studi) : STA 0 + 000
5. Titik F (akhir studi) : STA … + ………..
6. Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : ………………. Meter
Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. …………………………………………
(lengkapi dengan informasi infrastruktur di kanan-kiri ruas jalan yang
ditinjau)
7. Lebar ruas jalan (yang ditinjau)
STA … + ………. : Lebar perkerasan …… meter, lebar bahu/trotoar kiri ……
meter, lebar bahu/trotoar kanan …… meter, Lebar jalur lalulintas …… meter,
lebar lahan parkir (sisi kiri) …… meter – sisi kanan …… meter, lebar median ……
meter (Gambar 2 Penampang Melintang Jl. …………………………….. STA ... + ....,
skala 1 : 100).
STA … + ………. : Lebar perkerasan …… meter, lebar bahu/trotoar kiri ……
meter, lebar bahu/trotoar kanan …… meter, Lebar jalur lalulintas …… meter,
lebar lahan parkir (sisi kiri) …… meter – sisi kanan …… meter, lebar median ……
meter (Gambar 3 Penampang Melintang Jl. …………….…………….. STA ... + .......,
skala 1 : 100).
STA … + ………. : Lebar perkerasan …… meter, lebar bahu/trotoar kiri ……
meter, lebar bahu/trotoar kanan …… meter, Lebar jalur lalulintas …… meter,
lebar lahan parkir (sisi kiri) …… meter – sisi kanan …… meter, lebar median ……
meter (Gambar 4 Penampang Melintang Jl. …………………………….. STA ... + ....,
skala 1 : 100).
8. Arus lalulintas* : Dua arah / Satu arah
9. Volume arus lalu lintas
Lokasi pengukuran volume arus lalu lintas di titik E pada STA … + ………
Volume arus lalu lintas yang diukur dibedakan menurut jenis kendaraan, yaitu
kendaraan ringan (LV – Light Vehicle), kendaraan berat (HV – Heavy Vehicle)
4
dan sepeda motor (MC – Motor cycle). Pengukuran volume arus lalu lintas
dilakukan dengan periode 15 menitan pada hari …………… tanggal ……………
jam ……….. Hasil pengukuran volume arus lalu lintas disajikan pada tabel 1.
5
11. Pergerakan kendaraan
Kecepatan sesaat (spot speed)
Jarak yang ditinjau = …………. Meter (STA … + ……… s.d. STA … + ………)
(25 – 75 meter)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
Kecepatan berjalan (running speed)
Jarak yang ditinjau = …………. Meter (STA … + ……… s.d. STA … + ………)
(200 – 500 meter)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3
Kecepatan tempuh (journey speed)
Jarak yang ditinjau = …………. Meter (STA … + ……… s.d. STA … + ………)
(> 500 meter)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
B. ANALISA
6
1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak
Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak, terlebih
dahulu sistem satuan volume arus lalu lintas diseragamkan/dikonversikan.
Satuan volume arus lalu lintas kendaraan persatuan waktu dikonversi menjadi
satuan mobil penumpang (smp) persatuan waktu. Konversi dilakukan dengan
cara mengalikan volume arus lalu lintas (kendaraan persatuan waktu) – tabel
1 dengan nilai ekivalen mobil penumpang (emp) - tabel 4.
Tipe ruas Jl. .................................................................... adalah dua-lajur tak-terbagi
(2/2 UD), dengan Lebar jalur Lalu lintas ....................., serta volume arus lalu
lintas kedua arah .................. kendaraan/jam (tabel 1), maka emp untuk
kendaraan berat (HV) adalah ....... sedangkan emp untuk sepeda motor (MC)
adalah .................
0 1,3 0,40
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) **)
≥ 3700 1,2 0,25
Hasil konversi sistem satuan volume arus lalu lintas menjadi smp persatuan
waktu dikemukakan pada tabel 5.
7
Kend. Jumlah Kend. Jumlah Total
Kend. Kend. Sepeda Kend. Kend. Sepeda
tak ber (smp/ 15 Ringan tak ber (smp/ 15 (smp/ (smp/ jam)
ringan berat motor Berat motor
motor menit) motor menit) 15menit)
05.45 – 06.00
06.00 – 06.15
06.15 – 06.30
06.30 – 06.45
06.45 – 07.00
07.00 – 07.15
07.15 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 08.00
08.00 – 08.15
08.15 – 08.30
08.30 – 08.45
8
Pejalan kaki PED 0,5
Kendaraan
PSV 1,0
parkir/berhenti
Kend keluar / masuk EEV 0,7
Kendaraan lambat SMV 0,4
Total
9
Waktu Pergerakan Kecepatan Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik) (Km/jam) (detik) (Km/jam)
1 1
2 2
05.45 – 06.00 3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
06.00 – 06.15 8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
06.15 – 06.30 13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
06.30 – 06.45 18 18
19 19
20 20
06.45 – 07.00
07.00 – 07.15
07.15 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 08.00
08.00 – 08.15
08.15 – 08.30
08.30 – 08.45
Kecepatan rata-rata Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata (kedua arah) ..................... Km/jam
Dengan demikian diketahui, kecepatan sesaat ( spot speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: ……. Km/jam, sedangkan arah F - A: ……. Km/jam. Adapun
kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
……. Km/jam.
10
(setiap) kendaraan (kecepatan berjalan - running speed) dihitung dengan
membagi panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan
dalam satuan Km/jam, disajikan pada tabel 10 kolom 4 dan kolom 8.
Tabel 10 Kecepatan Berjalan Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl………....................
Arah A – F Arah F – A
Jam Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik) (Km/jam) (detik) (Km/jam)
1 1
2 2
05.45 – 06.00 3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
06.00 – 06.15 8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
06.15 – 06.30 13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
06.30 – 06.45 18 18
19 19
20 20
06.45 – 07.00
07.00 – 07.15
07.15 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 08.00
08.00 – 08.15
08.15 – 08.30
08.30 – 08.45
Kecepatan rata-rata Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata (kedua arah) ..................... Km/jam
11
c. Kecepatan tempuh (journey speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) ..........................., maka kecepatan pergerakan
(setiap) kendaraan (kecepatan tempuh - journey speed) dihitung dengan
membagi panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan
dalam satuan Km/jam, disajikan pada tabel 11 kolom 4 dan kolom 8.
Tabel 11 Kecepatan Tempuh Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl………........………..
Arah A – F Arah F – A
Jam Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik) (Km/jam) (detik) (Km/jam)
1 1
2 2
05.45 – 06.00 3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
06.00 – 06.15 8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
06.15 – 06.30 13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
06.30 – 06.45 18 18
19 19
20 20
06.45 – 07.00
07.00 – 07.15
07.15 – 07.30
07.30 – 07.45
07.45 – 08.00
08.00 – 08.15
08.15 – 08.30
08.30 – 08.45
Kecepatan rata-rata Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata (kedua arah) ..................... Km/jam
12
Dengan demikian diketahui, kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus
lalu lintas arah A - F: ……. Km/jam, sedangkan arah F - A: ……. Km/jam. Adapun
kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
……. Km/jam.
Tabel 13 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FVw).
Lebar jalur lalu lintas efektif
Tipe Jalan FVw (km/jam)
(Wc) - (meter)
Empat lajur terbagi atau Per lajur
Jalan satu arah 3,00 -4
13
3,25 -2
3,50 0
3,75 2
4,00 4
Per lajur
3,00 -4
3,25 -2
Empat lajur tak terbagi
3,50 0
3,75 2
4,00 4
Total
5 -9,5
6 -3
7 0
Dua-lajur tak-terbagi 8 3
9 4
10 6
11 7
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
14
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan
2014 (sumber: ............................) sebagai berikut:
Tabel 15 Jumlah Penduduk Kota Malang
Tabel 16 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)
Ukuran Kota (Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
b. Kapasitas Jalan
Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan,
C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs
15
Tipe ruas Jl. ................................................. adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD),
maka kapasitas dasar (Co) ruas jalan tersebut berdasar tabel 17 adalah
sebesar ..................... smp/jam (kedua arah)
Tabel 17 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan
Tipe Jalan Kapasitas Dasar Catatan
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah 1650 Per lajur
Empat Lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi 2900 Total dua arah
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
16
Tipe ruas Jl .................................................... adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD).
Berdasar tabel 5, volume arus lalulintas arah A – F ................. sedangkan arah F
– A ........................, maka perbandingan volume arus lalulintas kedua arah,
diestimasi sebagai berikut:
(uraian perhitungan perbandingan volume arus lalu lintas)
Berdasar perbandingan volume arus lalu lintas (hasil estimasi di atas) dan
tabel 19, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp)
adalah …………
17
L 0,96 0,98 0,99 1,00
atau
M 0,91) 0,93 0,96 0,99
Jalan satu
H 0,82 0,86 0,90 0,95
arah
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan
2014 (tabel 15), beserta tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata ….
%/tahun, dimana telah diprakirakan jumlah penduduk Kota Malang pada
tahun 2017 adalah ………. Jiwa. Mengacu tabel 21, maka faktor penyesuaian
kapasitas untuk ukuran kota (FCcs) adalah .....................
c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C.
Dimana arus lalu lintas (Q) = ……. smp/jam, sedangkan kapasitas didapat (C)
= ……. smp/jam. Maka nilai DS = …….
18
arah, maka kecepatan rata-rata kendaraan ................................ adalah ……..
km/jam.
Gambar 6 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Jalan Banyak Lajur Dan Satu Arah
19
Telah diketahui: kecepatan rata-rata kendaraan ..................... sesungguhnya (V)
= ……. km/jam, panjang ruas jalan (L) = ………….. m, maka waktu tempuh
kendaraan ringan (TT) = ………. detik.
C. PEMBAHASAN
…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..
…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..…………..
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum RI.
Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan Ir.
Suprapto TM, Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
20