PPPK / P3K
P3K adalah pemberian pertolongan, perawatan, atau pengobatan sementara dengan tujuan
sebagi berikut :
Mencegah bahaya maut
Mecegah bahya cacat
Meringankan rasa sakit
mencegah bahaya infeksi
GANGGUAN UMUM
Gangguan umum terjadi apabila terjadi ada gangguan pernafasan , gangguan dalam peredaran
darah, adanya kesadaran yang menurun.
Macam – macam gangguan umum yang dapat membawa bahaya maut adalah :
1. Lena ( Syncope / Collaps )
Lena disebabkan karena pendarahan ke otak berkurang Misalnya karena :
- Emosi yang hebat - Rasa nyeri yang hebat
- Berada dalam ruangan penuh tanpa udara yang segar
- Keadaan lemah setelah menderita sakit
- Terlalu banyak mengeluakan tenaga, keringat dan letih terutama bila perut kosong
Pertolongannya :
I. Tidurkan terlentang dengan kepala agak direndahkan
II. Longgarkan pakaian
III. Beri selimut biar badan hangat kembali
IV. Usahan penderita mendapatkan udara segar
V. Apabila sudah mendingan atau lebih sadar dapat diberi minuman hangat.
2. Shock ( gugat )
Shock adalah suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar di dalam
pembuluh – pembuluh darah sangat berkurang. Kurangnya darah yang beredar misalnya :
- Terjadi pendarahan keluar atau kedalam
- Luka baker yang cukup luas
Pertolongannya :
I. Sama dengan penderita Lena
II. Tenagkan penderita
III. Lekas hubungi dokter atau bawa kerumah sakit.
3. Pingsan
Pingsan adalah kelajutan dari Shock apabila tidak terjadi pertolongan atau penanganan
Pingsan disebabkan oleh :
Kekurangan zat asam dalam darah misalnya karena tenggelam atau kelelap dalam air
Kerusakan dalam otak Misalnya ; Kena pukulan pada kepala, gegar otak, perdarahan otak
Keracunan
Terlalu kepanasan atau kedinginan
Kehilangan banyak darah
Terkena aliran listrik
Punya penyakit : Ginjal, Ayan, Kencing manis
Gejalanya :
- Penderita tidak manyut bila dipanggil/ ditanyatidak mengadakan reaksi terhadap rangsangan
- Bila dibaring penderita tidak bergerak
- Pernafasan ada dan denyut nadi dapat diraba.
Pertolongannya :
I. Baringkan penderita ketempay yang teduh dan udara yang segar
II. Apabila mukanya merah Kepalanya ditinggikan, apabila mukanya pucat biarkan ia
berbaring tanpa bantal
III. Pakaiannya agak dilonggarkan
IV. Penderita disadarkan terlebih dahulu
V. Penderita diselimuti agar tidak kedinginan
VI. Jangan diberi makanan atau minuman terlebih dahulu
VII. Dampingi panderita agar lebih tenang
VIII. Bawa ke dokter atau rumah sakit
4. Mati Suri
Mati suri adalah suatu keadaan pingsan dimana pernafasan dan peredaran darah sudah
menjadi tidak mencukupi lagi. Jadi keadaan gawat antara pingsan atau mati. Pernafasan tidak
nampak denyut nadi tidak teraba, biji mata melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran,
mukanya pucat agak kebiru biruan.
Pertolongannya :
I. Setelah dibaringkan terlentang, Longgarkan segala pakaian yang dapat menghambat jalan
pernafasan.
II. Hilangkan barang yang sekiranya dapat menyumbat jalan pernafasan
III. Mulai segera memberi pernafasan buatan
IV. Mintakan seseorang untuk menghubungi dokter terdekat.
GANGGUAN KHUSUS
Gangguan khusus disebabkan atau terjadi karena kecelakaan. Macam – macam ganguan
khusus adalah :
Terjerat
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu :
Bebaskan jalan pernafasan yang tertekan dengan memotong tali penjerat leher
Kalau nafas tidak lancar mulai melakukan pernafasan buatan
Cek peredaran darah
Pedoman Penolong:
Pada waktu terjadi kecelakaan, agar kita dapat merencanakan pertolongan yang akan
diberikan dengan baik :
Ø Besikap tenang
Ø Perhatikan tempat sekitar terjadinya kecelakaan, antara lain :
Ø Memperhatikan keadaaan penderita
Ø Merencanakan dalam hati cara – cara pertolongan berdasarkan pokok:
KARTU LUKA
Nama : ………………………………………………………….
Umur : …………………………………………………………..
Jenis kelamin : …………………………………………………………..
Alamat : …………………………………………………………..
Tempat kejadian : …………………………………………………………..
Waktu, Tanggal : …………………………………………………………..
Jam : …………………………………………………………..
Keterangan Luka :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……...
Pertolongan / Pengobatan :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
Dikirim Ke :
……………………………………………………………………………………..
Alat yang dibawa : Penolong
……………………………… Nama : …………………………………….
……………………………… Jabatan : ……………………………………
Motifasi
Hendaknya tiap memberikan pertolongan didorong oleh keinginan yang luhur , artinya tidak
mengahrap imbalan
Untuk memudahkan menolong, dikembangkan akronim PATUT yang sekaligus sikap dan
tindakan yang patut dikerjakan pada setiap kecelakaan, Sbb :
P = Penolongan mengamankan diringnya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa ditempat itu ada kecelakaan .
U = Usahan segera menghubungi Ambulance, dokter, Rumah sakit atau yang berwajib (
misalkan Polisi, atau petugas keamanan setempat )
T = Tindakan pertolongan P3K terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
1. Menghadap dewan juri ( lari – lari kecil yang dilakukan sebelum memasuki Pos)
2. Meletakan peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera letakan
semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Peralatan
diletakkan dibelakang barisan 3 langkah belakang)
3. Luruskan barisan ( ketua memberi komando “ luruskan barisan” )
4. Berhitung ( ketua memberi komando “ berhitung mulai””)
5. Periksa kerapian ( sebelum melakukan periksa kerapian semua anggota bersikap istirahat
ditempat. Komado ini dilakukan oleh ketua, setelah itu memberi aba –aba “ periksa kerapian
laksanakan. Setelah selesai posisi semuanya kembali dalam posisi istirahat ditempat. Dan
ketua memberi aba –aba “ siap gerak )
6. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina
hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba –
aba tegak gerak )
7. Laporan ( Laporan inidilakukan ketua, dengan menghadap dewan juri, )
8. Ambil peralatan untuk diperiksa ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera
ambil peralatan untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang
siap laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada dibelakang barisan dan
memindahkannya kedepan barisan 3 langkah depan barisan )
9. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina
hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba –
aba tegak gerak )
10. Doa ( ketua memberi aba-aba kepada semua anggota” berdoa mulai, setelah itu
mengucapkan doa selesai “ )
11. Ambil Peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera ambil peralatan
untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap
laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada didepan barisan kemudian balik kanan
dan kembali kebarisannya seperti semula.)
12. Meninggalkan tempat / Pos
Mars PMI
PP adalah peberian pertolongan segera pada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang
memerlukan pertolongan medis dasar.Tujuan dari PP adalah :
Menyelamatkan jiwa penolong
Mencegah cacat
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Pelaku PP adalah:
Jujur dan bertanggung jawab
Berlaku profesional
Kematangan emosi ( tidak panik, sabar )
Kemampuan bersosialisasi
Kemampuannnya nyata terukur sesuai sertipikat PMI.
Kondisi fisik baik
Mempuntai rasa bangga.
Pembalut
Ø Pembalut gulung/ pita
Ø Pembalut segitiga / mitela
Ø Pembalut tubuler / tabung
Ø Pembalut rekat / Plester
Cairan antiseptik
Ø Alkohol 75%
Ø Povidone iodine 10 %
Peralatan stabilisasi
Ø Bidai
Ø Papan spinal panjang
Ø Papan spinal pendek
Gunting pembalut
Pinset
Senter
Kapas
Selimut
Kartu penderita
Alat tulis
Oksigen
Tensimeter dan stetoskop
Tandu
Arteriklem
Pagar tembok
Ø Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari pagar tembok
Ø Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan
benderanya setelah melewatinya
Ø Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang
hasil penjajakannya kepada ketua
Ø Pelaksaan pertama tandu diangkat tingggi oleh 4 orang penolong dengan posisi mendatar,
pegangan tandu depan diletakan pada pagar tembok ± 2 jengkal dari ujung pegangan
Ø Pembawa bendera meloncati tembok disusul dengan 2 penolong lainnya bagian depan
pengangkat tandu
Ø Setelah melewatinya. 2 penolong tersebut memegang kembali ujung tandu yang diletakkan
pada tembok, kedilakukan gerakan menarik dari depan dan mendorong dari belakang sampai
ujung tandu paling belakang ± 2 jengkal dari ujung pegangan diletakkan pada tembok
Ø Kemudian 2 penolong yang mengankat tandu bagian belakang segera meloncati pagar
tembok
Ø Setelah selesai kembali mengatur posisi seperti semula dalam pengangkatan tandu
Ø Sejenak melakukan pemeriksaan, kemudian melajuti perjalanan
Bahaya Udara
Ø Waktu mendengar tanda bahaya, segera mencari temapat yang sekiranya dianggap aman
Ø Tandu penderita segera diletakkan dan para penolong segara tiarap,dan mencari tempat
yang dianggap aman
Ø Bagi pembawa bendera, bendera di letakkan / ditutupi pada penderita.
Ø Setelah tanda bahaya usai, kembali keposisi semula dan tandu penderita diusung kembali
dan melanjuti perjalanan
Ambulance
Pembawa bendera menbuka pintu belakang Ambulance
Tandu penderita diturunkan dan diletakkan ± 2M agak menyamping sebelah kiri atau kanan
dari pintu ambulance
2 Orang penolong mengeluarkan tandu khusus dari ambulance, persisi didepan ambulance
Penderita diangkat oleg 3 orang penolong dan dipindahkan ke tandu khusus ambulance
Kemudian tandu khusus tersebut diangkat oleh 4 penolong untuk dimasukkan kedalam
ambulance
Selanjutnya tandu bawaan kosong dibawa dimasukkan kedalam ambulance bersama dengan 3
orang penolong lainnya, dan 3 orang penolong tersebut benrtindak untuk sebagai penjaga
penderita
2 orang lain dapat duduk didepan sebelah pengemudi
Pintu Ambulance ditutup dengan rapat
Rumah sakit
Cara menurunkan penderita dari ambulance
Pembawa bendera turun terlebih dahulu, membuka pintu belakang ambulan
2 orang lainya turun dari ambulan memegangi tandu dan mebuka kunci roda tandu
Satu orang mengeluarkan tandu kosongdan disiapkan disamping kanan/ kiri ambulance
Tandu khusus penderita ditarik keluardisambut oleh 2 orang penolong, kemudian diangkat
sama-sama oleh 4 penolongkemduian diletakkan sejajra dengan tandu kosong
Penderita diangkat oleg 3 penolong ketandu kosong
Dengan 4 orang pebolong tandu penderita dibawa masuk ruangan ruma sakit
Anatomi ( susunan tubuh ) adalah ilmu mempelajari susunan tubuhdan bentuk tubuh
Fisiologi ( faal tubuh ) mempelajari fungsi bagian dari alat atau jaringan tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka, secara garis besar tuguh
manusia dibagi menjadi:
Kepala
Leher
Batang tubuh ( dada, perut, punggung, dan panggul )
Anggota gerak atas
Anggota gerak bawah
Rongga tubuh terdiri dari ;
34. Rongga tengkorak
35. Rongga tulang belakang
36. Rongga dada
37. Rongga perut
38. Rongga panggul
Perut dibagi menjadi 4 bagian yaitu ;
Kwadran kanan atas ( ada organ hati, kandung empedu, pangkreas, dan usus )
Kwadran kiri atas ( lambung, limpa dan usus )
Kwadran kanan bawah ( usus, termasuk usu buntu )
Kwadran kiri bawah ( usu )
Sistem tubuh adalah susunan dari organ – organ yang mempunyai fungsi :
Sistem rangka ( susuna rangka )
Sistem otot ( susuna otot )
Sitem repirasi ( susunan pernafasan )
Sistem sirkulasi darh ( susunan peredaran darah )
Sistem saraf ( susuna saraf )
Sistem pencernaan ( susunan pencernaan )
Sistem endokrim ( susunan kelenjar buntu )
Sitem kemih ( susunan perkemihan )
Kulit
Sistem indra ( panca indra )
Sistem reproduksi ( susunan reproduksi )
Pemeriksaan fisik dan respon :
Ø Yang dilakukan pertama dalah memriksa respon, yang dikenal dengan 4 tingkatan
A = Awas , Penderita mengenali keberadaan lingkungannya
S = Suara , Penderita hanya menjawab atau mendengar suara
N = Nyeri , Penderita beriaksi pada rangsangan , misalnya dicubit.
T = Tidak ada respon , Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan, tidak membuka mata,
tidak ada reaksi sama sekali.
Ø Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik :
1. Pasien dengan respon baik
Perhatikan pada penderita menjawab pertanyaan penolong.
2. Pasien tidak ada respon
Perlu dilakukan tindakan untuk memastikan jalan nafas, bila penderita tidak menderita atau
cidera spiral gunakan teknik Angkat dagu – tehan dahi.. Sebalinya bila ada kecurigaan maka
digunakan teknik Perasat pendorng rahang bawah ( Kedua teknik ini temasuk BHD ( Bantuan
Hidup Dasar ) dan RJP ( Resusitasi Pijat Jantung ).
3. Menilai pernafasan
Setelah jalan nafas terbuka dengan baik maka penolong menentukan pernafasannya. Periksa
ada tidaknya nafas dengan cara, Lihat Dengar dan Rasakan, nilai dilakukan selama 3 – 5
detik.
4. Menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat.